ABORTUS INCOMPLETE
Disusun oleh :
Kelas : 2A – D4 Keperawatan
TAHUN 2017/2018
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
1. Kelainan ovum
Pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan.
Abortus spontan yang dikarenakan kelainan ovum berkurang kemungkinan jika
kehamilan lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadi abortus
makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum. Kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah ;
Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau, dan alkohol.
2. Gangguan sirkulasi plasenta dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefrisis,
hipertensi, toksemia gravidarum dan anomaly plasenta.
3. Faktor maternal ditandai adanya penyakit infeksi yang diderita ibu yang
menyebabkan demam tinggi seperti tipoid, pneumonia, typus, anemia berat,
keracunan, dan toksoplasmosis.
4. Kelainan genetalia pada ibu biasanya terjadi pada ibu yang menderita inkompetensi
serviks (untuk abortus pada trimester kedua), hipoplasia uteri, kelainan letak uterus
seperti retrofleksi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus.
5. Antagonis rhesus menyebabkan darah ibu yang melalui plasenta merusak darah
fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Rangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi misalnya terkejut,
ketakutan, obat-obatan dll.
D. PATOFISIOLOGI
- USG kehamilan untuk mendeteksi adanya retensi produk atau sisa kehamilan.
Pada USG didapatkan hasil endometrium yang tipis.
G. PENATALAKSANAAN
1. Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evaluasi dapat
dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2
mg intramuskuler atau misoprostol 400 mg per oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16
minggu evaluasi hasil konsepsi dengan :
a) Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia.
b) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mg per
oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu maka :
a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi
hasil konsepsi.
b) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mg).
H. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang namun juga dapat terjadi secara
mendadak sehingga menyebabkan syok.
2. Perforasi
Ditandai dengan gejala kuret terasa tembus, penderita kesakitan, dapat terjadi
perdarahan pada perut dan infeksi pada abdomen.
3. Infeksi
Dapat terjadi pada penanganan yang tidak legeartis dan bisa juga karena keguguran
yang tidak lengkap
4. Degenerasi ganas
Keguguran dapat menjadi kario karsinoma sekitar 15 % – 20 %. Untuk gejala yang
ditimbulkan seperti perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran / perlunakan
rahim, terdapat melastase ke vagina / lainnya.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Keluar pendarahan dari alat kemaluan, kadang-
kadang keluar flek-flek darah atau perdarahan terus-menerus. Nyeri tumpul atau
tajam, mulas serta pusing.
2) Riwayat penyakit sekarang : Identifikasi lama kehamilan, kapan terjadinya
perdarahan, berapa lama, banyaknya, aktivitas yang mempengaruhi. Karakteristik
darah seperti merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan dan lendir. Sifat dan
lokasi ketidaknyamanan serta pencetus awal perdarahan.
3) Riwayat penyakit dahulu : Kaji ada tidaknya penyakit yang dapat
mempengaruhi proses kehamilan
4) Riwayat kehamilan : Kaji kehamilan yang ke berapa, riwayat
persalinan, riwayat abortus.
3. Pemeriksaan fisik
1. TTV : terjadi peningkatan
2. Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi otot.
4. Pemeriksaan laboratorium
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
Keluarga berencana ; kaji mengenai pengetahuan klien tenteng KB, apakah klien
menggunakan kontrasepsi dan menggunakan jenis KB apa.
B. DIAGNOSA
a. Defisit volume cairan b.d perdarahan
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
c. Nyeri akut b.d kontraksi uterus
d. Resiko infeksi b.d perdarahan, kondisi vulva lembab
e. Cemas b.d kurang terpapar informasi
C. INTERVENSI
e. Kolaborasi e. Analgetik
pemberian analgetik mengurangi
nyeri dan
membantu pasien
merasa rileks