Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS INCOMPLETE

Disusun oleh :

Nama : Aulia Isnaeni

NIM : P27220016 109

Kelas : 2A – D4 Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2017/2018
A. PENGERTIAN

Abortus incomplete adalah abortus pengeluaran hasil konsepsi yang tidak


lengkap / ekspulsi parsial dari hasil konsepsi. Fetus biasanya sudah keluar namun terjadi
retensi plasenta, sebagian atau seluruhnya didalam uterus. Pada abortus incomplete,
perdarahan umumnya masih berlangsung (Nugroho, 2012).
Abortus incomplete adalah terjadinya keguguran tetapi tidak seluruh janin ikut
luruh. Masih ada sisa-sisa jaringan kehamilan yang tertinggal didalam uterus. Abortus
ini biasanya terjadi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu (Pudiastusi, 2010).
Abortus atau keguguran dikatakan incomplete jika perdarahannya sudah mulai
dan serviksnya sudah terbuka, namun sisa jaringan kehamilannya masih ada yang
tertinggal didalam uterus. Artinya tidak seluruh janin ikut luruh karena tubuh kesulitan
mengeluarkan seluruh jaringan janin.

B. ETIOLOGI

1. Kelainan ovum
Pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan.
Abortus spontan yang dikarenakan kelainan ovum berkurang kemungkinan jika
kehamilan lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadi abortus
makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum. Kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah ;
 Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
 Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
 Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau, dan alkohol.
2. Gangguan sirkulasi plasenta dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefrisis,
hipertensi, toksemia gravidarum dan anomaly plasenta.
3. Faktor maternal ditandai adanya penyakit infeksi yang diderita ibu yang
menyebabkan demam tinggi seperti tipoid, pneumonia, typus, anemia berat,
keracunan, dan toksoplasmosis.
4. Kelainan genetalia pada ibu biasanya terjadi pada ibu yang menderita inkompetensi
serviks (untuk abortus pada trimester kedua), hipoplasia uteri, kelainan letak uterus
seperti retrofleksi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus.
5. Antagonis rhesus menyebabkan darah ibu yang melalui plasenta merusak darah
fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Rangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi misalnya terkejut,
ketakutan, obat-obatan dll.

C. TANDA DAN GEJALA

1. Amenorea (sakit perut dan mulas-mulas)


2. Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stalsel (darah beku)
3. Sudah ada keluar fetus atau jaringan
4. Pada abortus yang sudah lama terjadi / pada abortus provokatus yang dilakukan
5. Apabila setelah abortus perdarahan makin banyak dan disertai rasa mules yang
semakin kuat dan semakin dirasakan sakit disertai dilatasi serviks. Hasil konsepsi
sebagian masih berada didalam kavum uteri. Dengan semakin kuatnya kontraksi
uterus serviks terbuka dan semakin banyak perdarahan dan pada suatu ketika hasil
konsepsi terdorong dari kavum uteri.

D. PATOFISIOLOGI

Pada permulaan, terjadinya perdarahan pada desidua basalis, diikuti oleh


nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas.
Karena dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada
kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili
korealis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14
minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan
tertinggal , karena itu akan banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam
bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya
(blightes ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus,
maserasi atau fetus papiraseus.
Apabila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat,
maka akan terjadi proses modifikasi janin mengering karena cairan amnion menjadi
sedikit, bentuknya juga akan berubah menjadi gepeng (fetus kompresus). Dalam tingkat
lebih lanjut akan menjadi tipis seperti kertas pigmen perkamen. Kemungkinan lain pada
janin mati yang tidak lekas dikeluarkan akan terjadi maserasi, perut membesar karena
terasa cairan dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
E. PATHWAY

Sumber : Taufan Nugroho. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.


F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- USG kehamilan untuk mendeteksi adanya retensi produk atau sisa kehamilan.
Pada USG didapatkan hasil endometrium yang tipis.

G. PENATALAKSANAAN

1. Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evaluasi dapat
dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2
mg intramuskuler atau misoprostol 400 mg per oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16
minggu evaluasi hasil konsepsi dengan :
a) Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia.
b) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mg per
oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu maka :
a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi
hasil konsepsi.
b) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mg).

H. KOMPLIKASI

1. Perdarahan
Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang namun juga dapat terjadi secara
mendadak sehingga menyebabkan syok.
2. Perforasi
Ditandai dengan gejala kuret terasa tembus, penderita kesakitan, dapat terjadi
perdarahan pada perut dan infeksi pada abdomen.
3. Infeksi
Dapat terjadi pada penanganan yang tidak legeartis dan bisa juga karena keguguran
yang tidak lengkap
4. Degenerasi ganas
Keguguran dapat menjadi kario karsinoma sekitar 15 % – 20 %. Untuk gejala yang
ditimbulkan seperti perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran / perlunakan
rahim, terdapat melastase ke vagina / lainnya.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Keluar pendarahan dari alat kemaluan, kadang-
kadang keluar flek-flek darah atau perdarahan terus-menerus. Nyeri tumpul atau
tajam, mulas serta pusing.
2) Riwayat penyakit sekarang : Identifikasi lama kehamilan, kapan terjadinya
perdarahan, berapa lama, banyaknya, aktivitas yang mempengaruhi. Karakteristik
darah seperti merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan dan lendir. Sifat dan
lokasi ketidaknyamanan serta pencetus awal perdarahan.
3) Riwayat penyakit dahulu : Kaji ada tidaknya penyakit yang dapat
mempengaruhi proses kehamilan
4) Riwayat kehamilan : Kaji kehamilan yang ke berapa, riwayat
persalinan, riwayat abortus.
3. Pemeriksaan fisik
1. TTV : terjadi peningkatan
2. Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi otot.
4. Pemeriksaan laboratorium
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
Keluarga berencana ; kaji mengenai pengetahuan klien tenteng KB, apakah klien
menggunakan kontrasepsi dan menggunakan jenis KB apa.

B. DIAGNOSA
a. Defisit volume cairan b.d perdarahan
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
c. Nyeri akut b.d kontraksi uterus
d. Resiko infeksi b.d perdarahan, kondisi vulva lembab
e. Cemas b.d kurang terpapar informasi

C. INTERVENSI

Tujuan dan Rasional


No. Diagnosa Intervensi
Kriteria Hasil
1. Defisit Tujuan : setelah a. Kaji kondisi status a. Pengeluaran
volume dilakukan asuhan hemodinamika cairan pervaginal
cairan b.d keperawatan 3 x 24 sebagai akibat
perdarahan jam tidak terjadi abortus memiliki
defisit volume berbagai
cairan, seimbang
antara intake dan karakteristik
output baik jumlah bervariasi.
maupun kualitas.
Kriteria hasil b. Ukur pengeluaran b. Jumlah cairan
- Turgor kulit harian ditentukan dari
elastis dan jumlah
lembab kebutuhan harian
- Mukosa mulut ditambah dengan
lembab jumlah cairan
- Nadi 60-100 yang hilang
x/menit pervaginal.
- RR 16-20 x/menit
c. Berikan sejumlah c. Transfusi
cairan pengganti mungkin
diperlukan pada
kondiri
perdarahan
masif.

d. Evaluasi status d. Penilaian dapat


hemodinamika dilakukan secara
harian melalui
pemeriksaan
fisik

2. Intoleransi Tujuan : setelah a. Kaji tingkat a. Mungkin klien


aktivitas b.d dilakukan tindakan kemampuan klien tidak mengalami
kelemahan, asuhan untuk beraktivitas. perubahan berarti
penurunan keperawatan tetapi perdarahan
sirkulasi selama 3 x 24 jam masif perlu
klien dapat diwaspadai untuk
melakukan mencegah
aktivitas tanpa kondisi klien
adanya komplikasi. lebih buruk

b. Kaji pengaruh b. Aktivitas


aktivitas anda merangsang
terhadap kondisi peningkatan
uterus vaskularisasi dan
pulpasi organ
reproduksi
c. Bantu klien untuk c. Mengistirahatkan
memenuhi kebutuhan klien secara
aktivitas sehari-hari optimal

d. Bantu klien untuk d. Mengoptimalkan


melakukan tindakan kondisi klien,
sesuai dengan pada abortus
kemampuan klien immiens istirahat
mutlak sangat
diperlukan

e. Evaluasi e. Menilai kondisi


perkembangan umum klien
kemampuasn klien
melakukan aktivitas

3. Nyeri b.d Tujuan : setelah a. Kaji tingkat nyeri a. Tingkat nyeri


kontraksi dilakukan asuhan pasien pasien dapat
uterus keperawatan dikaji
selama 3 x 24 jam menggunakan
diharapkan nyeri skala nyeri
berkurang atau ataupun deskripsi
terkontrol
Kriteria hasil : b. Observasi TTV b. Tekanan darah
- Pasien terutama akan
melaporkan nyeri meningkat bila
berkurang pasien merasa
- Pasien tampak nyeri
rileks
- TTV normal c. Terangkan nyeri yang c. Meningkatkan
diderita klien dan koping klien
penyebabnya dalam
melakukan
guidance
mengatasi nyeri

d. Ajarkan metode d. Mengalihkan


distraksi perhatian pasien
terhadap nyeri

e. Kolaborasi e. Analgetik
pemberian analgetik mengurangi
nyeri dan
membantu pasien
merasa rileks

4. Resiko Tujuan : setelah a. Kaji kondisi keluaran a. Perubahan yang


infeksi b.d dilakukan asuhan /dischart yang keluar terjadi pada
perdarahan, keperawatan : jumlah, warna, dan dischart dikaji
kondisi vulva selama 3 x 24 jam bau pada saat dischart
lembab diharapkan tidak keluar. Adanya
terjadi infeksi warna yang lebih
selama perawatan gelap disertai bau
perdarahan. tidak enak
Kriteria hasil : mungkin
0
- Suhu 37-38 C merupakan tnada
- Tidak tampak infeksi
tanda-tanda
infeksi b. Terangkan pada klien b. Infeksi dapat
pentingnya timbul akibat
perawatan vulva kurangnya
selama masa kebersihan
perdarahan genetalia yang
lebih luar

c. Lakukan c. Berbagai kuman


pemeriksaan biarkan dapat
pada dischart teridentifikasi
melalui dischart

d. Lakukan perawatan d. Inkubasi kuman


vulva pada area genetal
yang relatif cepat
dapat
menyebabkan
infeksi

e. Terangkan pada klien e. Berbagai


cara mengidentifikasi manivestasi
tanda infeksi klinik dapat
menjadi tanda
non spesifik
infeksi, demam
dan peningkatan
rasa nyeri
merupakan
gejala infeksi

f. Anjurkan pada suami f. Pengertian pada


untuk tidak keluarga sangat
melakukan hubungan penting artinya
senggama selama untuk kebaikan
masa perdarahan ibu, senggama
dalam kondis
perdarahan dapat
memperburuk
kondisi sistem
reproduksi ibu
dan sekaligus
meningkatkan
resiko infeksi
pada pasangan.

5. Cemas b.d Tujuan : setelah a. Kaji tingkatan a. Ketidaktahuan


kurang dilakukan asuhan pengetahuan/presepsi menjadi dasar
terpapar keperawatan klien dan keluarga peningkatan rasa
informasi selama 3 x 24 jam terhadap penyakit cemas
diharapkan tidak
terjadi kecemasan b. Kaji derajat b. Kecemasan yang
pengetahuan klien kecemasan yang tinggi dapat
dan keluarga didalami klien menyebabkan
terhadap penyakit penurunan
meningkat penilaian objektif
klien tentang
penyakit

c. Bantu klien c. Pelibatan klien


mengidentifikasi secara aktif
penyebab kecemasan dalam
memberikan
tindakan
keperawatan
merupakan
support yang
mungkin berguna
bagi klien dan
meingkatkan
kesadaran diri
klien

d. Asistensi klien d. Peningkatan nilai


menentukan tujuan objektif terhadap
perawatan bersama masalah
kontribusi
menurunkan
kecemasan

e. Terangkan hal-hal e. Konseling bagi


seperti aborsi yang klien sangat
perlu diketahui oleh diperlukan untuk
klien dan keluarga meningkatkan
pengetahuan dan
membangun
support sistem
keluarga; untuk
mengurangi
kecemasan klien
dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medika.


Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirohajo. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Pudiastuti. 2010. Gangguan Kehamilan. Yogyakarta : Citra ilmu.

Anda mungkin juga menyukai