Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

I DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA : HIPERTERMI PADA PASIEN
FEBRIS DI RUANG AL MA’UN RS PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Pembelajaran Praktek Profesi Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :
Tri Wahyuningsih

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa “Asuhan Keperawatan Pada Nn. I
Dengan Masalah Keperawatan Utama: Hipertermi Pada Pasien Febris
di Ruang Al Ma’un RS PKU Muhammadiyah Sruweng”

Di Susun Oleh :
TRI WAHYUNINGSIH

NIM:

Telah disetujui pada tanggal 10 September 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Hendri Tamara Yuda, M.Kep) (H. Bisri Samsuri, S.Kep.Ns)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Pengertian ......................................................................................... 1
B. Etiologi ............................................................................................... 2
C. Batasan Karakteristik ......................................................................... 2
D. Patofisiologi ....................................................................................... 2
E. Pathways ............................................................................................ 3
F. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul ........................................ 3
G. Intervensi Keperawatan ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN KASUS ....................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Hipertemia adalah suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh (Tim Pokja
SDKI Edisi 1 Cetakan III Revisi (2017)
Hipertermi adalah suhu tubuh diatas kisaran normal karena kegagalan termoregulasi.
(NANDA –I Diagnosis Keperawatan 2018 – 2020)
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk kedalam
tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C). Demam adalah
proses alami tubuh untuk infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terjadi pada suhu >
37, 2° C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit
autoimun, keganasan, ataupun obat – obatan (Hartini, 2015).

B. ETIOLOGI
Penyebab:
1. Dehidrasi: meningkatnya kadar keringat menyebabkan kadar air dan elektrolit dari
tubuh yang hilang semakin meningkat.
2. Peningkatan laju metabolism: peningkatan suhu tubuh akibat demam menigkatkan
laju metabolisme tubuh sehingga dibutuhkan lebih banyak cairan.
3. Proses penyakit (misal: infeksi, kanker): Demam dapat berhubungan dengan infeksi,
penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain, Demam
umumnya terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam melawan infeksi kuman
penyebab penyakit.
4. Ketidak sesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Terpapar lingkungan panas
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan incubator
2

C. BATASAN KARAKTERISTIK
Pasien dengan hipertermi memiliki tanda dan gejala mayor maupun minor sebagai berikut
(SDKI, 2016):
1. Tanda dan gejala mayor :
a. Subjektif : -
b. Objektif : suhu tubuh diatas normal.
2. Tanda dan gejala minor :
a. Subjektif : -
b. Objektif :
- Kulit merah
- Kejang
- Takikardi
- Takipnea
- Kulit terasa hangat

D. PATOFISIOLOGI
Pusat regulasi suhu tubuh berlokasi di hipotalamus anterior. Pusat regulasi ini
mendapatkan informasi terkait suhu lingkungan eksternal melalui reseptor suhu yang
terdapat di kulit dan mengenai suhu tubuh inti dari reseptor di hipotalamus anterior itu
sendiri. Kemudian hipotalamus anterior akan menginisiasi respon yang sesuai untuk
mengadaptasi tubuh baik melalui mekanisme pembuangan panas maupun pembentukan
panas. Pada dasarnya regulasi homeostasis suhu tubuh dilakukan oleh sistem saraf pusat
dengan hipotalamus mengambil mayoritas peran regulasi dijalnkan oleh hipotalamus,
namun pembentukan panas tubuh dilakukan di jaringan lemak coklat yang diinduksi
melalui aktivasi sistem saraf simpatis. Sistem regulasi suhu tubuh cukup kompleks karena
melibatkan berbagai neuron dan nukleus (Contreras, 2017).

Demam adalah kenaikan suhu badan secara abnormal yang disebabkan oleh
endogenic pyrogen yang merubah set point di hipotalamus menjadi lebih tinggi dari
normal, sebagai respon dari invasi mikroba akibat infeksi maupun inflamasi. Hal ini
menyebabkan suhu tubuh inti saat itu dinilai terlalu rendah terhadap set point baru.
Hipotalamus anterior kemudian mengaktifkan mekanisme produksi panas untuk
meningkatkan suhu tubuh agar sesuai dengan set point baru Pada tingkat sel, endogenic
3

pyrogen menyebabkan peningkatan produksi interleukin-1 (IL-1). IL-1 kemudian


menyebabkan hipotalamus anterior meningkatkan produksi lokal prostaglandin, yang
mana akan meningkatkan suhu set point. Pyrogen tersebut merupakan produk dari sel-sel
fagosit mononuklear sebagai respon dari penyebab eksogen demam seperti bakteri, jamur,
dan virus maupun karena kerusakan jaringan, faktorfaktor imunologik, dan keadaan-
keadaan hipersensitivitas (Blomqvist et al, 2018).

E. PATHWAYS KEPERAWATAN

Reaksi virus, bakteri, parasite

Reaksi Inflamasi

Proses demam PH berkurang

Hipertermi Nausea

F. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL


1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)
2. Nausea berhubungan dengan rasa makanan / minuman yang tidak enak (D.0076)
4

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Luaran SLKI Intervensi SLKI
1 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Management Hipertermi (I.15506)
dengan proses penyakit 3 x 24 jam maka hipertermi (L. 14134) membaik dengan
Tindakan
(D.0130) kriteria hasil:
Gejala dan tanda mayor: Kriteria Hasil Skala Observasi :
1 2 3 4 5
Subyektif : - Identifikasi penyebab hipertermi
Kulit merah 1 2 3 4 5
Obyektif : Takhikardi 1 2 3 4 5 misal: dehidrasi
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu tubuh diatas nilai normal - Monitor suhu tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Gejala dan tanda minor : Keterangan : - Monitor haluaran urine
Subyektif : 1 : Meningkat Terapeutik :
Obyektif :
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang - Sediakan lingkungan yang dingin
 Kulit merah
4 : Cukup menurun - Longgarkan atau lepaskan
 Kejang 5 : Menurun pakaian
 Takikardi
- Ganti linen setiap hari atau lebih
 Takipnea
sering jika mengalami hiperhidrosis
 Kulit terasa hangat (keringat berlebih)
- Berikan cairan oral
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Lakukan kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Kolaborasi pemberian antipiretik
5

2 Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Management Mual (I. 03117)
dengan rasa makanan / 3 x 24 jam tingkat nausea (L. 08065) menurun kriteria hasil:
Tindakan
minuman yang tidak enak Kriteria Hasil Skala
(D.0076) 1 2 3 4 5 Observasi :
Gejala dan tanda mayor: Keluhan mual 1 2 3 4 5
- Identifikasi pengalaman mual
Perasaan asam 1 2 3 4 5
Subyektif : dimulut - Identifikasi mual terhadap kualitas
Mengeluh mual Sensasi panas 1 2 3 4 5 hidup
Jumlah saliva 1 2 3 4 5
Merasa ingin muntah Keterangan : - Identifikasi faktor penyebab mual
Obyektif : 1. : Meningkat - Identifikasi antiemetik untuk
Gejala dan tanda minor : 2. : Cukup meningkat mencegah mual
Subyektif : 3. : Sedang
4. : Cukup menurun - Monitor mual
 Merasa asam dimulut
5. : Menurun - Monitor asupan nutrisi dan kalori
 Sensasi panas /dingin
Terapeutik :
 Sering menelan
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab
Obyektif :
mual
 Saliva meningkat
- Kurangi atau hilangkan keadaan
 Pucat
penyebab mual
 Diaforesis
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
 Takikardia
menarik
 Pupil dilatasi
- Berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau dan tidak berwarna, jika
perlu
Edukasi :
6

- Anjurkan sering membersihkan mulut,


kecuali jika merangsang mual
- Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(misal : relaksasi, terapi musik,
biofeedback, akupresur
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
7

BAB II
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal Masuk : 06 September 2022

Tanggal Pengkajian : 06 September 2022

Ruang : Al Ma’un 14

Pengkaji : Tri wahyuningsih

I.DATA SUBYEKTIF

a. Identitas Pasien

Nama : Nn. I

Umur : 20 Th

Agama : Islam

Pendidikan :

Pekerjaan : Petani

Alamat : Caruban 2/3 Adimulyo

Diagnosa Medis : FEBRIS

No. RM : 00104865

NIK : 21710764100xxxxx

a. Keluhan Utama (yang paling dirasakan)


Demam, mual muntah

b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien datang melalui IGD RS PKU Muhammadiyah Sruweng pada
tanggal 06 September 2022 pukul 13.00 WIB dengan keluhan demam
tinggi sejak tadi malam, muntah 1x. Pada saat di IGD TD: 104/ 51mmHg
8

N: 130x/menit RR: 20x/menit, S: 39,8 ºC SpO2: 98%. Pasien disarankan


untuk rawat inap dan dipindah keruang rawat inap Alma’un pada tgl 06
September 2022 pukul 14.00 WIB. Pasien dilakukan tindakan pasang
infus dan terapi pamol infus masuk 500 cc, ondansentron 1 ampul di IGD.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 06 September 2022 pukul
15.00 WIB pasien mengatakan badan nya masih terasa panas, merasa
mual tapi tidak muntah. TD : 100/60 mmHg N : 100x/menit RR :
20x/menit S : 38,5ºC, kesadaran compos mentis.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sudah pernah dirawat dengan typhoid 1 minggu yang
lalu

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
yang sama

c. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson


1. Pola Oksigenasi

 Sebelum sakit: Klien mengatakan bernafas dengan normal tidak ada


gangguan.
 Saat dikaji: Klien mengatakan tidak sesak nafas, RR 20 x/mnt

2. Pola Nutrisi

 Sebelum sakit: Klien mengatakan dirumah biasa makan 3x/hari


dengan lauk pauk secukupnya. Klien tidak ada alergi terhadap
makanan tertentu.
 Saat dikaji: klien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang di
berikan dari RS dan minum teh hangat dan air putih.

3. Pola Eliminasi

 Sebelum sakit: Klien BAB 1x/hari dan klien BAK 4-5 x/hari, warna
urin kuning jernih.
9

 Saat Dikaji: Klien mengatakan selama di RS belum BAB, dan Klien


BAK melalui pispot dengan warna urin kuning pekat.

4. Pola Aktivitas

 Sebelum sakit; Klien mengatakan dapat beraktifitas dengan baik.


 Saat dikaji: Klien mengatakan aktifitasnya terbatas karena merasa
lemas dan mual.

5. Pola Istirahat

 Sebelum sakit: Klien tidur 6-8 jam saat dirumah, dan klien tidak
pernah tidur siang.
 Saat dikaji: Klien mengatakan kurang istirahat karena badan terasa
demam, mual dan terpasang infus sehingga merasa kurang nyaman

6. Pola Aman dan Nyaman

 Sebelum sakit: Klien mengatakan tidak ada masalah.


 Saat dikaji: Klien mengatakan merasa kurang nyaman karena
terpasang infus dan tidak dapat beraktivitas seperti sebelum sakit

7. Pola Belajar

 Sebelum sakit: Klien mengatakan jarang membaca


 Saat Dikaji: Klien beberapa kali bertanya tentang penyakitnya.

8. Pola Bekerja

 Sebelum sakit: Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan


mandiri.
 Saat dikaji: Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas seperti
biasa karena merasa lemas.

9. Pola Mempertahankan Suhu

 Sebelum sakit: Klien mengatakan saat musim dingin memakai jaket


dan saat panas menggunakan baju pendek berbahan katun.
10

 Saat Dikaji; Klien mengatakan menggunakan selimut dan jaket bila


demam, Suhu : 38,5 C.

10. Pola Berpakaian

 Sebelum Sakit: Klien dapat menggunakan baju tanpa bantuan orang


lain
 Saat Dikaji: Klien dalam memakai pakaian dibantu oleh ibu nya

11. Pola Spiritual

 Sebelum sakit: Klien menjalankan sholat 5 waktu


 Saat Dikaji: Klien menjalankan ibadah sholat dengan berbaring di
tempat tidur.

12. Personal Hygiene

 Sebelum sakit: Klien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hr (pagi dan
malam), dan mencuci rambut 3x/minggu
 Saat dikaji: Klien mengatakan hanya dilap pagi dan sore oleh
keluarganya.

13. Berkomunikasi

 Sebelum sakit: Klien berbicara dengan lancar, mendengar dengan


baik dan berkomunikasi dengan anggota keluarga ataupun
masyarakat sekitar rumah.
 Saat Dikaji: Klien hanya berbicara seperlunya dengan keluarga yang
menunggu.

14. Pola Berekreasi

 Sebelum Sakit: Klien mengisi waktu luangnya dengan menonton TV


bersama keluarga.
 Saat dikaji: Klien hanya bisa bercengkrama dengan penunggu
11

1. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TD : 100/60 mmHg
4. N : 100 x/menit
5. S : 38,5ºC
6. RR : 20 x/menit

b. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultrasi)


1. Kepala : Bentuk mesocepal, rambut hitam, kulit kepala
bersih
2. Muka : Simetris, tampak sedikit pucat.
3. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis
4. Hidung : Tidak ada secret, tidak ada sinusitis. tidak ada
napas cuping hidung.
5. Mulut : Mukosa bibir terlihat lembab, tidak ada stomatitis
6. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret
yang keluar dari kedua telinga, tidak terdapat
massa, daun telinga bersih, fungsi pendengaran
normal.
7. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada : Jantung dan paru-paru menggunakan tekhnik
(IPPA)
Jantung
 Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak pada ICS
IV-V mid clavicula sinistra
 Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, teraba ictus
cordis pada ICS 5 garis mid clavikula sinistra.
 Perkusi : Terdengar suara pekak, intercosta 2
garis parasternal dektra, intercosta 2 garis
12

parasternal sinistra, sampai intercosta 4 garis


parasternal sinistra, dan intercosta 5 garis mid
klavikula sinistra.
 Auskultasi: Terdengar S1-S2 terpisah,
regular.
Paru-paru
 Inspeksi: Simetris kanan dan kiri, pada saat
inspirasi dan ekspirasi tidak ada retraksi
dinding dada kanan dan kiri, tidak ada otot
bantu nafas.
 Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, teraba gerak
dada kanan dan kiri simetris.
 Perkusi: sonor.
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, RR= 20x/
menit
9. Abdomen : (IAPP)
 Inspeksi: tidak ada bekas luka, warna kulit
konsisten dengan yang lain, umbilikus bersih,
perut cembung
 Auskultasi: Terdengar peristaltik usus ± 12x
/menit di kuadran 3.
 Perkusi: Terdengar redup pada kuadran
pertama bagian limfe, pada kuadran kedua
terdengar timpani pada bagian lambung, pada
kuadran ketiga dan keempat terdengar redup.
 Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hati di kuadran 1 (kanan atas),
dan tidak ada pembesaran limfa di kuadran 2
(kiri atas), tidak terdapat asites.

10. Ektremitas :  Ekstremitas atas: terpasang infus RL 20 tpm


pada tangan kiri, CRT kurang dari 3 detik,
13

akral hangat tidak ada sianosis. Kekuatan


otot ektremitas kanan atas: 4
Kekuatan otot ektremitas kiri atas: 4
 Ekstremitas bawah : tidak ada edema di
kedua kaki
Kekuatan otot ekstremitas kanan bawah: 4
Kekuatan otot ekstremitas kiri bawah: 4
11. Kulit : Kulit elastis, turgor kulit baik
12. Genetalia : Pasien seorang perempuan, tidak terpasang DC

Hasil Laboratorium tanggal 5 september 2022


Nama Pemeriksaan Hasil Satuan
Hb 12,2L g/dL
Leukosit 5,610 /uL
Trombosit 265,000 /uL

Hematokrit 49 %

Eritrosit 4.3 Juta/uL

Mcv 90,40 fL

Mch 28,40 pg/mL

Mchc 31,40 g/dl

Sgot 55 g/dL
Sgpt 33 /uL
Kreatinin 0,83 Mg/dL

Glukosa darah sewaktu 114 g/dL

Widal
Anti S tyhi- O Negatif
Anti S paratyphi AO Negatif
Anti s Typhi-H Negatif
14

Hasil Rongsen tanggal 6 September 2022


: Corakan pylmo dan besar cor normal
Hasil USG tgl 7september 2022
: Normal

Program Terapi

No Jenis Obat Dosis Waktu Indikasi


Pemberian
1 Infus RL 20
tetes/menit
2 Paracetamol infus 3x 500 cc 13.00
S > 38,5
3 Injeksi ondansentron 2 x 4 mg 06 18

4 Injeksi OMZ 1 x 40 mg 18

5 Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr 06 18 Terapi


tambahan
tgl 8/9/22
5 Dexametason 2x1 06 18 Terapi
tambahan
tgl 8/9/22
6 Paracetamol 3 x 500 mg 06 14 22
15

C. ANALISA DATA
Nama Klien : Nn. I
Ruang : Al Ma’un
No DATA FOKUS MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Ds: Hipertermi Proses penyakit Hipertermi b.d Proses penyakit

- Nn.I mengatakan badan masih panas (D. 0130)

- Nn.I mengatakan demam sejak tadi malam


Do:
- TD: 100/60 mmHg

- Nadi 100 x/menit

- Suhu : 38,5 oC

- RR 20 x/menit
- Kulit terasa hangat
- Bibir : kering

- Terpasang infus Rl 20tpm.


2 Ds Nausea Rasa makanan/ minuman yang Nausea b.d rasa makanan / minuman
tidak enak yang tidak enak (D. 0076)
- Nn. I mengatakan saat ini merasa mual.
- Nn. I mengatakan mual ketika bau
makanan
16

Do:
- Bibir kering.

- Pasien terlihat lemas

- Akral hangat

- TD :100/60

- S :38 ,5C

- Nadi :100 x/ mnt


17

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Nn. I
Ruang : Al Ma’un
NO Diagnosa Luaran Perencanaan Keperawatan
Keperawatan SLKI SIKI
1 Hipertermi b.d Proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia
penyakit (D. 0130) selama 3 x 24 jam maka diharapkan ( l.15506)
hipertermi menurun dengan kriteria hasil: Observasi
( L.14134)  monitor suhu tubuh
Kriteria hasil Awal Akhir  monitor haluaran urin
Kulit merah 2 4 Terapeutik
Takikardi 2 4  Lakukan kompres hangat
Suhu tubuh 2 4  Ganti linen setiap hari
 Berikan terapi cairan
Suhu Kulit 2 4
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Ket:
1. Menurun Kolaborasi

2. Cukup memburuk Pemberian antipiretik

3. Sedang
4. Cukup membaik
5. membaik
18

2 Nausea b.d rasa makanan / Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen mual (I.03117)
minuman yang tidak enak selama 3 x 24 jam maka diharapkan Observasi
- Identifikasi dampak mual
(D. 0076) gastrointestinal (L. 030119) dengan kriteria
- Identifikasi faktor penyebab mual
hasil:
- Monitor mual
Indikator Skala Terapeutik
Awal Tujuan - Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
Keluhan mual 2 4 - Memberikan makanan sedikit tapi sering
Perasaan asam 2 4 Edukasi
dimulut
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Sensasi panas 2 4
Kolaborasi
Jumlah saliva 2 4
Keterangan :
- pemberian anti emetik
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
19

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Nn.I
Ruang : Al Maun
Tgl/Jam No Dx Implementasi Respon TTD

Selasa,6 september 1 Memonitor KU pasien Ds : Nn.I mengatakan masih demam naik turun Trie
2022 Mengganti seprei
Jam 16.30WIB Menganjurkan untuk mengompres air Do : Suhu 38,5 C
hangat
Td : 100/65
Nadi 106x/menit
RR 26 x/menit
Badan teraba hangat

Selasa,6 September 2 Memonitor mual Trie


2022 Mengidentifikasi faktor penyebab mual
Ds : Nn. I mengatakan masih merasakan mual
Memberikan terapi ondansentron 1 amp
Jam 17.00 WIB
bila bau makanan dan hanya minum teh
manis

Do : Nn. I tampak lemas


20

Rabu, 7 september 1 Memberikan terapi obat paracetamol tablet Ds: Trie


2022 500 mg
- Nn. I mengatakan akan meminumnya nanti
jam 13.00WIB Mengganti linen seprei jam 14.00 wib
Melakukan kompres hangat bersama ibu
pasien Do :

- Nn. I terlihat kooperatif ketika dikasih obat


- Pasien terlihat nyaman
- Keluarga mengompres didahi pasien
Rabu ,7 september 2 Memberikan Injeksi Ondansetron via IV Ds : Trie
2022 jam 17.00 - Nn. I mengatakan mual sudah
mulai berkurang
Do :
- Terapi masuk
Rabu, 7 september 1 Memonitor Tanda Tanda Vital Ds : Trie
2022 ja,m 17.00
- Tn. Mengatakan demam masih naik
turun
Do :
- TD: 90/70 mmHg
- N: 100 x/menit
- Suhu 38
- RR 20x/menit
- 98%
21

Kamis, 8 september 2 Edukasi pasien untuk makan atau minum Ds : Trie


2022 jam 13.30 wib sedikit tapi sering
- Nn. I mengatakan sudah makan sedikit
sedikit habis ¼ porsi dari RS
Do :
- Nn. I masih terlihat lemas

Kamis, 8 september 1,2 Memonitor tanda tanda vital Ds: Trie


2022 jam 14.00 Menganjurkan keluarga untuk memberikan
kompres hangat bila demam - Pasien mengatakan semalam demam lagi dan
masih naik turun demamnya
DO:

- TD: 100/60 mmHg


- N: 98 x/menit
- Suhu: 37,5
- RR 20x/menit
- SPO2 97%
22

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Nn. I
Ruang : Al Ma’un

NO Jam Evaluasi (SOAP) Paraf


1 08-09-2022 S : Pasien mengatakan demamnya masih naik turun, dan semalam demam lagi Trie
Jam 17.00
O : Kulit teraba hangat
TD: 100/60 mmHg
N: 98 x/menit
Suhu: 37,5
RR 20x/menit
SPO2 97%
A :Masalah keperawatan hipertermi belum teratasi
Kriteria hasil Awal Tujuan Akhir
Kulit merah 2 4 4
Takikardi 2 4 3
Suhu tubuh 2 4 3
Suhu Kulit 2 4 3

P : Lanjutkan intervensi :
Monitoring KU, TTV
Berikan terapi cairan
Anjurkan tirah baring
23

2 07-09-2022 S : Nn. I mengatakan sudah makan sedikit sedikit habis ¼ porsi dari RS Trie
Jam 17.00 O: Nn. I masih terlihat lemas

A : Masalah Nausea belum teratasi


Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Keluhan mual 2 4 3
Perasaan asam 2 4 3
dimulut
Sensasi panas 2 4 4
Jumlah saliva 2 4 3
P: Lanjutkan intervensi
 Monitoring mual
 Anjurkan makan sedikt tapi sering
24

BAB III
PEMBAHASAN

Jurnal yang kami angkat pada kasus ini berjudul “Gambaran Asuhan
Keperawatan pada Klien Yang Mengalami Hipertermi dengan Dengue Haemorrhagic
Fever ”.

Pada kasus yang saya ambil adalah seorang perempuan berumur 20 tahun yang
demam dengan riwayat thypoid 1 minggu yang lalu. Di riwayatnya pasien 1 minggu
yang lau dirawat dengan thypoid dan sudah membaik,sejak pulang dari RS asupan
makanan dan minum sedikit dan pasien mengalami demam tinggi lagi . Dalam jurnal
yang ada Demam |Berdarah Dengue adalah penyakit yang sangat umum di |Indonesia
dan Negara tropis lainnya, penyakit ini lebih banyak terjadi didaerah urban dan sub –
urban.Hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien |DHF memiliki gejal peningkatan
suhu tubuh38,8 c , dengan gejala kekurangan cairan, berdasarkan hasil penelitian
terdahulu dinyatakan bahwa pemberian kompres hangat sangat memberikan efektivitas
yang baik untuk menurunkan hipertermia.

Diperkuat dengan hasil penelitian Fatmawati Mohamad berjudul “Efektivitas


Kompres |Hangat Dalam |Menurunkan |Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis ”
menyatakan bahwa ada kompres hangat efektif dalam menurunkan demam pada pasien
thypoid abdominalis.

Berdasarkan kasus dan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian komprres hangat untuk menurunkan hipertermi.. Diharapkan perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermi dapat
menerapkan teknik kompres hangat ini untuk mengatasi masalah hipertermi.
25

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Persada Husada Indonesia, vol 8 no.30 (2021) :45 - 52


Nanda-I. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2018-2020/editor, T.Heather
Herdman, Shigemi Kamitsuru; Alih Bahasa, Budi Anna Keliat, Henny Suzana
Mediani, Teuku Tahlil. ; Editor Penyelaras, Monica Ester, Wuri Praptiani. – Ed.
11. - Jakarta : EGC, 2018.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
PPNI ( 2016 ) : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI ( 2018 ) : Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI ( 2018 ) : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai