BAGAS TAUFIQURRAHMAN
2014401045
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyesuaikan
program Diploma lll Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang jurusan
keperawatan TanjungKarang
BAGAS TAUFIQURRAHMAN
2014401045
Berdasarkan survei WHO (2018), Indonesia merupakan negara terbesar ke - 4 di dunia yang
penduduknya menderita penyakit asam urat dan berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan
(11,9%) dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7%. Jika dilihat dari karakteristik umur,
prevalensi tinggi pada umur ≥ 75 (54,8%). Penderita wanita juga lebih banyak (8,46%)
dibandingkan dengan pria (6,13%). Jika tidak ditangani dengan baik maka akan
mengakibatkan komplikasi seperti batu ginjal. Berdasarkan pada data Puskesmas Hajimena,
akhir tahun 2022 penyakit asam urat yaitu dengan jumlah kunjungan kontrol kesehatan asam
yaitu, dengan jumlah kasus laki-laki sebanyak 22 orang, dan kasus perempuan sebanyak 70
orang. Oleh karena itu penulis melakukan asuhan keperawatan kepada 2 orang pasien
penderita asam urat dengan metode asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosis,
rencana, intervensi, implementasi, dan evaluasi yang dilakukan dari tanggal 09–14 Januari
2023. Hasil pengkajian dari 2 orang pasien yaitu, 1 pasien laki-laki berusia 72 tahun dengan
kadar asam urat 8,0 dan 1 pasien perempuan dengan kadar asam urat 7,0 diagnosa
keperawatan yang ditemukan gangguan mobilitas fisik, gangguan rasa nyaman, gangguan
pola tidur. Intervensi utama yaitu melatih rentang otot, intervensi pendukung terapi pemijatan.
Evaluasi akhir yang didapatkan yaitu ada penurunan rasa nyeri pada kedua pasien, selain itu
ada penurunan kadar asam urat pada kedua pasien,pasien 1 kadar asam urat turun menjadi 6,5,
pasien 2 turun menjadi 7,0. Mobilitas pasien membaik, status kenyamanan pasien meningkat,
pola tidur pasien membaik.
Kata kunci: Asam urat, Gangguan Mobilitas fisik, Aktivtas dan Istirahat.
Daftar bacaan: 20 (2016 - 2022)
iii
TANJUNGKARANG HEALTH POLYTECHNIC
DEPARTMENT OF NURSING TANJUNG KARANG
TANJUNGKARANG DIII NURSING PROGRAM
ABSTRAC
Based on the WHO survey, Indonesia is the 4th largest country in the world whose
population suffers from gout and based on diagnoses by health workers 11.9% and based on
diagnoses or symptoms 24.7%. If seen from the age characteristics, the high prevalence is at
the age of ≥ 75 (54.8%). There were also more female sufferers (8.46%) compared to men
(6.13%). If not handled properly it will lead to complications such as kidney stones. Based on
the case study that the author obtained from Hajimena Health Center data, gout in 2022 is the
number of gout health control visits, with 22 male cases and 70 female cases. Therefore the
authors carried out nursing care for 2 patients with gout using nursing care methods starting
from assessment, diagnosis, planning, intervention, implementation, and evaluation carried
out from 09-14 January 2023. The results of the assessment of the 2 patients were, 1 male
patient aged 72 years with uric acid level 8.0, and 1 female patient with uric acid level 7.0,
nursing diagnoses found impaired physical mobility, impaired sense of comfort, disturbed
sleep patterns. The main interventions are training muscle ranges, supporting interventions
for massage therapy. The final evaluation obtained was that there was a decrease in pain in
both patients, besides that there was a decrease in uric acid levels in both patients, patient 1
uric acid levels fell to 6.5, patient 2 decreased to 7.0. The patient's mobility improves, the
patient's comfort status increases, the patient's sleep pattern improves.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, karena atas berkat dan rahmat-
nya, penulis dapat menyelesikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan ini dibuat dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan
Program Studi Diploma III Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang. Penulisan karya tulis ilmiah ini dengan mendapatkan banyak
bimbingan dan dukungan serta saran baik dari dosen maupun orang terdekat lainnya
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dewi Purwaningsih, S.SiT., M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Tanjung
Karang
2. Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Tanjung
Karang.
3. Ns. Musiana, S.Kep., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Diploma lll
Keperawatan TanjungKarang.
4. Tumiur Sormin, S.K.M., M.Kes. selaku dosen pembimbing utama dalam
penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini.
5. Yuliati Amperaningsih., S.K.M., M.Kes. selaku dosen pembimbing pendamping
penulisan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Kedua orang tua, saudara kembar saya, yang telah memberi dukungan motivasi
serta do’a yang tiada hentinya selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan demi
tercapainya kesempurnaan.
Bandar Lampung, 2023
Bagas Taufiqurrahman
v
BIODATA PENULIS
Riwayat Pedidikan
TK (2006-2008) : TK Pewa, Kecamatan Natar
SD (2008-2014) : SDN 04 Natar, Lampung Selatan
SMP ( 2014-2017) : SMPN 1 Natar, Lampung Selatan
SMA (2017-2020) : SMAN 1 Natar, Lampung Selatan
D-lll (2020-2023) : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Jurusan Keperawatan
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Bagas Taufiqurrahman
2014401045
vii
LEMBAR PENGESAH
Bagas Taufiqurrahman
2014401045
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Poltekkes Tanjungkarang
viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya. Naskah ilmiah ini sepenuhnya merupakan karya intelektual saya dan seluruh
sumber yang menjadi rujukan dalam karya ilmiah ini telah saya sebutkan sesuai
kaidah akademik yang berlaku umum, termasuk para pihak yang memberikan
konstribusi pemikiran pada isi.
Demikian pernyataan ini saya nyatakan secara benar dengan penuh tanggung jawab
dan integritas.
BAGAS TAUFIQURRAHMAN
NIM:2014401045
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR .......................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
ABSTRAC ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
BIODATA PENULIS ......................................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................. vii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ..................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A Latar Belakang............................................................................................ 1
B Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ....................................................................... 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 3
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
A. Konsep Proses Keperawatan ........................................................ 5
B. Konsep Kebutuhan Dasar ............................................................. 13
C. Konsep Penyakit .......................................................................... 18
D. Publikasi Terkait Asuhan Keperawatan ........................................ 25
BAB lll METODE ....................................................................................... 26
A. Pendekatan Asuhan...................................................................... 26
B. Subyek Asuhan ............................................................................ 26
C. Fokus Studi .................................................................................. 26
D. Lokasi dan Waktu Asuhan ........................................................... 26
E. Definisi Operasional..................................................................... 26
F. Instrumen Asuhan ........................................................................ 27
G. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 27
H. Analisis Data dan Penyajian Data ................................................ 28
I. Etika Asuhan ................................................................................ 29
BAB IV HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN .................................... 32
A. Gambaran Umum Lokasi ............................................................. 32
B. Hasil ........................................................................................... 32
C. Pembahasan ................................................................................ 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 63
A. Kesimpulan ................................................................................. 63
B. Saran ........................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asam urat atau yang dikenal juga dengan sebutan artritis gout
merupakan suatu penyakit karena kelainan metabolisme purin (hiperurisemia).
Kelainan ini bisa terjadi adanya over sekresi asam urat atau penurunan fungsi
ginjal yang mengakibatkan penurunan eksresi asam urat atau kombinasi keduanya.
Kadar asam urat normal pada wanita: 2,6-6 mg/dl dan pada pria: 3-7 mg/dl.
Arthritis gout adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar diseluruh dunia.
Arthritis gout merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisik
kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supesaturasi didalam cairan
elekstraseluler (Sudoyo, dkk, 2009). Arthritis Gout adalah penyakit metabolik
yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi,
arthritis gout adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin.
Kadar asam urat yang tinggi dapat menimbulkan kristal asam urat
dipersendian dan menjadi penyakit. Menurut data World Health Organization
(WHO) (2015), prevalensi gout meningkat pada kalangan orang dewasa di Inggris
sebesar 3,2% dan Amerika Serikat sebesar 3,9%. Di Korea prevalensi asam urat
meningkat dari 3,49%/1000 orang pada tahun 2007 menjadi 7,58%/1000 orang
pada tahun 2015. Data WHO (2017), prevalensi gout arthritis di dunia sebanyak
34,2%. dan pada 2018, mengalami kenaikan dengan jumlah 1.370 (33,3%).
Menurut data WHO (2013), penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai
81% dari populasi, yang pergi ke dokter hanya 24% sedangkan yang langsung
mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dijual secara bebas 71%. Angka tersebut
menempatkan Indonesia sebagai negara tertinggi menderita gangguan sendi
apabila dibandingkan dengan negara lain. Penyakit asam urat termasuk penyakit
degeneratif yang menyerang persendian, paling sering dijumpai kalangan
masyarakat terutama dialami pada lansia.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Menggambarkan asuhan keperawatan dengan gangguan aktivitas dan
istirahat pada pasien dengan penyakit asam urat di Dusun Srimulyo 1, Desa
Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan.
3
2. Tujuan khusus:
a. Menggambarkan hasil pengkajian asuhan keperawatan dengan gangguan
aktivitas dan istirahat pada pasien dengan asam urat di Dusun Srimulyo,
Desa Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan.
b. Menggambarkan diagnosa asuhan keperawatan dengan gangguan
aktivitas dan istirahat pada pasien dengan asam urat di Dusun Srimulyo 1,
Desa Pemanggilan, Natar, Lamung Selatan.
c. Menggambarkan perencanaan asuhan keperawatan dengan gangguan
aktivitas dan istirahat pada pasien dengan asam urat di Dusun Srimulyo 1,
Desa Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan.
d. Menggambarkan implementasi asuhan keperawatan dengan gangguan
aktivitas dan istirahat pada pasien dengan asam urat di Dusun Srimulyo 1,
Desa Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan.
e. Menggambarkan evaluasi asuhan keperawatan dengan gangguan
aktivitas dan istirahat pada pasien dengan asam urat di Dusun Srimulyo 1,
Desa Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis:
Karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang
wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan aktivitas
dan istirahat pada pasien asam urat, dan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
sebagai bahan bacaan kepustakaan.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi perawat
Karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi masukan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan dengan penyakit asam urat di Dusun
4
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari asuhan keperawatan ini adalah pada pasien asam urat
dengan gangguan aktivitas dan istirahat di Dusun Srimulyo Desa Pemanggilan.
Subjek asuhan keperawatan ini terdiri dari 2 orang pasien penderita asam urat.
Asuhan keperawatan ini dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan keperawatan,
implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan ini dilaksanakan di Dusun
Srimulyo 1, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, pada tanggal
09 sampai 14 Januari 2023.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
c. Tipe data
Tipe data sebagai berikut:
1). Data subjektif
Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah
kesehatannya. data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan
termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status
kesehatannya. Sumber data lain dapat diperoleh dari keluarga,
konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya.
2). Data Objektif
Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status
kesehatan pasien (Syawali & Ciptono, 2022).
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2018). Menurut buku standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada
pasien penderita asam urat adalah sebagai berikut:
a. Gangguan mobilitas fisik ( D.0054 )
Definisi:
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri
Penyebab: Nyeri
Tanda dan gejala mayor
Subjektif:
- Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
Objektif:
7
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala tritmen yang dikerjakan oleh perawat
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran atau
outcome. Keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal
yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan dan siapa yang akan melakukan
tindakan keperawatan, yang diharapakan standar intervensi keperawatan yang
dapat muncul pada pasien asam urat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1
Intervensi Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Intervensi Utama Intervensi Pendukung
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Safitri, 2021).
Tabel 2
Implementasi Keperawatan
Diagnosa Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap kelima atau proses keperawatan terakhir
yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan dengan
kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan menentukan
apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan tindakan
berhasil dengan baik. Menurut (Asmadi, 2008) terdapat 2 jenis evaluasi yaitu:
a. Evaluasi formatif (proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
13
menjadi sehat, sistem pernafasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan
baik, dan metabolis tubuh dapat optimal dengan beraktivitas.
Kebutuhan aktivitas merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan
aktivitas (bergerak). Kebutuhan ini diatur oleh beberapa sistem atau
organ tubuh diantaranya tulang, otot, tendon, ligament, sistem saraf dan sendi
(Hidayat & Uliyah, 2015). Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu
bentuk latihan aktif pada seseorang termasuk didalamnya adalah
makan/minum, mandi, toileting, berpakiakan, mobilisasi tempat tidur,
berpindah dan ambulasi/ROM. Pemenuhan terhadap ADL ini dapat
meningkatkan harga diri serta gambaran diri pada seseorang, selain ADL
merupakan aktivitas dasar yang dapat mencegah individu tersebut dari
suatu penyakit sehingga tindakan yang menyangkut pemenuhan dalam
mendukung pemenuhan ADL pada klien dengan harus diprioritaskan
(Maryam, 2018).
3). Ligament
Ligament merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan
tulang. Ligament pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas,
apabila putus akan mengakibatkan ketidakstabilan.
4). Sendi
Sendi adalah perhubungan antar tulang sehingga tulang dapat
digerakkan, hubungan dua tulang disebut persendian. Persendian
memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan.
Beberapa pergerakan sendi yaitu:
a). Fleksi, yaitu pergerakan yang memperkecil sudut persendian.
b). Ekstensi, yaitu pergerakan yang memperbesar sudut persendian.
c). Adduksi, yaitu pergerakan mendekati garis tengah tubuh.
d). Abduksi, yaitu pergerakan menjauhi garis tengah tubuh.
e). Rotasi, yaitu pergerakan memutari pusat aksis tulang.
f). Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar.
g). Inversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian dalam.
h). Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan
tangan bergerak kebawah.
i). Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan
tangan bergerak keatas.
5). Tendon
Tendon adalah sekumpulam jaringan fibrosa padat yang merupakan
perpanjangan dari pembungkus otot dan membentuk ujung-ujung otot
yang mengikatnya pada tulang.
6). Sistem saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medulla
spinalis) dan sisstem saraf tepi (percabangan dari system saraf pusat).tiap
saraf memiliki bagian somatik danotonom (Vita Andina & Fitriana
Yuni, 2021).
18
C. Konsep Penyakit
1. Definisi Asam urat
Gout arthritis atau asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh.
Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh
manusia seperti perasaan linu-linu di daerah persendian dan sering disertai
timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitannya. Penyakit ini
sering disebut penyakit gout atau lebih dikenal dengan penyakit asam urat.
Gout arthritis adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar
asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi
batas normal menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan
oragan tubuh lainnya dengan nilai kadar asam urat pada perempuan adalah 2,4-
6 mg/dl sedangkan pada laki-laki adalah 3.5-7.2 mg/dl (Noviyanti, 2015). Gout
artritis merupakan penyakit yang ditandai dengan nyeri yang terjadi berulang-
ulang yang disebabkan adanya endapan kristal monosodium urat yang
tertumpuk di dalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat di dalam
darah (Dianati, 2015).
Produksi asam urat Gangguan metabolisme Hambatan ekskresi asam urat oleh
purin ginjal
Hiperuremia
Suhu tubuh
Respon
Inflamasi
Hipertermi
Penimbunan kristal asam urat disendi Tubuh, tulang & sendi
Deformitas
Gg.Mobilitas
fisik
pada mereka 50% lebih dari 65 tahun. Pada pasien perempuan yang lebih tua
dari 60 tahun dengan keluhan sendi datang ke dokter didiagnosa sebagai gout,
dan proporsi dapat melebihi 50% pada mereka yang lebih tua dari 80 tahun
(Riswana & Mulyani, 2022).
c. Pembentukan tofus
Tofus adalah gumpalan keras kristal urat yang terkumpul dibawah kuli
disekitar persendian. Umumnya lebih sering berada pada persendia yang ada
ditepi, karena dibagian ini lebih ringan daripada bagian tengah asam urat
cenderun lebih sering mengkristal pada suhu dingin, akan terbentuk di ibu jari
kaki, pergelangan kaki, lutut, siku danbagian pergelangan tangan serta di
daun telinga yang relatif dingin (Utami, 2005 dalam Khoirina, 2016).
d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang.
Nefropati gout kronik penyakit tersering yang ditimbulkan karena
hiperurisemia. Terjadi akibat dari pengendapan kristal asam urat dalam
tubulus ginjal. Jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan
merusak glomerulus (Putri, 2021).
11. Penatalaksanaan
Terapi untuk serangan gout yaitu:
1. Kolkisin
Dosis : 0,5 – 0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan diikuti
0,5 – 0,6 mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul
26
gejala saluran cerna, misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis
maksimum sampai 7 – 8 mg tetapi tidak melebihi 7,5 mg dalam waktu 24
jam. Untuk profilaksis diberikan 0,5 – 1,0 mg sehari.
2. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (Nuraeni et al., 2022).
dan Tn.S mengeluh nyeri pada lutut kaki kiri. Tn.S dan keluarga kurang
mengetahui tentang penyakit asam urat. Pada kesempatan pertemuan ini perawat
akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan
yang didapat. Diagnosa yang didapatkan yaitu nyeri akut berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita asam urat
(Artritis Gout). Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan. Intervensi yang dilakukan oleh
penulis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang dialami oleh kedua pasien,
sesuai dengan diagnosa yang sama antara kedua pasien. Intervensi disusun
berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (2018). Implementasi
keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah disusun.
Pada umum nya penulis melakukan semua intervensi yang ada tetapi terdapat
beberapa intervensi yang tidak diimplementasikan.
Karya tulis ilmiah (Ulpah, 2021) denagn judul karya tulis ilmiah (Susanto,
2021) dengan judul Asuhan keperawatan pasien gout arthtritis pada pasien dengan
masalah keperawatan nyeri akut di UPT Jember 2018. Dalam pengkajian asuhan
keperawatan pada Tn. M dan Ny. S yang mengalami gout artritis tidak semua data
pada klien dapat sesuai dengan teori. Pada Tn.M diketahui mengalami gout
arthritis melalui tanda dan gejala yaitu nyeri yang tiba-tiba muncul pada malam
hari dan juga pasien diketahui mengalami gout arthritis melalui pemeriksaan uric
acid. Dalam pengkajian asuhan keperawatan pada Tn.M dan Ny. S yang
mengalami gout artritis tidak semua data pada klien dapat sesuai dengan teori.
Pada Tn. M diketahui mengalami gout arthritis melalui tanda dan gejala yaitu nyeri
yang tiba-tiba muncul pada malam hari dan juga pasien diketahui mengalami gout
arthritismelalui pemeriksaan uric acid. Diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agens cidera biologis (infeksi).
Intervensi keperawatan yang dilakukan pada kedua klien sama yaitu
manajemen nyeri dan pemberian kompres hangat menggunakan air rendaman jahe.
Intervensi pemberian kompres hangat menggunakan air rendaham jahe merupakan
28
teknik untuk mengurangi gejala rasa nyeri yang dialami oleh kedua klien dimana
nyeri yang dirasakan muncul khas sebagai tanda dari gout arthritis.
Dalam implementasi keperawatan yang dilakukan pada kedua klien yang
mengalami gout arthritis dengan masalah keperawatan nyeri akut sesuai dengan
intervensi yang ada. Implementasi yang dilakukan manajemen nyeri dan kompres
hangat.
BAB III
METODE
A. Pendekatan Asuhan
Karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan pendekatan asuhan keperawatan
yang bertujuan untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah kesehatan yang
pasien alami.
B. Subjek Asuhan
Subyek asuhan pada karya tulis ilmiah ini adalah 2 (dua) pasien dengan
diagnosa medis asam urat yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat di
Dusun Srimulyo 1 Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Selatan, dengan kriteria hasil sebagai berikut :
1. Pasien dengan diagnosa medis asam urat
2. Pasien perempuan dan laki-laki
3. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
4. Pasien berada di Dusun Srimulyo 1 Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Kab
upaten, Lampung selatan
5. Pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat
6. Pasien bersedia untuk dijadikan subjek asuhan keperawatan dengan menyetujui
lembar inforned consent.
C. Fokus Studi
Asuhan ini berfokus pada pasien asam urat dengan gangguan kebutuhan
aktivitas dan istirahat di Dusun Srimulyo 1 Desa Pemanggilan, Lampung tahun
2023.
29
30
E Definisi Operasional
1. Gout/asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan
kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti
perasaan linu-linu di daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa
nyeri yang teramat sangat bagi penderitannya.
2. Asuhan keperawatan pada klien dengan asam urat bentuk pelayanan
keperawatan yang profesional yang diberikan kepada yang menderita
hipertensi menggunakan metodelogi proses keperawatan. Proses keperawatan
sendiri meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi
dan evaluasi.
F. Instrumen Asuhan
Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian yaitu format pengkajian asuhan
keperawatan.
2. Penyajian data
Pada tugas laporan ini penulis menggunakan penyajian data berupa narasi
dan tabel.
a. Narasi
Penulis akan menggunakan penyajian secara teks yaitu penyajian data
hasil. Laporan tugas akhir akan ditulis dalam bentuk kalimat contohnya,
penulis memaparkan hasil dari pengkajian pada pasien sebelum dan
sesudah diberikan asuhan keperawatan dalam bentuk kalimat penyajian,
dalam bentuk teks hanya digunakan penulis untuk memberi informasi
melalui kalimat yang mudah dipahami pembaca.
b. Tabel
Merupakan susunan data dalam baris dan kolom, atau mungkin dalam
struktur yang lebih kompleks. Tabel banyak digunakan oleh penulis guna
menuliskan data berupa hasil pengkajian, analisa data, diagnosis
keperawatan, daftar obat, perencanaan keperawatan, implementasi dan
catatan perkembangan keperawatan (Murni, 2019).
33
c. Gambar
Tujuan menggunakan diagram gambar adalah untuk menyajikan data
dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami. Diagram gambar
disebut juga sebagai "diagram grafik" atau juga "piktogram" dimana
datanya disajikan dalam bentuk gambar atau lukisan untuk mewakili
benda yang disajikan.
I. Etika Asuhan
1. Tidak merugikan (nonmaleficence)
Tindakan atau perilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau
membahayakan orang lain. Contohnya, perawat tidak boleh mengambil
tindakan yang dapat memperburuk kondisi klien.
2. Kebaikan (Beneficience)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan hal-hal yang baik
untuk orang lain, tidak merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien.
Contoh: klien yang mengalami kelemahan fisik secara umum tidak boleh
dipaksakan untuk berjalan ke ruang pemeriksaan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus
dijaga privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tidak ada
seorang pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh
pasien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari. Prinsip confidentiality berarti tenaga kesehatan
wajib merahasiakan segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien kesehatan lain
34
4. Keadilan (Justice)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai
dengan kebutuhannya. Misalnya pada saat perawat dihadapkan pada pasien total
care, maka perawat harus memandikan dengan prosedur yang sama tanpak
membeda-bedakan klien. Tetapi ketika pasien tersebut sudah mampu mandi
sendiri maka perawat tidak perlu memandikannya lagi. Prinsip keadilan
dibutuhkan untuk perlakuan yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam praktek profesional ketika tenaga kesehatan bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
5. Kesetiaan (Fidelity)
Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dalam praktik
keperawatan. Terutama pada kondisi pasien terminal. Rasa kepedulian perawat
diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual,
bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukkan kemampuan
profesional.
6. Otonomi (Autonomy)
Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk menentukan
sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia yang
mempunyai harga diri dan martabat. Contoh, klien berhak menolak tindakan
invasif yang dilakukan oleh perawat tidak boleh memaksakan kehendak untuk
35
melakukannya atas pertimbangan bahwa klien memiliki hak otonomi dan otoritas
bagi dirinya.
7. Kejujuran (Veracity)
Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan yang
sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar dalam
membina hubungan saling percaya. Contoh, klien yang menderita HIV/AIDS
menanyakan tentang diagnosa penyakitnya. Perawat perlu memberitahukan apa
adanya meskipun perawat tetap mempertimbangkan kondisi kesiapan mental
klien untuk diberitahukan diagnosanya.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Contonya adalah perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang
klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, menggali
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Potter & Perry, 2014). Penulis melakukan pengkajian pada tanggal
09 Januari 2022, Pada tahap pengkajian awal, data penting yang harus
ditemukan pada pasien dengan asam urat adalah keluhan pasien, yaitu sendi
sendi kaki terasa nyeri dan sakit.
36
37
1. Pengkajian
Tabel 3
Pengkajian Keperawatan Klien Ny.S dan Tn.S
No Pengkajian Klien 1 Klien 2
4. Riwayat Pada saat dilakukan pengkajian pada Pada saat dilakukan pengkajian
penyakit tanggal 09 Januari 2023, Ny.S pada tanggal 09 Januari 2023,
sekarang mengatakan sakit kaki, dirasakan Tn.S mengatakan sakit kepala
seperti tertusuk-tusuk, dan hilang sudah 3 hari kemaren, dirasakan
timbul. Pasien mengatakan sulit seperti tertusuk-tusuk, pasien
beraktivitas, mengeluh sulit mengatakan sulit beraktivitas,
menggerakkan ekstremitas, tidak mengeluh sulit menggerakkan
mampu rileks, mengeluh lelah, ekstremitas, pasien mengatakan
mengeluh sulit tidur, mengeluh sering sering kesulitan tidur pada saat
terjaga, mengeluh pola tidur berubah. malam hari, kualitas tidur 4 jam
sering terjaga.
5. Riwayat alergi Pasien mengatakan tidak ada riwayat Pasien mengatakan tidak ada
alergi makanan dan obat-obatan. riwayat alergi makanan dan obat-
obatan.
6. Riwayat Di dalam keluarga Tn.S tidak ada yang Di dalam keluarga Tn.S tidak ada
penyakit memiliki penyakit yang sama seperti yang memiliki penyakit yang
keluarga Tn.S yaitu asam urat sama seperti Tn.S yaitu asam urat
7. Anamnesis Ny.S sesekali ikut senam lansia, di Tn.S jarang mengikuti senam
pengkajian pola desanya.
fungsional
38
d. Riwayat Ny.S tidak pernah dirawat dirumah Tn. S tidak pernah dirawat
medis sakit. dirumah sakit
hospitalisasi,
dan
pembedahan
8. Pola nutrisi Ny.S makan 3x sehari dengan nasi, Tn.S makan 3x sehari dengan
sayur dan lauk-pauk, minum 2L/hari. nasi, sayur dan lauk pauk, minum
2L/hari
9. Masalah dengan Ny.S mengatakan tidak ada masalah Tn.S mengatakan tidak ada
pola konsumsi dalam pola makannya. masalah dalam pola makannya.
10. Pola eliminasi Ny.S mengatakan Tn.S mengatakan
BAK 5-6 x/hari BAK 5-6 x/hari
BAB 2x/hari BAB 2x/hari
11. Pola aktivitas Ny.S mengatakan beliau sebagai ibu Tn.S mengatakan beliau masih
sehari-hari rumah tangga, klien mengatakan juga mampu melakukan kegiatan
masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari, namun jika nyeri asam
sehari-hari, seperti beres-beres rumah, uratnya kambuh, mengganggu
namun jika nyeri asam uratnya aktivitasnya.
kambuh, mengganggu aktivitasnya.
12. Pola istirahat Ny.S mengatakan sering kesulitan tidur Tn.S mengatakan sering kesulitan
pada saat malam hari, kualitas tidur 4 tidur pada saat malam hari,
tidur
jam sering terjaga, pasien mengatakan kualitas tidur 4 jam sering terjaga,
gelisah pasien mengatakan gelisah.
13. Pola persepsi Ny.S mengatakan pendidikannya sd, Tn.S mengatakan pendidikannya
kognitif kemampuan mengingat masih baik. sd, kemampuan mengingat masih
baik.
39
14. Pola konsep diri Pasien seorang ibu rumah tangga, Pasien seorang petani biasanya, ia
persepsi diri aktivitasnya selain mengurus rumah mulai ke kebun, setiap jam 8 pagi
tangga klien mengikuti pengajian
15. Pola keyakinan Pasien memiliki latar belakang suku Pasien memiliki latar belakang
Jawa, beragama Islam, melaksanakan suku Jawa, beragama Islam,
shalat 5 waktu. melaksanakan shalat 5 waktu.
17. Terapi obat Vitamin B12, 50 mcg dari puskesmas Klien mengatakan jarang minum
obat
Tabel 4
Penilaian Resiko Jatuh
Klien 1 dan 2
Klien1 Klien2
Hipertensi
3. Alat bantu jalan Berjalan
a. Bedrest dibantu perawat 0 0 0 mandiri
b. Penopang /tongkat/walker 15
c. Bepegangan pada benda sekitar 30
/furniture
4. Apakah pasien menggunakan Tidak 0 0 0 Tidak
infus ? Ya 15 menggunakan
infus
5. Gaya beralan / pindah Normal
a. Normal /bedrest/immobile 0 0 0
tidak dapat bergerak sendiri 10
b. Lemah tidak bertenaga 20
c. Gangguan/tidak normal
(pincang/diseret)
6. Status mental Sadar penuh
a. Sadar penuh 0 0 0
b. Keterbatasan daya ingat 15
Jumlah skor 0 0
2. Analisa data
Tabel 6
Tabel Analisa Data
Klien 1
DO:
- Nampak adanya
keterbatasan gerak
- Kekuatan otot menurun
- Rentang otot menurun
2. 09 -01- 2023 DS: Gangguan Rasa Gejala penyakit
Nyaman (D.0074)
- Pasien mengatakan nyeri pada
kaki sebelah kanan
- Pasien mengatakan nyeri
seperti di tusuk-tusuk pada
ujung jari kaki
- Tidak mampu rileks
- Mengeluh sulit tidur
41
DO:
Tabel 7
Analisa Data
Klien 2
DO:
- Nampak adanya keterbatasa
gerak
- Kekuatan otot menurun
- Rentang otot menurun
2. 09 0-1- 2023 DS : Gangguan Rasa Gejala
- Pasien mengatakan nyeri pada Nyaman (D.0074) penyakit
kaki sebelah kanan
- Pasien mengatakan nyeri seperti
di tusuk tusuk pada ujung jari
kaki
- Tidak mampu rileks
- Mengeluh sulit tidur
DO :
- Klien tampak meringis
- Menunjukkan gejala distress
- Klien tampak memegangi area
yang nyeri
42
3. Diagnosa Keperawatan
Tabel 8
Diagnosa Keperawatan
No Klien 1 Klien 2
Tabel 9
Rencana Tindakan Keperawatan
Klien 1 dan 2
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
(misalnya psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift
bekerja) Ajarkan relaksasi
otot autogenic atau cara
non farmakologi lainnya.
Tabel 10
Implementasi dan Evaluasi Pasien 1 & 2
Rabu, 11 S:
Januari 2023
- Pasien mengatakan merasa
09.00 WIB - Memonitor frekuensi tekanan darah sulit beraktivitas
sebelum memulai latihan mobilisasi. - Pasien mengatakan nyeri
pada kaki mengganggu
- Melatih teknik latihan penguatan aktivitas
09.15 WIB otot/sendi - Pasien mengatakan tidak
dapat berjalan jauh
- Memeriksa ketegangan otot, frekuensi - Pasien mengatakan tidak
nadi, tekanan darah dan suhu nyaman terasa nyeri pada
09.20 WIB
sebelumnya dan sesudah latihan kepala dan tengkuk terasa
- Monitor respon terhadap terapi berat
relaksasi - Pasien mengatakan sulit
09.30 WIB tidur saat malam hari
- Pasien mengatakan tidak
- Menjelaskan penyebab,,periode,dan mampu rileks
strategi meredakan nyeri - Pasien mengtakan merasa
09.45 WIB lelah
- Pasien mengatakan nyeri
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur pada kaki sebelah kanan
- Pasien tampak meringis
10.00 WIB O:
- Identifikasi faktor yang mengganggu - Aktivitas tampak terbatas
tidur (fisik/psikolog) - Pasien tampak gelisah
10.10 WIB - Pasien tampak merintih
nyeri dikakinya
- Identifikasi makanan yang - TTV :
menggangu tidur TD :125/90mmhg
10.15 WIB - Identifikasi obat yang yang N : 90x/menit
dikonsumsi RR : 20x/menit
S : 36, 5°C
46
Lanjutan intervensi
- Mengidentifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
lainnya.
- Mengidentifikasi toleransi
fisik Memonitor frekuensi
tekanan darah sebelum
memulai latihan
mobilisasi
- Identifikasi karakteristik,
skla, kualitas nyeri
- Kompres hangat
Kamis, 12 S:
Januari 2023 - Mengidentifikasi adanya nyeri atau - Pasien mengatakan bisa
09.00 WIB keluhan fisik lainnya. melakukan teknik ROM
- Memonitor frekuensi tekanan darah - Pasien mengatakan nyeri
09.10 WIB sebelum memulai latihan mobilisasi. masih mengganggu
- Melatih teknik latihan penguatan aktivitasnya
09.20 WIB otot/sendi - Pasien mengatakan
- Mengidentifikasi tingkat penurunan masih merasa nyeri
09.30 WIB energi ketidakmampuan berkosentrasi, dikakinya
atau gejala lain yang mengganggu - Pasien mengatakan
09.45 WIB kemampuan kognitif kompres hangat cukup
- Memeriksa ketegangan otot, frekuensi membantu mengurangi
09.30 WIB nadi, tekanan darah dan suhu nyeri
sebelumnya dan sesudah latihan - Klien mengatakan tidak
09.45 WIB mampu rileks
- Mengajarkan teknik nafas dalam - Pasien mengatakan
10.00 WIB dengan cara menganjurkan klien sebelum tidur selalu
untuk menghirup napas panjang membaca doa
10.10 WIB melalui hidung tahan selama 3 detik - Pasien mengatakan
lalu hembuskan melalui mulut masih terjaga saat tidur
10.20 WIB perlahan-lahan dan lakukan sebanyak - Pasien mengatakan
3 kali paham tentang
10.35 WIB pentingnya tidur yang
- Mengidentifikasi pola aktivitas dan cukup
10.15 WIB tidur - Pasien mengatakan akan
mamatuhi jadwal tidur
10. 25 WIB O:
- Mengidentifikasi obat yang yang - Aktivitasnya masih
10. 35 WIB dikonsumsi tampak terbatas
- Pasien kooperatif saat
melakukan teknik ROM
- Menjelaskan pentingnya tidur cukup - Tampak tremor saat
berdiri
47
49
B. Pembahasan
Penulis akan menguraikan pembahasan kasus pada pasien asam urat dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Pengamatan kasus ini
merupakan kenyataan yang terjadi pada pasien asam urat dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat di Desa Srimulyo 1, RT 3
Pemanggilan Natar, Lampung Selatan. Pembahasan hasil asuhan keperawatan
yang meliputi lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses asuhan keperawatan yang
merupakan dasar dari kegiatan yang dilaksanakan dengan melakukan pendekatan
sistematis dalam mengumpulkan data dan menganalisinya sehingga dapat
diketahui kebutuhan pasien sesuai dengan masalah yang ada. Dalam pengkajian
pada Ny.S dan penulis menggunakan format asuhan keperawatan gerontik yang
berlaku di Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dengan metode wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang diperlukan.
Hasil wawancara subyek asuhan dilakukan penulis mendapatkan hasil antara
lain Ny.S mengatakan nyeri kaki sebelah kanan, pasien tampak meringis, dan
sulit tidur. Tn.S kaki terasa sakit dan terasa berat dan sulit tidur. Dari hasil
pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny.S dan Tn.S, di Dusun
Srimulyo 1 desa pemanggilan, dengan diagnosa medis asam urat, dengan
keluhan nyeri pada kaki dan sulit tidur. Hasil dari pemeriksaan menunjukkan,
kesadaran pasien composmentis, skala nyeri 4, GCS: 15 (E4M6V5). Tanda-tanda
vital: pasien 1: TD: 125/90 mmHg, N: 90 x/menit, , S: 36,5, RR: 20x/menit, asam
urat:7,0danpasien2:TD: 115/85 mmHg, N: 90x/menit, RR: 20 x/menit, RR: 20
x/menit,S:36,5,asamurat:8,1.
Berdasarkan teori dari sumber jurnal, buku SDKI, dan juga asuhan
keperawatan terdahulu yang terdapat pada bab II, diagnosa keperawatan yang
muncul pada penderita asam urat yaitu gangguan mobilitas fisik, gangguan rasa
50
nyaman, gangguan citra tubuh, defisit perawatan diri, defisit pengetahuan, defisit
perawatan diri.
Berdasarkan uraian di atas pengkajian yang penulis temukan pada
penelitian ini, pada pasien penderita asam urat tidak jauh berbeda dengan teori,
jurnal, buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), dan asuhan
keperawatan terdahulu yang ditulis Murni (2019) yakni, data subyektif yaitu,
pasien mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, sedangkan data objektif yaitu,
nampak adanya, keterbatasan gerak, kekuatan otot menurun, rentang otot
menurun. Diagnosa selanjutnya gangguan rasa nyaman, masalah ini ditemukan
pada saat dilakukan pengkajian kepada klien.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang
dirasakan Ny.S dan Tn.S yaitu yang pertama adalah, gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri, gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit, gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari subyek asuhan
didapatkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan asam urat adalah:
gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan gejala penyakit, gangguan pola tidur berhubungan dengan
kurang kontrol tidur.
Masalah keperawatan pada pasien asam urat yang dasar penegakkannya
menggunakan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Berikut masalah keperawatan
pada klien: gangguan mobilitas fisik, masalah ini ditemukan pada saat dilakukan
pengkajian kepada klien. Penegakan dilakukan berdasarkan (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2016) dengan data subyektif yaitu, pasien mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas, sedangkan data objektif yaitu, nampak adanya
keterbatasan gerak, kekuatan otot menurun, rentang otot menurun. Diagnosa
selanjutnya gangguan rasa nyaman, masalah ini ditemukan pada saat dilakukan
pengkajian kepada klien. Penegakan dilakukan berdasarkan (Tim Pokja SDKI
51
DPP PPNI, 2016) dengan data subyektif yaitu, pasien mengatakan nyeri pada
kaki sebelah kanan, pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk - tusuk pada ujung
jari kaki, skala nyeri 4, tidak mampu rileks, mengeluh sulit tidur. Sedangkan data
objektif yaitu, klien tampak meringis, klien tampak memegangi area yang nyeri,
menunjukkan gejala distress, klien tampak memegangi area yang nyeri.
Diagnosa yang terakhir yaitu gangguan pola tidur, masalah ini ditemukan pada
saat dilakukan pengkajian kepada klien. Penegakan dilakukan berdasarkan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) dengan data subyektif yaitu, pasien mengatakan
sering terbangun di malam hari, pasien mengatakan merasa tidak puas tidur,
pasien mengatakan pola tidur berubah, pasien mengatakan tidur hanya 4 jam,
pasien mengatakan sering merasa gelisah saat tidur.
Berdasarkan uraian di atas diagnosa keperawatan yang penulis temukan
pada penelitian ini, pada pasien penderita asam urat tidak jauh berbeda dengan
teori, jurnal, buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), dan asuhan
keperawatan terdahulu yang ditulis Murni (2019) yakni, gangguan mobilitas fisik,
gangguan rasa nyaman, gangguan pola tidur.
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan pada Ny.S dan Tn.S, dengan gangguan
kebutuhan aktivitas istirahat di Desa Srimulyo 1 RT 3 Pemanggilan, Natar,
Lampung Selatan, perencanaan dapat diterapkan pada tinjauan kasus. Hasil
pengumpulan data didapatkan masalah keperawatan yang lebih ditekankan pada
pasien asam urat yaitu Ny.S dan Tn.S, tiga dari masalah keperawatan yang belum
teratasi secara keseluruhan yaitu: gangguan mobilitas fisik, gangguan rasa
nyaman dan gangguan pola tidur. Rencana keperawatan yang dibuat oleh penulis
pada Ny.S dan Tn.S dengan kasus asam urat.
Penulis merencanakan untuk melakukan asuhan keperawatan dengan
menerapkan metode ROM dalam untuk mengurangi ketidaknyamanan yang
dirasakan oleh pasien dengan masalah kesehatan asam urat. Intervensi ROM
dalam diberikan satu kali sehari selama tiga hari secara berturut-turut, dilakukan
52
selama 10-15 menit, ulangi selama 1 menit diikuti istirahat 2 menit. Selain
menggunakan metode ROM, penulis juga menggunakan metode pengobatan non
farmakologi, salah satu pengobatan non farmakologi adalah dengan melakukan
kompres hangat di bagian kaki yang nyeri.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Perencanaan asuhan
keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang
dilakukan pada gangguan mobilitas fisik adalah sebagai berikut, didasarkan pada
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), yaitu: intervensi utama, telah
melakukan identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, melakukan
identifikasi toleransi fisik, memeriksa frekuensi tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi. Sedangkan intervensi pendukung yaitu, telah melakukan
terapi aktivitas, melakukan terapi pemijatan, melakukan tetapi relaksasi otot.
Perencanaan asuhan keperawatan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dilakukan pada gangguan rasa nyaman
adalah sebagai berikut, didasarkan pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), yaitu, intervensi utama, telah melakukan identifikasi tingkat penurunan
energi ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain mengganggu
kemampuan kognitif, melakukan identifikasi kesediaan, kemampuan dan
penggunaan teknik sebelumnya, melakukan pemeriksaaan ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelumnya dan sesudah latihan,
memeriksa respon terhadap terapi relaksasi. Sedangkan intervensi pendukung
yaitu, pasien melakukan kesiapan dan kemampuan menerima informasi,
menjelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri, mengajurkan
memonitor nyeri secara mandiri, menganjurkan menggunakan analgetik secara
tepat, menganjurkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
Perencanaan asuhan keperawatan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dilakukan pada gangguan pola tidur adalah
sebagai berikut: didasarkan pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
yaitu, intervensi utama: dukungan tidur yaitu, melakukan identifikasi pola
aktivitas dan tidur, melakukan identifikasi faktor yang mengganggu tidur
53
(fisik/psikologis), melakukan identifikasi makanan yang menggangu tidur,
melakukan identifikasi obat yang yang dikonsumsi.
Sedangkan intervensi pendukung yaitu, dukungan kepatuhan program
pengobatan melakukan identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan,
membuat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien
selama menjalani program pengobatan, jika perlu, membuat dokumentasikan
aktivitas selama menjalani proses pengobatan, melakukan diskusikan hal-hal
yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan,
melibatkan keluaga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani.
Berdasarkan teori dari sumber jurnal, buku SIKI, dan juga asuhan
keperawatan terdahulu Murni (2019) yang terdapat pada bab II, rencana
keperawatan yang disusun pada penderita asam urat yaitu, intervensi utama kaji
secara komprehensif tentang nyeri, meliputi, lokasi, karakteristik dan durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan lakukan pemeriksaan fisik,
melakukan identifikasi toleransi fisik, intervensi pendukung terapi aktivitas dan
pemijatan.
Berdasarkan uraian di atas rencana keperawatan yang penulis susun pada
penelitian ini, pada pasien penderita asam urat tidak jauh berbeda dengan teori,
jurnal, buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan asuhan
keperawatan terdahulu yang ditulis Murni (2019).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang lakukan kepada pasien pada tanggal 11
sampai 13 Januari 2023. Penulis melakukan implementasi dengan cara
menanyakan kepada pasien apakah status ketidaknyamanan yang dirasakan
kedua pasien sangat mengganggu aktivitas pasien, lalu perawat menganjurkan
untuk melakukan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanan yang muncul saat pasien merasa nyeri pada kakinya muncul.
Lalu perawat melakukan identifikasi faktor pengganggu tidur, mengidentifikasi
pola aktivitas dan tidur, menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit.
54
Kasus Ny.S dan Tn.S diagnosa yang pertama yaitu, gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri, implementasi yang dilakukan adalah
mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, Mengidentifikasi
toleransi fisik, memonitor frekuensi tekanan darah sebelum memulai latihan
mobilisasi., melatih teknik latihan penguatan otot/sendi, Melakukan terapi
pemijatan, melakukan tetapi relaksasi otot, implementasi ini dilakukan selama 3
hari hingga status kenyamanan pasien meningkat dengan tujuan hasil yang
dicapai yaitu dengan kriteria hasil pergerakan sendi meningkat, pergerakan
ekstremitas meningkat, kekuatan otot meningkat, rentang otot (ROM) meningkat.
Diagnosa yang kedua yaitu gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
gejala penyakit, implementasi yang dilakukan adalah mengidentifikasi tingkat
penurunan energi ketidakmampuan berkosentrasi, atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognitif, memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah dan suhu sebelumnya dan sesudah latihan, Monitor respon
terhadap terapi relaksasi, menjelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan
nyeri. Implementasi ini dilakukan selama 3 hari hingga status kenyamanan pasien
meningkat dengan tujuan hasil yang dicapai yaitu dengan kriteria hasil tingkat
nyeri menurun, pola tidur membaik, ekspresi wajah pasien tampak tidak meringis,
kesejahteraan fisik meningkat, kesejahteraan psikologi meningkat, keluhan tidak
nyaman menurun, gelisah menurun, keluhan sulit tidur menurun, pola eliminasi
membaik, pola hidup membaik.
Diagnosa yang ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang
kontrol tidur, implementasi yang dilakukan adalah identifikasi pola aktivitas dan
tidur, identifikasi faktor yang mengganggu tidur (fisik/psikologis ), identifikasi
makanan yang menggangu tidur, identifikasi obat yang yang dikonsumsi,
menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit. Implementasi ini dilakukan
selama 3 hari hingga status kenyamanan pasien meningkat dengan tujuan hasil
yang dicapai yaitu kenyamanan pasien meningkat, tingkat keletihan menurun,
durasi tidur pasien, meningkat, klien dapat tidur malam dengan konsisten, klien
bangun tidur, pada waktu yang sesuai, keluhan sulit tidur menurun, keluhan
55
sering terjaga menurun, keluhan tidak puas tidur menurun, keluhan pola tidur
berubah menurun, klien mampu tidur 6 sampai 7 jam, keluhan istirahat tidak
cukup menurun, kemapuan beraktivitas menurun..
Berdasarkan teori, dan asuhan keperawatan terdahulu yang ditulis Murni
(2019), implementasi yang dilakukan adalah mengkaji secara komprehensif
tentang nyeri, meliputi, lokasi, karakteristik dan, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor melakukan pemeriksaan fisik inspeksi
dan palpasi untuk mengetahui adanya abnormalitas pada muskuloskeletal
mengobservasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif.
Berdasarkan uraian di atas implementasi keperawatan yang penulis lakukan
pada penelitian ini, pada pasien penderita asam urat tidak jauh berbeda dengan
teori, jurnal, buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan asuhan
keperawatan terdahulu yang ditulis Murni (2019).
5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 kali kunjungan, didapatkan,
evaluasi keperawatan pada Ny.S dan Tn.S mengatakan sudah mampu mengatasi
ketidaknyamanan saat nyeri pada kaki sedang kambuh dengan terapi relaksasi
napas dalam untuk mengurangi ketidaknyamanan, sulit tidur berkurang, Tn.S dan
Ny.S, sudah mengenal terkait penyakit asam urat, dan tahu bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut, serta terapi non farmakologi yang dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi buah semangka secara teratur setiap harinya.
Implementasi diagnosa pertama yaitu, gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri, dilakukan penulis sudah sesuai dengan rencana
penulis yaitu penulis telah melakukan asuhan keperawatan kepada Ny.S dan
Tn.S selama 3 hari berturut - turut yaitu perawat mengkaji keadaan umum pasien,
mengkaji rentang otot dan sendi, melakukan relaksasi otot, latihan rentang gerak
otot.
56
Implementasi diagnosa kedua yaitu gangguan rasa nyaman penulis telah
melakukan asuhan keperawatan kepada Ny. S dan Tn. S selama 3 hari berturut-
turut yaitu perawat mengkaji keadaan umum pasien, mengobservasi tanda-tanda
vital pasien, melakukan identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan oleh pasien, memonitor respon terhadap terapi relaksasi,
menganjurkan kepada pasien agar menggunakan pakaian longgar, selama
melakukan komunikasi kepada pasien perawat menggunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan berirama, perawat menjelaskan tujuan manfaat batasan
dan jenis relaksasi napas dalam, prosedur teknik napas, menganjurkan
mengambil posisi nyaman, rileks dan merasakan sensasi relaksasi napas dalam,
melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung secara perlahan dan
melakukan ekspirasi dengan menghembuskan udara mulut mencucu secara
perlahan, menarik napas selama 4 detik, menahan napas selama 2 detik, dan
menghembuskan napas selama 8 detik, sering mengulangi atau melatih teknik
relaksasi napas dalam. Implementasi ini dilakukan selama 3 hari hingga status
kenyamanan pasien meningkat dengan tujuan hasil yang dicapai yaitu gelisah
yang dirasakan pasien menurun, keluhan sulit tidur yang dirasakan pasien
menurun, keluhan lelah yang rasakan pasien menurun, pola hidup dan pola tidur
pasien membaik.
Implementasi diagnosa ketiga yaitu gangguan pola tidur penulis telah
melakukan asuhan keperawatan kepada Ny.S dan Tn.S selama 3 hari berturut-
turut yaitu perawat melakukan identifikasi terkait pola aktivitas dan tidur pasien,
melakukan identifikasi terkait faktor yang menjadi pengganggu tidur, melakukan
identifikasi terkait makanan/minuman yang dapat mengganggu tidur pasien,
membuat jadwal tidur untuk pasien, melakukan identifkasi apakah pasien
mengkonsumsi obat tidur, menjelaskan kepada pasien terkait pentingnya tidur
selama sakit, memonitor pola dan jam tidur pasien, menyarankan kepada pasien
agar menepati kebiasaan waktu tidur, menganjurkan kepada pasien untuk
menghindari makanan/minuman yang dapat mengganggu tidur, dan juga
menganjarkan kepada pasien terkait faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
57
gangguan pola tdur seperti gaya hidup. Implementasi diagnosa ketiga dilakukan
selama 3 hari hingga pola tidur kedua pasien membaik dengan tujuan hasil yang
dicapai yaitu keluhan sulit tidur pasien menurun, keluhan sering terjaga yang
dirasakan pasien menurun, keluhan tidak puas tidur yang dirasakan pasien
menurun, keluhan pola tidur pasien menurun, dan keluhan istirahat pasien
menurun, serta kemampuan beraktivitas pasien dapat meningkat.
Semua rencana asuhan keperawatan yang telah direncanakan sebagian besar
rencanaasuhan keperawatan berhasil dilaksanakan dengan baik. Diharapkan apa
yang telah diimplementasikan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan dapat
diterapkan oleh pasein seterusnya untuk bisa mengontrol masalah kesehatan
asam urat dengan cara-cara yang dapat dilakukan dirumah secara mandiri, dan
harapannya kedua pasien yang sudah diimplementasikan selalu mengontrol
kondisi kesehatannya dengan menjaga pola makan, membatasi makanan yang
mengandung purin tinggi seperti jeroan dan makanan laut, rutin berolahraga
minimal 30 menit setiap hari memeriksakan kesehatnnya difasilitas kesehatan
terdekat.
Berdasarkan teori, dan asuhan keperawatan terdahulu yang ditulis Murni
(2019), implementasi yang dilakukan adalah yang dievaluasi dari intervensi dan
implementasi yang telah dilaksanakan yaitu, observasi kembali penurunan nyeri
yang dialami klien, observasi penurunan skala nyeri, observasi tanda-tanda vital
bila ditemukan keabnormalan, observasi kemampuan beraktifitas dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas evaluasi akhir yang penulis lakukan pada
penelitian ini, pada pasien penderita asam urat tidak jauh berbeda dengan teori,
jurnal, dan asuhan keperawatan terdahulu yang ditulis Murni (2019). Dari kedua
pasien yang diasuh penulis, terdapat perubahan kesehatan dari hari pertama
pemeriksaan hingga setelah implementasi 3 hari, pada hari pertama pemeriksaan
skala nyeri kedua pasien yaitu skala nyeri 5, dan pasien 1 Ny.S dengan kadar
asam urat 7,0 dan pasien 2 dengan kadar asam urat 8,0. Setelah implementasi 3
58
hari, skala nyeri menjadi skala nyeri 3, dan kadar asam urat pasien 1 yaitu 6,5
dan pasien 2 menjadi 7,0.
Terdapat beberapa keterbatasan penulis saat melakukan tindakan asuhan
keperawatan, sehingga terdapat tujuan yang tidak tercapai. Beberapa
keterbatasan yaitu waktu, biaya, dan ketidakmampuan penulis atau keraguan
penulis untuk melakukannya
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien asam urat dengan
mengunakan pendekatan proses keperawatan yang mencangkup pengkajian,
perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi keperawatan
serta evaluasi maka penulis menyimpulkan secara umum sebagai berikut:
1. Pengkajian keperawatan menunjukan bahwa subjek asuhan Ny.S dan Tn.S
dengan masalah kesehatan asam urat. Pengumpulan data ini telah
mengidentifikasi pengkajian berdasarkan keluhan utama, riwayat
kesehatan terdahulu, dan pemeriksaan fisik. Hasil pengkajian yang
didapatkan oleh penulis yaitu terhadap Ny.S yaitu mengatakan sakit kaki,
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, dan hilang timbul.
Pasien mengatakan sulit beraktivitas, mengeluh sulit menggerakkan
ekstremitas, tidak mampu rileks, mengeluh lelah, mengeluh sulit tidur,
mengeluh sering terjaga, mengeluh pola tidur berubah, pasien tampak
gelisah dan tanda– tanda vital pasien yaitu TD: 125/90mmhg, N:
90x/menit, RR: 20x/menit, BB: 56 kg, TB: 167 cm, kesadaran:
composmentis.
Sedangkan pada pasien Tn.S yaitu mengatakan sakit kepala sudah 3 hari
kemaren, dirasakan seperti tertusuk-tusuk, pasien mengatakan sulit
beraktivitas, mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, pasien
mengatakan sering kesulitan tidur pada saat malam hari, kualitas tidur 4
jam sering terjaga dan tanda–tanda vital yaitu TD: 115 /85 mmhg, N:
90x/menit, RR: 20x/menit, BB: 58 kg, TB: 169 cm, kesadaran:
composmentis.
2. Diagnosis keperawatan yang ditemukan pada Ny.S dan Tn.S sesuai
kondisi pasien yaitu, gangguan rasa nyaman, gangguan mobilitas fisik,
gangguan pola tidur.
60
3. Intervensi keperawatan pada Ny.S dan Tn.S yang disusun penulis sesuai
dengan diagnosa yang telah ditegakkan yaitu, intervensi keperawatan
yang dilakukan pada dua pasien asuhan diberikan yaitu intervensi
keperawatan yang komprehensif dengan pendokumentasian memfokuskan
pada masalah kesehatan asam urat dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas
dan istirahat.
Pada intervensi utama yaitu, identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi
faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, berikan teknik non
farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri, ajarkan teknik tarik nafas dalam.
Sedangkan intervensi pendukung yang dilakukan yaitu terapi aktivitas,
terapi pemijatan, tetapi relaksasi otot.
4. Implementasi keperawatan pada pasien asam urat dilakukan sesuai dengan
rencana keperawatan yaitu: Intervensi utama dukungan mobilisasi dan
intervensi pendukung edukasi latihan fisik pada diagnosa gangguan
mobilitas fisik, intervensi utama terapi relaksasi dan intervensi pendukung
edukasi manajemen nyeri pada diagnosa gangguan rasa nyaman,
intervensi utama dukungan tidur dan intervensi pedukung dukungan
kepatuhan progam pengobatan pada diagnosa gangguan pola tidur.
5. Hasil evaluasi akhir pada kedua pasien yaitu, pada hari pertama masalah
belum teratasi karena pasien belum menunjukkan perubahan pada kondisi
kesehatannya. Pada hari kedua masalah teratasi sebagian, pasien sudah
mulai ada perubahan pada kondisi kesehatannya. Pada hari ketiga
implementasi masalah kesehatan sudah teratasi dan intervensi yang telah
dilakukan dipertahankan.
Diharapkan apa yang telah diimplementasikan sesuai dengan rencana
asuhan keperawatan dapat diterapkan dan dipertahankan oleh pasien
seterusnya untuk bisa mengontrol masalah kesehatan asam urat dengan
cara-cara yang dapat dilakukan dirumah secara mandiri, dan harapannya
selain dari pada apa yang sudah diimplementasikan kedua pasien selalu
mengontrol kondisi kesehatannya dengan memeriksakan kesehatannya
difasilitas kesehatan terdekat.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Hajimena
Diharapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini perawat dapat
meningkatkan pemberian asuhan khususnya pada pasien asam urat dengan
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Penulis belum dapat sepenuhnya
memaksimalkan asuhan kepada kedua pasien dikarenakan keterbatasan waktu.
Penulis berharap puskesmas dapat melanjutkan implementasi yang belum
penulis capai, yaitu dengan melanjutkan mengedukasi pasien agar menjaga
pola makan, mempertahankan latihan relaksasi.
2. Bagi Pendidikan DIII Keperawatan TanjungKarang
Diharapkan dengan adanya laporan tugas akhir ini dapat dijadikan
sebagai bacaan serta pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran
dan pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan dalam menangani pasien
dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat.
3. Bagi Penulis
Hasil dari karya tulis ilmiah ini diharapkan bisa menjadi gambaran dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan pada klien asam urat dengan tepat,
peneliti selanjutnya diharapkan dapat menguasai konsep teori tentang
penyakit asam urat tersebut. Selain itu penulis juga harus melakukan
pengkajian dengan tepat dan akurat agar asuhan keperawatan dapat tercapai
sesuai dengan masalah yang ditemukan pada klien. Begitupun untuk
menegakkan diagnosa keperawatan penulis harus lebih teliti lagi dalam
menganalisis data mayor maupun data minor baik yang data subjektif dan data
objektif agar memenuhi validasi diagnosis yang terdapat dalam Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Pada intervensi keperawatan
diharapkan merumuskan kriteria hasil sesuai dengan buku panduan Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar Siti Maryam. (2018). Penerapan Askep Pasien Ny.N Dengan Post Operasi
Farktur Femur Dextra Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas. Jurnal Media
Keperawatan
Irdiansyah, I., (2022) Karya Kesehatan, Stik., Keperawatan, J., Kesehatan Kendari, P.,
Studi Gizi, P., Kesehatan Masyarakat, F., Tadulako Korespodensi, U., & Kunci, K.
(2022). Pengaruh Senam Ergonomik terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada
Penderita Gouth Arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bone Rombo Kabupaten
Buton Utara. JURNAL ILMIAH KARYA KESEHATAN. https://stikesks-kendari.e-
journal.id/jikk
Mubarak, A. N. (2022). Hubungan Konsumsi Makanan yang Mengandung Purin d Asam
Urat.
Nasari, M., Samsul Bahri, T., Kamal, A., (2022) Program Studi Keperawatan, M.,
Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, F., & Keilmuan Keperawatan
Medikal Bedah, B. (2022). Manajemen Diet Pada Pasien Gout Arthritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Baiturahman Banda Aceh: Vol. VI (Issue 4).
Nuraeni, A., Darni, Z., (2022) Studi Diploma III Keperawatan, P., & Fatmawati, Stik.
(2022). Pada Kelompok Pralansia. JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia, 3(2).
Nurhayati. (2018) Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Penyakit Gout (Asam Urat)
Di Desa Limran Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Taweli. In Jurnal KESMAS
(Vol. 7, Issue 6).
63
Pangala, G. B., (2022) & Dewi, S. (n.d.). Ekstrak Etanol Bawang Hitam (Allium sativum
L.) Menurunkan Kadar Asam Urat Mencir Jantan Model Hiperurisemia. AGUSTUS,
11(8), 2022. https://doi.org/10.24843.MU.2022.V11.i8.P17
Riswana, I., & Mulyani, N. S. (2022). Faktor risiko yang mempengaruhi kadar asam urat
pada penderita hiperurisemia di wilayah kerja Puskesmas Muara Satu Kota
Lhokseumawe. https://doi.org/10.21111/dnj.v6i1.6909
Rizqi, F., https://id.scribd.com/document/536786319/Pathway-Artritis-Gout.
Selpi Nofiani, dan. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asam
Urat Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Stroke Nasiona; Bukittinggi Tahun
2015.
Sukeksi, A. F. I., & Kesehatan, D. (2022). Pemanfaatan Daun Kemangi (Ocimum
Bassilicum L) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat. Jurnal Impresi Indonesia (JII),
1(11). https://doi.org/10.36418/jii.v1i11.694
Syawali, M., & Ciptono, F. (2022). Hubungan kadar asam urat dengan hipertensi pada
lanjut usia di Puskesmas Sukanagalih Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. In
Tarumanagara Medical Journal (Vol. 4, Issue 2).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DDP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Definisi
dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
Vita Andina, & Fitriana Yuni. (2021). Kebutuhan Dasar Manusia. Pustaka Baru Press.
64
LAMPIRAN