I DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA : HIPERTERMI PADA PASIEN
FEBRIS DI RUANG AL MA’UN RS PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG
Disusun Oleh :
Tri Wahyuningsih
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa “Asuhan Keperawatan Pada Nn. I
Dengan Masalah Keperawatan Utama: Hipertermi Pada Pasien Febris
di Ruang Al Ma’un RS PKU Muhammadiyah Sruweng”
Di Susun Oleh :
TRI WAHYUNINGSIH
NIM:
Mengetahui,
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Hipertemia adalah suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh (Tim Pokja
SDKI Edisi 1 Cetakan III Revisi (2017)
Hipertermi adalah suhu tubuh diatas kisaran normal karena kegagalan termoregulasi.
(NANDA –I Diagnosis Keperawatan 2018 – 2020)
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk kedalam
tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C). Demam adalah
proses alami tubuh untuk infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terjadi pada suhu >
37, 2° C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit
autoimun, keganasan, ataupun obat – obatan (Hartini, 2015).
B. ETIOLOGI
Penyebab:
1. Dehidrasi: meningkatnya kadar keringat menyebabkan kadar air dan elektrolit dari
tubuh yang hilang semakin meningkat.
2. Peningkatan laju metabolism: peningkatan suhu tubuh akibat demam menigkatkan
laju metabolisme tubuh sehingga dibutuhkan lebih banyak cairan.
3. Proses penyakit (misal: infeksi, kanker): Demam dapat berhubungan dengan infeksi,
penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain, Demam
umumnya terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam melawan infeksi kuman
penyebab penyakit.
4. Ketidak sesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Terpapar lingkungan panas
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan incubator
2
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Pasien dengan hipertermi memiliki tanda dan gejala mayor maupun minor sebagai berikut
(SDKI, 2016):
1. Tanda dan gejala mayor :
a. Subjektif : -
b. Objektif : suhu tubuh diatas normal.
2. Tanda dan gejala minor :
a. Subjektif : -
b. Objektif :
- Kulit merah
- Kejang
- Takikardi
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
D. PATOFISIOLOGI
Pusat regulasi suhu tubuh berlokasi di hipotalamus anterior. Pusat regulasi ini
mendapatkan informasi terkait suhu lingkungan eksternal melalui reseptor suhu yang
terdapat di kulit dan mengenai suhu tubuh inti dari reseptor di hipotalamus anterior itu
sendiri. Kemudian hipotalamus anterior akan menginisiasi respon yang sesuai untuk
mengadaptasi tubuh baik melalui mekanisme pembuangan panas maupun pembentukan
panas. Pada dasarnya regulasi homeostasis suhu tubuh dilakukan oleh sistem saraf pusat
dengan hipotalamus mengambil mayoritas peran regulasi dijalnkan oleh hipotalamus,
namun pembentukan panas tubuh dilakukan di jaringan lemak coklat yang diinduksi
melalui aktivasi sistem saraf simpatis. Sistem regulasi suhu tubuh cukup kompleks karena
melibatkan berbagai neuron dan nukleus (Contreras, 2017).
Demam adalah kenaikan suhu badan secara abnormal yang disebabkan oleh
endogenic pyrogen yang merubah set point di hipotalamus menjadi lebih tinggi dari
normal, sebagai respon dari invasi mikroba akibat infeksi maupun inflamasi. Hal ini
menyebabkan suhu tubuh inti saat itu dinilai terlalu rendah terhadap set point baru.
Hipotalamus anterior kemudian mengaktifkan mekanisme produksi panas untuk
meningkatkan suhu tubuh agar sesuai dengan set point baru Pada tingkat sel, endogenic
3
E. PATHWAYS KEPERAWATAN
Reaksi Inflamasi
Hipertermi Nausea
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Luaran SLKI Intervensi SLKI
1 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Management Hipertermi (I.15506)
dengan proses penyakit 3 x 24 jam maka hipertermi (L. 14134) membaik dengan
Tindakan
(D.0130) kriteria hasil:
Gejala dan tanda mayor: Kriteria Hasil Skala Observasi :
1 2 3 4 5
Subyektif : - Identifikasi penyebab hipertermi
Kulit merah 1 2 3 4 5
Obyektif : Takhikardi 1 2 3 4 5 misal: dehidrasi
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu tubuh diatas nilai normal - Monitor suhu tubuh
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Gejala dan tanda minor : Keterangan : - Monitor haluaran urine
Subyektif : 1 : Meningkat Terapeutik :
Obyektif :
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang - Sediakan lingkungan yang dingin
Kulit merah
4 : Cukup menurun - Longgarkan atau lepaskan
Kejang 5 : Menurun pakaian
Takikardi
- Ganti linen setiap hari atau lebih
Takipnea
sering jika mengalami hiperhidrosis
Kulit terasa hangat (keringat berlebih)
- Berikan cairan oral
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Lakukan kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Kolaborasi pemberian antipiretik
5
2 Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Management Mual (I. 03117)
dengan rasa makanan / 3 x 24 jam tingkat nausea (L. 08065) menurun kriteria hasil:
Tindakan
minuman yang tidak enak Kriteria Hasil Skala
(D.0076) 1 2 3 4 5 Observasi :
Gejala dan tanda mayor: Keluhan mual 1 2 3 4 5
- Identifikasi pengalaman mual
Perasaan asam 1 2 3 4 5
Subyektif : dimulut - Identifikasi mual terhadap kualitas
Mengeluh mual Sensasi panas 1 2 3 4 5 hidup
Jumlah saliva 1 2 3 4 5
Merasa ingin muntah Keterangan : - Identifikasi faktor penyebab mual
Obyektif : 1. : Meningkat - Identifikasi antiemetik untuk
Gejala dan tanda minor : 2. : Cukup meningkat mencegah mual
Subyektif : 3. : Sedang
4. : Cukup menurun - Monitor mual
Merasa asam dimulut
5. : Menurun - Monitor asupan nutrisi dan kalori
Sensasi panas /dingin
Terapeutik :
Sering menelan
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab
Obyektif :
mual
Saliva meningkat
- Kurangi atau hilangkan keadaan
Pucat
penyebab mual
Diaforesis
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
Takikardia
menarik
Pupil dilatasi
- Berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau dan tidak berwarna, jika
perlu
Edukasi :
6
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal Masuk : 06 September 2022
Ruang : Al Ma’un 14
I.DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Nn. I
Umur : 20 Th
Agama : Islam
Pendidikan :
Pekerjaan : Petani
No. RM : 00104865
NIK : 21710764100xxxxx
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien datang melalui IGD RS PKU Muhammadiyah Sruweng pada
tanggal 06 September 2022 pukul 13.00 WIB dengan keluhan demam
tinggi sejak tadi malam, muntah 1x. Pada saat di IGD TD: 104/ 51mmHg
8
2. Pola Nutrisi
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit: Klien BAB 1x/hari dan klien BAK 4-5 x/hari, warna
urin kuning jernih.
9
4. Pola Aktivitas
5. Pola Istirahat
Sebelum sakit: Klien tidur 6-8 jam saat dirumah, dan klien tidak
pernah tidur siang.
Saat dikaji: Klien mengatakan kurang istirahat karena badan terasa
demam, mual dan terpasang infus sehingga merasa kurang nyaman
7. Pola Belajar
8. Pola Bekerja
Sebelum sakit: Klien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hr (pagi dan
malam), dan mencuci rambut 3x/minggu
Saat dikaji: Klien mengatakan hanya dilap pagi dan sore oleh
keluarganya.
13. Berkomunikasi
1. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TD : 100/60 mmHg
4. N : 100 x/menit
5. S : 38,5ºC
6. RR : 20 x/menit
Hematokrit 49 %
Mcv 90,40 fL
Sgot 55 g/dL
Sgpt 33 /uL
Kreatinin 0,83 Mg/dL
Widal
Anti S tyhi- O Negatif
Anti S paratyphi AO Negatif
Anti s Typhi-H Negatif
14
Program Terapi
4 Injeksi OMZ 1 x 40 mg 18
C. ANALISA DATA
Nama Klien : Nn. I
Ruang : Al Ma’un
No DATA FOKUS MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Suhu : 38,5 oC
- RR 20 x/menit
- Kulit terasa hangat
- Bibir : kering
Do:
- Bibir kering.
- Akral hangat
- TD :100/60
- S :38 ,5C
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Nn. I
Ruang : Al Ma’un
NO Diagnosa Luaran Perencanaan Keperawatan
Keperawatan SLKI SIKI
1 Hipertermi b.d Proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia
penyakit (D. 0130) selama 3 x 24 jam maka diharapkan ( l.15506)
hipertermi menurun dengan kriteria hasil: Observasi
( L.14134) monitor suhu tubuh
Kriteria hasil Awal Akhir monitor haluaran urin
Kulit merah 2 4 Terapeutik
Takikardi 2 4 Lakukan kompres hangat
Suhu tubuh 2 4 Ganti linen setiap hari
Berikan terapi cairan
Suhu Kulit 2 4
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Ket:
1. Menurun Kolaborasi
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. membaik
18
2 Nausea b.d rasa makanan / Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen mual (I.03117)
minuman yang tidak enak selama 3 x 24 jam maka diharapkan Observasi
- Identifikasi dampak mual
(D. 0076) gastrointestinal (L. 030119) dengan kriteria
- Identifikasi faktor penyebab mual
hasil:
- Monitor mual
Indikator Skala Terapeutik
Awal Tujuan - Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
Keluhan mual 2 4 - Memberikan makanan sedikit tapi sering
Perasaan asam 2 4 Edukasi
dimulut
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Sensasi panas 2 4
Kolaborasi
Jumlah saliva 2 4
Keterangan :
- pemberian anti emetik
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
19
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Nn.I
Ruang : Al Maun
Tgl/Jam No Dx Implementasi Respon TTD
Selasa,6 september 1 Memonitor KU pasien Ds : Nn.I mengatakan masih demam naik turun Trie
2022 Mengganti seprei
Jam 16.30WIB Menganjurkan untuk mengompres air Do : Suhu 38,5 C
hangat
Td : 100/65
Nadi 106x/menit
RR 26 x/menit
Badan teraba hangat
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Nn. I
Ruang : Al Ma’un
P : Lanjutkan intervensi :
Monitoring KU, TTV
Berikan terapi cairan
Anjurkan tirah baring
23
2 07-09-2022 S : Nn. I mengatakan sudah makan sedikit sedikit habis ¼ porsi dari RS Trie
Jam 17.00 O: Nn. I masih terlihat lemas
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal yang kami angkat pada kasus ini berjudul “Gambaran Asuhan
Keperawatan pada Klien Yang Mengalami Hipertermi dengan Dengue Haemorrhagic
Fever ”.
Pada kasus yang saya ambil adalah seorang perempuan berumur 20 tahun yang
demam dengan riwayat thypoid 1 minggu yang lalu. Di riwayatnya pasien 1 minggu
yang lau dirawat dengan thypoid dan sudah membaik,sejak pulang dari RS asupan
makanan dan minum sedikit dan pasien mengalami demam tinggi lagi . Dalam jurnal
yang ada Demam |Berdarah Dengue adalah penyakit yang sangat umum di |Indonesia
dan Negara tropis lainnya, penyakit ini lebih banyak terjadi didaerah urban dan sub –
urban.Hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien |DHF memiliki gejal peningkatan
suhu tubuh38,8 c , dengan gejala kekurangan cairan, berdasarkan hasil penelitian
terdahulu dinyatakan bahwa pemberian kompres hangat sangat memberikan efektivitas
yang baik untuk menurunkan hipertermia.
Berdasarkan kasus dan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian komprres hangat untuk menurunkan hipertermi.. Diharapkan perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermi dapat
menerapkan teknik kompres hangat ini untuk mengatasi masalah hipertermi.
25
DAFTAR PUSTAKA