Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS

Disusun Oleh :

Mohammad Wiliyan Akbar

2111010071

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
A. Definisi

Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C).
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi
(bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat
– obatan (Surinah dalam Hartini, 2015).
Febris adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pencernaan
dan gangguan kesadaran. Febris merupakan penyakit infeksi usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan saluran pencernaan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Febris biasanya suhu meningkat pada
sore atau malam hari kemudian turun pada pagi harinya (Lestari, 2016).
B. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan
diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan
riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara
tepat dan holistic (Nurarif, 2015).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dalam
Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris, diantaranya
1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitis media.
6. Imunisasi
C. Patofisiologi
Patofisiologi febris sendiri disebabkan karena kuman masuk ke dalam
mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh salmonella. Sebagian
kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dansebagian lagi masuk ke
usus halus. Jika respon imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka
basil salmonella akan menembussel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju
lamina propia dan berkembang biak di jaringan limfoid plak nyeri di ileum distal
dan kelenjar getah bening. Basil tersebut masuk ke aliran darah (Lestari, 2016).
D. Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015) klasifikasi demam adalah sebagai berikut:
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari
sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
E. Manifestasi klinisi
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
F. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam
dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis
maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani demam pada anak :
1. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan
antipiretik berupa paracetamol dan ibuprofen

2. Tindakan non farmakologis


a) Memberikan minuman yang banyak
b) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
c) Menggunakan pakaian yang tidak tebal
d) Memberikan kompres.
G. Pathway
H. Asuhan Keperawatan
Menurut Nurarif (2015) proses keperawatan pada anak demam/febris
adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian
a) Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b) Riwayat kesehatan
c) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :
panas.
d) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat
demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makan, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah
menggigil, gelisah
e) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi.
3. Pemeriksaan persistem
a) Sistem persepsi sensori
1) Sistem persyarafan: kesadaran
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem integument
6) Sistem perkemihan

b) Pada fungsi kesehatan


1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolisme
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perseptual
7) Pola toleransi dan koping stress
8) Pola nilai dan keyakinan
9) Pola hubungan dan peran

4. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
b) Foto rontgent
c) USG, endoskopi atau scanning

5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
b) Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit
( mis. Infeksi )
6. Rencana Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


1. Hipertermia Manajemen
Termoregulasi (L.14134) : Hiperterrmia
b.d Dehidrasi
Setelah dilakukan Tindakan (I.15506) :
Observasi
keperawatan 3x24 jam, diharapkan  Identifikasi
termoregulasi membaik dengan penyebab
hipertemia
kriteria
Indika Awal Akhir (mis. dehidrasi,
si hasil: terpapar
Mengg 2 5 lingkungan
igil cukup menin
panas,
menur gkat
un penggunaan
Suhu 1 5 inkubator)
tubuh membu memba  Monitor suhu
ruk ik tubuh Monitor
kadar elektrolit
Suhu 1 5
 Monitor
kulit membu memba
ruk ik haluaran urine
 Monitor
komplikasi
akibat
hipertermia
Keterangan :
1. Menurun Terapeutik
2. Cukup menurun  Sediakan
3. Sedang lingkungan
4. Cukup meningkat yang dingin
5. Meningkat  Longgarkan
atau lepaskan
Keterangan : pakaian
1. Memburuk
permukaan
2. Cukup memburuk
tubuh
3. Sedang
 Basahi dan
4. Cukup membaik
kipasi
5. Membaik
 Berikan cairan
oral
 Ganti linen
setiap hari atau
lebih sering
jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat
berlebih)
 Lakukan
pendinginan
eksternal (mis.
selimut
hipotermia
atau kompres
dingin pada
dahi,
leher,dada,
abdomen,
aksila)
 Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
 Berikan
oksigen, jika
perlu

Edukasi
 Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi

 Pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena, jika
perlu

I. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang
dilaksanakan dengan sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan
anggota tim kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan
rencana keperawatan terapi atau tidak serta untuk melakukan pengkajian ulang.
Sehingga dapat penilaian sebagai berikut :
1. Tujuan tercapai : Pasien mampu melakukan / menunjukkan perilaku pad
a waktu yang telah ditentukan sesuai dengan pernyataan tujuan yang
telah ditentukan.
2. Tujuan tercapai sebagian : Pasien mampu menunjukkan perilaku tetapi
hanya sebagian dari tujuan yang diharapkan.
3. Tujuan tidak tercapai : Bila pasien tidak mampu atau tidak sama sekali
menunjukkan perilaku yang digarapkan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.(H. Lismidar, 1989).
DAFTAR PUSTAKA

(DOC) LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS | Asma'ul Khusna - Academia.edu. Diakses pada


tanggal 5 April 2023
Askep Anak Dengan Febris Demam | PDF (scribd.com). Diakses pada tanggal 5 April 2023
(DOC) LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS | Asma'ul Khusna - Academia.edu. Diakses pada
tanggal 5 April 2023

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai