Disusun Oleh:
Kelompok 1/Praktikum 1
Alfatah Rayhan Sanas (J3B118008)
Gifari Zakawali (J3B118028)
Elviana Yuana Yuma (J3B118043)
Meilisa Dwi Sukma Melyana (J3B118044)
Dosen:
Kania Sofiantina Rahayu, S.I.Kom, M.Par, MTHM
Asisten Dosen:
Alvionita Ritawati, S.Hut.
Nia Wahyuni, A.Md
Halaman
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR 4
DAFTAR LAMPIRAN 5
I. PENDAHULUAN 6
A. Latar Belakang 6
B. Tujuan 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Identifikasi 7
B. Teknik Komunikasi 7
C. Verbal 7
D. Non Verbal 8
E. Visual 8
F. Audio Visual 8
III. METODE PRAKTIKUM 9
A. Lokasi dan Waktu 9
B. Alat dan Bahan 9
C. Tahapan Kerja 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 10
A. Komunikasi Verbal dan Non Verbal 10
B. Komunikasi Visual dan Audio Visual 20
V. PENUTUP 36
A. Kesimpulan 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN
Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1 Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum 9
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1 komunikator dan komunikan rehan 1 10
2 komunikator dan komunikan rehan 2 11
3 Responden pertama dalam komuinikasi verbal 11
4 Responden kedua dalam komunikasi verbal 12
5 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan 1 13
6 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan 2 13
7 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 1 14
8 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 2 14
9 interaksi non verbal antara kumunikator dan komunikan 1 16
10 interaksi non verbal antara kumunikator dan komunikan 2 17
11 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 1 17
12 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 2 18
13 Poster McDonal’s Lodaya 20
14 Brosur McDonal’s Lodaya 21
15 Leaflet pelestarian Penyu sisik 22
16 Sampul depan majalah 24
17 Komunikasi Visual 1 25
18 Komunikasi Visual 2 25
19 Komunikasi Visual Meilisa 1 26
20 Komunikasi Visual Meilisa 2 27
21 Potongan scene film dokumenter Sisi Stasiun Jakarta Kota 30
22 Cuplikan scene video prostitusi kampus 31
23 Komunikasi Audio Visual 1 32
24 Komunikasi Audio Visual 2 32
25 Komunikasi Audio Visual Meilisa 1 33
26 Komunikasi Audio Visual Meilisa 2 33
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Tallysheet teknik komunikasi verbal 38
2. Tallysheet identifikasi perilaku audiens dalam komunikasi verbal 38
3. Tallysheet identifikasi komunikasi non verbal 39
4. Tallysheet identifikasi teknik komunikasi visual 41
5. Tallysheet identifikasi perilaku audiens dalam komunikasi visual 42
6. Tallysheet identifikasi komunikasi audio visual 43
7. Tallysheet identifikasi perilaku audiens dalam komunikasi audio visual 44
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tinjauan pustaka ini merupakan isi dari teori-teori pendukung yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan praktikum. Adapun tinjauan pustaka
dalam praktikum Identifikasi Teknik Komunikasi Verbal, Non Verbal, Visual, dan
Audio Visual dari teori identifikasi, teknik komunikasi, verbal, non verbal, visual,
dan audio visual. Berikut ini teori akan dijelaskan sebagai berikut.
A. Identifikasi
B. Teknik Komunikasi
Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga
dapat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan di dalam komunikasi.
Teknik berbicara di dalam berkomunikasi harus menyesuaikan diri antara
komunikator dengan komunikan kepada pesan (message) yang dibicarakan.
Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar komunikator dengan
komunikan terjalin secara efektif. Teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk
melakukan sesuatu hal. Sedangkan komunikasi adalah penyampaian informasi
dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka teknik komunikasi
adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari
komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Adanya teknik ini diharapkan
setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara
tepat menggunakannya.
C. Verbal
E. Visual
Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis
media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-
cetak. Pertama, media visual-verbal adalah media visual yang memuat pesan
verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal-grafis
adalah media visual yang memuat pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol
visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan foto), grafik,
diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi adalah
media visual yang memiliki tiga dimensi berupa model, seperti miniatur, mock up,
specimen, dan diorama (Sanaky, 2009).
F. Audio Visual
Audio Visual dapat dikatakan sebagai media. Audio visual adalah jenis
media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan
dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal
dan non verbal baik mengandalkan penglihatan maupun pendengaran. Beberapa
contoh media audio visual adalah film, video, program televisi dan lain-lain
(Asyhar, 2011). Sedangkan menjelaskan bahwa media audio visual yaitu media
yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-
dengar (Rusman, 2012).
III. METODE PRAKTIKUM
C. Tahapan Kerja
Responden 1
Responden pertama merupakan seorang perempuan dewasa sebagai
komunikan. Usia responden sekitar 45 tahun. Responden merupakan lawan bicara
dari suaminya yang menginformasikan mengenai harga tanah.
Responden melakukan komunikasi di foodcourt dalam suasana yang ramai.
Responden terlihat aktif dalam berkomunikasi. Hal tersebut dibuktikan dengan
umpan balik responden berupa pertanyaan dan penyataan mengenai topik
pembicaraan. Responden juga terlihat tertarik dengan pembicaraan tersebut.
Responden juga serius mendengarkan pesan dari komunikator, hal tersebut terlihat
dari perhatian responden terhadap peragaan tangan dari komunkator.
Responden terlihat beberapa kali menganggukan kepala dalam komunikasi
tersebut. Gestur atau respon responden tersebut seolah menjelaskan bahwa
responden sudah memahami pesan yang disampaikan atau menyetujui opini
komunikator. Dengan demikian, maksud komunikasi tersebut terpenuhi dengan
baik.
Responden 2
Responden kedua adalah seorang anak laki-laki sebagai komunikan. Usia
responden sekitar 4 tahun. Responden merupakan lawan bicara dari ayahnya
bersama dengan dua saudaranya. Responden menerima informasi dari ayahnya
mengenai makanan dan perintah.
Responden melakukan komunikasi di foodcourt dalam suasana yang tidak
ramai. Responden terlihat aktif dalam komunikasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh
karakteristik anak-anak yang aktif dan suka bergerak. Responden juga senang
memainkan kakinya sambil menggerakan badannya. Meskipun sulit diam,
responden tetap memahami pesan komunikator karena penyampaian pesan yang
baik.
Responden yang sedang memukul-mukul meja, mendapat instruksi dari
ayahnya untuk berhenti. Akan tetapi, responden tetap memukul meja. Responden
baru mengerti dan berhenti memukul meja serelah tangan responden dipegang
oleh ayahnya. Dengan demikian, maksud komunikasi untuk mengubah perilaku
sudah terpenuhi.
c. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Verbal (Elviana Yuana
Yuma/J3B118043)
Media komunikasi berupa visual yang diamati fisalah satu tempat makan.
Poster ini memiliki desain yang menarik. Desain ini menggunakan bahasa yang
tidak baku, agar menarik dan mudah dipahami oleh konsumen. Poster ini berisi
promosi mengenai sebuah makanan yang tersedia di tempat makan ini dengan
harga yang telah tertera di psoter tersebut. Dengan target sasaran untuk kalangan
usia, poster ini mampu untuk menarik konsumen membeli makanan tersebut.
Pesan yang ingin disampaikan melalui leaflet ini bersifat informatif dan
persuasif. Pesan yang pertama adalah berisi informasi mengenai sejarah
pelestarian Penyu sisik di TNKpS. Informasi yang disampaikan disajikan dengan
ringkas dan jelas sehingga dapat dimengerti dengan mudah. Informasi selanjutnya
mengenai klasifikasi dan morfologi. Informasi ini juga disajikan dengan
sederhana namun tidak bertele-tele meskipun menggunakan istilah-istilah ilmiah.
Informasi berikutnya mengenai lokasi penadaratan dan program peestarian Penyu
sisik. Informasi ini cukup banyak, namun disajikan dalam bentuk tahapan
sehingga dapat dimengerti.
Pesan yang disampaikan dalam leaflet bertujuan untuk mengubah perilaku
pembaca. Hal ini berkaitan dengan terlampirnya data perubahan jumlah telur
Penyu sisik pada periode tahun 2008-2018 atau selama sepuluh tahun. Kemudian
terdapat kalimat ajakan untuk menyelamatkan Penyu sisik dari kepunahan yang
bertujuan mengubah perilaku. Perilaku yang dimaksud adalah perburuan dan
konsumsi telur Penyu sisik.
Metode dan bentuk komunikasi yang digunakan adalah hubungan masyarakat
dan komunikasi massa. Kedua hal tersebut berkaitan dengan tujuan dari pesan
yang disampaikan. Leaflet ini ditujukan untuk masyarakat luas dengan harapan
perubahan perilaku agar mencegah kepunahan Penyu sisik akibat perburuan
telurnya. Hal tersebut berhubungan juga dengan bidang komunikasinya yaitu
komunikasi sosial. Tujuan utama leaflet ini memang masyarakat luas agar
memahami dan mampu mengambil tindakan positif dalam melestarikan Penyu
sisik.
Majalah Pariwisata
Majalah pariwisata ini diterbitkan oleh Gerai Info yang bekerja sama dengan
Bank Indonesia. Majalah ini merupakan edisi ke 73 yang diterbitkan pada tahun
2019. Majalah ini memiliki desain yang sangat menarik. Hal ini dikarenakan
desain majalah yang kekinian. Majalah ini menggunakan bahan kertas yang baik
serta tinta cetak yang bagus. Kemudian dari segi warna, majalah ini menggunakan
perpaduan warna yang halus dan cerah mulai dari hijau telur asin, kuning, putih,
dan oranye. Setiap halaman dalam majalah mulai dari halaman sampul memiliki
gambar ilustrasi yang menarik dan sesuai dengan isi bahasan setiap halaman.
Majalah ini memiliki performa yang sangat baik dalam menyampaikan
pesannya. Meskipun menggunakan bahasa baku, namun tidak banyak istilah yang
rumit. Bahasa yang digunakan cukup sederhana, ditambah lagi dengan adanya
gambar dan ilustrasi semakin memudahkan pembaca dalam memahami
maksudnya. Desain majalah juga sesuai dengan temanya. Majalah dengan tema
pariwisata ini memberikan ilustrasi pantai, pesawat, dan Penari Bali. Setiap
halaman memiliki pokok bahasan berbeda, namun juga sejalan dengan ilustrasi
yang diberikan. Misalnya dalam bahasan “Dorong Pariwisata Melalui Medsos”,
disajikan ilustrasi wisatawan, ikon-ikon kota di Indonesia, dan ilustrasi ponsel
pintar.
Majalah ini berisi pesan dengan maksud informatif dan persuasif. Hal ini
terlihat dari pokok bahasan dalam majalah seperti “Dorong Pariwisata Melalui
Medsos” dan “Bersatu Untuk Indonesia”. Kedua pokok bahasan tersebut memberi
penjelasan kepada pembaca dan informasi yang perlu diketahui. Setiap pokok
bahasan juga memiliki makna tersirat maupun tersurat untuk mengajak pembaca
bertindak positif. Hal ini sesuai dengan judul majalah yaitu “Mendulang Devisa
Melalui Pariwisata”. Dengan demikian, majalah ini memiliki tujuan untuk
mengubah opini pembaca mengenai pariwisata dan teknologi serta mengubah
perilaku pembaca agar dapat bertindak secara lebih bijak dalam menggunakan
media sosial.
Gambar 16 Sampul depan majalah
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020
Media komunikasi berupa visual yang akan di amati berupa poster dari salah
satu restoran. Poster ini memiliki desain yang menarik. Bahasa yang berada di
dalam poster tidak baku dikarenakan untuk menarik konsumen datang ke restoran
tersebut. Tujuan utama dari adanya poster ini untuk menarik konsumen yang
berada di pusat pembelajaan di Bogor. Metode dari media komunikasi ini berupa
perikalanan, dengan target sasaran untuk kalangan usia.
Gambar 17 Komunikasi Visual 1
Sumber: Dokumen Pribadi, 2020
Media komunikasi berupa visual yang akan di amati berupa brosur dari Braja
Mustika Hotel Bogor yang menawarkan paket ulang tahun. Brosur ini memiliki
desain yang menarik. Bahasa yang digunakan dalam brosur tersebut adalah
bahasa Inggris. Tujuan utama dari adanya brosur ini adalah untuk menarik
konsumen agar konsumen merayakan ulang tahunnya di Braja Mustika Hotel
Bogor. Metode dari media komunikasi ini berupa perikalanan dengan target
sasaran semua umur.
Tanggapan dari pembaca poster tersebut dapat direspon dengan sangat baik.
Karna bahasa yang mudah dipahami membuat audiens mengerti apa yang
dipromosikan, sehingga audiens dapat memesan makanan tersebut dengan mudah.
Audiens tidak perlu bertanya harga lagi karna sudah tertera harga yang
ditawarkan.
Tanggapan dari pembaca brosur dari komunikasi visual yang kedua dapat
dipahami dengan baik. Karna didalam brosur tersebut sudah dijelaskan bagaimana
cara yang dilakukan agar dapat melakukan pembayaran menggunakan aplikasi
tersebut sehingga mendapatkan diskon. Juga terdapat syarat syarat yang harus
dilakukan agar dapat menggunakan aplikasi tersebut. Audiens tidak bosan
membaca brosur tersebut karna dibuat sangat menarik.
Leaflet pelestarian Penyu sisik dapat dimengerti isi pesannya. Hal ini tidak
terlepas dari penggunaan bahasa dan kosa kata yang sederhana meski menjelaskan
sesuatu yang ilmiah. Penjelasan isi leaflet disajikan dengan terstruktur, sederhana,
namun tetap terperinci. Hal tersebut menjadikan audiens mudah mengerti karena
tidak adanya kata yang ambigu.
Penggunaan desain leaflet yang sesuai dengan tema juga dapat memberi
bayangan kepada audiens mengenai isi pesan. Terdapat pula gambar dan grafik
yang menarik untuk dilihat dan tidak membingungkan. Akan tetapi, audiens perlu
membaca dengan teliti karena watermark yang digunakan agak tebal. Selain itu
banyaknya tulisan dapat menimbulkan rasa malas untuk membaca. Akan tetapi
jika dibaca secara benar dan berurutan, maksud dari isi leaflet akan tersampaikan
dengan baik.
Majalah pariwisata memiliki desain keseluruhan yang menarik. Desain
sampul majalah dikemas dengan sangat baik dan kekinian, sehingga mampu
menarik perhatian audiens untuk membacanya. Desain yang digunakan secara
keseluruhan sesuai dengan pokok bahasan yang disajikan. Hal tersebut membuat
audiens lebih mudah mengerti maksud dan isi pesan. Ditambah lagi, terdapat
gambar ilustrasi di setiap halaman.
Meskipun terdapat cukup banyak bahasan dan topik yang disajikan, isi
majalah tetap menggunakan bahasa baku yang sederhana dan tidak ambigu.
Pemilihan kata juga tidak banyak menggunakan istilah yang rumit. Hal tersebut
tentu membuat audiens semakin tertarik untuk membaca hingga akhir, dan dapat
memahami isi majalah dengan baik. Informasi yang disajikan meskipun cukup
berbobot, tetapi diimbangi dengan desain majalah yang kekinian. Secara
keseluruhan, majalah ini tidak membosankan untuk dibaca.
c. Perilaku Audiens Dalam Kominukasi Visual (Elviana Yuana
Yuma/J3B118043)
Tanggapan dari komposisi media visual pertama berupa brosur ini adalah
tentang promosi iklan yang menyediakan diskon harga /pax. Brosur yang di
tampilkan sangat menaik untuk dilihat dengan perpaduan warna dasar biru.
Tulisan yang ada di dalam brosur adalah bahasa Inggris dengan pemilihan font
yang pas dan pemilihan warna tulisan putih yang cocok dengan latar belakang dari
dasar brosur tersebut. Dengan ditambahkannya gambar bunga yang mendominasi
warna biru dan tata letak yang baik berada di tengah, semakain menarik
konsumen untuk mengambil brosur tersebut. Kemudian dibagian bawah brosur
terdapat alamat yang bisa didatangi langsung ke hotel dan nomor telepon yang
bisa dihubungi.
Jenis komunikasi audio visual yang diidentifikasi berupa acara tv yaitu galeri
sepakbola indonesia. Desain dan performance dari acara tersebut sangat menarik,
dengan backsound yang cocok. Mc dari acara tersebut dapat membawa suasana
yang baik. Acara tersebut berisi berita sepakbola yang ada didalam negeri dan liga
profesional yang ada di indonesia. Tidak lupa juga acara ini menampilkan obrolan
menarik dengan pemain legenda di sepakbola indonesia. Acara ini juga
menampilkan kuis interaktif diakhir acara.
Jenis komunikasi audio visual yang kedua adalah acara NBA TV. Desain dan
perfirmance dalam acara tv luar negeri tersebut sangat terstruktur dan menarik.
Acara tersebut merupakan acara mengenai basket profesional yang sudah terkenal
yaitundi amerika. Dalam acara ini ditampilkan berbagai macam kegiatan mulai
dari pertandingan basket, transfer pemain basket dan berita mengenai pemain
profesional NBA. Kualitas gambar yang bagus membuat siaran ini mendapatkan
rating yang baik dari penonton mancanegara. Carakni memberikan informasi yang
singkat, padat dan jelas.
Efek yang digunakan dalam film dokumenter ini sangat sesuai dengan isi
tema, sehingga tidak berlebihan namun mampu memberi kesan suasana yang
dramatis dan memengaruhi perasaan penonton. Film dokumenter ini
menggunakan audio penjelas berbahasa Indonesia yang baku, namun tidak
ambigu sehingga mudah dimengerti. Akan tetapi, gaya bicara dan intonasi agak
kurang sesuai karena terlalu lambat dan menimbulkan kesan horror. Padahal, isi
film ini bukan tentang cerita horror atau mistis. Namun, tersedia subtitle dalam
film dokumenter ini sehingga menghindari kesalahpahaman penonton.
Film dokumenter ini bertujuan untuk menginformasikan penonton mengenai
Stasiun Jakarta Kota. Informasi yang disajikan berupa sejarah berdiri stasiun pada
masa Hindia Belanda, renovasi stasiun, rute stasiun, arsitektur, dan keberadaan
stasiun saat ini. Banyak informasi yang disajikan masih jarang diketahui oleh
masyarakat, sehingga sangat menambah wawasan. Informasi dan wawasan baru
tersebut tentu membawa perubahan opini masyarakat. Masyarakat yang mungkin
mengenal Stasiun Jakarta Kota hanya dari cerita yang tidak jelas kebenarannya,
setelah menonton video ini dapat mengetahui informasi yang benar. Hal tersebut
mengubah stigma atau opini masyarakat mengenai Stasiun Jakarta Kota.
Metode yang digunakan dalam film ini adalah metode informatif dengan
bentuk komunikasi massa. Cara penyampaian informasi dilakukan dengan sangat
jelas dan objektif, karena terdapat pernyataan langsung dari kepala stasiun.
Kemudian disajikan pula scene yang sesuai dengan informasi yang sedang
diberikan. Film dokumenter ini ditujukan bagi masyarakat luas, karena tidak ada
batasan usia atau latar belakang yang diperlukan.
Video Prostitusi Kampus
Video prostitusi kampus dirilis oleh kanal yuoutube Tuman OFFICE pada
tanggal 11 Desember 2019. Desain atau konsep video tersebut menarik, karena
menyajikan pertanyaan dan wawancara dengan pelaku. Pertanyaan dan jawaban
yang jelas menjadikan video tersebut memberikan performa yang baik dalam
menyampaikan pesannya.
Video tersebut menggunakan bahasa yang tidak baku. Hal tersebut karena
video ini berisi percakapan wawancara dengan pelaku. Meskipun menggunakan
bahasa tidak baku, isi pesan dapat dipahami karena disediakan subtitle di bagian
bawah video. Video dengan durasi 10 menit 15 detik ini memiliki maksud
informatif. Hal tersebut karena isi video menyajikan fakta mengenai prostitusi
kampus dan pelaku di dalamnya.
Video ini bertujuan untuk mengubah opini. Hal ini disebabkan banyaknya
fakta baru yang belum pernah diketahui oleh penonton. Video ini juga
menggunakan metode jurnalistik, karena berisi wawancara dengan pelaku. Video
ini merupakan bentuk komunikasi massa karena ditujukan bagi semua kalangan
usia.
c. Komunikasi Audio Visual (Elviana Yuana Yuma/J3B118043)
Audio visual reality show pertama dengan judul “Katakan Putus” memiliki
beberapa episode disetiap penayangannya. Pada salah satu episode yang di
tayangkan ini memiliki desain yang sangat menarik dan menggunakan bahasa
yang tidak baku pada kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh orang yang ada
didalam video tersebut, video yang memilki durasi 40:50 menit ini hanya boleh di
tonton oleh usia diatas 13 tahun. Tujuan dari video ini untuk memberikan
informasi mengenai kehidupan dan fakta yang selalu ada dikalangan masyarakat,
serta berharap bagi penonton yang menikmti video ini ada merubah sikap dengan
lebih baik.
Audio visual reality show kedua dengan judul “The Return of Superman”
memiliki beberapa episode disetiap penayangannya. Acara ini berasal dari korea
selatan, desain yang menarik dan kualitas yang baik mampu menarik penonton
untuk melihat tanyangan ini. acara ini dapat dinikmati oleh seluruh kalanganusia
karena tanyangan ini bertemakan kehidupan sehar-hari dari tiga anak kembar
dengan ayahnya. Acara ini bertujuan untuk mengubah opini seseorang bahwa
ayah bisa merawat anaknya, dan acara ini bermaksud untuk memberika informasi
mengenai kehidupan tiga anak kembar dimuai dari lahir hingga anak-anak.
Audio visual iklan makanan dan minuman pertama, yaitu iklan oreo. Pada
dasarnya iklan oreo memiliki beberapa macam iklan dengan rasa yang berbeda-
beda. Tetapi pada salah satu iklan yang ditayangkan memiliki ketertarikan
tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya. Dalam video tersebut yang
memiliki durasi sekitar 30 detik ini terdapat adegan dua anak kecil yang cukup
lucu dimana anak kecil yang satu memanggil anak kecil yang lain dengan nada
‘Afika, ada yang baru loh’. Dulu iklan tersebut sempat trending pada masanya
dan terus dipraktikan oleh orang-orang.
Audio visual iklan makanan dan minuman kedua, yaitu iklan susu beruang.
Pada dasarnya iklan susu beruang ini memiliki beberapa berbedaan yang sangat
jauh. Di mana iklan tersebut terlihat sangat berbeda dengan produk yang
dijualnya. Dalam iklan tersebut, susu beruang ini adalah susu sapi asli. Tetapi
dalam kemasan kalengnya bergambar beruang, lalu yang terakhir susu yang biasa
disebut susu beruang ini memiliki iklan yang isinya naga berwarna putih. Iklan
susu beruang ini memiliki ketertarikan orang-orang yang melihat keheranan pada
iklan tersebut. Dalam video iklan tersebut memiliki durasi sekitar 30 detik untuk
ditonton.
Tanggapan yang akan diberikan kepada acara ini berupa video yang menarik
untuk dinikmati, dengan pengambilan gambar yang baik serta adanya teks
tambahan dan suara narasi yang berikan menambah kesan bahwa acara ini baik
untuk dinikmati. Dengan tema melihat keseharian tiga anak kembar pada video ini
serta tinggak lucu yang diberikan membuat kesan yang menarik.
Audio visual iklan makanan dan minuman pertama, yaitu iklan oreo. Pada
dasarnya iklan oreo memiliki beberapa macam iklan dengan rasa yang berbeda-
beda. Tetapi pada salah satu iklan yang ditayangkan memiliki ketertarikan
tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya. Dalam video tersebut yang
memiliki durasi sekitar 30 detik ini terdapat adegan dua anak kecil yang cukup
lucu dimana anak kecil yang satu memanggil anak kecil yang lain dengan nada
‘Afika, ada yang baru loh’. Dulu iklan tersebut sempat trending pada masanya
dan terus dipraktikan oleh orang-orang.
Audio visual iklan makanan dan minuman kedua, yaitu iklan susu beruang.
Pada dasarnya iklan susu beruang ini memiliki beberapa berbedaan yang sangat
jauh. Di mana iklan tersebut terlihat sangat berbeda dengan produk yang
dijualnya. Dalam iklan tersebut, susu beruang ini adalah susu sapi asli. Tetapi
dalam kemasan kalengnya bergambar beruang, lalu yang terakhir susu yang biasa
disebut susu beruang ini memiliki iklan yang isinya naga berwarna putih. Iklan
susu beruang ini memiliki ketertarikan orang-orang yang melihat keheranan pada
iklan tersebut. Dalam video iklan tersebut memiliki durasi sekitar 30 detik untuk
ditonton.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan