Anda di halaman 1dari 8

7

A.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Anak dalam Kebutuhan Cairan dan

Elektrolit

1. Pengkajian

Untuk mengidentifikasi masalah gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit serta mengumpulkan data guna menyusun

suatu rencana keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian

keperawatan. Menurut Wartonah (2016), hal-hal yang perlu dikaji

adalah sebagai berikut:

1. Riwayat Keperawatan

a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral,

parenteral)

b. Tanda umum masalah elektrolit

c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan

d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis

cairan dan elektrolit

e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat

mengganggu status cairan

f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial

g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang

mengganggu pengobatan.
8

2. Pengukuran Klinik

a. Berat badan

Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukan adanya

masalah keseimbangan cairan. Masalah keseimbangan cairan

akibat kehilangan/bertambahnya berat badan dikategorikan ke

dalam tiga kelompok, yaitu:

1) ± 2% : ringan

2) ± 5% : sedang

3) ± 10% : berat

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang

sama.

b. Keadaan umum

Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi,

pernafasan dan suhu, pengukuran tingkat kesadaran.

c. Pengukuran pemasukan cairan

Pemasukan cairan yang perlu dihitung adalah cairan yang

diberikan melalui NGT dan oral, cairan parenteral termasuk

obat-obatan IV, makanan yang cenderung mengandung air


9

yang dikonsumsi oleh klien, dan cairan yang digunakan untuk

irigasi kateter atau NGT.

d. Pengukuran pengeluaran cairan

Pengeluaran yang perlu diukur meliputi volume dan

kejernihan/kepekatan urine, jumlah dan konsistensi feses,

muntah, tube drainase, dan IWL (Insensible Water Loss)

e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat, normalnya sekitar

± 200 cc.

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit

difokuskan pada :

a. Integumen

Pada pemeriksaan integumen yang peru diperhatikan adalah

keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani,

dan sensasi rasa.

b. Kardiovaskuler

Pada pemeriksaan kardiovaskuler yang perlu diperhatikan

adalah distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan

bunyi jantung.
10

c. Mata

Pada pemeriksaan mata perlu diperhatikan mata cekung atau

tidak, air mata kering atau tidak.

d. Neurologi

Pada pemeriksaan neurologi yang perlu diperhatikan adalah

refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.

e. Gastrointestinal

Pada pemeriksaan gastrointestinal yang perlu diperhatikan

adalah keadaan mukosa mulut dan lidah, muntah-muntah, dan

bising usus.

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang bisa berupa pemeriksaan elektrolit,

darah lengkap, pH, berat jenis urine, dan analisis gas darah.

e. Gastrointestinal

Pada pemeriksaan gastrointestinal yang perlu diperhatikan

adalah keadaan mukosa mulut dan lidah, muntah-muntah, dan

bising usus.

4. Pemeriksaan penunjang
11

Pemeriksaan penunjang bisa berupa pemeriksaan elektrolit,

darah lengkap, pH, berat jenis urine, dan analisis gas darah.

2. Diagnosa Keperawatan

menurut NANDA (2013), merumuskan diagnosa yang muncul dari masalah

yang ditemukan pada pasien. Diagnosa yang dapat ditemukan oleh

perawat pada klien anak yang mengalami gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit, meliputi sebagai berikut:

1. Kekurangan volume cairan

2. Kelebihan volume cairan

3. Risisko kekurangan volume cairan


kolon

4. Risiko ketidak seimbangan volume cairan


5. Gangguan pertukaran gas

3. Perencanaan Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diperoleh, NANDA (2013)


menyusun intervensi dan rasional dari masing-masing diagnosa, Namun,
12

dalam pembahasan kali ini akan diuraikan dua diagnosis umum, yakni kekurangan
volume cairan dan kelebihan volume cairan .
Secara umum, tujuan intervensi keperawatan untuk masalah cairan dan
elektrolit meliputi mempertahankan keseimbnagan asupan dan haluaran cairan,
mencegah terjadinya gastroenteritis, mengoreksi defisit volume cairan dan
elektrolit, mengurangi overload, mempertahankan berat jenis urine dalam batas
normal, menunjukan prilaku yang dapat meningkatan keseimbangan cairan
elektrolit dan asam basa, serta mencegah komplikasi akibat pemberian terapi.
1. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan hal sebagai berikut.
1) Haluaran urine yang berlebihan (misalnya diabetes insipidus).
2) Pengeluaran cairan sekunder akibat demam, drainase yang abnormal, peritonitis,
atau diare.
3) Mual/muntah
4) Kesulitan menelan atau minum sendiri, sekunder akibat sakit tenggorokan.
5) Asupan cairan yang kuarang saat berolahraga atau karena kondisi cuaca.
6) Penggunaan laksatif dan diuretik yang berlebihan.
Kriteria Hasil
Klien akan mempertahankan berat jenis urine dalam rentang normal.
Indikator
1) Meningkatan asupan cairan hingga jumlah tertentu, sesuai dengan usia dan
kebutuhan metabolik.
2) Mengidentifikasi faktor resiko defisit cairan dan menjelaskan perlunya
meningkatkan asupan cairan sesuai indikasi.
3) Tidak memperlihatkan tanda dan gejala dehidrasi
1.

Tabel 1.1 Perencanaan keperawatan dengan diagnosa kekurangan volume cairan

Intervensi Rasional

1. Ukur dan catat setiap 4 jam: 1. Menentukan kehilangan dan kebutuhan


13

a. Intake dan output cairan cairan


b. Warna muntahan, urine, dan feses
c. Monitor turgor kulit 2. Memenuhi kebutuhan makan dan
d. Tanda vital minum
e. Monitor IV infus 3. Menurunkan pergerakan usus dan
f. Elektrolit, BUN, hematokrit, dan
hemoglobin muntah
g. Status mental 4. Meningkatkan konsumsi yang lebih
h. Berat badan
2. Berikan makanan dan cairan 5. Meningkatkan nafsu makan

3. Berikan pengobatan seperti 6. Meningkatkan sirkulasi

antidiare dan antimuntah 7. Meningkatkan informasi dan kerja


4. Berikan dukungan verbal dalam sama
pemberian cairan
5. Lakukan kebersihan mulut sebelum
makan
6. Ubah posisi pasien setiap 4 jam
Lanjutan
7. Berikan pendidikan kesehatan tentang:
a. Tanda dan gejala dehidrasi
b. Intake dan output ciran
c. Terapi

2. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan hal sebagai berikut.


1) Gangguan mekanisme regulator, sekunder akibat gagal ginjal, abnormalitas
sistemik dan metabolik, disfungsi endokrin, lipidemia.
2) Retensi natrium dan air, sekunder akibat terapi kortikosteroid.
3) Asupan natrium/air yang berlebihan.
4) Asupan protein yang rendah (diet, malnutrisi).
5) Bendungan vena dependen/stasis vena, sekunder akibat imobilitas, berdiri atau
duduk terlalu lama.
Kriteria Hasil
Klien akan memperlihatkan berkurangnya edema (sebutkan areanya).

Indikator
1) Menjelaskan faktor-faktor penyebab.
14

2) Menjelaskan metode pencegahan edema.

Tabel 1.2 Perencanaan keperawatan dengan diagnosa kelebihan volume cairan

Intervensi Rasional

1. Ukur dan monitor 1. Dasar pengkajian kardiovaskuler dan


• Intake dan output cairan, berat badan, respons terhadap penyakit
tensi, CVP, distensi vena jugularis, dan
bunyi paru. 2. Mengetahui adanya edema paru
2. Monitor rontgen paru 3. Kerja sama disiplin ilmu dalam
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian cairan perawatan
4. Hati-hati dalam pemberian cairan 4. Mengurangi kelebihan cairan
5. Pada pasien yang bedrest
a. Ubah posisi setiap 2 jam 5. Mengurangi edema
b. Latihan pasif dan aktif
6. Mencegah kerusakan kulit
6. Pada kulit yang edema berikan losion,
hindari penekanan yang terus menerus 7. Pasien dan keluarga mengetahui dan
7. Berikan pengetahuan kesehatan kooperatif
tentang: Intake dan output cairan, edema,
berat badan, dan pengobatan

Anda mungkin juga menyukai