Anda di halaman 1dari 14

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hipertensi
Sub Topik : Hipertensi pada Lansia
Sasaran : Tn.BO dan anggota keluarga
Penyuluh : Sofia Ratu Randu
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Nopember 2022
Waktu : 45 menit
Tempat : Rumah Bapak BO
I. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan keluarga akan mengetahui

tentang Hipertensi

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Keluarga mampu memahami tentang:

a. Memahami Pengertian Hipertensi

b. Mengetahui dan memahami penyebab dari Hipertensi

c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang dengan

Hipertensi

d. Megetahui kegunaan Penatalaksanaan pada pasien Hipertensi

II. Materi

Terlampir

III. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Demonstransi
IV. Media penyuluhan :

Leaflet

V. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Waktu
Penyuluhan Sasaran
1 Pembu a. Memberi salam Menjawab 10
kaan b. Memperkenalakan diri salam menit
c.Menjelaskan tujuan Mendengarkan,
penyuluhan dan media yang Membagi
digunakan pengetahuan
d. Kontrak waktu
e. Menggali pengetahuan
2 Isi Menjelaskan materi tentang : Mendengarkan 20
a. Pengertian Hipertensi dan menit
b. Penyebab Hipertensi memperhatikan materi
c. Tanda dan Hipertensi
d. Komplikasi Hipertensi
e. Penatalaksanaan Hipertensi

3 Penutup a. Memberi kesempatan kepada 1. Bertanya 15


sasaran untuk menanyakan hal- 2. Memperhati menit
hal yang belum jelas. kan
b. Menjelaskan pertanyaan 3. Menjawab
sasaran pertanyaan
c. Memberikan pertanyaan 4. Memperhati
kepada peserta kan
d. Menyimpulkan materi yang penjelasan
telah disampaikan penyuluh
e. Memberi salam dan terima 5. Menjawab
kasih salam
VI. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur

a. Keluarga hadir ditempat penyuluhan

b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di tempat yang telah

ditentukan

2. Evaluasi Proses

a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.

b. Keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.

c.Keluarga dapat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara

benar (jelaskan apa pertanyaan dan jawabannya)

3. Evaluasi Hasil

a. Keluarga dapat menyebutkan Pengertian HIpertensi

b. Keluarga dapat menyebutkan penyebab Hipertensi

c. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi

d. Keluarga dapat menyebutkan komplikasi Hipertensi

e. Keluarga dapat menyebutkan Penatalaksanaan Hipertensi

4. Pertanyaan untuk sasaran

a. Jelaskan pengertian Hipertensi

b. Sebutkan penyebab Hipertensi

c. Sebutkan tanda dan gejala Hipertensi

d. Sebutkan komplikasi Hipertensi

e. Sebutkan Penatalaksanaan Hipertensi


LAMPIRAN MATERI
Hipertensi

1. Definisi
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan

tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka

morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg 8

menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik

90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto,2014).

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain

seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan

darah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price, 2015).

Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi

ini merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri atau tekanan

systole > 140 mmhg dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara umum,

hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang

abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap

stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

2. Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu

a. Hipertensi Esensial atau Primer


Hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana penyebab

sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Pada hipertensi primer tidak

ditemukan penyakit renovakuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma,

gagal ginjal, dan penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian

yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain

yang diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat, merokok,

lingkungan, demografi dan gaya hidup.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar

tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada :

1) Elastisitas dinding aorta menurun

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kekmampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer


3. Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang

tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah :

a. Faktor yang dapat diubah

1) Gaya hidup modern

Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kini

menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai

penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan hipertensi.

Gaya hidup modern cenderung membuat berkurangnya aktivitas fisik

(olah raga). Konsumsi alkohol tinggi, minum kopi, merokok. Semua

perilaku tersebut merupakan memicu naiknya tekanan darah.

2) Pola makan tidak sehat

Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan

mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah

akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume

darah. Kelebihan natrium diakibatkan dari kebiasaan menyantap

makanan instan yang telah menggantikan bahan makanan yang segar.

Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya serba instan,

termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan cenderung

menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa

seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung

zat tersebut apabila dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan


peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang berlebihan di

dalam tubuh.

3) Obesitas

Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya

melalui air seni. Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air

putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi

maupun diabetes mellitus. Berat badan yang berlebih akan membuat

aktifitas fisik menjadi berkurang. Akibatnya jantung bekerja lebih keras

untuk memompa darah.Obesitas dapat ditentukan dari hasil indeks massa

tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status

gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang

dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,

anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan

(Supariasa, 2012).

5. Tanda dan Gejala

a. Tidak ada gejala

Tanda dan gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang

memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa

jika tekanan arteri tidak terukur.


b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala

terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan

medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

1) Mengeluh sakit kepala, pusing

2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas

4) Gelisah

5) Mual

6) Muntah

7) Epitaksis

8) Kesadaran menurun

6. Komplikasi

a. Stroke

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah tinggi di otak, atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak otak yang terpajan

tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-

arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,

sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.

Arteri-arteri otak yang mengalami aterosklerosis dapat menjadi lemah,

sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala

terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang bingung,
limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh

terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan

terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri

secara mendadak.

b. Infark miokard

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arteroklerosis

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila

terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah

tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan

oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi

iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi

ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik

melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan

peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).

c. Gagal ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi

pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya membrane

glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron

akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.

Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urin

sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang, menyebabkan edema

yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.


d. Gagal jantung

Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih

berat untuk memompa darah yang menyebabkan pembesaran otot jantung

kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot

jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah

e. Kerusakan pada Mata

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan

pembuluh darah dan saraf pada mata.

7. Penatalaksanaan

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi

Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangat

penting untuk mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan

nonfarmakologis pada penderita hipertensi bertujuan untuk menurunkan

tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi faktor resiko yaitu :

1) Mempertahankan berat badan ideal

Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass Index

dengan rentang 18,5 – 24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan rumus

membagi berat badan dengan tinggi badan yang telah dikuadratkan

dalam satuan meter. Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan

melakukan diet rendah kolesterol kaya protein dan serat. Penurunan

berat badan sebesar 2,5 – 5 kg dapat menurunkan tekanan darah

diastolik sebesar 5 mmHg (Dalimartha, 2008).


2) Mengurangi asupan natrium (sodium)

Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet rendah

garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4

gr garam/hari), atau dengan mengurangi konsumsi garam sampai

dengan 2300 mg setara dengan satu sendok teh setiap harinya.

Penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan darah

diastolik sebesar 2,5 mmHg dapat 20 dilakukan dengan cara

mengurangi asupan garam menjadi ½ sendok teh/hari(Dalimartha,

2008).

3) Batasi konsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau lebih

dari 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah,

sehingga membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dapat

membantu dalam penurunan tekanan darah (PERKI, 2015).

4) Makan Kalium dan Calsium yang cukup

Diet Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara meningkatkan

jumlah natrium yang terbuang bersamaan dengan urin. Konsumsi buah-

buahan setidaknya sebanyak 3-5 kali dalam sehari dapat membuat

asupan potassium menjadi cukup. Cara mempertahankan asupan diet

potasium (>90 mmol setara 3500 mg/hari) adalah dengan konsumsi diet

tinggi buah dan sayur.


5) Menghindari merokok

Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita hipertensi

seperti penyakit jantung dan stroke. Kandungan utama rokok adalah

tembakau, didalam tembakau terdapat nikotin yang membuat jantung

bekerja lebih keras karena mempersempit pembuluh darah dan

meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah

6) Penurunan stress

Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah

sementara. Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat

dilakukan dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau

meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf sehingga menurunkan

tekanan darah yang tinggi

7) Terapi relaksasi progresif

Teknik relaksasi menghasilkan respon fisiologis yang terintegrasi dan

juga menganggu bagian dari kesadaran yang dikenal sebagai “respon

relaksasi Benson”. Respon relaksasi diperkirakan menghambat sistem

saraf otonom dan sistem saraf pusat serta meningkatkan aktivitas

parasimpatis yang dikarekteristikan dengan menurunnya otot rangka,

tonus otot jantung dan mengganggu fungsi neuroendokrin. Agar

memperoleh manfaat dari respons relaksasi, ketika melakukan teknik

ini diperlukan lingkungan yang tenang, posisi yang nyaman.


b. Penatalaksanaan Farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013)

merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :

1) Golongan Diuretik Diuretik thiazide biasanya membantu ginjal

membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di

seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.

2) Penghambat Adrenergik

Penghambat adrenergik, merupakan sekelompok obat yang terdiri

dari alfablocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang

menghambat sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah

istem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap

stress, dengan cara meningkatkan tekanan darah.

3) ACE-inhibitor Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-

inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara

melebarkan arteri.

4) Angiotensin - II- bloker Angiotensin – I I-bloker menyebabkan

penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip ACE-

inhibitor.

5) Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah

dengan mekanisme yang berbeda.

6) Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.

7) Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat

yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan cepat dan segera.


Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan

sebagian besar diberikan secara intravena : diazoxide, nitroprusside,

nitroglycerin, labetalol.

Anda mungkin juga menyukai