KEBUTUHAN CAIRAN
NIM : 18010089
2022
PERSETUJUAN
........................., ……………2022
Pembimbing ruangan, Pembimbing Akademik,
(…………………………………..) (……………………………………..)
NIP/NIK. NIK.
Kepala Ruangan,
(……………………………………………..)
NIP/NIK
1.1 PENGERTIAN CAIRAN TUBUH
memiliki proporsi besar dalam tubuh. Hampir 90% dari total berat badan
berbentuk cairan (Utami, 2017). Air di dalam tubuh tersimpan dalam dua
CIS merupakan cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan berfungsi
sekitar 70% dari total cairan tubuh dewasa, CIS menyusun sekitar 40%
berat tubuh.
CES merupakan cairan yang terdapat diluar sel dan menyusun 30%
dari total cairan tubuh atau sekitar 20% dari berat tubuh. CES terdiri atas
Hiperperistaltik
Risiko
Ketidakseimbangan
Cairan
1.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH
1. Usia
2. Temperatur lingkungan
3. Diet
intraselular.
4. Stress
5. Sakit
cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam). Menurut Kemenkes
RI (2014) diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi pada tinja, yang melembek atau mencair
penyakit yang berulang-ulang buang air besar yang sifatnya encer (cair). Bila
seseorang menderita penyakit ini maka akan sering buang air besar yang
1.5.1 Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
2% : ringan
5% : sedang
10% : berat
b. Keadaan umum
Tingkat kesadaran
c. Pengukuran intake cairan
Muntah
3. Pemeriksaan fisik
kelemahan
tingkat kesadaran
(Rinawati, 2018).
a. Diare
berbentuk
Subjektif Objektif
dalam 24 jam
Subjektif Objektif
Faktor risiko
5. Faktor ekonomi
6. Faktor psikologi
atau intraselular.
Faktor risiko
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. Aferesis
5. Asites
6. Obstruksi intestinal
7. Peradangan pancreas
meningkat
Penyebab :
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. malabsorpsi
Psikologis
1. Kecemasan
Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalagunaan laksatif
4. Penyalagunaan zat
5. Program pengobatan
2. Diverticulitis
3. Iritasi usus
4. Crohn’s disease
5. Ulkus peptikum
6. Gastritis
7. Spasme kolon
8. Colitis ulseratif
9. Hipertiroidisme
11. Malaria
12. Sigelosis
13. Kolera
14. Disentri
15. Hepatitis
Intervensi
Terapeutik
elektrolit
Edukasi
mengandung laktosa
Kolaborasi