Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipertermia adalah keadaan meningkatnya suhu tubuh di atas rentang
normal tubuh. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Terjadi ketika tubuh
terpapar panas dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga suhu tubuh
meningkat. Kondisi tersebut terjadi karena kegagalan sistem regulasi panas
tubuh dalam beradaptasi dengan panas yang berasal dari lingkungan. Tubuh
mempunyai berbagai cara untuk menurunkan suhu tubuh yang berlebihan
seperti berkeringat dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit.
Tetapi, jika lingkungan luar tubuh lebih hangat atau panas daripada suhu di
dalam tubuh, maka udara luar terlalu hangat dan lembap untuk menerima
panas dari kulit dan penguapan dari keringat, sehingga tubuh semakin susah
untuk menurunkan suhu dan melepaskan panas tubuh. Semakin meningkatnya
suhu tubuh, maka kelembaban dan cairan di dalam tubuh akan semakin
berkurang sehingga dapat berdampak pada penurunan tekanan darah serta
keringat sebagai sarana penyejuk tubuh juga ikut berkurang.
Risiko terjadinya hipertermiaa dapat diperparah dengan kesehatan tubuh
secara umum, terutama pada orang lanjut usia maupun gaya hidup individu
yang kurang sehat, seperti kurangnya konsumsi air maupun lingkungan
tempat tinggal dengan sirkulasi udara yang buruk.
Hipertermiaa yang berhubungan dengan infeksi yang dapat berupa infeksi
lokal atau sistemikharus ditangani dengan benar karena terdapat beberapa
dampak negatif yang ditimbulkan. Hipertermia disebabkan karena berbagai
faktor. Jika tidak di manajemen dengan baik, hipertermia dapat menjadi
hipertermia berkepanjangan. Hipertermia berkepanjangan merupakan suatu
kondisi suhu tubuh lebih dari 380C yang menetap selama lebih dari delapan
hari dengan penyebab yang sudah atau belum diketahui. Tiga penyebab
terbanyak demam pada anak yaitu penyakit infeksi (60%-70%), penyakit
kolagen-vaskular, dan keganasan.Walaupun infeksi virus sangat jarang
menjadi penyebab demam berkepanjangan, tetapi 20% penyebab adalah

1
infeksi virus. Kesulitan dalam mencari penyebab timbulnya demam
berkepanjangan disebabkan oleh banyak faktor terutama penyebab yang
beraneka ragam.
Dari observasi kasus setiap klien yang dirawat di Ruang Cermai RSUD
Klungkung, selama berlangsungnya praktik klinik keperawatan dasar yang
terlaksana kurang lebih 2 minggu, kami menemukan hampir 3-5 pasien yang
mengalami hipertermia setiap minggunya baik itu menjadi keluhan utama
maupun keluhan yang timbul selama proses perawatan berlangsung. Maka
dari itu kami memilih hipertermia sebagai kasus seminar pada kali ini, yang
kami angkat dari salah satu pasien di Ruang Cermai RSUD Klungkung,
sebagai bahan pembelajaran sekaligus pengimplementasian asuhan
keperawatan pada setiap pasien yang mengalami hipertermia di ruangan,
terutama guna mencegah terjadinya keluhan hipertermia berkepanjangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Tn. F dengan masalah
hipertermiaa di Ruang Cermai RSUD Klungkung?

C. Tujuan Umum
Melaporkan penurunan suhu tubuh pada pasien Tn. F dengan masalah
hipertermia di Ruang Cermai RSUD Klungkung

Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi data dengan masalah pengkajian pada pasien
hipertermia
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
masalah hipertermia
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah hipertermia
d. Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan masalah
hipertermia

2
e. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah hipertermia
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah hipertermia

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pasien
Memberikan asuhan keperawatan bagi klien/pasien agar tercapainya
pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan metode yang sistematis.
2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam menciptakan pemberian pelayanan
kesehatan dan lebih meningkatkan mutu pelayanan serta
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan pada klien
dengan hipertermia khususnya pada area keperawatan seseorang
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori keperawatan
khususnya keperawatan anak dalam penatalaksanaan hipertermia pada
seseorang .

3
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN MASALAH KESEIMBANGAN SUHU TUBUH
(HIPERTERMIA)

A. Pengertian

Suhu adalah suatu keadaan baik panas atau dingin pada suatu
substansi. Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang
diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan
luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbangan antara produksi dan
pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang disebut
derajat.

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian
suhu, antara lain : normal, hipertermia, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh
manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.

Gangguan keseimbangan suhu tubuh ialah suatu mekanisme keadaan


panas atau dingin pada tubuh yang tidak dapat terkontrol sehingga dapat
menyebabkan gangguan seperti merasakan ketidaknyamanan, rasa cemas
dan mengganggu aktivitas yang biasa dilakukan. Gangguan keseimbangan
suhu tubuh meliputi hipertermia dan hipotermia. Pada kasus ini akan
dibahas mengenai hipertermia, adalah suhu tubuh meningkat diatas
rentang normal (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipertermia bisa
terjadi karena ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk
mengimbangiproduksi oanas yang berlebih sehingga terjadi peningkatan
suhu tubuh.

4
B. Tanda dan Gejala Hipertermia

Gejala dan Tanda Mayor

Subyektif Objektif

. 1. Suhu tubuh diatas nilai normal

Gejala dan Tanda Minor

Subyektif Objektif

- 1. Kulit merah

2. Kejang

3. Takikardi

4. Takipnea

5. Kulit terasa hangat

5
C. Pathway

Endogen Pirogen Eksogen


( Mikroorganisme, (substansi penyebab demam) (trauma,
monosit, makrofag, pemakaian
toksik) pakaian, aktivitas )

Sirkulasi darah

Hipotalamus

Hipotalamus Anterior Hipotalamus Posterior

titik patokan suhu titik patokan suhu


(sel point) (sel point)

kehilangan cairan kehilangan cairan


elektrolit tubuh elektrolit tubuh

elektrolit pada elektrolit pada


pembuluh darah pembuluh darah
(dehidrasi)

suhu tubuh suhu tubuh

Hipertermia Hipotermia

6
D. Pemeriksaan Diagnostik
1) Riwayat penyakit dan keluhan
2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan
terjadinya resiko infeksi
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi
untuk pasien thypoid
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
4) Uji tourniquet

E. Penatalaksanaa Medis
1. Non Farmakologi
a) Observasi keadaan umum pasien
b) Observasi tanda-tanda vital pasien
c) Observasi perubahan warna kulit pasien
d) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis (hipertermiaa),
menggunakan pakaian tebal (hipotermia)
e) Anjurkan pasien banyak minum (hipertermiaa)
f) Berikan minum hangat (hipotermia)
g) Kompres dengan handuk kering yang dihangatkan atau botol
berisi air hangat di bagian leher, dada, atau selangkangan untuk
penderita hipotermia.
h) Anjurkan pasien banyak istirahat
i) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak,
lipatan paha, leher bagian belakang
j) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai
pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang
penyakitnya

7
2. Farmakologi
a) Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
b) Beri infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan.

F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
1. Identitas diri : umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
2. Status Kesehatan :
Keluhan utama : panas
3. Riwayat penyakit sekarang :
a. Hipertermia :
1. Data Subjektif
a) Pasien mengeluh panas
b) Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
2. Data Objektif
a) Suhu tubuh >37oC
b) Takikardia
c) Mukosa bibir kering
d) Warna kulit kemerahan
4. Riwayat kesehatan lalu
a. Hipertermia : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain
yang menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan
turun, eliminasi, nyeri otot, dan sendi dll).
5. Pemeriksaan fisik
a. Hitung TTV ketika panas terus menerus
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin,
kering,kemerahan,hangat dan turgor kulit menurun)
c. Tanda – tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah, sakit
kepala, nyeri otot, lemah dll

8
G. Daftar Masalah Keperawatan Menurut SDKI
1. Hipertermiaa berhubungan dengan :
a. Dehidrasi
b. Terpapar lingkungan panas
c. Proses penyakit (infeksi,kanker)
d. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
e. Peningkatan laju metabolism
f. Respon trauma
g. Aktivitas berlebihan
h. Penggunaan inkubator

H. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
(Menurut
SDKI)
Hipertermiaa Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi 1. Penanganan
berhubungan keperawatan selama ....x24 penyebab hipertermiaa
dengan : jam diharapkan masalah hipertermiaa berbeda sesuai
- Dehidrasi keperawatan (mis. dehidrasi, dengan
- Terpapar (hipertermiaa) dapat terpapar penyebab
lingkungan teratasi dengan Kriteria lingkungan hipertermiaa
panas hasil : panas, tersebut
- Proses 1. Menggigil menurun penggunaan
penyakit (skor 5) incubator)
(infeksi,ka 2. Kulit merah menurun
nker) (skor 5) 2. Monitor suhu 2. Suhu tubuh
- Ketidakses 3. kejang menurun (skor tubuh yang normal
menandakan
uaian 5)
tidak terjadi
pakaian 4. Pucat menurun (skor 5) masalah dalam
dengan 5. Takikardi menurun keseimbangan
suhu tubuh
(skor 5)

9
suhu 6. Takipnea menurun 3. Monitor kadar 3. Kadar cairan
lingkungan (skor 5) elektrolit dan elektrolit
- Peningkata 7. Suhu tubuh membaik dalam tubuh
n laju (skor 5) mempengaruhi
metabolism 8. Suhu kulit membaik suhu tubuh
- Respon (skor 5)
trauma 4. Monitor 4. Haluaran urine
- Aktivitas haluaran urine yang tidak
berlebihan normal bisa
- Penggunaa menandakan
n inkubator suhu tubuh
meningkat

5. Monitor 5. Mencegah
komplikasi terjadinya
akibat komplikasi
hipertermiaa akibat
hipertermia

6. Sediakan 6. Untuk
lingkungan yang menurunkan
dingin suhu tubuh
pasien pada
keadaan normal

7. Longgarkan atau 7. Membantu


lepaskan pakaian mempermudah
penguapan
panas

8. Basahi dan 8. Mempercepad


kipasi dalam

10
permukaan penurunan
tubuh produksi panas

9. Berikan cairan 9. Mencegah


oral terjadinya
dehidrasi
sewaktu panas
atau pada saat
terjadi evaporasi

10. Ganti linen 10. Agar pasien


setiap hari atau lebih merasa
lebih sering jika nyaman di
mengalami tempat tidur
hiperhidosis
(keringat
berlebih)

11. Lakukan 11. Untuk


pendinginan mempercepat
eksternal (mis. dalam
selimut penurunan
hipotermia atau konduksi panas
kompres dingin
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila)

12. Untuk
12. Berikan oksigen,
membantu
jika perlu
pernapasan
pasien

11
13. Tingkatkan 13. Asupan cairan
asupan cairan dan nutrisi yang
dan nutrisi yang baik bisa
adekuat menghindarkan
pasien dari
gangguan
kebutuhan lain
(mis, dehidrasi
dan deficit
nutrisi)

14. Anjurkan tirah 14. Istirahat yang


baring cukup dapat
memulihkan
tenaga pasien

15. Kolaborasi 15. Untuk


pemberian mengembalikan
cairan dan cairan tubuh
elektrolit pasien agar
kembali normal

16. Kolaborasi 16. Pemberian


pemberian antipiretik untuk
antipiretik menurunkan
panas pasien

12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.F
DENGAN MASALAH HIPERTERMIA
DI RUANG CERMAI RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 7 s/d 8 NOVEMBER 2019

PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.F
No RM : 256122
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Hindu
Status : Menikah
Tanggal MRS : 7 November 2019
Tanggal Pengkajian : 7 November 2019

B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan bahwa tubuhnya terasa hangat

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki riwayat hipertensi, gastritis
dan penyakit jantung.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada tanggal 4/11/19 pukul 16.00 wita pasien mengeluh nyeri
dada,pusing,sesak,dan muntah 3 kali saat dirumah. Sekitar pukul 19.00
wita pasien dibawa ke UGD oleh keluarganya dengan keluhan yang sama
saat dirumah.Di UGD dilakukan pemeriksaan ttv : TD :160/100 mmHg, S
:360C, N :82X/menit, RR :26X/menit, So2 :99%.Setelah dilakukan
pemeriksaan lebih lengkap pasien di diagnosa oleh dokter dengan

13
STEMI. Lalu pasien dipindahkan ke ICCU dan dirawat secara
intensif.Pada tanggal 7/11/19 pukul 19.00 wita pasien dipindahkan ke
ruang cermai.Pukul 20.00 wita Saat pengkajian pasien mengatakan nyeri
dada sudah hilang,panas sejak 2 hari yang lalu setelah dipakaikan selang
kateter saat di ICCU pada tanggal 5/11/19,pasien mengeluh badannya
lemas,nafsu makan menurun ,bibir mukosa kering dan pasien tampak
berkeringat dengan hasil TTV: TD:150/100 mmHg ,S:38,5oc
,N:104x/menit ,RR:25x/menit.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa hanya pasien yang
memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi dalam
keluarganya,sedangkan penyakit keturunan maupun penyakit menular
seperti diabetes,asma,alergi,hepatitis,HiV/AIDS tidak ditemukan dalam
keluarganya.

LAPORAN PENUNJANG
Tabel Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Tanggal 8 November 2019 pukul
14.00 wita
HEMATOLOGI

Darah Lengkap
Leukosit 17.86 ribu/uL
Hitung Jenis Leukosit
Neutrofil 71%
Limfosit 19.3%
Monosit 7.7%
Eosinofil 0.29%
Basofil 1.34%

14
Keterangan:

Batas Normal pada orang


Sel Darah
Dewasa
Leukosit 5.0-10.0 ribu/uL
Neutrofil 50.0-70.0%
Limfosit 20.0-40.0%
Monosit 2.0-8.0%
Eosinofil 1.0-3.0%
Basofil 0.0-1.0%

15
ANALISA DATA
Ruang : Cermai
Nama Pasien : Tn. F
No. Register : 256122

No Data Fokus Masalah Kemungkinan penyebab


1 Ds : Hipertermiaa Endogen (Mikroorganisme,
- Pasien mengatakan badannya monosit, makrofag, toksik)
panas
- Do :
Pirogen (substansi penyebab
Suhu tubuh pasien diatas nilai demam)
normal
- Pasien mengalami takikardi
- Pasien mengalami takipnea Sirkulasi darah
- Kulit pasien teraba hangat
- Kulit terlihat kemerahan
Hipotalamus anterior

Hasil pemeriksaan TTV Pasien:


TD = 150/100 mmHg
N = 104x/menit
RR = 25x/menit Suhu tubuh

S = 38,5oC

Hipertermia

16
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ruang : Cermai
Nama Pasien : Tn. F
No. Register : 256122

Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) yang ditandai dengan Pasien
mengatakan badannya panas,kulit pasien teraba hangat dan kulit pasien tampak
kemerahan dengan hasil TTV :
TD = 150/100 mmHg
N = 104x/menit
RR = 25x/menit
S = 38,5oC.

Hasil Laboratorium :
HEMATOLOGI

Darah Lengkap
Leukosit 17.86 ribu/uL
Hitung Jenis Leukosit
Neutrofil 71%
Limfosit 19.3%
Monosit 7.7%
Eosinofil 0.29%
Basofil 1.34%

17
RENCANA KEPERAWATAN

Ruang : Cermai
Nama Pasien : Tn. F
No. Register : 256122
No.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia Manajemen Hipertermia
keperawatan selama (I.15506) dan (I.15506) ) dan
1 x 24 jam diharapkan Regulasi temperature Regulasi temperature
Termoregulasi membaik (I.14578) (I.14578)
dengan kriteria hasil :
1. Termoregulasi (L.14134) Observasi 1. Untuk mengetahui
a. Suhu tubuh membaik 1. Identifikasi penyebab penyebab timbulnya
(skor 5) = dalam hipertermia hipertemia
batas normal yaitu 2. Monitor Suhu 2. Untuk mengetahui
36,5o-37,5oC tubuh,nadi,pernapas kondisi umum
b. Takikardi menurun an, teknan pasien
(skor 5) = dalam 3. Untuk memenuhi
darah,warna dan
batas normal 60- kebutuhan cairan
suhu kulit
100x/menit tubuh
Terapeutik
c. Takipnea menurun 4. Untuk menurunkan
3. Berikan cairan oral
(skor 5) = dalam suhu tubuh yang
4. Lakukan pendinginan
batas normal 12- efektif
eksternal (kompres
20x/menit 5. Istirahat yang cukup
dingin)
d. Suhu kulit membaik
Edukasi membantu
(skor 5)
5. Anjurkan tirah baring pemulihan kondisi
e. Kulit kemerahan
Kolaborasi pasien
menurun (skor 5)
6. Kolaborasi pemberian 6. Untuk mencukupi
f. Tekanan darah
cairan an elektrolit kebutuhan cairan
membaik (skor 5) =
intravena dan elektrolit
dalam batas normal
7. Kolaborasi pemberian intravena

18
(110/70-120/80 antibiotic, antipiretik 7. Menurunkan panas
mmHg) pasien serta
mengobati infeksi
pada area
pemasangan kateter

19
IMPLEMENTASI

Ruang : Cermai
Nama Pasien : Tn. F
No. Register : 256122

NO
NO. TANGGAL TINDAKAN EVALUASI TT
DX.

1 7/11/19 1 Mengidentifikasi Ds :
20.00 wita penyebab Do :
hipertermia

2 7/11/19 1 Memonitor suhu Ds:-


20.00 wita tubuh, nadi,
Do: Ku lemah, kulit teraba panas,
tekanan darah,
kulit kemerahan .TTV:
pernapasan,
warna dan suhu TD =150/100 mmHg

kulit N = 104x/menit
RR = 25x/menit
S = 38,5oC

20
3 7/11/19 1 Mengkolaborasik Ds:-
20.05 wita an pemberian
Do:Pasien tampak sudah terpasang
cairan dan
infus RL(500cc) 8 tpm/intravena
elektrolit
ditangan sebelah kiri
intravena

4 7/11/19 1 Memberikan Ds:Pasien mengatakan tidak ingin


20.10 wita cairan oral berupa minum
air putih
Do:Pasien tampak tidak minum air
putih yang sudah disediakan

5 7/11/19 1 Melakukan Ds:Pasien mengatakan menerima


20.20 wita pendinginan untuk dikompres
eksternal
Do:Kompres dingin tampak
(kompres dingin)
diletakkan di bagian aksila.

21
6 7/11/19 1 Menganjurkan Ds:Pasien mengatakan mengerti
21.00 wita tirah baring apa yang harus dilakukan

Do:Pasien tampak terbaring di


tempat tidur dan tidak banyak
gerak

7 7/11/19 1 Mengkolaborasik Ds:-


22.00 wita an pemberian
Do:Pasien tampak meminum obat
antibiotic,
antipiretik(paracet
amol 500mg)

1 8/11/19 1 Memonitor suhu Ds:-


02.00 wita tubuh,warna dan
Do: ku lemah,kulit teraba panas
suhu kulit pasien
dan berwarna kemerahan

S:37,8oc

2 8/11/19 1 Memberikan Ds:Pasien mengatakan mau


02.05 wita cairan oral berupa minum air
air putih
Do:Pasien tampak meminum air
putih ½ gelas plastik kemasan
(120cc)

3 8/11/19 1 Memonitor suhu Ds:-


06.00 tubuh, tekanan
Do: Ku lemah, suhu kulit
wita darah,nadi,pernap
membaik, kulit kemerahan .TTV:
asan, warna dan
suhu kulit TD =120/80 mmHg
N = 90x/menit

22
RR = 20x/menit
S = 36,7oC
4 8/11/19 1 Mengkolaborasik Ds:-
06.10 wita an pemberian
Do:Pasien tampak meminum obat
antibiotic,
antipiretik(paracet
amol 500mg)
5 8/11/19 1 Memberikan Ds:Pasien mengatakan tidak ingin
cairan oral berupa minum
air putih
Do:Pasien tampak tidak meminum
air putih yang sudah diberikan

6 8/11/19 1 Memonitor suhu Ds:-


13.00 wita tubuh, tekanan
Do: Ku lemah, suhu kulit teraba
darah, pernapasan
hangat, kulit kemerahan .TTV:
,nadi,warna dan
suhu kulit TD =120/80 mmHg
N = 98x/menit
RR = 20x/menit
S = 37,2oC

7 8/11/19 1 Mengkolaborasik Ds:-


13.10 wita an pemberian
Do:Pasien tampak meminum obat
antibiotic,
antipiretik(paracet
amol 500mg)
8 8/11/19 1 Memberikan Ds:Pasien mengatakan mau
13.20 wita cairan oral berupa minum air
air putih
Do:Pasien tampak meminum air
putih sebanyak(240cc)

23
9 8/11/19 1 Melakukan Ds:Pasien mengatakan menerima
13.25 wita pendinginan untuk dikompres
eksternal
Do:Kompres dingin tampak
(kompres dingin)
diletakkan di bagian aksila dan
lipatan paha

10 8/11/19 1 Menganjurkan Ds:-


13.40 tirah baring
Do:Pasien tampak terbaring di
tempat tidur

11 8/11/19 1 Memonitor suhu Ds:-


19.00 tubuh, tekanan
Do: Ku lemah, suhu kulit
darah, pernapasan
membaik, kulit tidak kemerahan
,nadi,warna dan
lagi.TTV:
suhu kulit
TD =120/80 mmHg
N = 88x/menit
RR = 20x/menit
S = 36,5oC

12 8/11/19 1 Mengkolaborasik Ds:-


19.10 an pemberian
Do: Terpasang infus RL(500cc) 8
cairan dan
tpm/intravena ditangan sebelah
elektrolit
kiri
intravena
13 8/11/19 1 Memberikan Ds:Pasien mengatakan mau
19.20 cairan oral berupa minum air
air putih
Do:Pasien tampak meminum air
putih sebanyak(240cc)

14 8/11/19 1 Menganjurkan Ds:-


19.30 wita tirah baring
Do:Pasien tampak terbaring di
tempat tidur

24
EVALUASI

Ruang : Cermai
Nama Pasien : Tn. F
No. Register : 256122

Tanggal Evaluasi TT
8/11/19 S : Paien mengatakan badannya tidak panas
20.00 wita O : Suhu kulit membaik,kulit merah
menurun, takikardi menurun,takipnea
menurun,suhu tubuh membaik dan
tekanan darah membaik.
TTV:
TD =120/80 mmHg
N = 88x/menit
RR = 20x/menit
S = 36,5oC
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

25
BAB IV
KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN KENYATAAN

A. PENGKAJIAN
Pasien Tn F (40 tahun) mengalami Hipertermia saat pasien
menjalani perawatan rawat inap pada tanggal 08 November 2019 serta
didapat tanda tanda vital sebagai berikut :
TD = 150/100 mmHg
N = 104x/menit
RR = 25x/menit
S = 38,5oC
Dari data hasil pengkajian pada pasien Tn F yang didapat,
membuktikan bahwa kesesuaian antara teori dan implementasi sudah
memenuhi kriteria.
Suhu tubuh diatas normal dibuktikan dengan S = 38,5oC,
takikardi dibuktikan dengan N = 104x/menit dan takipnea
dibuktikan dengan RR = 25x/menit.
Kesimpulan : pada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus

Keluhan Utama Pasien


Pasien mengatakan bahwa tubuhnya terasa panas, dan terjadi
peningkatan suhu tubuh. Kesesuaian teori dan kenyataan dapat dilihat
dari pemeriksaan hasil TTV (suhu ; 38.5oC) yang dimana hal tersebut
menunjukan bahwa secara teori, suhu >37,5oC disebut mengalami
hipertermia atau “suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
tubuh” (Definisi Hipertermia sesuai dengan SDKI halaman 284).
Kesimpulan : pada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus

26
B. Diagnosa Keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) yang dibuktikan
dengan Pasien mengatakan badannya panas, kulit pasien teraba hangat dan
kulit pasien tampak kemerahan, diserta takikardi dan takipnea dengan hasil.

TTV :
TD = 150/100 mmHg
N = 104x/menit (membuktikan bahwa px mengalami takikardi)
RR = 25x/menit (membuktikan bahwa px mengalami takipnea)
S= 38,5oC. (membuktikan bahwa px mengalami hipertermi)

Diagnose keperawatan sudah sesuai dengan teori yang diberikan,


berhubungan dengan penyebab hipertermi dan dibuktikan dengan Tanda
dan Gejala Mayor Minor (DS dan DO) pada buku SDKI halaman 284.
Kesimpulan : pada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus

C. PERENCANAAN
Perencanaan atau intervensi keperawatan pada laporan
pendahuluan yang dirancang, bersumber dari buku SIKI halaman 181 dan
388 tentang “manajemen hipertermia dan regulasi temperatur”
dengan urutan OTEK (Observasi, Terapeutik, Edukasi dan Kolaborasi) ,
dan kriteria yang ditetapkan sesuai bersumber dari SLKI halaman 129
tentang “termoregulasi”.
Kesimpulan : pada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus

D. PELAKSANAAN
Dari beberapa intervensi yang telah ditetapkan sesuai dengan buku SIKI
dan SLKI, tidak semua dapat diimplementasikan seperti yang telah
dibuat dalam teori intervensi dalam laporan pendahuluan.

27
Namun, ada beberapa intervensi pilihan yang telah kelompok
tetapkan untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan, dan
semua dapat direalisasikan. Berikut adalah intervensi pilihan yang
berhasil dicapai:
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor warna dan suhu kulit
4. Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi
5. Berikan cairan oral
6. Lakukan pendinginan eksternal (kompres dingin)
7. Anjurkan tirah baring
8. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
9. Kolaborasi pemberian obat antipiretik dan antibiotic
Kesimpulan : pada tahap ini ditemukan adanya kesenjangan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus, karena ketidaksesuaian/tidak
semua dapat dilaksanakanan antara implementasi asuhan keperawatan
dengan teori intervensi yang tertera pada laporan pendahuluan.

E. EVALUASI
Pada tahap evaluasi, masalah teratasi dan intervensi dapat
dihentikan hal ini dapat dibuktikan dari keluhan masalah yang menjadi
data subjektif dan objectif klien sudah membaik sesuai dengan criteria
hasil yang ditetapkan di intervensi yang bersumber dari buku SLKI
halaman 129.
Kesimpulan : pada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus

28
BAB V
PENUTUP

5. 1 KESIMPULAN
Gangguan keseimbangan suhu tubuh ialah suatu mekanisme keadaan
panas atau dingin pada tubuh yang tidak dapat terkontrol sehingga dapat
menyebabkan gangguan seperti merasakan ketidaknyamanan, rasa cemas dan
mengganggu aktivitas yang biasa dilakukan. Demam adalah kondisi ketika
suhu tubuh berada di atas angka 38 derajat celsius. Demam merupakan bagian
dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus,
bakteri, atau parasit
Tanda dan Gejala
a. Hipertermia
- Mayor : - Suhu tubuh diatas normal
- Minor : - Kulit merah
-Kejang
-Takikardi
-Takipnea
-Kulit terasa hangat

5.2 SARAN
Setelah melakukan penulisan makalah ini, penulis mengharapkan agar
pembaca dapat mengerti dan memahami mengenai gangguan keseimbangan
suhu tubuh serta asuhan keperawatan yang terkait dengan gangguan
keseimbangan suhu tubuh dan juga kami mengharapkan agar pembaca
memahami cara melakukan tindakan untuk pasien dengan gangguan
keseimbangan suhu tubuh.

29
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia : definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :


Definisi dan Kriteria hasil Keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.Edisi 10.Jakarta : EGCNurarif, Amin H
dan Hardhi Kusuma. 2014.Handbook for Health
Student.Yogyakarta:MediAction Publishing

Herlman,T. Heather.2015.NANDA International Diagnosis Keperawatan


:Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.Edisi 10.Jakarta : EGC

Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma. 2014.Handbook for Health


Student.Yogyakarta:MediAction Publishing

Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Edisi Revisi Jilid 1.
Yogyakarta:MediAction Publishing.

30

Anda mungkin juga menyukai