Anda di halaman 1dari 19

Assalamu’alaikum Wr.

Wb
KELOMPOK 2

Shindy wardhatul fidiyah 1130017150


Nadjunda sari 1130017163
Hiperbilirubin
Penyakit kuning atau hiperbilirubin adalah kondisi umum pada
bayi baru lahir yang mengacu pada warna kuning pada kulit dan
bagian putih mata disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam
darah. Bilirubin sediri diproduksi oleh kerusakan normal sel
darah merah. Biasanya bilirubin dibentuk oleh hati, yang
melepaskannya ke dalam usus sebagai empedu (cairan yang
membantu pencernaan ).
Tanda-tanda bilirubin
1. Ikterus terjadi pada 24 jam pertama
2. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg % atau lebih setiap 24
jam
3. Konsentrasi bilirubin serum 10 mg% pada neonatus cukup bulan
12,5 mg % pada neonatus kurang bulan
4. Icterus yang disertai proses hemolysis
5. Ikterus disertai dengan berat badan lahir kurang 2000 gr, masa
esfasi kurang 36 mg, defikasi, hipoksia, sindrom gangguan
pernafasan, infeksi trauma lahir kepala, hiplogikemia,
hiperkarbia.
Bilirubin merupakan produk penguraian dari hemoglobin. Sebagian
besar dari penguraian hemoglobin yaitu sebanyak 85 – 90% dan
sebagian kecil berasal dari penguraian senyawa lain seperti
myoglobin sebanyak 10 - 15%. Sel retikuloendotel menyerap
kompleks haptoglobin dengan hemoglobin yang dibebaskan sel
darah merah kemudian besi dari heme sebagai cadangan untuk
sitensis selanjutnya ( gunasegaran 2013 ).
Penyebab bilirubinemia
Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh pembentukan
bilirubin yang melebihi kekmampuan hati pada batas normal untuk
mengekskresikan bilirubin yang telah dihasilkan dalam jumlah yang
normal. Obstruksi saluran ekskresi hati juga dapat menyebabkan
hiperbilirubinemia. Bilirubin akan tertimbun di dalam darah dan jika
konsentrasi bilirubin mencapai 2 – 2,5 mn/dl, maka senyawa ini
akan berdifusi kedalam jaringan yang kemudian akan menjadi
kuning atau icterus ( khusna, 2013 ).
Manifestasi klinis
Pada bayi baru lahir dapat di katakana hiperbilirubinemia jika
bayi baru lahir tersebut tanpak berwarna kuning dengan kdar serum
bilirubin nya sebesar 5 mg/dL atau lebih ( mansjoer, 2013 ).
Hiperbilirubinemia merupakan penimbunan bilirubin indirek pada
kulit yang mempunyai kecenderungan menimbulkan warna kuning
muda atau jingga. Pada hiperbilirubinemia direk biasanya
menimbulkan warna kuning kehijauan atau kuning kotor. Biasanya
perbedaan ini ditemukan pada iterus yang kronis ( Ngatisyah, 2013 ).
Gejala Bilirubinemia
Gejala utama yang dapat dilihat pada bayi adalah perubahan warna menjadi
kuning yang dapat dilihat pada mata, rongga mulut, dan kulit.
1. Gejala kuning muncul pertama kali lebih dari 24 jam setelah lahir
2. Kenaikan kadar bilirubin <5 mg/dL
3. Puncak dari kenaikan kadar bilirubin muncul di hari ke 3-5 dengan kadar
bilirubin <15 mg/dL
4. Gejala kuning yang muncul menghilag dalam waktu 1 minggu untuk bayi
cukup bulan dan 2 minggu pada bayi yang premature atau kurang bulan.
Macam- macam ikterus
1. Ikterus fisiologis
Warna kuning akan timbul pada hari kedua atau ketiga dan tampak jelas
pada hari kelima sampai keenam dan menghilang sampai hari kesepuluh.
Icterus fisiologis tidak mempunyai dasar patologis potensi menjadi kern
ikterus. Bayi tampak biasa, minum baik, berat badan naik biasa, kadar
bilirubin serum pada bayi cukup tidak lebih dari 12 mg/dL dan pada
BBLR 10 mg/dL dan akan hilang pada hari keempat belas, kecepatan
bilirubin tidak melebihi 5 mg% perhari.
2. Ikterus patologis
Ikterus ini mempunyai dasar patologi, ikterus timbul dalam 24 jam
pertama kehidupan : serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dL.
Terjadi peningkatan kadar bilirubin 5 mg% atau lebih dalam 24 jam.
Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang
bulan ( BBLR ) dan 12,5 mg% pada bayi cukup bulan ikterus yang
disertai dengan proses hemolysis ( inkompatibilitas daraah,
defisiensi enzim G-6-PD dan sepsis ). Bilirubin direk lebih
Tahap awal pencegahan terjadinya
ikterus
1. Pengawasan antenal yang baik
2. Menghindari obat yang dapt meningkatkan ikterus pada masalah
kehamilan missal; oksitosin
3. Pencegahan dan pengobatan hipoksia pada janin dan neonatus.
4. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus
5. Pemberian makan yang bergizi
Pencegahan Bilirubinemia
1. Pencegahan primer
a) menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12
kali/hari untuk beberapa hari pertama.
b) Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose
atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami
dehidrasi.
2. Pencegahan sekunder
a) Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO
dan rhesus serta penyaringan serum untuk antibody isomun
yang tidak biasa.
b) 2. Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin
dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan
protocol terhdapa penilaian ikterus yang harus dinilai saat
memeriksa tanda-tanda vital bayi, tetapi tidak kurang dari
setiap 8-12 jam.
Asuhan Keperawatan Bilirubinemia
• Pengkajian

1. Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh ( hipertermi ).
Reflek hisap pada bayi mengalami penurunan. Kulit tampak kuning dan
mengelupas (skin resh), sclera mata kuning ( kadang-kadang terjadi kerusakan
pada retina ) perubahan warna urine dan feses, pemeriksaaan fisik.
2. Riwayat penyakit
Terdapat gangguan hemolysis darah ( ketidak sesuaian golongan Rh atau
golongan darah A,B,O ).
3. Pemeriksaan bilirubin menunjukkan adanya peningkatan.
4. Pengkajian psikososial
• Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua, apakah orang tua
merasa bersalah, perpisahan dengan anak.
• 5. Hasil laboratorium :
• Kadar bilirubin 12 mg/dL pada cukup bulan.
• Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai 15mg/dL.
Diagnosa
1. kerusakan integritas kulit b.d efek dari phototeraphy
2. resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d phototeraphy
3. resiko tinggi cedera b.d meningkatnya kadar bilirubin toksik dan komplikasi
berkenaan phototeraphy
4. gangguan temperature tubuh (hipertermia) berhubungan dengan terpapar
lingkungan panas.
No. Diagnosa NOC NIC
1. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pressure Management
selama…1x 24 jam diharapkan integritas kulit
integritas kulit b.d kembali baik/ normal. 1. Anjurkan pasien untuk
Tissue integrity : Skin and Mucous Membranes menggunakan pakaian yang longgar
efek dari 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
kriteria hasil ;
phototerapi  Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap
 Tidak ada luka / lesi pada kulit
bersih dan kering
 Perfusi jaringan baik
 Menunjukkan pemahaman dalam proses 4. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya 5. Monitor kulit akan adanya
cedera berulang kemerahan
 Mampu melindungi kulit dan
6. Oleskan lotion / minyak / baby oil
mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami / pada daerah yang tertekan
Indicator skala : 7. Mandikan pasien dengan sabun dan
Tidak pernah menunjukkan air hangat
Jarang menunjukkan
Kadang menunjukkan
Sering menunjukkan
Selalu menunjukkan
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan keperawatan MONITOR CAIRAN
selama...1 x 24jam diharapkan tidak ada Tentukan riwayat jumlah dan tipe
kekurangan resiko kekurangan cairan pada klien. intake cairan dan eliminasi
volume cairan Kriteria hasil :
Tentukan kemungkinan faktor
b.d phototerapi. 1. TD dalam rentang yang diharapkan
resiko dari ketidakseimbangan
2. Tekanan arteri rata-rata dalam
rentang yang diharapkan cairan ( hipertermia, terapi
3. Nadi perifer teraba diuretic, kelainan renal, gagal
4. Keseimbangan intake dan output jantung, diaphoresis, disfungsi
dalam 24 jam hati)
5. Suara nafas tambahan tidak ada Monitor berat badan
6. Berat badan stabil Monitor serum dan elektrolit urine
Indicator skala : Monitor serum dan osmolaritas
1. Tidak pernah menunjukkan
urine
2. Jarang menunjukkan
Monitor BP, HR, RR
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr, Wb

Anda mungkin juga menyukai