Anda di halaman 1dari 28

RESUME MATERI

KEPERAWATAN ANAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Blok Keperawatan Anak

Dosen pengampu : Ns. Nanang Saprudin, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh:

Nama : Rosanti

NIM : CKR0180147

Keperawatan Reguler D

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Berkat
rahmat danhidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan resume materi BLOK
KEPERAWATAN ANAK yang insyaa Allah tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa
adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih, khususnya kepada, Bapak Ns. Nanang Saprudin, S.Kep.,
M.Kep. selaku Dosen pengampu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,
kririk dan saran sangat dibutuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kuningan, April 2020

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK .............................................................................. 1

IMUNISASI PADA ANAK ................................................................................................... 5

PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK .................................................................................. 9

ANTICIPATORY GUIDIANCE ........................................................................................... 19

KONSEP DAN APLIKASI FAMILY CENTERED CARE .................................................. 21

ii
PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

A. Pengertian Anak
Menurut UU RI No. IV th 1979 tentang kesejahteraan anak, disebutkan
bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
menikah. Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 bab IX pasal 42 disebutkan bahwa
anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
B. Perspektif Keperawatan Anak
1. Filosfi Keperawatan Anak
Merupakan keyakinan / pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family
centered care) dan ppencegahan terhadap trauma (atraumatic care)
a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak karena
keterlibatan keluarga dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak.
Dalam pemberian Askep pun diperlukan keterlibatan keluarga karena
anak selalu membutuhkan orang tua di rumah sakit.
b. Atraumatic Care
Adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma kepada anak dan
keluarga. Atraumatic care dapat diberikan pada anak dan keluarga
dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan yang diberikan.
Beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
 Menurunkan / mencegah dampak perpisahan dari keluarga
 Meningkatkan kemmapuan orang tua dalam mengontrol
perawatan pada anak.
 Mencegah / mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak
psikologis)
 Tidak melakukan kekerasan pada anak.
 Modifikasi lingkungan yang bernuansa anak.
2. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak
a. Anak bukan miniatur orang dewasa.
b. Anak sebagai individu unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan.

3
c. Pelyanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan dan
peningkatan derajat kesehatan, bukan mengobati anak sakit.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus
pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan Askep anak.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan
keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan
meningkatkan kesejahteraan dengan menggunakan proses keperawatan
yang sesuia dengan moral (etik) dan aspek hukum (legal).
f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan.
g. Berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan.
3. Paradigma Keperawatan Anak
Merupakan landasan berpikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak dimana
landasan berpikit itu terdiri dari 4 komponen :
a. Manusia (anak)
b. Konsep sehat – sakit
c. Lingkungan
d. Keperawatan
4. Lingkup Praktik Keperawatan Anak
Lingkup praktik keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan
yang diberikan pada klien anak usia 28 hari sampai usia 18 tahun atau BBL
(Bayi Baru Lahir) sampai uisa 12 tahun. Asuhan keperawatan anak meliputi
tumbuh kembang anak yang mencakup kebutuhan asah ( stimulasi mental ),
kebutuhan asih ( kasih sayang ), kebutuhan asuh (pemenuhan kebutuhan fisik).
5. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
a. Pemberi Perawatan
b. Advokat Keluarga
c. Pendidik
d. Konseling
e. Kolaborasi
f. Peneliti

4
IMUNISASI PADA ANAK

A. DEFINISI

Cara meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif / pasif terhadap suatu antigen
tertentu. Bila terpajan antigen serupa maka tidak akan sakit.

B. MACAM – MACAM KEKEBALAN

• Aktif :

Tubuh terpajan membuat

• Pasif :

Tubuh langsung memakai

C. JENIS VAKSIN

• Live attenuated

dilemahkan

• Inactivated

bagian2 tertentu

D. IMUNISASI DASAR PADA ANAK

1. BCG

 Penyebab : m. Tb, m. Bovis

 Jaringan yg diserang :

1) Paru-paru

2) Selaput otak

3) Tulang

4) Kelenjar superfisial

 Waktu pemberian :

1) Anak : tes mantoux (-)

2) Bayi : < 2 bulan


5
 Cara kerja vaksin :

1. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infasi basil yg virulen

2. Imunitas timbul setelah 8 minggu

3. Imunitas bisa tidak lengkap

2. HEPATITIS B

 Penyebab : virus hep.b

 Penularan :

1) Perenteral

2) Sexual

3) Transplasental

4) Asi

 Vaksin : hep.b

 Cara pemberian : injeksi intramuskular

 Jadwal pemberian :

1) Vaksinasi primer 3 kali

2) Booster 5 thn kmd

3) Dianjurkan tes anti HBs 3 bln pasca suntikan terakhir

3. DPT

 Penyebab :

1) D : coryne bacterium Diphteriae

2) P : bordetella pertusis

3) T : clontridium tetani

 Vaksin : kombinasi dpt

 Cara pemberian vaksin : im 0,5 ml

6
 Jadwal pemberian :

1) Dpt i : 2-4 bln

2) Dpt ii : 3-5 bln

3) Dpt iii : 4-6 bln

4) Dpt iv : 1 thn stl dpt iii

5) Dpt v : anak masuk sekolah

4. POLIO

 Penyebab : virus olio

 Jadwal pemberian :

1) Polio i : 0 bln

2) Polio ii : 2 bln

3) Polio iii : 3 bln

4) Polio iv : 4 bln

 Cara pemberian : oral 2 tetes

5. CAMPAK

 Penyebab : virus campak

 Cara pemberian :

1) Sc dalam / im

2) Dosis : 0,5 ml

3) Umur 9 bln

 Efek samping : demam, kemerahan,nyeri sendi

E. IMUNISASI LANJUTAN

1. MMR

 Umur : 15-18 bln

7
 Dosis : 1 x 0,5ml

 Bila anak MMR, campak II (5-6 thn) tdk diberikan

 Ulang 10-12 thn

2. HIB

 Diberikan umur 2,3,6 bln

 Ulang 18 bln

 Dosis : 0,5ml IM

3. TIFOID

Vaksin parenteral dan oral.

8
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

A. Pedoman Umum Pemeriksaan Fisik Pada Anak

• Lakukan pemeriksaan dalam ruang yang menyenangkan dan tidak mengancam

• Berikan waktu untuk bermain dan saling mengenal

• Jika anak tidak siap untuk diperiksa lakukan :

 Bicara dg ortu, abaikan anak, secara bertahap fokuskan ke anak

 Buatkan ucapan pujian pada anak atau mainannya

 Ceritakan cerita lucu atau sulap sederhana

 Berikan teman yang menarik : boneka tangan

• Bila anak menolak kerjasama, lakukan :

• Kaji alasannya : takut

• Libatkan orang tua atau minta orang tua untuk pergi

• Hindari penjelasan yang panjang

• Lakukan pemeriksaan secepat mungkin

• Minta asisten untuk mengikat anak dg lembut

• Minimalkan gangguan selama pemeriksaan.

• Gunakan suara yang lembut, tenang dan meyakinkan

B. Pendekatan pemeriksaan fisik anak toddler

Persiapan

• Posisi :

o Duduk atau berdiri disamping orang tua

o Telungkup/telentang di pangkuan orang tua

• Minta orang tua melepaskan pakaian bagian luar

• Lepaskan pakaian dalam saat tubuh diperiksa

9
• Jika tidak kooperatif lakukan prosedur dengan cepat

• Minta bantuan ortu untuk memegangi anak

• Bicarakan pemeriksaan bila dapat kerjasama

• Beri pujian untuk perilaku kooperatif

• Urutan

o Gunakan kontak fisik minimal pada awal pemeriksaan

o Kenalkan alat dengan perlahan

o Auskultasi, perkusi, palpasi bila tenang

o Prosedur traumatik lakukan terakhir

C. Pendekatan pemeriksaan fisik anak preschool

• Persiapan

o Posisi : lebih suka berdiri atau duduk

o Biasanya kooperatif dg posisi telungkup/telentang

o Menyukai kedekatan orangtua

• Minta anak melepaskan pakaian sendiri

• Beri kesempatan untuk melihat alat, tunjukkan cara penggunaannya

• Buat cerita tentang prosedur

• Beri pilihan bila mungkin

• Hargai kerjasama : gunakan pernyataan positif

• Urutan

o Jika kooperatif lakukan dari kepala ke kaki

o Jika tidak kooperatif, seperti anak toddler

10
D. Pendekatan pemeriksaan fisik anak sekolah

 Persiapan

 Posisi : menyukai duduk

 Kooperatif hampir semua posisi

 Anak kecil suka kehadiran orang tua

 Anak besar menyukai privacy

 Minta untuk melepas pakaian sendiri

 Jelaskan tujuan peralatan dan kepentingan

 Ajarkan tentang fungsi tubuh dan perawatannya

 Urutan

 Lakukan dari kepala ke kaki

 Pemeriksaan genetalia dilakukan pada akhir

E. Pendekatan pemeriksaan fisik anak remaja

Persiapan

• Posisi : seperti usia sekolah

• Biarkan anak melepas pakaian sendiri

• Buka area yang akan diperiksa

• Hargai kebutuhan privacy

• Jelaskan temuan selama pemeriksaan

• Beri keterangan tentang perkembangan seksual

• Tekankan ke-normalan perkembangan

• Genetalia diperiksa pada bagian akhir

F. Penampilan Umum dan Kulit

• Observasi wajah, postur, higiene, nutrisi, perilaku, perkembangan, status


kesadaran
11
• Kulit : Observasi pada cahaya matahari /sinar netral

a. Tekstur

Kulit halus, agak kering pada sentuhan, suhu sama

b. Turgor kulit : pada abomen

Tanpa keriput, kembali dengan cepat

c. Edema

G. Struktur Aksesori : Rambut dan Kuku

• Inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas dan higiene

• Kulit normal : elastis, kuat, berkilau. Dipengaruhi ras

• Kuku normal : merah muda, cembung, halus, fleksibel, tidak rapuh,

o Kulit gelap ….kuku gelap

• Dermatoglifik : Observasi lipatan fleksi pada telapak tangan

o Normal : tiga lipatan fleksi

H. Nodus Limfe

• Palpasi menggunakan distal jari

• Tekan pelan dan tegas dengan gerak melingkar

• Lihat ukuran, mobilitas, suhu, kekerasan dan peubahan pembesaran nodus

• Normal : umumnya tak dapat dipalpasi, tak ada nyeri tekan, dapat digerakkan.

• Infeksi : hangat, nyeri tekan, membesar

I. Pemeriksaan Kepala dan Leher

Kepala

 Wajah simetris

 Area ekimotik ….. trauma

 Tahanan gerakan dan nyeri …. Iritasi meningeal

12
 Kepala bersih

 Perkusi sinus frontal pada anak lebih 7 tahun: Normal tak ada nyeri, bunyi
resonan

Leher

 Palpasi trachea : pada garis tengah

 Kelenjar tiroid : sulit dipalpasi

 Arteri karotis : sama bilateral

 Penonjolan vena leher ---- abnormal

J. Pemeriksaan Mata

• Mata Normal :

i. Letak simetris, jarak kantus rata-rata 3 cm

ii. Konjungtiva palpebra merah muda, mengkilap

iii. Dasar sklera bening dan berwarna putih

iv. Kornea bening, pupil melingkar, jernih

v. Reflek positif

• Mata tak normal

i. Ptosis, ektropion, entropion

ii. Berkedip tak simetris

iii. Tanda inflamasi, pucat

K. Pemeriksaan Telinga dan Hidung

Telinga

 Normal

 Daun telinga bentuk normal, Bagian atas sejajar atau sedikit melewati
garis mata

13
 Serumen kuning lunak

 Abnormal

 Telinga rendah : anomali ginjal / RM

 Adanya lobang abnormal….lihat cairan

Hidung

 Normal

 Lapisan mukosa lebih merah dari membran oral

 Septum pada garis tengah

 Abnormal

 Lapisan mukosa pucat, merah abu-abu, bengkak, membran menonjol

 Keluar cairan abnormal, Terdapat benda asing

 Deviasi atau perforasi septum

L. Pemeriksaan Mulut dan Tenggorokan

Normal

 Membran mukosa merah muda terang, berkilap, halus, lembab

 Ginggiva kuat, merah muda kekuningan

 Gigi jumlah sesuai usia, putih, oklusi rahang bawah atas baik

 Lidah : tekstur kasar, dapat bergerak bebas, ujung dapat mencapai bibir, tak
ada lesi.

 Uvula menonjol dari palatum lunak

 Tonsil palatin, Faring posterior : warna seperti mukosa mulut, kadang


membesar pada anak prapuber

Abnormal

 Sianosis, pucat, lesi, pecah-pecah terutama di sudut

14
 Perdarahan, bau, tanda infeksi, eksudat

M. Pemeriksaan Dada

Normal

a. Diameter lateral meningkat sesuai usia

b. Kedua sisi simetris

c. Sudut kostal antara 45-50 derajat

d. Gerakan : saat inspirasi dada mengembang, sudut kosta meningkat, diaframa


turun.

e. Putting : pigmentasi, letak lateral midklavikula antara iga ke-4 dan 5

f. Payudara berkembang sesuai usia

Abnormal

g. Bentuk dada silinder, asimetris, sudut kosta lebar/sempit, pektus


karinatum/ekskavatum, retraksi

N. Pemeriksaan Paru

Normal

a. Frekuensi sesuai usia, reguler, tanpa upaya

b. Vibrasi simetris, jelas di area torakal, kecil pada dasar

c. Pekak, pada

• Garis midklavikuler kanan ICS 5 (hepar)

• ICS kedua-kelima diatas batas sternum kiri sampai garis midclavikuler

d. Timpani pada ICS kelima kiri bawah (lambung)

e. Bunyi napas vesikuler : pada seluruh area paru,

• Kecuali intraskapuler atas, manubrium bawah,

• Inspirasi lebih keras, panjang, nada tinggi dari ekspirasi

f. Bunyi napas bronchial : pada trachea

15
• Ekspirasi lebih panjang, keras, nada tinggi dari inspirasi

Abnormal

a. Crackles, terutama saat inspirasi

b. Wheezing/mengi

c. Mengi inspirasi audibel/stridor…. Mengi musikal/sonor

• Tanpa stetoskop, pada obstruksi tinggi : epiglotis

d. Mengi ekspirasi audibel ….mengi bersiul

• Tanpa stetoskop, Obstruksi rendah

e. Friction rub pleural : gemericik

• Inspirasi dan ekspirasi

f. Konsolidasi jaringan paru :

• Pektoriloguy berbisik, anak membisikkan kata…terdengar suku kata

• Bronkofoni, resonan vkal meningkat, saat anak mengucap kata

• Egofoni, anak bilang ee terdengar ay

O. Pemeriksaan jantung

Normal

a. Dinding dada simetris

b. Implus apikal kadang terlihat (pada anak kurus)

c. Letak

i. Lateral Midklavikula kiri dan ICS ke-4 anak < 7 th

ii. Garis midklavikula kiri dan ICS ke-5, anak > 7 th

d. Capilarry refill 1 – 2 detik

e. S1 S2 jelas, jernih, frekuensi sama nadi radial, teratur dan tetap

f. Area aortik (ICS 2-3 kanan) dan pulmonik (ICS 2-3 kiri) : S2 lebih keras

16
g. Area trikuspid ( ICS 5 tengah), mitral/apikal : S1 lebih keras

Abnormal

h. Aritmia, bunyi abnormal,

i. Murmur keras, antara S1-S2

P. Pemeriksaan Abdomen

• Bentuk

i. Anak kecil silindris dan tegak, datar saat telentang

ii. Remaja : sedikit datar saat tegak

• Tonus kulit kuat

• Anak < 8 th inspirasi sama dg gerakan dada

• Bising usus : terdengar “klik” setiap 10-30 dtk

• Bunyi timpani pada seluruh area kecuali pada hepar

• Hepar : teraba 1-2cm bawah margin costal kanan pada anak kecil

• Lien teraba 1-2cm bawah margin costal kiri pada anak kecil

Q. Pemeriksaan Punggung dan Ekstremitas

• Lordosis pada anak kecil dan berkurang sesuai usia

• Bahu, skapula dan puncak iliaka simetris

• Fleksibel rentang gerak penuh, tak ada nyeri dan kekakuan

• Kaki memutar keluar < 30˚, ke dalam < 10˚

• Kelainan : talipes valgus, varus

R. Pemeriksaan Genetalia dan Anus

Laki-laki

 Meatus uretra mudah diretraksi

 Scrotum : Kulit kendur, keriput biasanya merah, kasar pada remaja

17
 Preputium tak ada jika disirkumsisi

 Tidak ada cairan

Perempuan

 Mons pubis pada remaja tertutup rambut

 Labia mayor: permukaan dalam merah muda

 Labia minor : menonjol pada bayi baru lahir.

 Kelenjar skene pada ekitar meatus, tak ada lesi

 Kelenjar bartholin, di sekitar lobang vagina, tak ada lesi, sekret jernih, mukoid

Anus

 Reflek anal : kontraksi cepat sfingter anal eksternal

 Perhatikan adanya ruam, prolaps rektum, kutil

18
ANTICIPATORY GUIDIANCE

A. Definisi

Upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga


orang tua sadar akan apa yg terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dg usia
anak.

B. Pencegahan Terhadap Kecelakaan

1. Masa Bayi

Jenis kecelakaan : aspirasi benda,jatuh,luka bakar,keracunan,kurang O2.

Pencegahan :

 Aspirasi:bedak,kancing,permen (hati-hati).

 Jatuh: tempat tidur ditutup,restrain,tidak pakai kursi tinggi.

 Luka bakar:cek air mandi sebelum dipakai.

 Keracunan:simpan bahan toxic dilemari.

 Kurang O2: plastik,sarung bantal.

2. Masa Toddler

Jenis kecelakaan : jatuh / luka akibat mengendarai


sepeda,tenggelam,keracunan,terbakar, tertabrak,aspirasi,asfiksia..

Pencegahan:

 Awasi jika dekat sumber air.

 Ajarkan berenang.

 Simpan korek api,hati-hati terhadap kompor,setrika.

 Tempatkan bahan kimia dilemari.

 Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.

 Jangan biarkan kabel listrik menggantung.

19
 Hindari makan ikan yang ada tulang dan permen yang keras.

 Awasi saat memanjat,lari,lompat karena keseimbangan .

3. Pra Sekolah

Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya :


obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda,lari mengambil bola / layangan,
menyebrang jalan dsb.

Pencegahan :

 Mengontrol lingkungan.

 Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya : cara


menyebrang jalan, arti rambu-rambu lalu lintas, cara mengendarai sepeda
yang aman.

4. Usia Sekolah

Anak sudah berfikir sebelum bertindak.

Perawat mengajarkan keamanan:

 Aturan lalu lintas bagi pengendara sepeda.

 Aturan yang aman dalam berenang.

 Mengawasi anak saat menggunakan alat berbahaya : gergaji,alat listrik.

 Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yg bisa meledak / terbakar.

5. Remaja

Penggunaan kendaraan bermotor : fraktur,luka kepala, kecelakaan karena


olahraga.

20
KONSEP DAN APLIKASI FAMILY CENTERED CARE

A. Definisi FAMILY CENTERED CARE

Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga
didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga
sebagai konstanta dalam kehidupan anak.

Family Centered Care meyakini adanya dukungan individu, menghormati,


mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.

B. Manfaat Penerapan FAMILY CENTERED CARE

1) Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam


meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.

2) Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang lebih


baik dan proses kolaborasi.

3) Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan


berkolaborasidengan keluarga.

4) Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan


kapasitas pemberi pelayanan.

5) Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga


profesional lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan
di rumah, mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika
tidak perlu, lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan).

6) Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.

7) Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.

8) Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga


profesi lainnya dalam pelatihan-pelatihan.

9) Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan profesional.

10) Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang
diterima.

21
C. Elemen – elemen FAMILY CENTERED CARE

1) Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga


bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari
personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-rubah.

2) Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada semua tingkat pelayanan


keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat. Perawatan anak secara
individual, pengembangan implementasi dan evaluasi program serta
pembentukan kebijakan.

3) Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga dan
profesional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif di setiap saat.

4) Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap keanekaragaman


budaya, kekuatan dan individualitas di dalam dan diantara seluruh keluarga
termasuk keanekaragaman suku, ras, spiritual, sosial, ekonomi, bidang
pendidikan dan geografi ke dalam kebijakan praktik.

5) Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan menerapkan


program dan kebijakan menyeluruh yang menyediakan pelayanan
perkembangan, pendidikan, emosi, lingkungan dan dukungan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda-beda.

D. Respon Anak

1) Tingkat perkembangan dan usia anak

2) Pengalaman masa lalu

3) Tipe penyakit

4) Mekanisme koping

5) Dukungan emosional yang tersedia

E. Stressor Pada Anak

Disebabkan oleh:

 Tidak adanya persiapan

 Kejadian yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi

22
 Lingkungan yang tidak familiar

 Meningkatnya kecemasan orang tua.

 Beberapa anak merasa takut dengan prosedur-prosedur invasif.

 Merasa dibatasi oleh tempat tidurnya

 Merasa terancam oleh peralatan yang digunakan

F. Kemmapuan Mengontrol Diri

Anak kehilangan kontrol selama perawatan  Intervensi keperawatan ditujukan


meningkatkan kontrol anak.

Intervensi dengan melibatkan keluarga dalam melakukan perawatan pada anak

G. Aplikasi FCC pada anak di ruang PICU

Penerapan elemen-elemen FCC :

1) Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian konstan bagi anak 


Kesadaran untuk menghargai & memotivasi keluarga sebagai bagian yang
penting dalam perawatan anaknya.

 Keluarga sebagai pengambil keputusan dalam perawatan anaknya

 Bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan anaknya

 Keluarga Pemberi asuhan yang natural bagi anak

2) Perawat memfasilitasi kerjasama antara keluarga dan staf pemberi asuhan 


kolaborasi antara orang tua dan pemberi asuhan (interdisiplin).

 Keluarga memberikan data atau informasi kepada tim pemberi asuhan.

 Tim pemberi asuhan memberikan informasi tentang status kesehatan


anak.

 Mendiskusikan asuhan kepada anak secara komprehensif.

3) Perawat menghormati ras, etnis, sosial, budaya  tumbang anak dan penyakit.

23
 Asuhan keperawatan diberikan tidak bertentangan dengan nilai- nilai
keluarga.

 Aspek spiritual keluarga menjadi dukungan positif bagi anak.

4) Mengakui kekuatan keluarga dan koping keluarga

 Focus pada hal-hal positif saat anak melalui fase-fase kritis.

 Mendukung koping yang positif.

 Suport system bagi anak dan keluarga

5) Memberikan informasi yang lengkap dan jelas:

 Excelent communication skill.

 Informasi secara berkala dan akurat tentang penyakit anaknya, kondisi


dan rencana perawatan

 .Persiapan prosedur khusus.

 Peralatan yang terpasang pada tubuh anaknya.

 Orientasi ruangan PICU untuk beradaptasi dengan lingkungan.

6) Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung 

 Komunikasi antar sesama keluarga yg mempunyai sakit yang sama

 Menjalin persahabatan

7) Memahami dan menggabungkan kebutuhan anak sesuai tumbuh kembangnya


ke dalam sistem perawatan

 Aspek kenyamanan anak: rooming in, sentuhan, pelukan, perhatian


orang tua sesuai tumbang anak

 Peningkatan kontrol anak

 Pemenuhan bermain sesuai tumbang anak dan penyakit anak.

8) Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program yang memberikan


dukungan emosi.

 Ruang tunggu keluarga di PICU.

24
 Keluarga dapat menemani anak selama 24 jam.

 Pelayanan konseling keluarga sesuai kebutuhan.

H. Aplikasi FCC di ruang PICU (Katleen L Meert)

1) FAMILY VISITATION

Membuka peluang yang besar kepada keluarga untuk dapat mengunjungi


anaknya selama 24 jam.

Rumah sakit  kebijakan khusus untuk keluarga berkunjung tanpa harus


membatasi jam berkunjung

2) FAMILY CENTERED ROUNDING

Kegiatan ronde medis, diskusi dilakukan disamping anak dan dihadiri oleh
orang tuanya. Selama ronde ini orang tua dapat bertanya, mengklarifikasi data
dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

3) FAMILY PRESENCE DURING INVASIF PROCEDURES AND


CARDIOPULMONARY RESCUCITATION

 Keluarga untuk hadir pada saat dilakukan CPR dan prosedur invasif
lainnya.

 Kehadiran keluarga meningkatkan pemahaman keluarga akan situasi


dan mampu meningkatkan kontrol mereka.

 Kehadiran orang tua dalam situasi ini dapat memberikan umpan balik
yang positif terhadap tenaga kesehatan

 Anak dapat berespon terhadap kehadiran orang tua, bahkan pada anak
yang tidak sadar.

 Penting sekali kehadiran orang tua saat fase end of life anak.

4) FAMILY CONFERENCES

 Pertemuan yang direncanakan antara anggota keluarga dan team


interdisiplin yang merawat anaknya.

25
 Sharing pengambilan keputusan terkait kondisi pasien.

 Keluarga dapat meminta pendapat tentang pengambilan keputusan


terbaik untuk anaknya dan pemberian tindakan terbaik sesuai standar.

I. Aplikasi Family Centered Care Pada Berbagai Kondisi Dan Tahapan Usia

a. Pendahuluan

Salah satu elemen dari family centered care adalah memahami dan
menggabungkan perkembangan kebutuhan anak anak dan keluarga ke sistem
penyediaan pelayanan kesehatan.

b. Tujuan
Umum

 Memahami aplikasi konsep Family Centered Care pada anak pada


berbagai kondisi dan sesuai tahapan usia

Khusus

 Memahami aplikasi Family Centered Care di Ruang Neonatal.

 Memahami aplikasi Family Centered Care di Ruang Pediatric Intensif


Care Unit.

 Memahami aplikasi family centered care di komunitas

 Memahami aplikasi family centered care sesuai tahap tumbuh


kembang anak

 Memahami aplikasi family centered care pada anak dengan child abuse
dan thalasemia

c. Aplikasi Family Centered Care Di Ruang Neonatus

1) Penerapan pola perawatan yang sesuai bagi neonatus

rooming in :

 Memfasilitasi proses ikatan ibu-bayi

 Kesempatan ibu memberikan sentuhan kepada bayi.

 Support group dan parent care.

26
2) Penerapan asuhan perkembangan di ruang neonatus
meliputi:

 Penerangan ruangan

 Kebisingan

 Handling

 Posisi

 Sentuhan

3) Discharge Planning

d. Aplikasi Family Centered Care Pada Anak Dengan Child Abuse

Layanan perlindungan anak yang di singkat dengan (CPS) mempromosikan


anak anak selamat dan sejahtera dengan berbagai kegiatan.

e. Aplikasi Family Centered Care Anak Dengan Thalasemia

Dibagi pada usia :

1) usia 3 tahun

2) usia 4-7 tahun

3) usia 8-11 tahun

4) usia 12-15 tahun

5) usia 16 dan seterusnya.

f. Pendekatan

1) Umum

2) Sosial

3) Selfcare

4) Pendidikan

5) Medikal

27

Anda mungkin juga menyukai