Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


PADA PASIEN An.”A” DENGAN HIPERPIREXIA

DISUSUN OLEH :
SUWANTI
NIM : 21220156

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
TAHUN 2021 - 2022
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Demam adalah salah satu gejala yang dapat membedakan apakah seorang itu
sehat atau sakit. Demam adalah kenaikan suhu badan di atas 38 oC. Hiperpireksia
adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 41,1oC atau 106oF (suhu
rectal).
Hiperpireksia adalah suatu keadaan demam dengan suhu >41,5°C yang dapat
terjadi pada pasien dengan infeksi yang parah tetapi paling sering terjadi pada
pasien dengan perdarahan sistem saraf pusat (Dinarello & Gelfand, 2005).
Hiperpireksia adalah keadaan suhu tubuh di atas 41,10 C. Hiperpereksia
sangat berbahaya pada tubuh karena dapat menyebabkan berbagai perubahan
metabolisme, fisiologi dan akhirnya kerusakan susunan saraf pusat.3 Pada
awalnya anak tampak menjadi gelisah disertai nyeri kepala, pusing, kejang serta
akhirnya tidak sadar. Keadaan koma terjadi bila suhu >430 C dan kematian terjadi
dalam beberapa jam bila suhu 430 C sampai 450 C.14
2. Etiologi
29-59% demam berhubungan dengan infeksi, 11-20% dengan penyakit
kolagen, 6-8% dengan neoplasma, 4% dengan penyakit metabolik dan 11-12%
dengan penyakit lain. 1 Penyebab hiperpireksi ialah : infeksi 39%, infeksi dengan
kerusakan pusat pengatur suhu 32%, kerusakan pusat pengatur suhu saja 18%, dan
pada 11% kasus disebabkan oleh Juvenille Rheumatoid Arthritis, infeksi virus dan
reaksi obat. Dari 28 penderita hiperpireksia terdapat 11 penderita (39%)
disebabkan oleh infeksi diantaranya 7 penderita disebabkan oleh kuman gram
negatif yang mengenai traktus urinaria 4 penderita, intraabdominal 2 penderita
dan 1 penderita pada paru. Sedang 9 penderita (32%) disebabkan oleh gabungan
antara infeksi dan kerusakan pusat pengatur suhu. Selain itu 5 penderita (18%)
disebabkan oleh kerusakan pusat pengatur suhu. Tiga penderita (11%) tidak
diketahui penyebabnya.
Sesuai dengan patogenesis, etiologi demam yang dapat mengakibatkan
hiperpireksia dapat dibagi sebagai berikut:
a. Set point hipotalamus meningkat
1) Pirogen endogen
 Infeksi
 Keganasan
 Alergi
 panas karena steroid
 penyakit kolagen

2) Penyakit atau zat


 kerusakan susunan saraf pusat
 keracunan DDT
 racun kalajengking
 penyinaran
 keracunan epinefrin

b. Set point hipotalamus normal


1) Pembentukan panas melebihi pengeluaran panas
 hipertermia malignan
 hipertiroidisme
 Hipernatremia
 keracunan aspirin
2) Lingkungan lebih panas daripada pengeluaran panas
 mandi sauna berlebihan
 panas di pabrik
 pakaian berlebihan
3) Pengeluaran panas tidak baik (rusak)
 displasia ektoderm
 kombusio (terbakar)
 keracunan phenothiazine
 heat stroke

c. Rusaknya pusat pengatur suhu


1) Penyakit yang langsung menyerang set point hipotalamus:
 ensefalitis/ meningitis
 trauma kepala
 perdarahan di kepala yang hebat
 penyinaran2

3. Klasifikasi Demam untuk Menentukan Tindakan


Demam dapat merupakan satu-satunya gejala yang ada pada pasien infeksi.
Panas dapat dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau
adanya gangguan pengeluaran panas, misalnya heatstroke. Klasifikasi dilakukan
berdasar pada tingkat kegawatan pasien, etiologi demam, dan umur. Klasifikasi
berdasarkan umur pasien dibagi menjadi kelompok umur kurang dari 2 bulan, 3-
36 bulan dan lebih dari 36 bulan. Pasien berumur kurang dari 2 bulan, dengan atau
tanpa tanda SBI (serious bacterial infection). Infeksi seringkali terjadi tanpa
disertai demam. Pasien demam harus dinilai apakah juga menunjukkan gejala
yang berat. Menurut Yale Acute Illness Observation Scale atau Rochester Criteria,
yang menilai adakah infeksi yang menyebabkan kegawatan. Pemeriksaan darah
(leukosit dan hitung jenis) dapat merupakan petunjuk untuk perlunya perawatan
dan pemberian antibiotik empirik.
Klasifikasi berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
1. Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda lokal yang jelas,
diagnosis etiologik dapat ditegakkan secara anamnestik, pemeriksaan
fisis, dengan atau tanpa bantuan laboratorium, misalnya tonsilitis akut.
2. Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda lokal, diagnosis etiologik tidak
dapat ditegakkan dengan amannesis, pemeriksaan fisis, namun dapat
ditelusuri dengan tes laboratorium, misalnya demam tifoid.
3. Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian terbesar adalah
sindrom virus.

Di samping klasifikasi tersebut di atas, masih ada klasifikasi lain yaitu


klasifikasi kombinasi yangmenggunakan tanda kegawatan dan umur sebagai entry,
dilanjutkan dengan tanda klinis, lama demam dan daerah paparan sebagai kriteria
penyebab, seperti terlihat pada algoritme di bawah ini.
4. Patofisiologi Pengaturan Suhu Tubuh
Manusia ialah makhluk yang homeotermal, artinya makhluk yang dapat
mempertahankan suhu tubuhnya walaupun suhu di sekitarnya berubah. Yang
dimaksud dengan suhu tubuh ialah suhu bagian dalam tubuh seperti viscera, hati,
otak. Suhu rectal merupakan penunjuk suhu yang baik. Suhu rectal diukur dengan
meletakkan thermometer sedalam 3 – 4 cm dalam anus selama 3 menit sebelum
dibaca. Suhu mulut hampir sama dengan suhu rectal. Suhu ketiak biasanya lebih
rendah daripada suhu rectal. Pengukuran suhu aural pada telinga bayi baru lahir
lebih susah dilakukan dan tidak praktis. Suhu tubuh manusia dalam keadaan
istirahat berkisar antara 36oC – 37oC, yang dapat dipertahankan karena tubuh
mampu mengatur keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas.
Panas dapat berasal dari luar tubuh seperti iklim atau suhu udara di sekitarnya
yang panas. Panas dapat berasal dari tubuh sendiri. Pembentukan panas oleh
tubuh (termogenesis) merupakan hasil metabolisme tubuh. Dalam keadaan basal
tubuh membentuk panas 1 kkal/ kg BB/ jam. Jumlah panas yang dibentuk alat
tubuh, seperti hati dan jantung relative tetap, sedangkan panas yang dibentuk otot
rangka berubah-ubah sesuai dengan aktifitas. Bila tidak ada mekanisme
pengeluaran panas, dalam keadaan basal suhu tubuh akan naik 1oC/ jam, sedang
dalam aktivitas normal suhu tubuh akan naik 2oC/ jam.
Pengeluaran panas terutama melalui paru dan kulit. Udara ekspirasi yang
dikeluarkan paru jenuh dengan uap air yang berasal dari selaput lendir jalan
nafas. Untuk menguapkan 1 ml air diperlukan panas sebanyak 0,58 kkal.
Pengeluaran panas melalui kulit dapat dengan dua cara yaitu:
a. Konduksi – konveksi : pengeluaran panas melalui cara ini bergantung
kepada perbedaan suhu kulit dan suhu udara sekitarnya.
b. Penguapan air : air keluar dari kulit terutama melalui kelenjar keringat.
Dapat juga melalui perspirasi insensibilitas, difusi air melalui epidermis.

Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui sistem umpan balik yang rumit.
Hipotalamus karena berhubungan dengan talamus akan menerima seluruh impuls
eferen. Saraf eferen hipotalamus terdiri atas saraf somatik dan saraf otonom.
Karena itu hipotalamus dapat mengatur kegiatan otot, kelenjar keringat,
peredaran darah dan ventilasi paru. Keterangan tentang suhu bagian dalam tubuh
diterima oleh reseptor di hipotalamus dari suhu darah yang memasuki otak.
Keterangan tentang suhu dari bagian luar tubuh diterima reseptor panas di kulit
yang diteruskan melalui sistem aferen ke hipotalamus. Keadaan suhu tubuh ini
diolah oleh thermostat hipotalamus yang akan mengatur set point hipotalamus
untuk membentuk panas atau untuk mengeluarkan panas.

Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur suhu yang bekerja bila


terdapat kenaikan suhu tubuh. Hipotalamus anterior akan mengeluarkan impuls
eferen sehingga akan terjadi vasodilatasi di kulit dan keringat akan dikeluarkan,
selanjutnya panas lebih banyak dapat dikeluarkan dari tubuh. Hipotalamus
posterior merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bekerja pada keadaan
dimana terdapat penurunan suhu tubuh. Hipotalamus posterior akan
mengeluarkan impuls eferen sehingga pembentukan panas ditingkatkan dengan
meningkatnya metabolisme dan aktifitas otot rangka dengan menggigil
(shivering), serta pengeluaran panas akan dikurangi dengan cara vasokonstriksi di
kulit dan pengurangan keringat.

5. Pathways

Demam tinggi

hipertermi

Sumber :https://id.scribd.com/doc/146012967/Pathway-demam

6. Komplikasi
a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan
dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak
berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayan otak
7. Pemeriksaan penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan- pemeriksaan yang mutakhir,
yang siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atu
scanning, masih pdapat diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/ lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis
dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau
limfangiografi.

8. Penatalaksanaan pasien hiperpireksia


a. Monitoring tanda vital, asupan dan pengeluaran.
b. Pakaian anak di lepas
c. Berikan oksigen
d. Berikan anti konvulsan bila ada kejang
e. Berikan antipiretik. Asetaminofen dapat diberikan per oral atau
rektal. Tidak boleh memberikan derivat fenilbutazon seperti
antalgin.
f. Berikan kompres es pada punggung anak
g. Bila timbul keadaan menggigil dapat diberikan chlorpromazine 0,5-
1 mgr/kgBB (I.V).
h. Untuk menurunkan suhu organ dalam: berikan cairan NaCl 0,9%
dingin melalui nasogastric tube ke lambung. Dapat juga per enema.
i. Bila timbul hiperpireksia maligna dapat diberikan dantrolen (1
mgr/kgBB I.V.), maksimal 10 mgr/kgBB.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
b) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain
yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi,
nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
c) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien).
d) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat
genetik atau tidak).
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
b. Pemeriksaan persistem
a) Sistem persepsi sensori
b) Sistem persyarafan : kesadaran
c) Sistem pernafasan
d) Sistem kardiovaskuler
e) Sistem gastrointestin
f) Sistem integumen
g) Sistem perkemihan
3. Pada fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. foto rontgent
c. USG
5. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
a. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit
b. Resiko injury berhubungan dengan infeksi mikroorganisme
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang
dan diaporesisi
6. Discharge Planning
a. ajarkan keluarga mengenal tanda-tanda kekambuhan dan laporkan dokter atau
perawat
b. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu
c. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
d. Intruksikan untuk kontrol ulang
e. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari factor pencetus.
7. Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)


Keperawatan Hasil (NOC)
1. Hipertemia Setelah dilakukan tindakan Mengontrol panas
berhubungan perawatan selama ….X 24· Monitor suhu minimal tiap 2
dengan proses jam, pasien mengalami jam
penyakit. keseimbangan Monitor suhu basal secara
Batasan kontinyu sesui dengan
·
termoregulasi dengan
karakeristik : kriteria hasil : kebutuhan.
· kenaikan Suhu tubuh dalam· Monitor TD, Nadi, dan RR
suhu tubuh diatas rentang normal 35,9 C –· Monitor warna dan suhu kulit
rentang normal 37,5 C Monitor penurunan tingkat
· serangan kesadaran
·
atau konvulsi Monitor WBC,Hb, Hct
Nadi dan RR dalam
(kejang) Monitor intake dan output
rentang normal
· kulit Berikan anti piretik
kemerahan · Tidak ada perubahan· Berikan pengobatan untuk
· pertambahan warna kulit mengatasi penyebab demam
RR Selimuti pasien
· takikardi · Lakukan Tapid sponge

· saat disentuh Tidak ada pusing · Berikan cairan intra vena

tangan terasa Kompres pasien pada lipat


hangat · paha, aksila dan leher
· Tingkatkan sirkulasi udara
· Berikan pengobatan untuk
· mencegah terjadinya
·
menggigil
·
Temperature Regulation
Monitor tanda- tanda
hipertermi
Tingkatkan intake cairan dan
·
nutrisi
Ajarkan pada pasien cara
·
mencegah keletihan akibat
panas
·
Diskusikan tetang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative
·
dari kedinginan
Berikan obat antipiretik
sesuai dengan kebutuhan
Gunakan matras dingin dan
·

·
mandi air hangat untuk
mengatasi gangguan suhu
tubuh sesuai dengan
kebutuhan
· Lepasakan pakaian yang
berlebihan dan tutupi pasien
dengan hanya selembar
pakaian.
Vital Sign Monitoring
§ Monitor TD, Nadi, Suhu, dan
RR
§ Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
§ Monitor vital sign saat pasien
berdiri, duduk dan berbaring
§ Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
§ Monitor TD, Nadi, dan RR
sebelum, selama, dan sesudah
aktivitas
§ Monitor kualitas dari nadi
§ Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
§ Monitor suara paru
§ Monitor pola pernapasan
abnormal
§ Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
§ Monitor sianosis perifer
§ Monitor adanya tekanan nadi
yang melebar , bradikardi,
peningkatan sistolik (Chusing
Triad)
§ Identifikasi penyebab dari
perubahan vital Sign
2. Resiko injury Setelah dilakukan tindakan Sediakan lingkungan yang
berhubungan keperawatan selama …x aman untuk pasien
dengan infeksi 24 jam, pasien tidak Identifikasi kebutuhan
mikroorganisme mengalami injury. keamanan pasien sesuai
Risk Injury dengan kondisi fisik dan
Kriteria Hasil : fungsi kognitif pasien dan
§ Klien terbebas dari cidera riwayat penyakit terdahulu
§ Klien mampu menjelaskan pasien
cara/metode untuk Menghindari lingkungan
mencegah injury atau yang berbahaya misalnya
cedera memindahkan perabotan
§ Klien mampu menjelaskan Memasang side rail tempat
factor resiko dari tidur
lingkunga atau perilaku Menyediakan tempat tidur
personal yang nyaman dan bersih
§ Mampu memodifikasi gaya Meletakan saklar lampu
hidup untuk mencegah ditempat yang mudah
injury dijangkau pasien
§ Menggunakan fasilitas Membatasi pengunjung
kesehatan yang ada Memberikan penerangan
§ Mampu mengenali yang cukup
perubahan status kesehatan Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan
status kesehatan dan penyebab
penyakit.
3 Resiko Setelah dilakukan tindakan Fluid management:
kekurangan keperawatan selama …x Pertahankan catatan intake
volume cairan 24 jam, fluid balance dan output yang akurat
dengan faktor dengan kriteria hasil : Monitor status
resiko faktor yang Mempertahankan urine dehidrasi( kelembaban
mempengaruhi output sesuai dengan usia membrane mukosa, nadi
kebutuhan cairan dan BB, BJ urine normal, adekuat, tekanan darah
(hipermetabolik) HT normal ortostatik)
Tekanan darah, nadi, Monitor vital sign
suhu tubuh dalam batas Monitor asupan makanan/
normal cairan dan hitung intake kalori
Tidak ada tanda- tanda harian
dehidrasi, elastisitas turgor Lakukan terapi IV
kulit baik, membrane Monitor status nutrisi
mukosa lembab, tidak ada Berikan cairan
rasa haus yang berlebihan. Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nasogastrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Anjurkan minum kurang
lebih 7-8 gelas belimbing
perhari
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
Atur kemungkinan transfusi
DAFTAR PUSTAKA

Darlan Darwis. (1981). Penatalaksanaan Kegawatan Pediatrik, Beberapa Masalah dan


Penanggulangan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

F. Keith Battan, MD, FAAP, Glenn Faries, MD. (2007). Chapter 11: Emergencies &
Injuries. Current Pediatric Diagnosis & Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-
Hill Companies; by Appleton & Lange.

H. Sofyan Ismail. (1981). Hiperpireksia. Kedaruratan dan Kegawatan Medik, Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Hardiono D Pusponegoro. Penatalaksanaan demam pada anak.

Henretig FM. Fever. Dalam: Fleisher GR, Ludwig S, penyunting. Textbook of pediatric
emergency medicine; edisi ke-3. Baltimore: Williams dan Wilkins, 1993

Richard C. Dart, MD, PhD. (2007). Chapter 12: Poisoning. Current Pediatric Diagnosis &
Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-Hill Companies; by Appleton & Lange.
Lampiran H

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No. 10 Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
Telp. (021) 7234122, 7207184, Fax. (021) 7234126
Website: www.stikes-pertamedika.ac.id
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : SUWANTI


NIM : 21220156
Tempat praktek : RS PETAMINA PLAJU
Tanggal praktek : 21-10-2021

I. IDENTITAS DATA
Nama Anak :An. A Nama Ayah – Pendidikan:Tn.B-SMA
Tempat – tanggal lahir :palembang,10-07-2019 Nama Ibu – Pendidikan :Ny.S-SMA
Usia : 2 tahun 3 bulan Pekerjaan Ayah :BURUH
Agama :islam Pekerjaan Ibu : IBU RUMAH TANGGA
Suku – Bangsa :jawa/indonesia
Alamat rumah – Nomor telpon :jl.wirajaya 1 pakjo

Telpon Rumah
HP :

KELUHAN UTAMA DIRAWAT


Klien datang dengan keluhan demam dirumah selama 3 hari,badan lemas,tidak nafsu makan,mual,susah
minum air putih.

II. (Riwayat Kehamilan dan


RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Kelahiran dilakukan hanya pada anak-anak dengan kasus kebutuhan khusus, pada neonatus dan
bayi)

A. Prenatal :

B. Intranatal :
C. Postnatal :

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU

A. Penyakit yang pernah diderita waktu kecil, demam


B. Pernah di rawat di Rumah sakit ,pernah
C. Obat-obatan yang digunakan ,paracetamol syrp
D. Tindakan operasi, tidak pernah
E. Alergi ,tidak ada
F. Imunisasi ,lengkap

IV. RIWAYAT KELUARGA (BUAT GENOGRAM 3 GENERASI KEATAS)

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien/klien

V. RIWAYAT SOSIAL

A. Yang mengasuh ,orang tuanya


B. Hubungan dengan anggota keluarga ,anak kandung
C. Hubungan dengan teman sebaya,baik
D. Pembawaan secara umu, anak aktif dan mudah berinteraksi dengan teman nya
E. Lingkungan rumah ,bersih
VI. KEBUTUHAN DASAR

A. Makan
1. Makanan yang disukai/tidak disukai ,yang disukai ager,susu,roti
2. Pola makan / jam makan, 3x/hari
B. Tidur
1. Lama tidur siang 2 jam
2. Lama tidur malam ,8 jam
3. Kebiasaan sebelum tidur,mintak dinyanyikan nina bobok
C. Personal hygiene
1. Mandi ,3x/hari
2. Mencuci rambut 3x/hari
3. Menggosok gigi 3x/hari
D. Eliminasi
1. BAB – karakteristik feses :1x/hari lembek
2. BAK – Karakteristik urine 4-6x/hari
E. Aktivitas bermain – jenis permainan klien senang bermain pazel

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

A. Diagnosis Medis ,hiperpirexia


B. Tindakan operasi,tidak ada.
C. Status nutrisi ,ibu klien mengatakan klien makan ¼ porsi,mual (+)
D. Status cairan ,intake input 1300,output 1600
…………………………………………………………………………………………......................
………………………………………………………………………………………….....................
E. Obat-obatan ,ivfd RL gtt 20/mnt,pct syr 3x1 cth,azithromycin syr 3x1/2 cth
………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….
F. Aktivitas ,klien tampak lemas
G. Tindakan keperawatan ,membuat rencana keperawatan sesuai diagnosa
………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………….
H. Hasil pemeriksaan penunjang – laboraturium …………………………………………………….
Hb:10,5 Eosinofil :0,9
Ht :35 basofil : 0,3
Leukosit : 17,0 neutrofil batang : 0,0
Trombosit :350 Limfosit : 46,3
LED : 4 monosit : 11,6
Eritrosit : 4,39 Rasio N/L: 0.94
GDS : 110
………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….
I. Data tambahan ……………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum : Lemah,kesadaran compos mentis


B. TB/BB (persentile) : 72cm/12 kg.
C. Lingkar kepala : 47cm
D. Mata : konjungtiva anemis
E. Hidung : tidak ada polip
F. Mulut : bibir pucat dan kering
G. Telinga :canalis bersih,tidak memakai alat pendengar
H. Tengkuk :normal
I. Dada :normal
J. Jantung normal
K. Paru-Paru :normal
L. Perut : tidak terdapat nyeri tekan.
M. Punggung : normal
N. Genitelia : tidak terpasang kateter
O. Ekstremitas : akral hangat
P. Kulit : turgor kulit normal
Q. Tanda-tanda Vital :T: 39,0,N:112X/mnt,RR:24x/mnt
R. Lingkar Lengan Atas (LLA) : tidak dilakukan

IX. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


(Gunakan Format DDST untuk anak usia ≤ 6 tahun)

A. Personalsosial:klien bersikap aktif dan baik


B. Motorik halus :normal berkembang,klien suka menggambar dan mewarnai
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
C. Motorik kasar : normal berkembang,klien suka bermain boneka
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
D. Bahasa & kognitif : normal berkembang,klien sudah bias berhitung dan bercerita

X. DAMPAK HOSPITALISASI

Klien tampak lemas dan banyak diam


……………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

XI. RESUME HASIL PENGKAJIAN (RIWAYAT MASUK HINGGA SAAT INI)


Klien datang ke igd tanggal 20 – 10 2021 jam 07.00 wib dengan keluhan demam panas
Sejak 3 hari yang lalu,kliendatang diantar keluarganya ,keadaan umu lemas,kesadaran
Compos mentis,mual,tidak nafsu makan,muntah(-)
TTV : T.39,0,N.112x/mnt
Terapi di IGD : ivfd RL gtt 20x/mnt
Pct fls 4x100mg

Anda mungkin juga menyukai