IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Tn. S
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 49 th
4. Status Kawin : Kawin
5. Suku/ Bangsa : Jawa
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SD
8. Pekerjaan : Petani
9. Alamat : Surabaya
10. Sumber Biaya : Keluarga
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: penurunan kesadaran post KLL
Keterangan:
: Klien Laki laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda tanda vital
S : 36,5̊C N : 65 x/mnt T : 160/100 mmHg
Kesadaran Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
a. Keluhan nyeri: ya tidak √
P:...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S : Skala nyeri menggunakan CPOT : ...........................
T : ……………………………………………….
Konjunctva anemis
h.
Isitrahat/Tidur : tidur terus
i.
\Gangguan tidur :
-..............................................................
j. Lain-lain:
5. Sistem perkemihan (B4)
a. Kebersihan genetalia: Bersih Kotor
b. Sekret: Ada Tidak
c. Ulkus: Ada Tidak
d. Kebersihan meatus uretra: Bersih Kotor
e. Keluhan kencing: Ada
Tidak Bila ada, jelaskan:
Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu,
sebutkan: kateter
Hari ke :3
f. Produksi urine : 1200cc/hari Warna : kuning
g. Bau : seperti bau obat
h. Kandung kemih : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral : ……… cc/hari parenteral..........cc/hari
k. Balance cairan:
Tidak terkajiLain-lain:
6. Sistem pencernaan (B5)
a. TB : 173 cm :. . ...BB
. . . . .:...63
. . . .kg
. ... . . . . . . ... . .
b. Mulut: bersih Kotor √ berbau
c. Membran mukosa: Lembab √ kering stomatit
d. Tenggorokan:
sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
e. Abdomen: tegang √ kembung ascites
e. Fraktur: ya tidak √
- Jenis fraktur rusuk
f. Traksi: ya tidak √
- Jenis :-
- Beban :-
- Lama pemasangan :-
g. Penggunaan spalk/gips: ya tidak √ .
h. Kompartemen syndrome : ya tidak √
i. Kulit: ikterik sianosis √ kemerahan hiperpigmentasi
j. Turgor baik k rang √ jelek
k. Luka operasi: ada √ tidak
Jenis operasi : trepanasi
Lokasi kepala bagian kanan
Keadaan : baik
Drain : ada tidak √
- Jumlah :-
- Warna :-
- Kondisi area sekitar insersi : -
PEMERIKSAAN RISIKO
JATUH Morse Fall Scale (MSF)
Faktor Risiko Skal Poin Skor Kesimpul
a Pasien an/
Masalah
Riwayat Jatuh Ya 25
Tidak
Diagnosis Sekunder (≥ Ya
diagnosis medis) Tidak
Alat Bantu Perabot
Tongkat/ Alat
Penopang
Tidak Ada/ kursi
roda/
perawat/ tirah
baring
Terpasang Infus Ya
Tidak
Gaya Berjalan Terganggu
Lemah
Normal/ tirah
baring/
imobilisasi
Status Mental Sering lupa
akan
keterbatasan
yang
Dimiliki
Orientasi baik
terhadap
kemampuan diri
sendiri
Catatan Total
4. Sistem Endokrin
a. Pembesaran tyroid: ya tidak √
b. Pembesaran kelenjar getah bening: tidak
c. Hipoglikemia: tidak
d. Hiperglikemia: tidak
Jelaskan : klien dibantu total oleh perawat untuk seka 2 kali sehari, mengkramasi klien 1
minggu sekali, mengganti sprei,
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit Sering √ kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah√
HbsAg Negatif
TERAPI
Cara
No Nama Terapi Dosis Golongan Obat
Pemberian
Odema paru
Penumpukan cairan/secret
Difusi O2 terhambat
odema paru
penumpukan cairan/secret
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya benda asing dalam jalan nafas di
buktikan dengan terdapat secret kental berwarna putih (D.0001) Hal.18
2. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakarnial
dibuktikan dengan cedera kepala (D.0017) Hal.51
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (kelemahan otot
pernafasan) dibuktikan dengan pola nafas abnormal (D.0005) Hal.26
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
Penulis akan membahas persamaan dan kesenjangan yang ada pada “Asuhan
Keperawatan Kritis pada Tn.S dengan Cedera Kepala Berat/Cedera Otak Berat (COB) di R.
ICU RSUD Dr.sutomo”. Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.S selama 3 hari
di R. ICU pada tanggal 19 Juli 2021 sampai dengan tanggal 21 Juli 2021.
I. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian pada Tn.S dengan Cedera Kepala Berat yang masuk rumah
sakit pada 17 Juli 2021, merupakan hari kedua klien dirawat di ruang ICU RSUD dr.
Sutomo surabaya. Saat dikaji Tn.S mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 2ett
(E1,M1,Vett). Keluarga mengatakan klien mengalami kecelakaan lalu lintas 2 hari yang
lalu dan tidak sadarkan diri ± 2 jam. Klien dibawa ke RSUD Dr. Sutomo dengan keadaan
klien muntah- muntah dengan mengeluarkan cairan darah konsistensi cair pekat. Pada
Pemeriksaan Fisik Tn.S didapatkan kesadaran : koma, GCS: E1 Vett M1. Klien terpasang
Kasus yang dialami oleh Tn.S merupakan Cedera Kepala Berat/Cedera Otak Berat
(COB). Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu gangguan trauma dari otak
Dalam kasus yang dialami oleh Tn.S Cedera Kepala Berat/Cedera Otak Berat (COB)
yang dialami disebabkan oleh adanya odema serebri. Tanda dan gejala yang muncul pada
Tn.S sesuai dengan teori dalam Ar. Irwan (2015), yang menyatakan bahwa gejala yang
sering ditemukan pada cedera kepala adalah Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit
atau lebih, pucat, mual dan muntah, pusing kepala dan terdapat hematoma. Menurut
Brain Injury Assosiation of America (2012), cedera kepala adalah suatu kerusakan
pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran
yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik. Dalam kasus
Tn.S, klien mengalami kecelakaan tertabrak oleh motor yang mengakibatkan klien
mengalami benturan pada kepala/fisik klien dan berdampak pada adanya jejas di daerah
mata, pipi, luka di bagian kepala belakang sebelah kanan berukuran 3 cm dan terdapat
Pada konsep dasar teori ada beberapa diagnosis keperawatan yang mungkin muncul
pada kasus Tn.S dengan Cedera Kepala Berat menurut Standar Diagnosis Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya benda asing dalam
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (kelemahan otot
Untuk masalah Bersihan jalan napas tidak efektif, didapatkan data objektif yaitu
coma, GCS (E1VtM1), suara nafas tambahan ronchi, Terdapat secret di selang
didapatkan data objektif yaitu keadaan umum klien mengalami penurunan kesadaran
dengan tingkat kesadaran coma, GCS (E1VtM1), terpasang Mode :PCV EMV : 7,5
Total Rate : 30 PEEP : 5 FIO2: 30 Inspirasr press: 16 SPO2 : 98% ETV:258 Nadi :
=175,6 (n=71-104). Pupil anisokor, kebiruan sekitar mata (jejas), kepala bengkak
dan asimetris.
Kemudian untuk masalah Pola nafas tidak efektif, didapatkan data objektif RR:
ventilator dengan settingan Mode :PCV EMV : 7,5 Total Rate : 30 PEEP : 5 FIO2:
30 Inspirasr press: 16 SPO2 : 98% ETV:258. Irama nafas tidak teratur, kedalam
Intervensi untuk masalah bersihan jalan napas tidak effektif adalah Manajemen jalan
napas yaitu dengan monitor pola napas, monitor bunyi napas tambahan, monitor sputum
(jumlah, warna, aroma), Pertahankan kepatenan jalan napas, posisikan semi fowler atau
fowler, lakukan fisioterapi dada, (jika perlu), lakukan penghisapan lender kurang dari 15
Sedangkan intervensi untuk masalah risiko perfusi serebral tidak efektif adalah
peningkatan TIK, monitor tanda dan gejala peningkatan TIK, monitor MAP, onitor ICP,
onitor status pernafasan, onitor intake dan output cairan, minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang, berikan posisi semi fowler, hindari maneuver valsava,
cegah terjadinya kejang, hindari pemberian cairan IV hipotonik, atur ventilator agar PaCO2
optimal, pertahankan suhu tubuh normal, kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
kolaborasi pemberian diureik osmosis.
Intervensi untuk masalah pola napas tidak efektif adalah Pemantauan respirasi
dengan memonitor pola napas, monitor saturasi oksigen, monitor frekuensi, irama, kedalam
dan upaya nafas, monitor adanya sumbatan jalan napas, atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien, jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, informasikan hasil
Implementasi dilakukan 3 hari yakni pada tanggal 19 Juli 2021 hingga tanggal 21 Juli
2021. Pada 3 hari itu, semua perencanaan telah dilaksanakan sesuai sebagaimana
mestinya. Implementasi pada Tn.S tidak tidemukan kesenjangan dengan teori yang ada.
Pada kasus nyata, implementasi dilakukan sesuai dengan diagnosa dan intervensi yang
telah ditetapkan berdasarkan teori. Pada diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif telah
dilakukan implementasi manajemen jalan napas. Sedangkan pada diagnosa risiko perfusi
intra kranial. Dan pada diagnosa pola nafas tidak efektif dilakukan intervensi
hambatan dikarenakan pasien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana
V. EVALUASI KEPERAWATAN
PEMBAHASAN :
Ada pengaruh yang signifikan antara posisi lateral
kiri elevasi kepala 30 derajat dengan status
hemodinamik pada tekanan darah sistolik,
tekanan darah diastolic, MAP, Heart Rate dan
Respiratory rate. Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara posisi lateral kiri elevasi kepala
30 derajat dengan status hemodinamik pada
SPO2. Terjadi peningkatan nilai rata-rata yang
signifikan selama 120 menit, sedangkan pada
SPO2 terjadi penurunan nilai rata-rata SPO2.
Sehingga dapat disimpulkan pada posisi posisi
lateral kiri elevasi kepala 30 derajat memberikan
dampak yang negative terhadap status respirasi,
aka tetapi dapat memberikan
dampak peningkatan status kardiovaskular
khususnya pada pasien-pasien yang mengalami
penurunan tekanan darah.