Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA BAYI DENGAN


HIPER BILLIRUBIN DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD BENDAN PEKALONGAN

DISUSUN OLEH :

1. TITHA PUTRI KINANTHI (P1337420121343)


2. EKA ZULFA FATMAWATI (P1337420121345)
3. ALFI NURLAELI (P1337420121342)
4. INTAN LAKSINTA PUTRI (P1337420121341)

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG KELAS KENDAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
T.A. 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERBILIRUBIN

A. Definisi
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah
berlebihan sehingga menimbulkan Joundice pada neonatus.
Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terja6 akumulasi bilirubin dalam darah
yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patofisiologis pada neonatus
ditandai dengan Joundice pada selera mata, kulit, membran mukosa dan cairan tubuh.
jadi dapat disimpulkan hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar
bilirubin dalam darah melebihi batas atas normal bilirubin serum. Untuk bayi cukup lahir
batas aman kadar bilirubinnya adalah 1w,5 mg/ dl, sedangkan bayi kurang bulan batas
aman bilirubinnya adalah 10 mg / dl. Jika kemudian kadar bil6 diketahui melebihi angka-
angka tersebut, maka ia dikatagorikan hiperbilirubin.

B. Etiologi
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut dapat terjadi karena keadaan
sebagai berikut:
1. Polichetemia
2. Isoimmun Hemolytic Disease
3. Kelainan struktur dan enzim sel darah merah
4. Keracunan obat (Hemolisis Kimia)
5. Hemodialisis Ekstravaskuler
6. Cephalhematoma
7. Ecchymosis
8. Gangguan fungsi hati
9. Adanya komplikasi asfiksia, hipotemi, hipoglikemi, menurunnya ikatan albumin
lahir prematur asidosis.

C. Patofisiologi
1. Pigmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari pemecahan
hemoglobin oleh kerja hame oksigenasi, biliverdin reduktase dan agen prediksi non
enzeimatik dalam sistem retikuloendolelial.
2. Setelah pemecahan hemoglobin bilirubin tak terkonjungasi diambil oleh protein
intravaskular "Y" protein dalam hati pengambilan tergantung pada aliran darah
hepatic dan adanya ikatan protein.
3. Bilirubin yang tak terkonjungasi dalam hati diubah oleh enzim asam uridin
disfosfoglucuranic acid (UPGA) Glukoronil Transferase menjadi bilirubin mono dan
diglucurinida yang polar larut dalam air.
4. Bilirubin yang terkonjungasi yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui ginjal
dengan konjungasi bilirubin masuk dalam empedu melalui membrane nakalikular.
kemudian ke sistem gastrointestinal dengan diaktifkan oleh bakteri menjadi
urobilinogen dalam tinja dan urin.
5. Warna kuning dalam kulit akibat dari akumulasi pigmen bilirubin yang larut lemak,
tak terkonjungasi nonpolar (bereaksi indirek).
6. Pada bayi dengan hiperbilirubin kemungkinan merupakan hasil dari defisiensi atau
tidak aktifnya Glukoronil Transferase. Rendahnya pengambilan dalam hepatik
kemungkinan karena penurunan protein hepatic.
D. Pathway
Hemoglobin

Globin Heme

Biliverdin Feco

Peningkatan destruktif eritrosit (gangguan konjungasi bilirubin / gangguan transportasi


bilirubin / peningkatan siklus enteropatik) Hb dan eritrosit upnormal

Pemecahan bilirubin berlebih

Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar

Hepar tidak mampu melakukan konjungasi

Sebagian masuk lagi ke siklus emerohepatik

Peningkatan bilirubin dalam darah - pengeluaran meconium terlambat - tinja berwarna pucat

gangguan integritas kulit inklerus pada seklera leher dan badan


peningkatan biruglubin < 12 mg /dl

indikasi pototerapi

sinar dengan intensitas tinggi

resiko cidera resiko kekurangan cairan tubuh gangguan suhu tubuh


E. Manifestasi Klinis
1. Kulit berwarna kuning sampai jingga
2. pasien tampak lemah
3. Reflek hisap berkurang
4. Urin pekat
5. Perut Buncit
6. Terdapat inklerus pada seklera, kuku / kulit dan membran mukosa

F. Diagnosa
1. Gangguan integritas kulit b.d. efek fototerapi (D. 0129)
2. Resiko ketidak seimbangan cairan d.b phototerapi ( D 0036)
3. Hipertermia d b terpapar lingkungan panas ( D.9130)

G. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Gangguan Setelah dilakukan keperawatan Perawatan integritas kulit
integritas selama 3x8 jam diharapkan (1.11353)
kulit b.d efek integritas kulit membaik / Observasi
photography normal dengan kriteria hasil: - Inclentifikasi penyebab
( D.0129) 1. Integritas kulit yang baik gangguan integritas kulit
bisa dipertahankan Terapeutik
2. Tidak ada luka / lesi pada - Hindari produk berbahan dasar
kulit alkohol pada kulit kering
3. Perfusi jaringan baik. Edukasi
- jelaskan tanda dan gejala
infeksi

2. Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan (1.03998)


ketidak keperawatan 3x8 jam
seimbangan diharapkan keseimbangan Observasi
cairan b.d cairan meningkat dengan - Monitor status hidrasi
photography kriteria hasil: - Monitor BB harian
(D.0036) 1. Keseimbangan intake dan Terapeutik
output dalam 24 jam - Berikan asupan cairan sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan intravena jika
perlu.

3 Hipertermia setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia


b.d terpapar keperawatan selama 3x8 jam (1.15506)
lingkungan diharapkan suhu dalam rentang
panas normal kriteria hasil: Observasi
(D.9130) 1. Suhu tubuh normal - Identifikasi penyebab
- Monitor suhu tubuh
- Terapeutik
- sediakan lingkungan dingin.
- longgarkan / lepaskan pakaian
Edukasi
- Anjurkan turah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
intravena jika perlu.
LAPORAN KASUS
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama bayi : By. Ny. I
Tanggal lahir: 19 November 2023
Agama : Islam
Nama ibu : Ny.I
Usia ibu : 21 tahun
Pendidikan Ibu : SMA
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Perawat mengatakan bayi ikterik karena hiperbilir ubin tampak wajah sampai leher kedua
tangan bayi
2. Riwayat keperawatan sekarang
Bayi lahir di RSUD Bendan pada tanggal 19 november 2023 pada jam 20 berjenis kelamin
perempuan dengan berat badan 2455 gram panjang badan 45 cm bayi lahir pada kehamilan
39 Minggu pada saat mengaji dilakukan kulit bayi leher dan kedua tangan bayi tampak lemah
3. Riwayat kesehatan dahulu
Bayi belum pernah dirawat sebelumnya
4. Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan Fisik
1.Berat badan lahir : 2455gr
2.Panjang badan saat lahir : 46cm
4.Lingkar kepala : 32 cm
5.Lingkar dada: 31cm
PENGKAJIAN FISIK
-Keadaan umum : baik
-Kesadaran: composmetis
Tanda Vital
Nadi 133 ×/menit
Suhu 36,9 c
Spo2 98%
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
1. Pola nutrisi dan manajemen kesehatan
Ibu bayi mengatakan Kesehatan merupakan hal yang berharga kalau sakit berobat ke klinik
terdekat
2. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi bayi berasal dari susu formula 30 ml/2 jam, reflek hisap cukup baik
3. Pola eliminasi
BAB : 1 kali sehari
BAK : 4 kali sehari
4. Pola aktivitas dan latihan
Bayi Ny.I gerakan belum aktif tampak lemah
5. Pola istirahat dan tidur
Pasien lebih sering tertidur 15 sampai 17 jam perhari
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Alat bantu indra -
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Ibu bayi memahami kondisi anaknya selama dirawat di RS
8. Pola hubungan dan peran
Bayi Ny.I merupakan anak pertama
9. Pola reproduksi seksualitas
Bayi NY.I laki laki
10. Pola mekanisme koping dan stres
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Bilirubin total 12,6

ANALISA DATA
Hari/ Data Fokus Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Selasa, 21 Terdapat ada kepala sampai leher dan kedua Ikterik Neonatus bd
November tangan pada bayi, bayi tampak lemah mukosa Hiperbilirubin
2023 bibir kering dan kemerahan pada kulit

Berat badan lahir : 2455gr


Panjang badan saat lahir : 46cm Hipertermi bd lingkungan
Lingkar kepala : 32 cm yang panas
Suhu : 37,9

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Ikterik Neonatus bd Setelah dilakukan tindakan Fototerapi Neonatus
Hiperbilirubin keperawatan selama 3 kali 24 Observasi
jam diharapkan adaptasi Monitor intelek pada
neonatus membaik dengan sklera dan kulit
kriteria hasil Monitor suhu 4 jam sekali
Membran mukosa kuning Monitor efek samping
menurun fototerapi
Kulit kuning menurun Terapeutik
Sklera kuning menurun Siapkan lampu fototerapi
dan kotak bayi
Lepaskan pakaian bayi
kecuali popok
Ukur jarak lampu dan
kulit bayi
Biarkan tubuh bayi
terpapar sinar foto terapi
berkelanjutan
Ganti popok dan alas jika
BAB atau BAK
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui
20 sampai 30 menit
Kolaborasi pemeriksaan
darah vena bilirubin direct
dan indirect
2. Hipertermia bd Telah dilakukan intervensi 3 × Manajemen Hipertermia
lingkungan yang panas 24 jam maka termoregulasi Observasi
membaik dengan kriteria hasil Identifikasi penyebab
Suhu tubuh membaik hipertermia
Monitor suhu
Terapeutik
Longgarkan atau lepas
pakaian
Berikan cairan oral
Edukasi anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
pemberian cairan
intravena jika perlu

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu Tindakan Keperawatan Respon Ttd
Selasa , Monitor pada Ikterik pada DO: ditarik pada wajah hingga leher
21/11/23 kulit dan sklera dan kedua tangan derajat 4
07.00

Menyiapkan lampu
09. 00 fototerapi DO : bayi tampak menangis
Melakukan Fototerapi
Pemeriksaan darah vena
bilirubin
14.00 DO : bilirubin total 12,5 mg/dl
Monitor suhu
17. 00 DO: 37,9c
Memberikan asupan cairan
21.00 DO: memberikan bayi sufor 30 ml dan
Memberikan cairan habis
intravena
DO : cairan D5 ¼ 5ml/jam
23.00
Rabu Monitor efek samping DO : bayi tidak diare kulit sedikit
fototerapi kemerahan
22-11-23
07.00
Mengganti alas dan popok DO: bayi menangis
14. 00
karena bab dan bak
Monitor suhu
DO : suhu 37,5c
17. 00

Memberikan asupan cairan


DO : sufor 30ml habis
21.00
Memberikan cairan
intravena
DO: D5¼ 5 ml per jam
23.00
Kamis Monitor efek samping Do : kemerahan menghilang
fototerapi
23-11-23
07.00
Do: ikterik pada bayi telah menghilang
Monitor ikterik sklera dan
12.00
kulit
Do : suhu 36,5
Monitor suhu
17.00 Do : susu formula 30 habis
Memberikan asupan cairan
21.00
Pemeriksaan darah
bilirubin direct indirect Do: bilirubin total : 10 mg/dl
06.00

EVALUASI KEPERAWATAN
Waktu Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Ttd
Selasa Ikterik Neonatus S
21-11-23 D.0024 O: Ikterik pada wajah hingga leher
dan kedua tangan derajat 4
Foto terapi
Bayi tampak lesu
Bilirubin total 12,5mg/dl
A: ikterik belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
-fototerapi
S
Hipertermi bd lingkungan
panas O : suhu 37,9
D.0130 Bayi mendapat asupan cairan sufor
30 ml / 2 jam
Infus D5 ¼ 5 ml /jam
A : hipertermi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Cairan Oral dan intravena

Rabu, Ikterik Neonatus S


22-11-23 O :Ikterik derajat 4
Fototerapi
Bayi lesu
A: ikterik belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Foto terapi
Pemeriksaan darah Vena bilirubin
S
Hipertermi bd lingkungan O : suhu 37,5c
yang panas
Infus D5 ¼ 5 ml /jam
Sufor 30 ml per 2 jam
A : hipetermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Monitor suhu
Cairan intravena dan cairan oral

Kamis Ikterik Neonatus S


23-11-23 O : tidak ada efek foto terapi
bilirubin total 10 mg/dl
A : masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

S
Hipertermi bd lingkungan
yang panas O : suhu 36,5c
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai