Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

SILVIA HANDAYANI

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Gerontik


Topik : Pengertian, Fator Penyebab, Tanda dan gejala , Penatalaksanaan,
Komplikasi, diiet dan terapi

Sasaran : Ny. S dan keluarga

Hari/Tanggal : 23 April 2021


Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Rumah

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, keluarga Ny. S mampu
mengetahui dan memahami tentang hipertensi

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit tentang gejala,
terapi,dan diit hipertensi di harapkan warga mampu :
a. Mengerti dan mampu menjelaskan pengertian hipertensi
b. Mengerti dan mampu menjelaskan penyebab hipertensi
c. Mengerti dan mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Mengerti dan mampu menjelaskan penatalaksanaan dari hipertensi
e. Mengerti dan mampu menjelaskan menyebutkan komplikasi hipertensi
f. Mengerti dan mampu menjelaskan diiet hipertensi
g. Mengerti dan mampu menjelaskan terapi hipertensi

III. MATERI PENYULUHAN (terlampir)


1. pengertian hipertensi
2. penyebab hipertensi
3. tanda dan gejala hipertensi
4. penatalaksanaan dari hipertensi
5. komplikasi hipertensi
6. diiet hipertensi
7. terapi hipertensi

IV. METODE PENYULUHAN


1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V. MEDIA PENYULUHAN
1. Leaflet
VI. RENCANA PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mengenal tim penyuluh
3. Menjelaskan kontrak waktu 3. Mengetahui kontrak
waktu penyuluhan
4. Menjelaskan tujuan dari
4. Mengerti tujuan dari
penyuluhan
penyuluhan
5. Menyebutkan materi
5. Tahu apa saja yang akan
penyuluhan yang akan
diberikan disampaikan
2. 10 Pelaksanaan:
Menit Menjelaskan serta menggali 1. Mendengarkan dan
pengetahuan keluarga tentang memperhatikan materi
materi yang disampaikan
tentang hipertensi
3. 10 menit Diskusi / Tanya jawab dan
evaluasi:
1. Mengajukan pertanyaan
1. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk 2. Menanggapi jawaban
bertanya kemudian
3. Menjawab pertanyaan
didiskusikan bersama
2. Menanyakan kepada
peserta tentang materi yang
telah diberikan dan
melakukan redemonstrasi
3. Memberikan reinforcement
kepada peserta bila dapat
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan/ materi
4. 5 Menit Terminasi: 1. Mendengarkan dan
membalas salam
1. Mengucapkan terima kasih
kepada peserta
2. Mengucapkan salam
penutup
VII. METODE EVALUASI
Metode evaluasi : Tanya jawab

VIII. EVALUASI
A. Evaluasi Struktur
1. Kesiapan materi
2. Kesiapan SAP
3. Kesiapan media : leaflet
B. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Tamu Keluarga Ny.
S
C. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Warga antusias terhadap materi penyuluhan
c. Warga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib dan warga mengikuti penyuluhan sampai
selesai.
D. Evaluasi Hasil
Warga dapat:
a) Mengerti dan mampu menjelaskan pengertian hipertensi
b) Mengerti dan mampu menjelaskan penyebab hipertensi
c) Mengerti dan mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d) Mengerti dan mampu menjelaskan pemereriksaan penunjang dari
hipertensi
e) Mengerti dan mampu menjelaskan penatalaksanaan dari hipertensi
f) Mengerti dan mampu menjelaskan menyebutkan komplikasi
hipertensi
g) Mengerti dan mampu menjelaskan diiet hipertensi
h) Mengerti dan mampu menjelaskan terapi hipertensi
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan
suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai darah
tinggi (Soeparman, 1999).

2. Faktor penyebab terjadinya Hipertensi

1. Elastisitas dinding aorta menurun 


2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:
a. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres psikologis
b. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
c. Hipertensi hormonal
d. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Andy Sofyan, 2012)
3. Tanda dan gejala Hipertensi

Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun,


dan berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
6. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Elizabeth J. Corwin, 2000)
4. Pemeriksaan Penunjang pada Hipertensi

1. Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah


Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh
hipertensi.
2. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
3. Kolesterol, HDL dan kolesterol total serum
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskuler di masa depan.
4. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
5. Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(Viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
6. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
7. Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) Dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
8. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretic.
9. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
10. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan
plak atero matosa (efek kardiovaskuler).
11. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
12. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
13. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya diabetes.
14. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
15. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit pada dan atau takik
aorta, pembesaran jantung.
16. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopati, atau feokromositama (Doenges, 2000; John,
2003; Sodoyo, 2006).

5. Penatalaksanaan Hipertensi

Terapi tanpa obat


a. Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai batas normal.

b. Pembatasan asupan garam (sodium/Na)


mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6
gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium, dan kalium yang cukup).

c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung.

d. Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.


e. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesterol darah tinggi.
f. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama
tekanan darahnya terkendali.

g. Teknik-teknik mengurangi stress


Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
menghambat respon stress saraf simpatis.
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang kita
duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara
otomatis seperti; suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur
gerakannya.

Terapi dengan obat

a. Penghambat saraf simpatis


Golongan ini bekerja dengan menghambat akivitas saraf simpatis sehingga
mencegah naiknya tekanan darah, contohnya: Metildopa 250 mg (medopa,
dopamet), klonidin 0,075 & 0,15 mg (catapres) dan reserprin 0,1 &0,25 mg
(serpasil, Resapin).

b. Beta Bloker

Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya


menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg (inderal, farmadral),
atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg
(concor).

c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh
darah.

d. Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor


Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh: Captopril 12,5, 25, 50 mg
(capoten, captensin, tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase).

e. Calsium Antagonis
i. Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5
& 10 mg (adalat, codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg
(herbesser, farmabes).

f. Antagonis Reseptor Angiotensin II


i. Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.
Contoh : valsartan (diovan).
g. Diuretic
i. Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin)
sehingga volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan
daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid
(HCT) (Corwin, 2001; Adib, 2009; Muttaqin, 2009).
6. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai
target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal.
Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi
rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita
akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada
19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap
reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan
besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah
akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya,
hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
7. Diiet Hipertensi
Penatalaksanaan diet pada hipertensi dapat dilakukan dengan diet

rendah garam dan diet DASH, kombinasi diet rendah garam dan diet

DASH sangat dianjurkan.

a. Diet Rendah Garam

Diet rendah garam terdiri dari beberapa macam sesuai dengan

tingkatan hipertensi (Almatsier, 2004) diantaranya:

Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na) Diet Rendah Garam I

diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan hipertensi berat.

Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur.

1) Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)

Diet Rendah Garam II diberikan kepada pasien dengan

edema, asites, dan hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan

makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g).

2) Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)

Diet Rendah Garam III diberikan kepada pasien dengan

edema, asites, dan hipertensi ringan. Pada pengolahan makanannya

boleh menggunakan 1 sdt (4 g) garam dapur.


8. Program Diet DASH (Dietary Approach To Stop Hypertension)

DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang didirikan oleh

National Health, Lung, and Blood Institute menyarankan untuk mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung kalium, kalsium, magnesium, rendah lemak,

dan tinggi serat. Contoh makanan yang disarankan DASH untuk diet penyakit

hipertensi adalah serealia dan produknya, sayur, buah, susu rendah lemak, dan

olahannya, daging dan ikan, serta kacang-kacangan dan umbi-umbian. Diet yang

disarankan DASH ini merekomendasikan untuk lebih banyak mengkonsumsi sayur dan

buah, dari aspek gizi, buah dan sayur banyak mengandung mineral penting, seperti

kalium, magnesium, dan serat yang mampu menjaga tekanan darah tetap stabil. Dengan

cukup mengkonsumsi kalium, konsentrasi ion Na+ dalam tubuh dapat dikontrol secara

hati-hati (Julianti 2005). Pola makan yang sesuai merupakan suatu penatalaksanaan

yang perlu diperhatikan oleh penderita hipertensi, hal tersebut akan sangat membantu

mengendalikan tekanan darah. Oleh karena itu terapi diet dapat dilakukan untuk

menormalkan hipetensi. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan.

1. Kurangi konsumsi natrium (Na)

Batasi penggunaan garam dalam masakan, jangan lebih bahkan lebih baik

kurang dari 1 sendok teh (tidak lebih dari 2.400 mg/hari). Kandungan

natrium yang terlalu tinggi dikeluarkan melalui urin bersama kalium

dalam jumlah besar. Kondisi ini bukan sesuatu yang baik bagi jantung.

Pasalnya, kalium sangat diperlukan jantung untuk aktivitasnya. Semakin

lama, kehilangan kalium dalam jumlah besar memperberat kerja jantung

yang pada akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu, natrium

yang berlebihan menimbulkan pengendapan kalsium dalam persendian

dan tulang belakang serta menarik dan menahan air dalam tubuh.
2. Kurangi konsumsi energi dalam bentuk karbohidrat dan lemak

Konsumsi kalori dalam bentuk karbohidrat dan lemak akan meningkatkan

aktivitas sistem saraf simpatik yang akhirnya akan menyebabkan

hipertensi. Peningkatan tekanan darah terutama terjadi jika fleksibilitas

pembuluh darah menurun akibat adanya aterosklerosis, yaitu penumpukan

lemak dan kolesterol pada pembuluh darah hal ini juga yang memicu

terjadinya penyakit jantung dan obesitas. Dari total energi yang

dibutuhkan, penuhi 50%--65% dari karbohidrat dan kurang dari 30% dari

lemak.

3. Batasi konsumsi pangan hewani dan tingkatan konsumsi pangan nabati

Selain memiliki kandungan lemak tinggi, umumnya panganan hewani

juga memiliki kandungan natrium tinggi.

4. Tingkatkan konsumsi bahan makan yang banyak mengandung mineral

kalium (K) dan kalsium (Ca)


Tabel Penurunan tekanan darah berdasarkan modifikasi gaya hidup

yang berkaitan dengan diet

Perubahan Rekomendasi Estimasi Penurunan


Gaya Hidup Tekanan
Darah Sistole
Penurunan Dipertahankan BB normal 50-20 mmHg/10 kg
berat badan (IMT=18,5 – 24,9 kg/m2) penurunan berat
badan
Perencanaan Konsumsi banyak sayuran, 18 – 14 mmHg
makan DASH buah dan hasil olahan susu
rendah lemak, dan
mengurangi asupan lemak
jenuh dan kolesterol
Mengurangi Asupan natrium khlorida 2 – 8 mmHg
asupan natrium antara 1500 – 2400 mg
natrium atau 3,8 – 6 gram
NaCl per hari
Meningkatkan Meningkatkan asupan kalium 4 – 9 mmHg
asupan kalium sampai sampai 120
mm.mol/hari (4,7 gram
perhari)
Membatasi Bagi yang minum alkohol 2 – 4 mmHg
asupan alkohol
Sumber: Sientific Statment from AHA (American Heart Association) 2006

Berikut gambaran pola makan dan menu harian diet DASH berdasarkan

hitungan 2000 kalori/hari :

Tabel Perencanaan Makan dengan DASH 2000 kalori/hari


Kelompok Makanan Jumlah Ukuran Porsi
Porsi
Produk gandum 6-8 / hari 1 helai roti
½ mangkuk sedang nasi, pasta,
atau sereal
*diutamakan memilih produk
whole grain
Daging, unggas, dan ≤6 / hari 30 gram daging, unggas, ikan
ikan 1 butir telur
Sayuran 4-5 / hari 1 mangkuk sayur mentah
½ mangkuk sayur matang
½ gelas sayuran
Buah-buahan 4-5 / hari 1 buah segar
½ mangkuk buah kalengan
½ gelas jus buah segar
Produk susu rendah 2-3 / hari 1 gelas susu
lemak 40 gram keju
Lemak dan minyak 2-3 / hari 1 sendok teh margarin
1 sendok makan mayonnaise
Sumber: 2 sendok makan salad dressing
Kacang-kacangan 4-5 / hari 40 gram kacang-kacangan
2 sendok makan selai kacang
Julianti:”Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus”2005
Tabel Contoh menu sehari dengan kombinasi jus buah dan sayur Kandungan

gizi: kalori ±2054,4 kkl, Protein ±75,52 g, Lemak ±47,63 g, Karbohidrat

±333,54 g, Natrium ±472,99 mg, Kalium ±3618,31 mg,

Kalsium ±1095,56 mg

Waktu Jenis Makanan Ukuran


Nasi 7 sdm munjung*
Omlet sayuran 1 potong (1 butir telur,
20 g wortel, 20 g
Makan pagi
bawang daun)
Tomat 2 iris
Susu skim 1 gelas
Makan selingan Jus kacang kedelai 1 gelas (20 g kacang
(pukul 10.00) kedelai kering, ½ gelas
susu skim bubuk)
Makan siang Nasi 10 sdm munjung*
Ikan kakap bakar 1 potong sedang
Tumis kacang panjang 1 mangkok
Jus wortel nanas 1 gelas (50 g wortel, 100
g nanas, ½ gelas air
matang)
Makan selingan Jus belimbing 1 gelas (1 buah blimbing
(17.00) manis, 2 sdm susu skim
bubuk, 1 sdm jeruk
nipis).

Makan malam Nasi 10 sdm munjung


Ayam goreng tepung 1 potong sedang
Sayur bayam bening 1 mangkok sedang
Jus apel seledri 1 gelas ( 2 buah apel, 20
g seledri, ½ gelas air
matang dingin).
Sumber: Julianti:”Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus”2005
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

3. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan
suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai darah
tinggi (Soeparman, 1999).

4. Faktor penyebab terjadinya Hipertensi

4. Elastisitas dinding aorta menurun 


5. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
6. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:
a. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres psikologis
b. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
c. Hipertensi hormonal
d. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Andy Sofyan, 2012)
4. Tanda dan gejala Hipertensi

Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun,


dan berupa:
7. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
8. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
9. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
10. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
11. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
12. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Elizabeth J. Corwin, 2000)

9. Pemeriksaan Penunjang pada Hipertensi

17. Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh
hipertensi.
18. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
19. Kolesterol, HDL dan kolesterol total serum
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskuler di masa depan.
20. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
21. Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(Viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
22. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
23. Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) Dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
24. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretic.
25. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
26. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan
plak atero matosa (efek kardiovaskuler).
27. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
28. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
29. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya diabetes.
30. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
31. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit pada dan atau takik
aorta, pembesaran jantung.
32. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopati, atau feokromositama (Doenges, 2000; John,
2003; Sodoyo, 2006).

10. Penatalaksanaan Hipertensi

Terapi tanpa obat


a. Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai batas normal.

b. Pembatasan asupan garam (sodium/Na)


mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6
gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium, dan kalium yang cukup).

c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung.

d. Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.


e. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesterol darah tinggi.
f. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama
tekanan darahnya terkendali.

g. Teknik-teknik mengurangi stress


Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
menghambat respon stress saraf simpatis.
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang kita
duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara
otomatis seperti; suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur
gerakannya.

Terapi dengan obat

h. Penghambat saraf simpatis


Golongan ini bekerja dengan menghambat akivitas saraf simpatis sehingga
mencegah naiknya tekanan darah, contohnya: Metildopa 250 mg (medopa,
dopamet), klonidin 0,075 & 0,15 mg (catapres) dan reserprin 0,1 &0,25 mg
(serpasil, Resapin).

i. Beta Bloker

Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya


menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg (inderal, farmadral),
atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg
(concor).

j. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh
darah.

k. Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor


Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh: Captopril 12,5, 25, 50 mg
(capoten, captensin, tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase).

l. Calsium Antagonis
i. Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5
& 10 mg (adalat, codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg
(herbesser, farmabes).

m. Antagonis Reseptor Angiotensin II


i. Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.
Contoh : valsartan (diovan).
n. Diuretic
i. Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin)
sehingga volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan
daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid
(HCT) (Corwin, 2001; Adib, 2009; Muttaqin, 2009).
11. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai
target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal.
Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi
rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita
akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada
19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap
reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan
besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah
akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya,
hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
12. Diiet Hipertensi
Penatalaksanaan diet pada hipertensi dapat dilakukan dengan diet

rendah garam dan diet DASH, kombinasi diet rendah garam dan diet

DASH sangat dianjurkan.

b. Diet Rendah Garam

Diet rendah garam terdiri dari beberapa macam sesuai dengan

tingkatan hipertensi (Almatsier, 2004) diantaranya:

Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na) Diet Rendah Garam I

diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan hipertensi berat.

Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur.

1) Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)

Diet Rendah Garam II diberikan kepada pasien dengan

edema, asites, dan hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan

makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g).

2) Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)

Diet Rendah Garam III diberikan kepada pasien dengan

edema, asites, dan hipertensi ringan. Pada pengolahan makanannya

boleh menggunakan 1 sdt (4 g) garam dapur.


13. Program Diet DASH (Dietary Approach To Stop Hypertension)

DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang didirikan oleh

National Health, Lung, and Blood Institute menyarankan untuk mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung kalium, kalsium, magnesium, rendah lemak,

dan tinggi serat. Contoh makanan yang disarankan DASH untuk diet penyakit

hipertensi adalah serealia dan produknya, sayur, buah, susu rendah lemak, dan

olahannya, daging dan ikan, serta kacang-kacangan dan umbi-umbian. Diet yang

disarankan DASH ini merekomendasikan untuk lebih banyak mengkonsumsi sayur dan

buah, dari aspek gizi, buah dan sayur banyak mengandung mineral penting, seperti

kalium, magnesium, dan serat yang mampu menjaga tekanan darah tetap stabil. Dengan

cukup mengkonsumsi kalium, konsentrasi ion Na+ dalam tubuh dapat dikontrol secara

hati-hati (Julianti 2005). Pola makan yang sesuai merupakan suatu penatalaksanaan

yang perlu diperhatikan oleh penderita hipertensi, hal tersebut akan sangat membantu

mengendalikan tekanan darah. Oleh karena itu terapi diet dapat dilakukan untuk

menormalkan hipetensi. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan.

5. Kurangi konsumsi natrium (Na)

Batasi penggunaan garam dalam masakan, jangan lebih bahkan lebih baik

kurang dari 1 sendok teh (tidak lebih dari 2.400 mg/hari). Kandungan

natrium yang terlalu tinggi dikeluarkan melalui urin bersama kalium

dalam jumlah besar. Kondisi ini bukan sesuatu yang baik bagi jantung.

Pasalnya, kalium sangat diperlukan jantung untuk aktivitasnya. Semakin

lama, kehilangan kalium dalam jumlah besar memperberat kerja jantung

yang pada akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu, natrium

yang berlebihan menimbulkan pengendapan kalsium dalam persendian

dan tulang belakang serta menarik dan menahan air dalam tubuh.
6. Kurangi konsumsi energi dalam bentuk karbohidrat dan lemak

Konsumsi kalori dalam bentuk karbohidrat dan lemak akan meningkatkan

aktivitas sistem saraf simpatik yang akhirnya akan menyebabkan

hipertensi. Peningkatan tekanan darah terutama terjadi jika fleksibilitas

pembuluh darah menurun akibat adanya aterosklerosis, yaitu penumpukan

lemak dan kolesterol pada pembuluh darah hal ini juga yang memicu

terjadinya penyakit jantung dan obesitas. Dari total energi yang

dibutuhkan, penuhi 50%--65% dari karbohidrat dan kurang dari 30% dari

lemak.

7. Batasi konsumsi pangan hewani dan tingkatan konsumsi pangan nabati

Selain memiliki kandungan lemak tinggi, umumnya panganan hewani

juga memiliki kandungan natrium tinggi.

8. Tingkatkan konsumsi bahan makan yang banyak mengandung mineral

kalium (K) dan kalsium (Ca)


Tabel Penurunan tekanan darah berdasarkan modifikasi gaya hidup

yang berkaitan dengan diet

Perubahan Rekomendasi Estimasi Penurunan


Gaya Hidup Tekanan
Darah Sistole
Penurunan Dipertahankan BB normal 50-20 mmHg/10 kg
berat badan (IMT=18,5 – 24,9 kg/m2) penurunan berat
badan
Perencanaan Konsumsi banyak sayuran, 18 – 14 mmHg
makan DASH buah dan hasil olahan susu
rendah lemak, dan
mengurangi asupan lemak
jenuh dan kolesterol
Mengurangi Asupan natrium khlorida 2 – 8 mmHg
asupan natrium antara 1500 – 2400 mg
natrium atau 3,8 – 6 gram
NaCl per hari
Meningkatkan Meningkatkan asupan kalium 4 – 9 mmHg
asupan kalium sampai sampai 120
mm.mol/hari (4,7 gram
perhari)
Membatasi Bagi yang minum alkohol 2 – 4 mmHg
asupan alkohol
Sumber: Sientific Statment from AHA (American Heart Association) 2006

Berikut gambaran pola makan dan menu harian diet DASH berdasarkan
hitungan 2000 kalori/hari :
Tabel Perencanaan Makan dengan DASH 2000 kalori/hari
Kelompok Makanan Jumlah Ukuran Porsi
Porsi
Produk gandum 6-8 / hari 1 helai roti
½ mangkuk sedang nasi, pasta,
atau sereal
*diutamakan memilih produk
whole grain
Daging, unggas, dan ≤6 / hari 30 gram daging, unggas, ikan
ikan 1 butir telur
Sayuran 4-5 / hari 1 mangkuk sayur mentah
½ mangkuk sayur matang
½ gelas sayuran
Buah-buahan 4-5 / hari 1 buah segar
½ mangkuk buah kalengan
½ gelas jus buah segar
Produk susu rendah 2-3 / hari 1 gelas susu
lemak 40 gram keju
Lemak dan minyak 2-3 / hari 1 sendok teh margarin
1 sendok makan mayonnaise
2 sendok makan salad dressing
Kacang-kacangan 4-5 / hari 40 gram kacang-kacangan
2 sendok makan selai kacang
Sumber: Julianti:”Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus”2005

A. Makanan yang Boleh Diberikan dan Tidak Boleh Diberikan

Sumber makanan Yang Boleh Diberikan Yang Tidak Boleh


Diberikan
Sumber Karbohidrat Beras, roti, kentang, Crackers (sejenis
singkong, jagung, biscuit asin)
otmeal, sereal
Sumber Protein Hewani Daging tanpa lemak Jeroan, daging merah,
(ayam tanpa kulit) dan keju, makanan
ikan maksimum 100 kalengan, ikan dan telur
gr.hari, telur ayam/bebek yang diawetkan dengan
1 butur/hari garam dapur, makanan
instan.
Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan Semua kacang-
dan hasilnya diolah dan kacangan dan hasilnya
dimasak tanpa garam. yang dimasak dengan
Seperti kacang tanah, garam dapur
kacang merah, kenari, biji
kapri, biji bunga
matahari, selai kacang,
kacang polong
Lemak Minyak nabati, Margarine dan mentega
margarine dan mentega biasa
tanpa garam
Sayuran Dianjurkan sayuran yang Sayuran yang
banyak mengandung diawetkan dengan
potassium, magnesium, garam dapur
dan serat. Seperti
brokoli, wortel, buncis,
kacang panjang,
kangkung, bayam,
kentang, tomat, labu.
Buah Dianjurkan buah yang Buah-buahan yang
banyak mengandung diawetkan dengan
potassium, magnesium, garam dapur dan ikatan
dan serat. Seperti apel, natrium lainnya.
pisang, anggur, jeruk,
mangga, melon, nanas,
strawberry, persik, dan
jeruk kepruk.
Minuman Susu skim atau susu Minumah dengan kadar
rendah lemak, the gula tinggi, kopi.

Menu Diet DASH


Kandungan gizi: kalori ±2054,4 kkl, Protein ±75,52 g, Lemak ±47,63 g,
Karbohidrat ±333,54 g, Natrium ±472,99 mg, Kalium ±3618,31 mg, Kalsium
±1095,56 mg

Waktu Jenis Makanan Ukuran


Nasi 7 sdm munjung*
Omlet sayuran 1 potong (1 butir telur,
Makan pagi 20 g wortel, 20 g
06.00 – 08.00 bawang daun)
Tomat 2 iris
Susu skim 1 gelas
Makan selingan Jus ketimun seledri 1 buah (100g) ketimun
(pukul 10.00) segar, 50g seledri, 1
sdm kismis, ½ gelas
air matang
Makan siang Nasi 10 sdm munjung*
Ikan kakap bakar 1 potong sedang
Tumis kacang panjang 1 mangkok
Jus wortel nanas 1 gelas (50 g wortel,
100 g nanas, ½ gelas
air matang)
Makan selingan Jus belimbing 1 gelas (1 buah
(17.00) blimbing manis, 2 sdm
susu skim bubuk, 1
sdm jeruk nipis).
Makan malam Nasi 10 sdm munjung
Ayam goreng tepung 1 potong sedang
Sayur bayam bening 1 mangkok sedang
Jus apel seledri 1 gelas ( 2 buah apel,
20 g seledri, ½ gelas
air matang dingin).
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.

Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. EGC.
Jakarta

Gleadle, J. (2005). Anamesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga.


Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Ruhyanudin, F. (2007). Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sudoyo, A. W; Bambang, S & Idrus, A, et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi
Keempat Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic and
Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika

Smeljer,S.C Bare, B.G .2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8.Penerbit EGC Jakarta

Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Medah edisi 8.
Jakarta. EGC

Soeparman dkk.1987.Ilmu Penyakit Dalam Ed 2. Penerbit FKUI. Jakarta

Sofyan, Andy.2012. Hipertensi. Kudus

Wiryowidagdo, S & Sitanggang, M. (2002). Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung,


Darah Tinggi, dan Kolesterol. Jakarta: PT Argomedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai