Jaringan Tumbuhan ”
DISUSUS OLEH :
Kelas: 11 IPA-I
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik ini dengan
tepat waktu.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini. penulis juga menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Demikianlah laporan ini penuls buat untuk memenuhi kebutuhan akan
pengetahuan kita semua. Semoga bermanfaat.
Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .......................................................................................................
B. Rumusan masalah.................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
Makhluk hidup tidak dapat terbentuk tanpa adanya organ pembentuk makhluk hidup.
Sel merupakan unit terkecil pembentuk makhluk hidup, dimana di dalam inti sel terjadi
seluruh aktivitas sel. Sel-sel hidup itu bertambah besar, sementara berlangsung pula
penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan dan lapisan-lapisan inilah yang
akhirnya akan melakukan fungsinya pula dengan demikian terbentuk jaringan.
Gabungan dari beberapa sel membentuk suatu jaringan yang akan membentuk organ,
gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ dan gabungan dari beberapa
sistem organ akan membentuk suatu individu.
Jaringan merupakan gabungan dari beberapa sel. Tanpa adanya jaringan, maka
makhluk hidup tidak dapat terbentuk. Karena itu, yang melatar belakangi kami
melakukan percobaan ini agar kami mampu mengetahui dan mengenal jaringan. Serta
menjelaskan jaringan yang menyusun tentang tumbuhan melalui akar, batang dan daun
monokotil juga dikotil.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I KajianTeori/Dasar
Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain dan
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur
tumbuhan disebut Histologi. Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk
organ (Campbell, 2000: 32).
Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi
serta struktur yang sama disebut jaringan. Berdasarkan sifat ada dua macam jaringan
yang menyusun tumbuhan yaitu jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga
mempunyai fungsi menambah panjang akar ataupun batang, karena biasanya terdapat
pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian
ujung dikenal sebagai tumbuhan primer. Pada beberapa tumbuhan rumput-rumputan
perpanjangan batang disebabkan oleh adanya aktifosa jaringan muda yang terdapat pada
pangkal tiap buku dan pelepa daun (Pudjoarianto, 1988: 40).
Pada tumbuh-tumbuhan, sel-sel yang membentuk jaringan muda (meristem)
adalah juga dalam keadaan muda (embrional). Membran selnya demikian tipis,
bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segi empat dan kubus, sedangkan
ruang sel (lumen) masih penuh dengan “protoplas” serta “vakuola” yang kecil. Dalam
kondisi demikian ini sifat khusus dari jaringan muda yaitu “sel-sel yang membentuknya
selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah”, yang dalam istilah lainnya
disebut meristematis (Anto, 2010).
Jaringan parenkim atau sering pula disebut jaringan dasar (ground tissue)
merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi
dan fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologi.
Walaupun struktur morfologi dan fisiologi bermacam-macam, akan tetapi pada
umumnya dapat dinyatakan bahwa parenkim memiliki sifat-sifat yang sama (Sutrian,
1983:98).
5
Menurut (Pudjoarianto, 1988: 42), sifat-sifat jaringan meristem secara umum
adalah:
1. Sel-selnya mempunyai dinding tipis
2. Bentuk sel isodimetris, dengan inti besar
3. Kaya protoplas
4. Protoplas tidak mengandung makanan cadangan dan kristal-kristal
5. Plastisida dalam bentuk proplastisida
6. Vakuola kecil-kecil
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari
jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan
floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di
ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem
interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem
adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri.
Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah
di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau
bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama
relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim (Yartim, 1987). Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami
deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif
permanen serta rongga selnya besar (Mulyani, 1980). Sel perenkim terdapat di berbagai
sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi
utama sel parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan
penyokong (Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar
tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua
yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah
jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada
sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah
6
mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan
dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan
sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal.
Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah
keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam
mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan
floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup.
Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe
berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di
dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980).
Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang
mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal.
Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem
merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi
sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu
pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian
ujung berlubang (Wilson, 1966).
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak
berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh
koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh
tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan jumlah
biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).
7
II.2 Morfologi Tanaman Jagung
SISTEM PERAKARAN
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b)
akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat
setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan
berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di
ujung mesokotil, kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara
berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah.
Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal.
Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif
berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar
adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif
yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar
penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar
ini juga membantu penyerapan hara dan air.
8
Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas,
pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar
jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium.
Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai
bulu-bulu akar (Syafruddin 2002). Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda
menyebabkan perbedaan perkembangan (plasticity) sistem perakaran jagung (Smith et
al. 1995).
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan
terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang
produktif.
Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan
pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam
lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran
9
menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat
batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi di bawah epidermis menyebabkan
batang tahan rebah. Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat memiliki lebih
banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan
sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit
antargenotipe yang dapat digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap rebah
batang.
Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai terbuka. Setiap
daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang.
Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara
10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap
daun. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak
dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal 2000). Genotipe jagung
mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi
daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7
cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm).
Besar sudut daun mempengaruhi tipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari
sangat kecil hingga sangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki
antocyanin pada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau tulang daun.
Intensitas warna antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari sangat lemah hingga
sangat kuat.
10
Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat, bulat, bulat agak
tumpul, dan tumpul (Gambar 2). Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat
dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant). Daun erect
biasanya memiliki sudut antara kecil sampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau
bengkok. Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi
dari lurus sampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi kecil
sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatan tanaman yang tinggi
diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.
BUNGA
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan
betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary
apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung
tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual.
11
Selama proses perkembangan, primordia
stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula
halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga
jantan (Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel
vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya
terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaan
perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan
ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap tassel.
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada
tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga
keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan
kelobot.
Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga
jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking).
Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah,
2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas
15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup
12
angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam (stress) karena
kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan tertunda, sedangkan keluarnya
malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnya bunga betina dan bunga jantan
(anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting. ASI yang kecil
menunjukkan terdapat sinkronisasi pembungaan, yang berarti peluang terjadinya
penyerbukan sempurna sangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil
sinkronisasi pembungaan dan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil.
Cekaman abiotis umumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan
dan temperatur tinggi.
13
TONGKOL DAN BIJI
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol
jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas
umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian
bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau
testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a)
pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme
pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai
75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan
lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule,
akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).
Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas
dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White
1994).
14
BAB III
15
2. Letakan irisan tadi di atas objek glass dan tetesi dengan iodin, kemudian tutuplah
dengan kaca penutup.
Hasil pengamatan :
16
4. Lubang udara
5. Berkas pembuluh
1. Pembuluh pengangkut
17
Mohammad, et.al,.2002.Panduan Belajar Biologi. Jakarta. Yudhistira). Setiao
komponen pembuluh tapis berhubungan dengan satu atau beberapa sel tetangga. Sel-sel
tersebut berupa sel parenkima yang terbentuk satu kesatuan fisiologis yang erat
sehingga sel tetangga akan mati jika sek komponen pembuluh tapis tidak berfungsi
(Abas, Mohammad, et.al,.2002.Panduan Belajar Biologi. Jakarta. Yudhistira). Floem
tersusun atas parenkim floem, serabut floem, pembuluh tapis, sel pengiring (hanya
terdapat pada Angiospermae
2. Jaringan dasar
Jaringan dasar adalah jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan, namun sekaligus
juga dapat menunjukkan spesialisasi. (Sihombing, Betsy.et. al.,2000.Panduan
Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta. Jakarta).
Jaringan Dewasa (permanen/ nonmeristematik) adalah jaringan yang sudah mengalami
proses diferensiasi dan spesialisasi.(Khristiyono.2006.Biologi SMA dan MA.Jakarta.
Erlangga). Jaringan dasar dan jaringan dewasa memiliki kesamaan yaitu sama-sama
merupakan jaringan yang telah mengalami spesialisasi.
3. Epidermis
Pengertian jaringan epidermis adalah lapisan jaringan paling luar yang berfungsi
sebagai pelindung atau menutupi seluruh organ. Jaringan epidermis berasal dari
protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak. Jika jaringan epidermis rusak akan
digantikan oleh gabus. Jumlah jaringan epidermis biasanya 1 lapis tetapi dapat juga
lebih dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Epidermis yang terdiri dari satu lapis
disebut epidermis ganda jika berasal dari protoderm, contoh pada daun moraceae, akar
angrek, atau disebut hipodermis jika berasal dari meristem jaringan dasar
18
4. Lubang udara
Berdasarkan letak sel penutupnya, stomata dapat dibeda kan menjadi dua macam
berikut.
5. Berkas pembuluh
Sistem pengangkutan pada tumbuhan berupa berkas pembuluh. Berkas pembuluh inilah
yang mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar sampai ke daun dan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan yang menyusun berkas
pembuluh disebut jaringan pembuluh. Disebut demikian karena bentuknya berupa
pembuluh. Jaringan pembuluh hanya terdapat pada tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
Jaringan pembuluh terdapat mulai dari akar, batang, ranting hingga daun. Jaringan
pembuluh juga disebut jaringan pengangkut.
19
III.4 Pertanyaan
1. Dari pengamatan kalian, struktur tumbuhan terdiri dari jaringan-jaringan apa saja?
Jawab:
Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk
jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi
yang sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan. Seiring tahap
perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Mengenai pembahasan struktur dari jaringan-jaringan tumbuhan dapat dilihat
penjelasannya pada pembahasan-pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
20
1. Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama mencegah
penguapan yang berlebihan. Misalnya trikomata pada daun, tulang daun, dan
batang.
2. Sebagai alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.
3. Membantu penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
4. Melindungi tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut penyengat
(pneumatokist).
5. Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata pada
daun tembikar.
6. Sebagai alat sekresi.
Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekret, trikomata dapat dibedakan menjadi dua
sebagai berikut.
21
(d) Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan ujung
runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal. Misalnya pada rambut sengat kemaduh
(Laportea stimulans).
22
BAB IV
PENUTUP
23
DAFTAR PUSTAKA
24