Anda di halaman 1dari 5

FORM LAPORAN

KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

Nama mahasiswa : Marleni Hari/ Tanggal: Kamis, 22/12/2022


Tempat pelaksanaan : Zoom Stase: Anak
Komponen Uraian
1. Tema Hukum Vaksin
2. Nara Puji Handoko S.Ag M.Pd
Sumber
3. Kajian A. Kasus
Ke-
An. S berumur 18 bulan, dirawat di ruang anak AR Fakhrudin, sebelum sakit An. S termasuk
Islaman
anak yang aktif meskipun badannya nampak kurus. Klien masuk rumah sakit dengan keluhan
demam 7 x / hari, disertai muntah, dan badan kemerahan seperti campak. Hasil pengkajian
didapatkan An.S tidak melakukan vaksinasi secara lengkap karena ibunya takut jika divaksin
badan An. S menjadi sakit dan demam. Orang tua An.S juga masih ragu apakah vaksin itu
halal karena pernah membaca tentang vaksin yang tidak halal.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pandangan Islam mengenai kasus tersebut, apakah hukumnya vaksin dalam islam?
C. Pembahasan
Dasar Pemikiran:
1. Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang terbuat dari virus yang telah dimatikan atau
dilemahkan Pada dasarnya vaksin berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan
(imunitas) pada tubuh terhadap virus, yang biasanya dilakukan pada bayi, balita, dan ibu
hamil. Adapun usaha memberikan vaksin ke dalam tubuh untuk menghasilkan sistem
kekebalan tubuh terhadap penyakit/virus disebut vaksinasi. Di Indonesia praktik
vaksinasi yang dilakukan terutama pada bayi dan balita adalah hepatitis B, BCG, polio,
dan DPT.
2. Banyak jenis vaksin yang bersumber dari bahan-bahan yang diharamkan, terutama enzim
tripsin yang berasal dari pangkreas babi. Menurut keterangan Prof. Dr. H. Jurnalis Uddin,
bahwa dalam proses pembuatan vaksin polio diperlukan bahan dari babi yang disebut
enzim tripsin. Tanpa enzim tripsin tersebut tidak mungkin vaksin polio dapat dibuat.
Enzim tripsin babi bukanlah bahan baku vaksin, namun hanya dipakai sebagai enzim
katalisator pemisah sel.
3. Tidak digunakannya enzim tripsin sapi atau domba, menurut PT. Biofarma perusahaan
yang memproduksi vaksin di Indonesia, karena memerlukan waktu penelitian yang cukup
lama dan dana yang besar.

Beberapa ayat al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad saw yang dapat dijadikan sandaran
untuk menghukumi masalah vaksin adalah sebagai berikut:

1. Firman Allah SWT yang artinya: “…dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebinasaan, …” [QS. al-Baqarah (2): 195]
2. Hadis Nabi Muhammad SAW, diantaranya:
 artinya: “Diriwayatkan dari Jabir, dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau
bersabda: Setiap penyakit ada obatnya, maka penyakit telah dikenai obat,
semoga sembuh dengan izin Allah.” [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasai]
 Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Darda’, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat. dan menjadikan bagi
setiap penyakit akan obatnya. Maka hendaklah kamu berobat, tetapi janganlah
kamu berobat dengan sesuatu yang haram.” [HR. Abu Dawud]

Analisis hukum

 Mencermati dalil-dalil di atas, dapat diambil pengertian bahwa manusia harus senantiasa
menjaga diri agar tidak terkena penyakit yang bisa merusak tubuhnya, dan sudah
seharusnya berobat jika menderita sakit, sepanjang tidak berobat dengan sesuatu yang
haram.
 Dalam kasus vaksin yang mengandung unsur bayi seperti vaksin polio, penyakit polio ini
cukup berbahaya bagi manusia. Di sisi lain, vaksin yang merupakan sarana untuk
menghindarkan diri dari penyakit yang berbahaya ini, mengandung unsur babi, yang jelas
haram dimakan dagingnya, meskipun bukan merupakan bahan baku, melainkan sekedar
alat (perantara) untuk memisah sel.
 Dalam kajian hukum, menghindarkan diri dari penyakit merupakan hajah (kebutuhan),
meskipun harus menggunakan vaksin yang memanfaatkan enzim tripsin dari babi. Hal ini
sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi: Artinya: “Kebutuhan itu menduduki tempat
darurat.” Demikian pula, babi adalah mafsadah, polio juga mafsadah. Menghadapi dua
hal yang sama-sama mafsadah ini, harus dipertimbangkan mana yang lebih besar
madlaratnya dengan memilih yang lebih ringan madlaratnya. Oleh karena itu, dalam
rangka membentengi penyakit polio dibolehkan menggunakan vaksin tersebut. Hal ini
sesuai dengan kaidah: Artinya: “Apabila bertentangan dua mafsadah, maka perhatikan
mana yang lebih besar madlaratnya dengan dikerjakan yang lebih ringan mafsadahnya.”
 Berdasarkan konsep dasar imunisasi, imunisasi dilakukan dalam rangka untuk
memproduksi sistem immune (kekebalan tubuh) untuk mencegah penyakit berat sampai
kecacatan. Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 33 Tahun 2018, penggunaan
Vaksin MR (Measles Rubella) untuk imunisasi hukumnya mubah (boleh) karena belum
ditemukannya vaksin yang benar-benar halal, jadi ada kondisi yang mengharuskan
(dlarurat syar’iyyah). Penelitian terkait dengan penggunaan enzim dari binatang selain
babi yang tidak diharamkan dalam Islam masih terus dilakukan. Sehingga suatu saat nanti
dapat ditemukan vaksin yang benar-benar halal

D. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, dapatlah dimengerti bahwa vaksin yang memanfaatkan enzim tripsin dari
babi hukumnya adalah mubah atau boleh, sepanjang belum ditemukan vaksin lain yang bebas
dari enzim itu. Sehubungan dengan itu, kami menganjurkan kepada pihak-pihak yang
berwenang dan berkompeten agar melakukan penelitian-penelitian terkait dengan penggunaan
enzim dari binatang selain babi yang tidak diharamkan memakannya. Sehingga suatu saat nanti
dapat ditemukan vaksin yang benar-benar bebas dari barang-barang yang hukum asalnya
adalah haram. Pada kasus bayi An.S, keluarga diberikan edukasi kembali terkait vaksin
menurut islam itu boleh dilakukan.

E. Referensi
1. https://muslim.or.id/7073-pro-kontra-hukum-imunisasi-dan-vaksinasi.html
2. https://id.theasianparent.com/imunisasi-dalam-islam

Nara Sumber,

Puji Handoko S.Ag M.Pd


FORM PENILAIAN
KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

Nama mahasiswa : Marleni Hari/ Tanggal : Kamis, 22/12/2022


Tempat pelaksanaan : Zoom Tema : Vaksin dalam Islam
SKORE
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT TOTAL
4 3 2 1
1. Partisipasi dalam kajian klinik Ke-Islaman 50 30

2. Melaporkan hasil kajian klinik Ke-Islaman : 50 50


a. Pada saat penilaian OSLER.
b. Penulisan sesuai dengan aturan / form yang
disediakan.
Jumlah Skor 80
NILAI= Jumlah Skor/4

Jumat, 22 Desember 2022


Mahasiswa, Penilai,

(Marleni) Puji Handoko S.Ag M.Pd

Anda mungkin juga menyukai