Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

OLEH :

Deasy Miranti Daniar, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

OLEH :
Deasy Miranti Daniar, S.Kep

Banjarmasin,2 Febuari 2021


Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ria Anggara Hamba, S.Kep.,Ns.,M.MKes) (Muhammad Anton Fitriadi, S.Kep., Ns)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasa : Pengertian, Klasifikasi, Tanda dan gejala, Penyebab,
Komplikasi, Pencegahan Hipertensi.
Sasaran : Ny. M
Hari/ Tanggal : Kamis, 11 January 2020
Waktu : 10.00 WIB - Selesai
Tempat : Pematang Panjang, Kecamatan Sungai Tabuk RT II
Penyuluh : Deasy Miranti Daniar

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan Ny. M dapat
mengetahui dan mengerti tentang penyakit Hipertensi.
II. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Ny. M:
1. Mengatur pola hidup yang sehat
2. Menjaga pola makanan
3. Berolahraga yang teratur
4. Menjaga emosi
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. Media
1. Leaflet
V. Proses Kegiatan Penyuluhan
No
Kegiatan Respon Audien Waktu
.
1. Pendahuluan
a. Meny a. Membalas salam
ampaikan Salam b. Mendengarkan
b. Menje c. Memberi respon 3 menit
laskan Tujuan -
c. Kontr
ak Waktu
2. Isi Penyampaian materi
tentang:
1. Pengertian Hipertensi
2. Tanda dan Gejala Mendengarkan dengan
8 menit
Hipertensi penuh perhatian
3. Penyebab Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Pencegahan
3. Penutup
a. Tanya Jawab a. Menanyakan hal yang
b. Menyimpulka belum jelas
5 menit
n Hasil Penyuluhan b. Aktif bersama
c. Memberi menyimpulkan
Salam Penutup c. Membalas Salam

VI. Setting Tempat


Berhadapan langsung dengan Ny. M
VII. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan, minta kembali kepada Ny. M untuk :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Sebutkan apa saja tanda dan gejala pada Hipertensi
3. Apa-apa saja yang menyebabkan terjadinya Hipertensi
4. Sebutkan komplikasi yang terjadi pada Hipertensi
5. Bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadinya penyakit Hipertensi
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2012).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2010 ).
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal.
Tekanan darah dapat dilihat dengan dua ukuran dan biasanya ditunjukan
dengan angka seperti berikut : 120/80 mmHg angka 120 menunjukan tekanan
pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebutkan dengan tekanan
sistolik. Angka 80 menunjukan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Di
sebut dengan tekanan diastolik.

2. Etiologi Hipertensi
Penderita hipertensi bertambah degan bertambahnya usia. (Darmojo:1999).
Penyebab hipertensi diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari perseorangan
serta kebiasaan hidup seseorang. Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya adalah penderita hipertensi.
Sedangkan ciri perseorangan yang berupa umur, jenis kelamin dan ras juga
mempengaruhi timbulnya hipertensi. Umur yang bertambah menyebabkan
terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi
dibandingkan wanita.

Ras kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibanding dengan orang kulit
putih. Kebiasaan hidup seseorang dengan konsumsi garam tinggi, kegemukan atau
makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa, kebiasaan merokok, minum alkohol
dan obat-obatan akan memicu terjadinya hipertensi. (Lany, 2001). Dapat
dikatakan kebiasaan yang buruk akan memperberat resiko terjadinya hipertensi.
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya
aterosklerosis,hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan
daya regang pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2) Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

3. Manifestasi Klinis Hipertensi


Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak di ukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:


a) Mengeluhkan sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual, muntah
f) Epistaksis
g) Kesadaran menurun

4. Komplikasi
Komplikasi menurut Tambayong (2012), yang mungkin terjadi pada
hipertensi adalahsebagai berikut:
1) Payah jantung (gagal jantung)
2) Pendarahan otak (stroke)
3) Hipertensi maligna: kelainan retina, ginjal dan cerabrol
4) Hipertensi ensefalopati: komplikasi hipertensi maligma dengan gangguan
otak.
5) Infark miokardium: dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.
6) Gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-
kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal. Nefron terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksia dan kematatian. Dengan rusaknya membran
glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang, menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada
hipertensi kronik.
5. Penatalaksanaan Medis
Lebih dari 10 tahun yang lalu masih terjadi perdebatan tentang perlu
tidaknya pengobatan hipertensi pada usia lanjut. Golongan yang kontra
menyatakan bahwa penurunan tekanan darah pada hipertensi lansia justru akan
menyebabkan kemungkinan terjadinya trombosis koroner, hipotensi postural dan
penurunan kualitas hidup. Dengan penelitian-penelitian yang diadakan dalam 10
tahun terakhir ini jelas dibuktikan bahwa menurunkan tekanan darah pada
hipertensi lansia jelas akan menurunkan komplikasi akibat hipertensi secara
bermakna.
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah mengurangi morbiditas dan
mortalitas yang berkaitan dengan sistem kardiovaskuler dan ginjal. Karena
kebanyakan penderita hipertensi, khususnya yang berusia >50 tahun akan
mencapai target tekanan diastol saat target tekanan sistol sudah dicapai, sehingga
fokus utamanya adalah mencapai target tekanan sistol. Penurunan tekanan sistol
dan diastol <140/90 mmHg berhubungan dengan penurunan terjadinya komplikasi
stroke, dan pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus, target tekanan darah
ialah < 130/80 mmHg.
Penatalaksanaan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip, yaitu:
1) Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan kausal.
2) Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk
menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan
mengurangi timbulnya komplikasi.
3) Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan
menggunakan obat antihipertensi.
4) Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka
panjang, bahkan mungkin seumur hidup.
5) Pengobatan dengan menggunakan standart triple
therapy (stt) menjadi dasar pengobatan hipertensi.

Pemakaian obat pada lanjut usia perlu dipikirkan kemungkinan adanya:


1) Gangguan absorsbsi dalam alat pencernaan
2) Interaksi obat
3) Efek samping obat
4) Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinyamelalui
ginjal.
Pada pengobatan hipertensi ada tiga hal evaluasi menyeluruh terhadap kondisi
penderita adalah:
1) Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardiovaskuler.
2) Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primer.
3) Organ yang rusak karena hipertensi.
Secara garis besar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
obat antihipertensi, yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi
2) Mempunyai toksisitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulkan intoleransi
5) Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh penderita.
6) Memungkinkan penggunaan obat dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai