Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.

A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


UTAMA IKTERIK NEONATUS PADA PASIEN NEONATAL JAUNDICE
DI RUANG AR.FAKHRUDIN RS PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Kep. Anak Profesi Ners

Disusun oleh:
PURWANING RAHMAWATI
2022030143

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.A DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA IKTERIK NEONATUS PADA PASIEN
NEONATAL JAUNDICE DI RUANG AR.FAKHRUDIN RS PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun oleh:
PURWANING RAHMAWATI
2022030143

Telah disetujui pada tanggal Desember 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Wuri Utami, M.Kep) (Ida Sri Setiyani, S.Kep.Ns)

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Pengertian............................................................................................ 1
B. Etiologi ................................................................................................ 1
C. Batasan Karakteristik .......................................................................... 1
D. Fokus Pengkajian ................................................................................ 2
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan ............................................. 3
F. Masalah Keperawatan yang Muncul ................................................... 4
G. Intervensi Keperawatan ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN KASUS .......................................................................... 7
A. Format Pengkajian Keperawatan Anak .............................................. 7
B. Analisa Data ....................................................................................... 25
C. Prioritas Diagnosa .............................................................................. 26
D. Intervensi ............................................................................................ 26
E. Implementasi ...................................................................................... 28
F. Evaluasi .............................................................................................. 30
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33

iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Ikterik neonatus adalah keadaan dimana mukosa neonatus menguning
setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk kedalam
sirkulasi (PPNI, 2017). Ikterik neonatus atau penyakit kuning adalah kondisi
umum pada neonatus yang mengacu pada warna kuning pada kulit dan sklera
yang disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam darah. Ikterik neonatus
adalah keadaan dimana bilirubin terbentuk lebih cepat daripada kemampuan
hati bayi yang baru lahir (neonatus) untuk dapat memecahnya dan
mengeluarkannya dari tubuh, Ikterik adalah warna kuning yang dapat terlihat
pada sklera, selaput lender, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin
(Madri, 2018).

B. Etiologi
1. Penurunan berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir yang
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feces (mekonium)

C. Batasan Karakteristik
1. Tanda dan gejala mayor :
a. Secara subjektif tidak tersedia
b. Secara objektif:
1) Profil darah abnormal (hemolisis, bilirubin serum total
>2mg/Dl, bilirubin serum total pada rentang risiko tinggi
menurut usia pada normogram spesifik waktu)

1
2) Membran mukosa kuning
3) Kulit kuning
4) Sklera kuning
2. Tanda dan gejala minor :
a. Secara subjektif tidak tersedia
b. Secara objektif tidak tersedia

D. Fokus Pengkajian
1. Identitas Neonatus
2. Identitas Orang Tua
3. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan
a) Riwayat kehamilan
b) Riwayat Persalinan
4. Riwayat Keperawatan
a) Riwayat keperawatan sekarang
b) Riwayat keperawatan sebelumnya
c) Riwayat keluarga
d) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1) Tahap pertumbuhan
2) Tahap perkembangan
e) Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
2) Pemeriksaan fisik: refleks, tonus, kepala, mata, THT,
wajah, abdomen, toraks, paru-paru, jantung, nadi perifer,
ekstremitas, umbilikus, genital, anus, kulit, suhu, nilai
APGAR
5. Pemeriksaan Penunjang: pemeriksaan hasil laboratoriun bilirubin

2
E. Patofisiologi

Ikterus pada neonatus disebabkan oleh stadium maturase fungsional


(fisiologis) atau manifestasi dari suatu penyakit (patologik). Tujuh puluh lima
persen dari bilirubin yang ada pada neonatus berasal dari penghancuran
hemoglobin dan dari myoglobin sitokorm, katalase dan triptofan pirolase. Satu
gram hemoglobin yang hancur akan menghasilkan 35 mg bilirubin. Bayi cukup
bulan akan menghancurkan eritrosit sebanyak 1 gram /hari dalam bentuk
bentuk bilirubin indirek yang terikat dengan albumin bebas (1 gram albumin
akan mengikat 16 mg Bilirubin). Bilirubin indirek dalam lemak dan bila sawar
otak terbuka, bilirubin akan masuk ke dalam otak dan terjadi Kern Ikterus.
Yang memudahkan terjadinya hal tersebut adalah imaturitas, asfiksia/ hipoksia,
trauma lahir, BBLR (kurang dari 2000 g), Infeksi , hipoglikemia, hiperkarbia,
dan lain- lain, di dalam hepar bilirubin akan diikat oleh enzim glucuronil
transverase menjadi bilirubin direk yang larut dalam air, kemudian diekskresi
ke system empedu selanjutnya masuk ke dalam usus dan menjadi sterkobilin.
Sebagian diserap kembali dan keluar melalui urine urobilinogen. Pada
Neonatus bilirubin direk dapat diubah menjadi bilirubin indirek di dalam usus
karena disini terdapat beta-glukoronidase yang berperan penting terhadap
perubahan tersebut. Bilirubin indirek ini diserap kembali ke hati yang disebut
siklus Intrahepatik. Dalam memahami tanda dan gejala hyperbilirubinemia
yaitu adanya ikerus neonatus yang timbul, dan ikterus itu mempunyai dua
macam yaitu icterus fisiologis dan ikterus patologis, ikterus fisiologis apabila
timbul pada hari kedua dan hari ketiga dan menghilang pada minggu pertama
selambat -lambatan adalah 10 hari pertama setelah lahir, kadar bilirubin indirek
tidak melebihi 10mg% pada neonatus yang cukup bulan dan 12,5mg% untuk
neonatus kurang bulan, kecepatan peningkatan kadar bilirubinemia tidak
melebihi 5mg% setiap hari, kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
kemudian jenis ikterus yang kedua adalah ikterus patologis dimana ikterus ini
terjadi pada 24 jam pertama, kadar bilirubin serum melebihi 10 mg% pada
neonatus cukup bulan dan melebihi 12,5 mg% pada neonatus yang kurang

3
bulan, terjadi peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari, ikterusnya
menetap sesudah 2 minggu pertama dan kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
Akumulasi bilirubin atau konjugat dalam jaringan tubuh
menghasilkan penyakit kuning yang ditandai oleh tingginya tingkat plasma
bilirubin dan deposisi pigmen bilirubin berwarna kuning pada kulit , sklera,
menmbran mukosa, dan jaringan kurang terlihat lainnya (Madri, 2018).

F. PATHWAY (Madri, 2018)

Peningkatan
bilirubin

Suplai bilirubin melebihi Hepar tidak mampu


kemampuan hepar melakukan konjugasi

Sebagian masuk kembali


emerohepatik

Peningkatan bilirubin
indirek dalam darah

Ikterik neonatus Ikterus sklera, leher dan


badan

Indikasi fototerapi

Terpapar terus menerus

Perubahan termoregulasi Peningkatan metabolisme

Hidrasi
Risiko cedera termal

Risiko termoregulasi tidak efektif

4
G. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL
1. Ikterik Neonatus berhubungan dengan kesulitan transisi ke kehidupan ekstra
uterin (D.0024)
2. Risiko termoregulasi tidak efektif ditandai dengan perubahan laju
metabolisme (D.0149)

5
H. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI


1. Ikterik neonatus bergubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x Fototerapi Neonatus (I.03091)
kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin 24 jam maka diharapkan Adaptasi Neonatus Observasi :
(D.0024) Gejala dan tanda mayor. Membaik dengan kriteria hasil:  Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi
Obyektif : Adaptasi Neonatus (L.10098)  Identifikasi kebutuhan cairan sesuai
 Profil darah abnormal Kriteria Hasil Skala dengan usia dan berat badan
 Membran mukosa kuning 1 2 3 4 5  Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam
 Kulit kuning Kulit kuning 1 2 3 4 5  Monitor efeksamping fototerapi (mis:
 Sklera kuning Sklera kuning 1 2 3 4 5 hipertermi, rush pada kulit)
Keterangan: Terapeutik :
1. Meningkat  Siapkan lampu fototerapi dan inkubator
2. Cukup meningkat atau kotak bayi
3. Sedang  Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
4. Cukup menurun  Berikan penutup mata pada bayi
5. Menurun  Ukur jarak antara lampu dan permukaan
kulit bayi (30cm atau tergantung
spesifikasi lampu fototerapi)
 Biarkan tubuh bayi terpapar sinar
fototerapi secara berkelanjutan
 Ganti segera alas dan popok bayi jika
BAB/BAK
 Gunakan linen berwarna putih agar
memantulkan cahaya sebanyak mungkin.
Edukasi :
 Anjurkan ibu menyusu sekitar 20-30 menit
 Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
Kolaborasi
 Kolaborasi pemeriksaan darah vena
bilirubin direk dan indirek

6
2 Risiko termoregulasi tidak efektif ditandai Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x Managemen Cairan (I.03098)
dengan peningkatan laju metabolisme (D. 24 jam maka Termoregulasi Neonatus Membaik Observasi :
0149). dengan kriteria hasil:  Monitor status hidrasi
Termorgulasi Neonatus (L.14135)  Monitor berat badan harian
Kriteria Hasil Skala Terapeutik :
1 2 3 4 5  Catat intake dan output dan hitung balance
Suhu Tubuh 1 2 3 4 5 cairan dalam 24 jam
Suhu Kulit 1 2 3 4 5  Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Keterangan :  Berikan cairan intravena jika perlu
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun

7
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Identitas Neonatus
Nama Bayi : By.A
Tanggal Lahir : 28 November 2022
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7 hari
Berat Badan : 2900 gr
Ruang : Peristi
Kelahiran : Tunggal, hidup
Tanggal MRS : 5 Desember 2022 Jam: 09.15 WIB
Tanggal Pengkajian : 5 Desember 2022 Jam: 13.30 WIB
Diagnosa Medis : Neonatal Jaundice

B. Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny.I
Umur Ibu : 28 Tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ibu : Sarjana
Agama : Islam
Alamat : Karanganyar
Dikirim Oleh : -
Nama Ayah : Tn.K
Umur Ayah : 32 Tahun
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Ayah : Sarjana

C. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Riwayat Kehamilan

8
Ibu : G1P0A0
Umur Kehamilan : 38 minggu
Berat Badan : 60 Kg
Tinggi Badan : 157 cm
Pemeriksaan Antenatal : >3x di Bidan dan Rumah Sakit
Teratur sejak kehamilan 8 minggu
Penyakit kehamilan : -
Kebiasaan makan : Normal
Merokok : Tidak
Jamu : Tidak
Kebiasaan minum obat : Tidak
Periksa terakhir :  Hb: 10,7 gr%
 Golongan Darah: B
 Lain-lain: -

Pernah mendapat terapi : Ferospat 1x1


Alergi Obat : -

2. Riwayat Persalinan
Bayi lahir secara spontan pada usia kehamilan 38 minggu pada tanggal
28 November 2022 jam 08.10 WIB di ruang kebidanan RS PKU
Muhammadiyah Sruweng, tidak ada penyulit saat persalinan

D. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
a. Keluhan Utama: Bayi kekuningan
b. Riwayat Penyakit sekarang: Bayi dibawa ke IGD RS PKU
Muhammadiyah Sruweng pada tanggal 5 Desember 2022 jam 09.15
WIB dengan keluhan terlihat kekuningan sejak baru lahir sampai
sekarang, bayi tampak lemas, Nadi 150x/menit, suhu 37℃, R:
40x/menit, umur bayi 7 hari. Bayi kemudian dipindahkan ke ruang
peristi tanggal 5 Desember 2022 jam 10.05 WIB. Bayi dilakukan

9
pengkajian oleh perawat tanggal 5 Desember 2022 jam 13.30,
kondisi bayi tampak lemas, reflek hisap kuat, badan kekuningan,
sklera ikterik, Nadi: 140x/menit, Suhu 36,7℃, R: 42x/menit
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
a. Riwayat kesehatan yang lalu: pasien seorang bayi umur 7 hari
sebelumnya dilahirkan secara spontan pada tanggal 28 November
2022 di RS PKU Muhammadiyah Sruweng dan pulang pada tanggal
29 November 2022
b. Imunisasi: Hb 0 (+)
3. Riwayat Keluarga
Genogram

Ket:
Perempuan
Laki - laki
Klien
Tinggal satu keluarga

4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan: 3000 gr
Berat badan sekarang: 2900 gr
b. Lingkar kepala: 33 cm
Lingkar dada: 32 cm
Lingkar abdomen: 28 cm

10
Lingkar lengan atas: 11 cm
c. Panjang Badan: 49 cm
Tahap Perkembangan
a. Psikososial: -
b. Psikoseksual: -
c. Kognitif: -
5. Pengkajian Fisik
a. Tanda – tanda vital
Nadi: 140x/menit
Suhu: 36,7℃
Pernafasan: 42x/menit
CRT: <3 detik
Tekanan Darah: -
b. Pemeriksaan fisik
 Refleks
Sucking (menghisap) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Palmar Grasping (menggenggam) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Tonic Neck (leher) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Rooting (mencari) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Moro (kejut) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Babinsky : Ada ( √ ) Tidak ( )
Gallant (punggung) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Swallowing (menelan) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Plantar Grasping (telapak kaki) : Ada ( √ ) Tidak ( )

 Tonus/aktivitas: Aktif, menangis keras


 Kepala/leher:
 Fontanel anterior: lunak
 Sutura sagitalis: tepat
 Gambaran wajar: simetris
 Molding: (+)

11
 Mata: bersih, sklera ikterik
 THT: telinga normal, hidung simetris
 Wajah: simetris, tidak ada bibir sumbing
 Abdomen Lunak, lingkar perut: 28 cm, liver teraba
 Toraks: simetris, retraksi derajat 0, klavikula normal
 Paru – paru: suara nafas kanan kiri sama, bersih, respirasi
spontan, tidak ada alat bantu napas, saturasi: 98%
 Jantung: bunyi normal, nadi 140x/menit, CRT <3 detik
 Nadi perifer keras
 Ekstremitas: gerakan bebas, normal
 Umbilikus: normal tidak ada inflamasi
 Genital: laki – laki normal
 Anus: paten
 Kulit: jaundice, tidak ada tanda lahir, turgor kulit elastis,
lanugo (+)
 Suhu: menggunakan boks terbuka, suhu tubuh 36,7 ℃
 Nilai Apgar
1 menit 5 menit 2 jam
Frekuensi jantung <100 <100 <100
Usaha bernapas Tidak teratur Baik Baik
Tonus otot Sedang Sedang Baik
Iritabilitas refleks Meringis Meringis Meringis
Warna kulit Pink Pink Pink

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 5 Desember 2022 jam 09.50 WIB
HB 18,1 g/dl 15,0 – 24,6
AL 9.370 /uL 9.100 – 34.000
AT 289.000 /uL 150.000 – 450.000
HMT 53% 50 - 82

12
Bilirubin total 14,53 mg/dl <12,7
Bilirubin direk 0,93 mg/dl 0- 0,25
Bilirubin indirek 13,60 g/gl 0,1 – 0,7

F. Terapi
Fototerapi 36 jam

13
A. ANALISA DATA

Tanggal / Jam : 05 Desember 2022 Jam 14.00 WIB


No Data Fokus Pathway Problem Etiologi

1 DS: peningkatan bilirubin Ikterik Neonatus kesulitan transisi ke


 Ibu pasien mengatakan anaknya terlihat kekuningan belum (D.0024) kehidupan ekstra uterin
membaik sejak dilahirkan sampai sekarang
DO: hepar tidak mampu melakukan
 Bayi terlihat lemas konjugasi
 Sklera ikterik
 Kulit bayi kekuningan
 Bilirubin indirek 13,60 mg/dl (normal 0,1 – 0,7) sebagian masuk kembali emerohepatik

bilirubin indirek darah meningkat

sklera ikterik, badan joundice

ikterik neonatus

2 DS : - peningkatan bilirubin Risiko termoregulasi Perubahan laju


DO : tidak efektif (D.0149) metabolisme
 Badan teraba hangat
 Suhu : 36, 7˚C hepar tidak mampu melakukan
 Bayi dilakukan fototerapi 36 jam konjugasi

14
 Nasi 140x/menit, R: 42x/menit

sebagian masuk kembali emerohepatik

bilirubin indirek darah meningkat

sklera ikterik, badan joundice

ikterik neonatus

indikasi fototerapi

metabolisme meningkat

risiko termoregulasi tidak efektif

B. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Ikterik Neonatus berhubungan dengan kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin (D.0024)
2. Risiko termoregulasi tidak efektif ditandai dengan perubahan laju metabolisme (D.0149)

15
C. INTERVENSI
Tanggal/Jam: 05 Desember 2022 Jam: 14.05 WIB
NO Diagnosa Keperawatan Luaran Perencanaan Keperawatan
SLKI SIKI
1 Ikterik Neonatus Fototerapi Neonatus (I.03091)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Observasi :
berhubungan dengan jam maka diharapkan adaptasi neonatus membaik  Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi
kesulitan transisi ke
dengan kriteria hasil:  Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia
kehidupan ekstra uterin dan berat badan
Adaptasi neonatus (L.10098)
(D.0024)  Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam
Indikator Skala
 Monitor efeksamping fototerapi (mis: hipertermi,
Awal Tujuan
rush pada kulit)
Kulit kuning 2 5 Terapeutik :
Sklera kuning 2 5  Siapkan lampu fototerapi dan inkubator atau kotak
bayi
Keterangan :  Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
1 : Meningkat  Berikan penutup mata pada bayi
2 : Cukup meningkat  Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi
3 : Sedang (30cm atau tergantung spesifikasi lampu
4 : Cukup menurun fototerapi)
5 : Menurun  Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara
berkelanjutan
 Ganti segera alas dan popok bayi jika BAB/BAK
 Gunakan linen berwarna putih agar memantulkan
cahaya sebanyak mungkin.
Edukasi :
 Anjurkan ibu menyusu sekitar 20-30 menit
 Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
Kolaborasi

16
• Kolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin
direk dan indirek

2 Risiko termoregulasi tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x Managemen Cairan (I.03098)
efektif ditandai dengan 24 jam maka diharapkan termoregulasi neonatus Observasi :
perubahan laju membaik, dengan kriteria hasil :  Monitor status hidrasi
metabolisme (D.0149) Termoregulasi neonatus (L.14135) :  Monitor berat badan harian
Kriteria Hasil Skala Terapeutik :
 Catat intake dan output dan hitung balance cairan
Awal Tujuan
dalam 24 jam
Suhu tubuh 2 5  Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Suhu kulit 2 5  Berikan cairan intravena jika perlu
Keterangan : 
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik

17
D. IMPLEMENTASI

No.Dx Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf


kep
1 05 Desember 2022  Memonitor ikterik pada sklera dan kulit bayi  Sklera bayi ikterik, seluruh badan
14.30 joundice
14.33  Melakukan identifikasi kebutuhan cairan sesuai  Kebutuhan cairan neonatus
dengan usia dan berat badan Hari ke 7= 150cc/KgBB/hari
= 150 cc x 2,9 kg/hari
= 435 cc/hari Pupung
Pemberian per jam 435:24 = 18 cc
Pemberian cairan per 3 jam = 54 cc

14.45  Memonitor suhu dan tanda vital setiap 3 jam  S: 36,7℃, N:140x/menit, R: 42x/menit

14.48  Memonitor efeksamping fototerapi (mis: hipertermi,  Tidak terjadi efek samping fototerapi
rush pada kulit)
14.50  Menyiapkan lampu fototerapi dan inkubator atau  Fototerapi siap dipakai ke bayi
kotak bayi, mengukur jarak lampu sesuai spesifikasi
lampu
14.55  Melepaskan pakaian bayi kecuali popok  Bayi hanya menggunakan popok

 Memberikan penutup mata pada bayi  Bayi ditutup matanya dengan


14.58
menggunakan karbon dilapisi kassa

 Mengukur jarak antara lampu dan permukaan kulit  Fototerapi siap digunakan
15.00
bayi (30cm atau tergantung spesifikasi lampu
fototerapi)
15.05  Membiarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi  Bayi dilakukan fototerapi
secara berkelanjutan
15.10
 Mengganti segera alas dan popok bayi jika BAB/BAK  Bayi terlihat tenang saat diganti popok

18
15.20  Menganjurkan ibu menyusui sesering mungkin  Bayi diberikan susu ASI melalui dot
setiap 3 jam sekali sesuai kebutuhannya

2 05 Desember 2022  Memonitor status hidrasi  Mukosa bayi lembab, turgor kulit elastis,
15.25 suhu kulit hangat
15.30  Memonitor berat badan harian  BB bayi saat ini: 2.900gr
15.40  Mencatat intake dan output dan hitung balance  Balance cairan neonatus
cairan dalam 24 jam Intake =150cc/KgBB/hari
=150x2,9 Pupung
=435 cc/hari
Output Urine ±200cc
IWL =50 cc/KgBB
=50x2,9
=145
Balance Cairan =435-(200+145)
=90
 Memberikan asupan cairan sesuai kebutuhan  Memberikan susu kepada bayi setiap 3
16.00 jam sebanyak 54 cc
 Melakukan kolaborasi dokter untuk memberikan  Bayi tidak dipasang infus karena masih
16.20 cairan intravena jika perlu mau menyusu dengan kuat
1 06 Desember 2022  Memonitor ikterik pada sklera dan kulit bayi  Sklera bayi masih ikterik, seluruh badan
14.30 masih joundice

14.33  Memonitor suhu dan tanda vital setiap 3 jam  S: 37,7℃, N:150x/menit, R: 40x/menit

14.45  Memonitor efeksamping fototerapi (mis: hipertermi,  Tidak terjadi efek samping fototerapi Pupung
rush pada kulit)
14.48  Membiarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi  Bayi ditutup matanya dengan
secara berkelanjutan menggunakan karbon dilapisi kassa
14.50  Mengganti segera alas dan popok bayi jika BAB/BAK  Bayi terlihat tenang saat diganti popok
14.55  Menganjurkan ibu menyusui sesering mungkin  Bayi diberikan susu ASI melalui dot
setiap 3 jam sekali sesuai kebutuhannya

19
06 Desember 2022  Memonitor status hidrasi  Mukosa bayi lembab, turgor kulit elastis,
2 15.25 suhu kulit hangat
15.30  Memonitor berat badan harian  BB bayi saat ini: 2.900gr
15.40  Mencatat intake dan output dan hitung balance  Balance cairan neonatus
cairan dalam 24 jam Intake =150cc/KgBB/hari
=150x2,9 Pupung
=435 cc/hari
Output BAK ±150cc
BAB ± 50 cc
IWL =50 cc/KgBB
=50x2,9
=145
Balance Cairan =435-(200+145)
=90
16.00  Memberikan asupan cairan sesuai kebutuhan
 Memberikan susu kepada bayi setiap 3
16.20  Melakukan kolaborasi dokter untuk memberikan jam sebanyak 54 cc
cairan intravena jika perlu  Bayi tidak dipasang infus karena masih
mau menyusu dengan kuat

20
E. EVALUASI
NO Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP) Paraf

1 06 Desember 2022 S: -
18.10 O: Bayi tampak rileks saat dilakukan fototerapi
Nadi :150 x/menit, RR 40 x/menit, S: 37°C
A: Masalah belum teratasi .
Kriteria Hasil Skala
Awal Tujuan Akhir
Kulit Kuning 2 5 3 Pupung
Sklera kuning 2 5 3
P: Lanjutkan intervensi.
1. Memonitor ikterik pada sklera dan kulit bayi
2. Memonitor suhu dan tanda vital setiap 3 jam
3. Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara berkelanjutan
4. Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
2 06 Desember 2022 S: -
18.15 O: Nadi: 150 x/menit, RR: 40 x/menit, S: 37˚C. Bayi menyusu kuat, mukosa lembab, turgor kulit elastis.
A: Masalah teratasi.
Kriteria Hasil Skala
Awal Tujuan Akhir
Suhu tubuh 2 5 5
Suhu kulit 2 5 5 Pupung
P: Pertahankan Intervensi

21
BAB III
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada By.A dengan diagnosa medis Neonatal Joundice,


masalah keperawatan yang muncul adalah ikterik neonatus dan risiko termoregulasi
tidak efektif. Untuk diagnosa keperawatan ikterik neonatus diatasi dengan tindakan
memberikan fototerapi. Pada hari ke 2 pasien sudah mulai membaik ikteriknya
sudah berkurang tetapi belum teratasi sepenuhnya. Pada masalah keperawatan
risiko termoregulasi tidak efektif, tindakan yang dilakukan adalah dengan
memonitor balance cairan bayi, dan pada hari ke 2 pemberian asuhan sudah dapat
teratasi.
Penanganan kasus By.A sesuai dengan jurnal yang dipublikasikan oleh
Sowwam (2018) dengan judul “Fototerapi Dalam Menurunkan Hiperbilirubinemia
Pada Asuhan Keperawatan Ikterus Neonatorum”. Dalam jurnal tersebut disebutkan
bahwa tindakan keperawatan utama untuk mengatasi ikterus neonatorum adalah
tindakan fototerapi. Fototerapi hanya diberikan kepada bayi yang mengalami sakit
kuning yang parah dan dicurigai kadar bilirubin tak terkonjugasi yang dapat
membahayakan bayi jika bilirubin meningkat. Tujuan dalam melakukan Fototerapi
adalah untuk menurunkan kadar Hiperbilirubin tak terkonjugasi didalam sirkulasi
darah. Kesimpulannya, Fototerapi dapat menurunkan kadar serum bilirubin dalam
sirkulasi darah pada pasien: ikterus neonatorum.

22
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi I Cetakan Iii (Revisi). Jakarta
Selatan: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Poksa SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi I Cetakan Ii. Jakarta Selatan:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi I Cetakan II. Jakarta Selatan:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Dwi, Maryanti. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi Dan Balita. Edisi 1. Jakarta:
Trans Info Media (TIM).
Patricia, W. Ladewig. (2016). Buku Saku Asuhan Ibu Dan Bayi Baru Lahir. Edisi
5.Jakarta: EGC.
Sembiring, Julina Br. (2019). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Deepublish
Widagdo. (2012). Tatalaksana Masalah Penyakit Anak Dengan Ikterus. Jakarta:
Sagung Seto
https://repository.unair.ac.id/97546/3/3.%20ABSTRAK.pdf
http://ejurnal.akperyappi.ac.id/index.php/files/article/view/74

23

Anda mungkin juga menyukai