Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN HIPERTERMI (DEMAM) di BPS

Oleh :

WIWIEK MIRAWATI

NIM : 2014901100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan judul :

…………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………..

Telah disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(…………………………………..) (…………………………………..)

Mengetahui,
Kepala Ruangan

(…………………………………..)
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMI (DEMAM)
 

A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat
diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu
yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini
terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam
untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.  Suatu tipe demam
kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk
malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali
tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien
dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting
seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
waspada terhadap inveksi bakterial.

B. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak,
koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi
demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu
keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan
diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu
minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari
cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat
yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Suhu badan lebih 37,2 ºC
2. Banyak berkeringat
3. Pernafasan meninggil
4. Menggigil

E.PATOFISIOLOGI
Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi dan
peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh.
Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh
pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi
imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan
interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh
pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas
menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya
aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang
adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.
F.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari
cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat
yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1. Antipiretik
2. Anti biotik sesuai program
3. Hindari kompres alkohol atau es
H.KOMPLIKASI
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam

Hipertermia NANDA NIC-NOC

Definisi : Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal


Batasan Karakteristik :
         Konvulsi
         Kulit kemerahan
         Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
         Kejang
         Takikardi
         Takipnea
         Kulit terasa hangat

Faktor Yang Berhubungan:


         Anastesia
         Penurunan respirasi
         Dehidrasi
         Pemajanan lingkungan yang panas
         Penyakit
         Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
         Peningkatan laju metabolisme
         Medikasi
         Trauma
         Aktivitas berlebihan

Tujuan dan Kriteria Hasil


NOC
Thermoregulation

Kriteria Hasil:
         Suhu tubuh dalam rentang normal
         Nadi dan RR dalam rentang normal
         Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Intervensi
NIC
Fever treatment
         Monitor suhu sesering mungkin
         Monitor IWL
         Monitor warna dan suhu kulit
         Monitor tekanan darah, nadi dan RR
         Monitor penurunan tingkat kesadaran
         Monitor WBC, Hb, dan Hct
         Monitor intake dan output
         Berikan anti piretik
         Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
         Selimuti pasien
         Lakukan tapid sponge
         Kolaborasi pemberian cairan intravena
         Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
         Tingkatkan sirkulasi udara
         Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
         Temperature regulation
         Monitor suhu minimal tiap 2 jam
         Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
         Monitor warna dan suhu kulit
         Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
         Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
         Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
         Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
         Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dan
kedinginan
         Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang
diperlukan
         Ajarkan indikasi dan hipotermi dan penanganan yang diperlukan
         Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
         Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
         Catat adanya fluktuasi tekanan darah
         Monitor VS saat pasien berbaring, duduk atau berdiri
         Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
         Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
         Monitor kualitas dari nadi
         Monitor frekuensi dan irama pernapasan
         Monitor suara paru
         Monitor pola pernapasan abnormal
         Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
         Monitor sianosis perifer
         Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
         Identifikasi penyebab dari perubahan Vital sign

DAFTAR PUSTAKA :
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:  MediAction.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN HIPERTERMI (DEMAM) di BPS

PENGKAJIAN
Tanggal masuk : ……………………………… Pukul : ………....
Tanggal pengkajian : 2/12/2020 Pukul : 10.00
No. Kamar : ………………………………………………………………
No. Register : ………………………………………………………………
Diagnosa medis : ISPA

A. IDENTITAS
1. Nama Klien : An. A
2. Tanggal Lahir : 5 Februari 2019
3. Umur : 23 bulan
4. Jenis kelamin : perempuan
5. Anak ke- :2
6. Pendidikan : belum sekolah
7. Agama : Islam
8. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
9. Nama Ayah/Ibu : Tn. W/ Ny. S
10. Pendidikan Ayah/Ibu : SMA/SMA
11. Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta/IRT
12. Alamat : Lawang, Malang
13. Penanggung jawab : Tn. W/ Ny. S

B. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan Utama
Saat MRS :-
Saat Pengkajian : Ibu mengatakan anaknya rewel, demam, sudah 2 hari ini..
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Ibu mengatakan anaknya rewel, demam, menggigil, sejak 2 hari yang lalu. Ibu
mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang diderita saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
a. Pre Natal :
Ibu pasien selama hamil rutin kontrol ke bidan sebanyak 9 kali, imunisasi
TT 1 kali, dan keluhan selama kehamilan hanyalah mual muntah, mual
muntah muncul pada trimester awal.
b. Natal :
Ibu pasien mengatakan melahirkan normal di klinik dengan bantuan bidan
lama persalinan kurang lebih 2 jam dan tidak ada komplikasi setelah
melahirkan.
c. Post Natal :
Ibu pasien mengatakan keadaan bayinya normal dengan berat badan 3500
gram dengan panjan 48 cm
4. Penyakit-penyakit waktu kecil :
Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami BAB cair 3 kali dalam sehari saat usia 1
tahun dan diperiksakan ke bidan lalu membaik.
5. Pernah di rawat di Rumah Sakit :
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah opname di RS
6. Riwayat luka/operasi :
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah operasi.
7. Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah ada alergi apapun.
8. Tumbuh Kembang :
a. Motorik Kasar :
Pasien bisa berjalan sendiri dan mengambil mainan yang ada di lantai tanpa jatuh
b. Bahasa :
Pasien mengerti kalimat sederhana yang terdiri dari paling banyak dua kata saja
misalnya minum susu, minta snack. Menjalankan perintah untuk membawa benda
yang sudah dikenalnya
c. Motorik Halus :
Pasien mampu memasukkan benda kedalam lubang, melempar bola, mencoret-coret.
d. Personal Sosial :
Ibu pasien mengatakan anaknya suka menangis kalau ketemu orang baru,
merasa tidak percaya dengan orang lain.
9. Riwayat Imunisasi :
Ibu pasien mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi lengkap sesuai KMS diantaranya
Hepatitis B, BCG, polio, DPT kombo dan campak biasanya dilakukan saat posyandu atau
di bidan.
10. Riwayat Sosial :
Ibu pasien mengatakan anaknya tinggal bersama ayah, ibu dan kakaknya serta yang
mengasuh pasien adalah dirinya sendiri.
11. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, menurun seperti asma, DM ,HT, menahun seperti jantung.
12. Susunan Keluarga/Genogram (minimal 3 generasi) :
C. POLA FUNGSI KESEHATAN (Gordon’s Functional Health) : Sebelum Sakit dan Saat
Sakit
1. Pola Nutrisi/Metabolik
a) Makan
Jenis
Sebelum sakit : nasi, lauk , sayur dan kadang buah, biskuit
Saat sakit : nasi, lauk , sayur, biskuit
Porsi :
Sebelum sakit : habis 1 porsi (mangkok kecil ukuran 300 ml)
Saat sakit : habis 1/2 sampai 2/3 porsi saja, lauk biasanya habis
(mangkok kecil ukuran 300 ml)
Frekuensi
Sebelum sakit : 3x sehari
Saat sakit : 3x sehari
Diet khusus : tidak ada
Makanan yang disukai : ayam, bakso, biskuit
Pantangan : tidak ada.
Nafsu makan : menurun saat sakit
Keterangan : saat sakit setiap kali makan
Kesulitan menelan : Tidak ada.
Gigi palsu : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
b) Minum
Frekuensi
Sebelum sakit : 4-5x sehari
Saat sakit : 3-4x sehari
Jumlah
Sebelum sakit : 1000-1250 ml
Saat sakit : 750-1000 ml
Jenis
Sebelum sakit : air putih dan susu formula kadang jus buah 3x seminggu
Saat sakit : air putih dan susu
2. Persepsi/Penatalaksanaan Kesehatan
Ibu pasien mengatakan setiap mau masak sayurannya selalu dicuci, anaknya bermain
selalu dilantai dan mainannya tidak pernah dibersihkan. Dan bila sakit pasien biasanya
dibawa berobat ke bidan bila belum sembuh dibawa periksa ke doktre.
3. Pola Istirahat Tidur
a) Waktu Tidur
Sebelum sakit : malam jam 20.00-05.00, siang jam 13.00-15.00
Saat sakit : malam jam 22.00-04.00, siang jam 12.00-13.00
b) Jumlah
Sebelum sakit : malam 9 jam, siang 2 jam
Saat sakit : malam 6 jam, siang 1 jam.
c) Insomnia
Sebelum sakit : ada keluhan
Saat sakit : sulit mengawali tidur dan sering terbangun saat tidur
malam dan siang
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit
Alat bantu : tidak ada
Kebersihan diri :
 Mandi : 2x/hari
 Gosok gigi : 2x/hari
 Keramas : 3x seminggu
 Potong kuku : 1x seminggu
Aktivitas sehari-hari : Ibu pasien mengatakan aktivitas anaknya bermain saat
pagi dan sore hari.
Rekreasi : Belum pernah
Kemampuan perawatan diri :
Skor
Aktivitas
0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik tangga √

Keterangan skoring :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung/tidak mampu

Saat sakit
Alat bantu : tidak ada
Kebersihan diri :
 Mandi : 2x/hari dengan diseka oleh ibunya
 Gosok gigi : 1x/hari dengan dipaksa
 Keramas : belum keramas
 Potong kuku : belum potong kuku
Aktivitas sehari-hari : Ibu pasien mengatakan anaknya malas dan sering rewel
dan minta digendong.
Rekreasi : tidak ada
Kemampuan perawatan diri :
Skor
Aktivitas
0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik tangga √

Keterangan skoring :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung/tidak mampu
5. Pola Eliminasi
a) BAB
Frekuensi
Sebelum sakit : 1x sehari
Saat sakit : 2 hari sekali
Konsistensi
Sebelum sakit : lembek, bau khas
Saat sakit : lembek, bau khas
Warna
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Keluhan : kuning
Keterangan : kuning
BAK
Frekuensi
Sebelum sakit : 5-6 x/hari
Saat sakit : 3-4 x/hari
Warna
Sebelum sakit : kuning jernih
Saat sakit : kuning jernih
Jumlah
Sebelum sakit : 1000-1250 ml
Saat sakit : 750-1000 ml
Keluhan : tidak ada
Keterangan : tidak ada
6. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pelaksanaan ibadah : belum ada
Larangan agama :-
Keterangan :-
7. Pola Seksual Reproduksi :-
8. Pola Kognitif Perceptual
a) Bicara : Pasien mengerti kalimat sederhana yang terdiri dari
paling banyak dua kata.
b) Bahasa : Ibu pasien mengatakan di rumah anaknya diajari
menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia
c) Kemampuan membaca : belum bisa membaca.
d) Tingkat ansietas : Ibu pasien mengatakan anaknya sering menangis saat
ditinggal olehnya
e) Perubahan sensori :-
9. Pola Koping
a) Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya :
-
b) Koping adaptasi yang sering dipakai :
Menangis saat keinginannya tidak terpenuhi
D. PEMERIKSAAN FISIK
a. (Khusus Neonatus) :
1. Reflek Morro : ……………………………………………………
2. Reflek Rooting : ……………………………………………………
3. Reflek Menggenggam : ……………………………………………………
4. Reflek Sucking : ……………………………………………………
5. Tonus otot/aktivitas : ……………………………………………………
6. Kekuatan menangis : ……………………………………………………
7. Lain-lain : ……………………………………………………

b. (Anak dan Neonatus)


Hasil Pemeriksaan
Tanda – tanda vital :
a) Suhu : 38,20C
b) Nadi : 102 x/menit
c) RR : 28 x/menit
d) TD : -
e) Berat Badan : 9 kg (Saat ini)
: 10 kg (Sebelum sakit)
f) Tinggi badan : 89 cm

Pemeriksaan Head – to – toe


a. Keadaan Umum: Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada benjolan.
d. Rambut : rambut lurus, warna hitam, distribusi rata
e. Muka : bentuk muka oval, simetris, tidak oedem, muka pucat
f. Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera kemerahan, mata sayu
g. Telinga : bersih, tidak ada penumpukan kotoran
h. Hidung : tidak ada pembesaran polip, sumbatan sekret (-)
i. Mulut : bersih, bibir kering, tidak ada sariawan, mukosa lembab
j. Gigi : gigi susu, ada karies gigi
k. Lidah : lidah kotor
l. Tenggorokan : tidak ada nyeri telan
m. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
n. Dada :
1. Paru paru :
Inspeksi : dada kanan dan kiri simetris, tidak ada tarikan intercostae.
Palpasi : tidak ada kelainan.
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler
2. Jantung
Inspeksi : tidak tampak kelainan
Palpasi : tidak teraba pembesaran jantung
Perkusi : suara jantung pekak
Auskultasi : terdengar suara “LUB” “DUB”
o. Abdomen :
Inspeksi : bentuk datar, perut lebih rendah dari thorak
Auskultasi : bising usus 30x/mnt
Palpasi : hepar maupun lien tidak teraba, ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi timpani
p. Punggung : punggung tidak ada kelainan
Genetalia : bersih tidak ada jamur
q. Extremitas : simetris , jari-jari lengkap gerakan aktif.
r. Integumen dan Kuku : warna kulit sawo matang , turgor kembali < 2 detik, akral hangat
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Tanggal Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Tidak ada pemeriksaan

Rx / Photo Tidak ada pemeriksaan

USG Tidak ada pemeriksaan

Lain-lain Tidak ada pemeriksaan

F. TERAPI
Tanggal : 2/12/2020

- Pemberian Paracetamol syrup 5ml - 5ml - 5ml - 0

Lawang, 2 Desember 2020


Perawat

(Wiwiek Mirawati)
ANALISA DATA

Nama : An. A.
No. register :-

Pengelompokan Data Penyebab Masalah Keperawatan


S: Ibu mengatakan anaknya rewel, demam, sudah Proses infeksi Hipertermi
2 hari ini
O: K/U:Lemah
TTV Suhu : 38,20C
Nadi : 102 x/menit
RR : 28 x/menit
menggigil
muka pucat

S: Ibu mengatakan anaknya saat sakit sulit Peningkatan suhu tubuh Gangguan pemenuhan
mengawali tidur, dan tidur sering terbangun kebutuhan tidur
Jumlah tidur sebelum sakit: malam 9 jam, siang 2
jam
Jumlah tidur saat sakit:: malam 6 jam, siang 1
jam.
O: K/U:Lemah
Kesadaran : Composmentis
- mata sayu
- sklera mata kemerahan
- muka pucat
- pasien digendong ibunya

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal
Nama &
No. Diagnosa Keperawatan Ditemukan Teratas
Paraf
i
1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2 Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur berhubungan
dengan peningkatan suhu tubuh
NURSING CARE PLAN (NCP)

Nama : An. A.
No. register :-
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Hipertermi berhubungan Masalah hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu klien 1. Peningkatan suhu tubuh
merupakan indikasi
dengan proses infeksi teratasi keperawatan selama 2 x
terjadinya proses infeksi
kunjungan pasien menujukan 2. Anjurkan ibu mempertahankan suhu 2. Suhu lingkungan
lingkungan mempengaruhi suhu tubuh
temperatur dalan batas
3. Anjurkan ibu memberikan kompres 3. Kompres hangat efektif
normal dengan kriteria: hangat membuka pori-pori tubuh
sehingga mempercepat
- Suhu tubuh stabil 36-
proses evaporasi hipertermi
37°C 4. Anjurkan ibu memberikan minum 4. kebutuhan cairan yang tidak
pasien sesuai kebutuhan terpenuhi dapat
- badan tidak teraba hangat
meningkatkan suhu tubuh
- ibu mengatakan anaknya 5. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik 5. digunakan untuk mengurangi
demam dengan aksi
tidak rewel lagi
sentralnya pada hipotalamus.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
2 Gangguan pemenuhan Kebutuhan tidur Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui kondisi umum
keperawatan selama 2 x pasien, TTV meningkat
tidur berhubungan dengan terpenuhi
kunjungan, diharapkan: merupakan tanda adanya
peningkatan suhu tubuh - ibu pasien gangguan tidur
mengatakan anaknya 2. Kaji kebutuhan tidur pasien setiap hari 2. Mengetahui jumlah kebutuhan
tidak mengalami
tidur secara kuantitas dan kualitas
sulit tidur dan mudah
terbangun untuk menentukan intervensi
- ibu pasien selanjutnya
mengatakan jumlah 3. Anjurkan ibu untuk memantau pola tidur 3. Mengetahui pola tidur sebelum
waktu tidur anaknya dan setelah sakit bisa dijadikan
antara 10-12 jam dasar untuk mentukan
sehari penanganan gangguan tidur
- TTV: 4. Anjurkan ibu pasien untuk menciptakan 4. Lingkungan eksternal
N:70-110x/m lingkungan yang nyaman merupakan salah satu faktor yang
RR:20-30x/m mendukung pemenuhan
S: 36-37°C kebutuhan tidur
5. Anjurkan ibu untuk tidak memakaikan 5. Penggunaan baju yang tepat
baju anak yang tebal dapat menciptakan rasa nyaman
pada anak sehingga
mempermudah proses tidur
6. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat 6. Tidur yang adekuat akan
mempengaruhi kondisi fisik dan
psikologis anak
7. Ajarkan ibu pasien dan keluarga 7. Pengetahuan yang tepat tentang
mengenai faktor yang berkontribusi faktor penyebab gangguan tidur
terjadinya gangguan pola tidur (misalnya, dapat dijadian dasar untuk
fisiologis dan psikologis) menentukan penangan yang tepat
pula
8. Kolaborasi pemberian terapi antipiretik 8. Digunakan untuk mengobati
penyakit fisik anak
IMPLEMENTASI dan EVALUASI

Nama : An. A
No. register :-
No.
Tgl/jam Implementasi Paraf Tgl/jam Evaluasi Paraf
Dx.Kep.
1 2-12- 1. Memantau suhu klien 2-12- S. Ibu pasien mengatakan akan memberikan kompres
2020/10 2. Menganjurkan ibu mempertahankan suhu lingkungan 2020/10. hangat di rumah
.30 3.Menganjurkan ibu memberikan kompres hangat 45 Ibu pasien mengatakan akan memberikan anaknya minum
4.Menganjurkan ibu memberikan minum pasien sesuai air putih dan susu sehari 4-5 gelas
kebutuhan 4-5 gelas sehari Ibu pasien mengatakan akan memberikan minum obat
5. Berkolaborasi untuk pemberian antipiretik kepada anaknya
O. S:38,2°C
Badan pasien
Terapi kolaborasi yang diberikan
- Pemberian Paracetamol syrup 5ml - 5ml - 5ml - 0

A.Masalah belum teratasi


P.Ulangi intervensi no 1-5 pada kunjungan berikutnya
2 2-12- 1. Mengobservasi TTV 2-12- S.Ibu mengatakan anaknya tidur saat malam sebanyak 6
2020/10 2. Mengaji kebutuhan tidur pasien setiap hari 2020/11. jam dan tidur siang 1 jam yaitu saat sakit
.50 3. Menganjurkan ibu untuk memantau pola tidur 15 Ibu mengatakan di rumah kadang anaknya yang pertama
suka usil ke adiknya
Ibu mengatakan akan memakaikan anaknya baju yang
4. Menganjurkan ibu pasien untuk menciptakan tipis
lingkungan yang nyaman Ibu mengatakan mengerti pentingnya pemenuhan tidur
5. Mengannjurkan ibu untuk tidak memakaikan baju yang adekuat dan faktor yang mempengaruhi pola tidur
anak yang tebal anaknya
6. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat
7. Mengajarkan ibu pasien dan keluarga mengenai faktor O.TTV anak
yang berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur Suhu : 38,2°C
(misalnya, fisiologis dan psikologis) Nadi : 102 x/menit
8. Kolaborasi pemberian terapi antipiretik RR : 28 x/menit
mata sayu, anak terus digendong ibunya
Terapi kolaborasi
Paracetamol syrup 5ml - 5ml - 5ml – 0
Ibu pasien aktif berdiskusi
A. Masalah belum teratasi
P. Ulangi intervensi no 1-5 dan 8 pada kunjungan
berikutnya

Anda mungkin juga menyukai