Anda di halaman 1dari 37

Laporan Praktikum 1 Selasa, 11 Februari 2020

Mata Kuliah: Teknik Komunikasi dan Pemanduan Wisata

IDENTIFIKASI TEKNIK KOMUNIKASI VERBAL, NON


VERBAL, VISUAL, DAN AAUDIO VISUAL

Disusun Oleh:
Kelompok 1/Praktikum 1
Alfatah Rayhan Sanas (J3B118008)
Gifari Zakawali (J3B118028)
Elviana Yuana Yuma (J3B118043)
Meilisa Dwi Sukma Melyana (J3B118044)

Dosen:
Kania Sofiantina Rahayu, S.I.Kom, M.Par, MTHM

Asisten Dosen:
Alvionita Ritawati, S.Hut.
Nia Wahyuni, A.Md

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR 4
DAFTAR LAMPIRAN 5
I. PENDAHULUAN 6
A. Latar Belakang 6
B. Tujuan 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Identifikasi 7
B. Teknik Komunikasi 7
C. Verbal 7
D. Non Verbal 8
E. Visual 8
F. Audio Visual 8
III. METODE PRAKTIKUM 9
A. Lokasi dan Waktu 9
B. Alat dan Bahan 9
C. Tahapan Kerja 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 10
A. Komunikasi Verbal dan Non Verbal 10
B. Komunikasi Visual dan Audio Visual 20
V. PENUTUP 36
A. Kesimpulan 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN
Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL

No. Halaman
1 Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum 9
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1 komunikator dan komunikan rehan 1 10
2 komunikator dan komunikan rehan 2 11
3 Responden pertama dalam komuinikasi verbal 11
4 Responden kedua dalam komunikasi verbal 12
5 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan 1 13
6 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan 2 13
7 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 1 14
8 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 2 14
9 interaksi non verbal antara kumunikator dan komunikan 1 16
10 interaksi non verbal antara kumunikator dan komunikan 2 17
11 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 1 17
12 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 2 18
13 Poster McDonal’s Lodaya 20
14 Brosur McDonal’s Lodaya 21
15 Leaflet pelestarian Penyu sisik 22
16 Sampul depan majalah 24
17 Komunikasi Visual 1 25
18 Komunikasi Visual 2 25
19 Komunikasi Visual Meilisa 1 26
20 Komunikasi Visual Meilisa 2 27
21 Potongan scene film dokumenter Sisi Stasiun Jakarta Kota 30
22 Cuplikan scene video prostitusi kampus 31
23 Komunikasi Audio Visual 1 32
24 Komunikasi Audio Visual 2 32
25 Komunikasi Audio Visual Meilisa 1 33
26 Komunikasi Audio Visual Meilisa 2 33
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
1. Tallysheet teknik komunikasi verbal 38
2. Tallysheet identifikasi perilaku audiens dalam komunikasi verbal 38
3. Tallysheet identifikasi komunikasi non verbal 39
4. Tallysheet identifikasi teknik komunikasi visual 41
5. Tallysheet identifikasi perilaku audiens dalam komunikasi visual 42
6. Tallysheet identifikasi komunikasi audio visual 43
7. Tallysheet identifikasi perilaku audiens dalam komunikasi audio visual 44
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan orang


lain. Kebutuhan tersebut tentunya berbeda antar individu. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan itu, diperlukan interaksi dan komunikasi. Komunikasi selain
sebagai tindakan memenuhi kebutuhan, juga merupakan proses dalam
menyamakan persepsi atau memberi dampak perubahan perilaku.

Komunikasi sebagai sebuah proses dapat dilakukan dengan banyak metode.


Komunikasi pada dasarnya harus memenuhi unsur-unsuur pendukung.
Komunikasi dalam prosesnya dapat berbeda antara satu individu dengan individu
lainnya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh karakteristik, tujuan, ataupun
gangguan dalam berkomunikasi.

Teknik komunikasi dapat dalam berbagai bentuk. Teknik tersebut dapat


berupa verbal, non verbal, visual, dan audio visual. Berbagai teknik komunikasi
tersebut tentu memiliki kelebihan masing-masing, dapat cocok digunakan dalam
tujuannya masing-masing. Oleh sebab itu, penting dilakukan praktikum
identifikasi teknik komunikasi tersebut.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum mengenai identifikasi teknik komunikasi verbal, non


verbal, visual, dan audio visual memiliki tujuan untuk mengetahui teknik
komunikasi serta perilaku audiens ketika melakukan komunikasi baik verbal, non
verbal, visual, dan audio visual.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka ini merupakan isi dari teori-teori pendukung yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan praktikum. Adapun tinjauan pustaka
dalam praktikum Identifikasi Teknik Komunikasi Verbal, Non Verbal, Visual, dan
Audio Visual dari teori identifikasi, teknik komunikasi, verbal, non verbal, visual,
dan audio visual. Berikut ini teori akan dijelaskan sebagai berikut.

A. Identifikasi

Identifikasi merupakan suatu bentuk pengenalan terhadap suatu ciri-ciri


fenomena sosial secara jelas dan terperinci (Koenjtaraningrat, 1987). Identifikasi
adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu dalam suatu kelas
sesuai dengan karakteristik tertentu. J.P. Chaplin yang diterjemahkan Kartini
Kartono yang dikutip oleh Uttoro 2008 bahwa, identifikasi merupakan penentuan
atau penetapan identitas seseorang atau benda, sedangkan menurut psikoanalis
identifikasi merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang secara tidak sadar,
atas asar ikatan emosional dengan tokoh tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa identifikasi merupakan penempatan atau
penentu identitas seseorang atau benda pada suatu saat tertentu.

B. Teknik Komunikasi

Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga
dapat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan di dalam komunikasi.
Teknik berbicara di dalam berkomunikasi harus menyesuaikan diri antara
komunikator dengan komunikan kepada pesan (message) yang dibicarakan.
Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar komunikator dengan
komunikan terjalin secara efektif. Teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk
melakukan sesuatu hal. Sedangkan komunikasi adalah penyampaian informasi
dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka teknik komunikasi
adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari
komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Adanya teknik ini diharapkan
setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara
tepat menggunakannya.

C. Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata


(verbs), baik lisan maupun tulisan. Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau
gagasan secara verbal (Hoben, 1954).
D. Non Verbal

Komunikasi non verbal dapat didefinisikan secara sederhana, yaitu non


berarti tidak dan verbal bermakna kata-kata, sehingga komunikasi non verbal
dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Menurut Adler dan Rodman
(1991) dalam bukunya Understanding Human Communication, batasan yang
sederhana tersebut merupakan langkah awal untuk membedakan apa yang disebut
dengan vocal communication yaitu tindakan komunikasi yang menggunakan
mulut dan verbal communication yaitu tindakan komunikasi yang menggunakan
kata-kata. Jadi komunikasi non verbal adalah pesan lisan yang ditujukan
menggunakan gerak tubuh dan bisa dilihat dari mimik muka komunikator atau
komunikan.

E. Visual

Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis
media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-
cetak. Pertama, media visual-verbal adalah media visual yang memuat pesan
verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal-grafis
adalah media visual yang memuat pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol
visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan foto), grafik,
diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi adalah
media visual yang memiliki tiga dimensi berupa model, seperti miniatur, mock up,
specimen, dan diorama (Sanaky, 2009).

F. Audio Visual

Audio Visual dapat dikatakan sebagai media. Audio visual adalah jenis
media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan
dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal
dan non verbal baik mengandalkan penglihatan maupun pendengaran. Beberapa
contoh media audio visual adalah film, video, program televisi dan lain-lain
(Asyhar, 2011). Sedangkan menjelaskan bahwa media audio visual yaitu media
yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-
dengar (Rusman, 2012).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu

Praktikum Identifikasi Teknik Komunikasi Verbal, Non Verbal, Visual, dan


Audio Visual yang dilakukan di McDonald’s Lodaya, Botani Square, Kantin
Prima SV IPB, Kota Bogor, Jawa Barat. Dilaksanakan hari Sabtu, 9 Februari
2020 pukul 20.30 WIB.

B. Alat dan Bahan

Pada saat praktikum Identifikasi Teknik Komunikasi Verbal, Non Verbal,


Visual, dan Audio Visual pada beberapa alat dan bahan yang perlu digunakan.
Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu:

Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum


No Alat dan Bahan Kegunaan
1. Handphone Untuk dokumentasi.
2. Kertas Untuk mencatat hasil pengamatan yang didapat.
3. Alat tulis Untuk mengisi hasil pengamatan dikertas.
4. Microsoft Word Untuk membuat laporan.
5. Microsoft PowerPoint Untuk membuat bahan presentasi.

C. Tahapan Kerja

Metode praktikum yang digunakan adalah dengan observasi lapangan.


Prosedur pengerjaan laporan praktikum dengan judul Identifikasi Teknik
Komunikasi Verbal, Non Verbal, Visual, dan Audio Visual yang dilaksanakan di
Kantin Prima SV IPB, terdiri dari beberapa prosedur pengerjaan diantaranya
sebagai berikut:

1. Mencari responden yang akan diamati.


2. Mengamati verbal dan non verbal dari komunikator kepada komunikan.
3. Mengambil dokumentasi saat komunikator dan komunikan sedang berbicara.
4. Mencari sesuatu yang bersifat visual dan audio visual yang akan dinilai.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Teknik komunikasi verbal merupakan interaksi antara komunikator dengan


komunikan melalui lisan, sedangkan Teknik komunikasi non verbal merupakan
interaksi antara komunikator dengan komunikan melalui gerak tubuh ataupun
mimik mukanya yang memiliki perilaku saat berinteraksi. Berikut pembahasan
komunikasi verbal dan non verbal serta perilaku audiens dalam komunikasi
verbal.

1. Teknik Komunikasi Verbal

a. Teknik Komunikasi Verbal (Alfatah Rayhan Sanas/J3B118008)


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan di salah satu tempat
makan, didapatkan kegiatan yang dilakukan responden sedang berkomunikasi
dengan temannya. Komunikator memiliki pengucapan bahasa yang tidak baku
karna komunikator berbincang dengan komunikan sambil tertawa. Sehingga pesan
yang disampaikan dapat tersampai dengan baik karna komunikan menjelaskan
dengan jelas walau dengan bahasa yang tidak baku atau formal.

Gambar 1 komunikator dan komunikan rehan 1


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Komunikator kedua seorang anak-anak yang memiliki pengucapan yang baik


serta kecepatan bahasa yang sedang serta intonasi yang sedang. Komunikator
mengucapkan kata yang sangat baik dan sopan. Komunikator berkomunikasi
dengan komunikan untuk bertanya tentang suatu hal yang ingin diketahuo oleh
komunikator.
Gambar 2 komunikator dan komunikan rehan 2
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

b. Teknik Komunikasi Verbal (Gifari Zakawali/J3B118028)


Responden 1
Responden pertama sebagai komunikator merupakan seorang lelaki dewasa
dengan perkiraan usia 45 tahun. responden tersebut berbicara dengan istrinya di
foodcourt dalam kondisi ruangan yang ramai. responden tersebut sedang
membicarakan mengenai harga tanah. Responden berbicara dengan menggunakan
bahasa yang baik meskipun tidak baku.

Gambar 3 Responden pertama dalam komuinikasi verbal


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Responden berbicara dengan kecepatan yang sedang. Hal ini dibuktikan


dengan cukup jelasnya kata demi kata yang diucapkan oleh responden. Namun,
responden berbicara dengan intonasi yang agak tinggi. Hal ini disebabkan adanya
gangguan berupa noise. Lokasi responden berkomunikasi cukup ramai karena
merupakan foodcourt yang dipenuhi oleh banyak orang. Keadaan tersebut
mengharuskan responden berbicara dengan intonasi tinggi agar pesan dapat
tersampaikan.
Meskipun berbicara dengan intonasi tinggi, penampilan responden tetap rapi
dan bersikap santai. Responden terlihat menikmati pembicaraan tersebut. Maksud
komunikasi responden adalah informatif, karena menginformasikan mengenai
harga tanah kepada lawan bicara. Oleh karenanya, tujuan komunikasi ini adalah
mengubah opini. Hal tersebut karena responden terlihat ingin menyampaikan
informasi baru. Komunikasi responden dilakukan secara individu karena hanya
ada satu komunikan, dan dalam bidang sosial.
Responden 2
Responden kedua sebagai komunikator merupakan seorang lelaki dewasa
dengan perkiraan usia 28 tahun. Responden tersebut berbicara dengan ketiga
anaknya di bagian luar foodcourt dalam kondisi yang tidak ramai. Responden
tersebut sedang membicarakan mengenai makanan dan menginstruksikan anaknya
agar tidak memukul meja. Responden berbicara dengan menggunakan bahasa
yang baik dan pemilihan kata yang sederhana.

Gambar 4 Responden kedua dalam komunikasi verbal


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Responden berbicara dengan kecepatan yang sedang. Hal ini dibuktikan


dengan gestur anak-anaknya yang nempak memahami pesannya. Responden
berbicara dengan intonasi yang rendah agar mudah dimengerti. Selain itu, kondisi
lingkungan yang tidak ramai menjadikan responden tidak perlu berbicara dengan
suara keras. Responden menggunakan bahasa dan pemilihan kata yang sederhana
agar dapat dimengerti oleh anak-anaknya.
Responden berpenampilan rapi dengan menggunakan kemeja dan bersikap
santai. Responden terlihat sabar dalam memberi penjelasan kepada anak-anaknya.
Maksud komunikasi responden adalah informatif dan instruktif, karena memberi
penjelasan tentang makanan yang dipesan. Responden juga memberi instruksi
kepada salah satu anaknya untuk tidak memukul-mukul meja. Oleh sebab itu,
tujuan komuikasi ini adalah mengubah perilaku. Komunikasi responden dilakukan
secara kelompok kecil, karena melibatkan tiga komunikan.
c. Teknik Komunikasi Verbal (Elviana Yuana Yuma/J3B118043)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan di salah satu pusat
pembelanjaan didapatkan kegiatan yang dilakukan responden sedang
berkomunikasi dengan pembeli yang sedang berbelanja di supermarket.
Komunikator memiliki pengucapan bahasa yang baik dengan kecepatan berbicara
yang baik serta intonasi yang sedang dikarenakan komunikator dituntut untuk
menggunakan bahasa yang baku karena tugas sebagaiorang yang memberikan
informasi mengenai suatu produk. Penampilan komunikator pada saaat berbicara
dengan komunikan berpakaian rapi dengan sikap yang sopan. Komunikator
berkomunikasi dengan komunikan bertujuan untuk menarik komunikan membeli
sutu produk yang ditawarkan oleh komunikator.

Gambar 5 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan 1


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Komunikator kedua seorang anak-anak yang memiliki pengucapan yang baik


serta kecepatan bahasa yang sedang serta intonasi yang sedang. Komunikator
memiliki cara berpakaian yang yang biasa dan sikap yang santai. Komunikator
berkomunikasi dengan komunikan untuk memintata sesuatu dengan cara
berulang-ualang agar keinginan komunikator dikabulkan.

Gambar 6 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan 2


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

d. Teknik Komunikasi Verbal (Meilisa Dwi Sukma Melyana/J3B118044)


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di McDonald’s Lodaya
didapatkan kegiatan yang dilakukan komunikator dengan komunikan yang sedang
membicarakan acara reunian. Komunikatornya yang memakai kerudung biru
dengan pengucapan bahasa yang baik dan kecepatan berbicara yang santai, tetapi
intonasi berbicaranya tegas. Penampilan komunikator pada saat berbicara dengan
komunikan rapi dalam artian masih rapi jika bertemu di tempat umum tidak
berpakaian formal. Komunikator berkomunikasi dengan komunikan bertujuan
untuk membicarakan acara reunion SMA komunikator dan komunikan tersebut.

Gambar 7 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 1


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Komunikator kedua yaitu seorang bapak-bapak yang memiliki pengucapan


yang baik serta kecepatan bahasa yang lambat dan intonasi yang lambat juga.
Komunikator kedua ini berpakaian santai dengan jeans panjang dan kaos lengan
pendek berwarna coklat. Komunikator berkomunikasi dengan komunikan yang
sedang membicarakan seseorang. Komunikannya adalahnya istrinya yang
memakai baju maroon.

Gambar 8 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 2


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

2. Teknik Komunikasi Non Verbal

a. Teknik Komunikasi Non Verbal (Alfatah Rayhan Sanas/J3B118008)


Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator pertama mengunakan gerakan
tangan dan mimik wajah yang bahagia untuk menunjang komunikasi yang
dilakukan. Komunikator sedang menjelaskan sesuatu hal yang lucu dan menarik
yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan. Komunikan memberikan
respon yang sangat aktif kepada komunikan yang menjelaskan hal lucu tersebut
sehingga terjadi percakapan yang berlangsung baik.
Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator kedua menggunakan gerakan
tangan dan ekspresi ingin tau dari komunikator. Komunikator bertanya suatu hal
dengan menunjuk nunjuk suatu makanan dan ingin tahu berapa harga dari
makanan tersebut dengan menampilkan ekspresi wajah yang penasaran.
Komunikan merespon dengan baik dengan memberitahu harga yang diberi tahu
dengan menunjuk dengan tangan.
b. Teknik Komunikasi Non Verbal (Gifari Zakawali/J3B118028)
Responden 1
Responden pertama sebagai komunikator merupakan seorang lelaki dewasa
dengan perkiraan usia 45 tahun. responden tersebut berbicara dengan istrinya di
foodcourt dalam kondisi ruangan yang ramai. responden tersebut sedang
membicarakan mengenai harga tanah. Responden berbicara dengan menggunakan
bahasa yang baik meskipun tidak baku.
Responden memberikan gerakan atau gestur kepada komunikan dalam
berkomunikasi. Gestur tersebut ditunjukan dalam gerakan tangan. Gerakan tangan
responden seolah menggambarkan bidang-bidang tanah. Jari dan telapak tangan
responden yang seperti membentuk kotak memberi gambaran kepada komunikan
sambil menginformasikan mengenai harga tanah.
Umpan balik dari komunikan berupa anggukan kepala. Komunikan bebearapa
kali terlihat menganggukan kepalanya ketika responden sedang memberi
penjelasan. Gestur dari komunikan menjelaskan bahwa komunikan telah
memahami atau menyetujui pesan responden. Dengan demikian, gestur responden
dapat dimengerti dan sesuai dengan pesan yang disampaikan.
Responden 2
Responden kedua sebagai komunikator merupakan seorang lelaki dewasa
dengan perkiraan usia 28 tahun. Responden tersebut berbicara dengan ketiga
anaknya di bagian luar foodcourt dalam kondisi yang tidak ramai. Responden
tersebut sedang membicarakan mengenai makanan dan menginstruksikan anaknya
agar tidak memukul meja. Responden berbicara dengan menggunakan bahasa
yang baik dan pemilihan kata yang sederhana.
Responden menunjukan gerakan atau bahasa tubuh dalam menyampaikan
pesan. Ketika memberikan penjelasan kepada komunikan, responden
menggunakan tangannya untuk menunjuk ke arah objek yang sedang dijelaskan.
Hal tersbut membuat komunikan mampu lebih memudah memahami pesan karena
langsung dapat melihat objek yang dimaksud. Responden juga terlihat memegang
tangan komunikan ketika sedang memberikan instruksi.
Komunikan yang merupakan anak dari responden terlihat aktif. Komunikan
nampak memainkan kaki dan menggerakan badan. Komunikan juga memukul-
mukul meja. Perilaku tersebut membuat responden memberikan instruksi kepada
komunikan untuk berhenti memukul meja. Responden kemudian memegang
tangan komunikan. Setelah melakukan hal tersebut, komunikan akhirnya berhenti
memukul meja. Dengan demikian, gestur dari responden dapat mengubah perilaku
komunikan.
c. Teknik Komunikasi Non Verbal (Elviana Yuana Yuma/J3B118043)
Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator pertama menggunakan
Gerakan tubuh untuk menunjang komunikasi yang dilakukan, dengan
mengunakan pergelangan tangan. Komunikator sedang membahas suatu pendapat
dan kesepakan mengenai sponsor kegiatan suatu acara yang akan dilakukan oleh
komunikator dan komunikan. Komunikator berkomunikasi dengan beberapa
komunikan, komunikan yang sedang berbicara dengan komunikator memberikan
tanggapa dengan menganggukan kepala dan memberikan beberapa tanggapan
dalam percakapan yang sedang berlangsung.

Gambar 9 interaksi non verbal antara kumunikator dan komunikan 1


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator pertama menggunakan


Gerakan tubuh untuk menunjang komunikasi yang dilakukan, dengan
mengunakan telunjuk lunjung sebagai alat bantu untuk memberikan informasi
mengenai barang yang diinginkan tanggapan yang diberikan berupa anggukan
kepala yang menandakan bahwa komunikan mengerti dengan keinginan
komunikator.
Gambar 10 interaksi non verbal antara kumunikator dan komunikan 2
Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

d. Teknik Komunikasi Non Verbal (Meilisa Dwi Sukma


Melyana/J3B118044)
Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator pertama menggunakan
gerakan tubuh seperti jari telunjuk yang sedang menunjuk ke meja untuk
menunjang komunikasi yang dilakukan. Komunikator sedang membahas suatu
acara yang akan diadakan oleh komunikator dan komunikan. Komunikator
berkomunikasi dengan dua komunikan, komunikan yang sedang berbicara dengan
komunikator memberikan tanggapan dengan menganggukan kepala dan
memberikan saran dari yang diinformasikan oleh komunikator dalam
percakapannya.

Gambar 11 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 1


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator kedua menunjukan gerakan


tubuh seperti mengepal tangan dan menunjukan mimik muka yang tidak suka, jika
dilihat komunikator kedua seperti kesal saat membicarakan orang tersebut.
Komunikator berkomunikasi dengan satu komunikan, komunikan yang sedang
berbicara dengan komunikator adalah istrinya. Kemudian komunikan merespon
komunikator dengan mimik muka yaitu jidat yang mengkerut, jika diamati
komunikan seperti heran dengan apa yang dibicarakan komunikator.
Gambar 12 interaksi verbal antara kumunikator dan komunikan meilisa 2
Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

3. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Verbal

a. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Verbal (Alfatah Rayhan


Sanas/J3B118008)

Tanggapan yang diberikan oleh komunikasi dari komunikator pertama berupa


tanggapan yang aktif, serta terlihat merespon sekali karna apa yang disampaikan
mudah ditangkap oleh komunikan.

Tanggapan yang diberikan oleh komunikator dari komunikan kedua berupa


tanggapan yang aktif, serta pesan yang di berikai tersampaika dengan baik.
Meskipun demikan. komunikan memberikan tanggapan dengan menjawab
pertanyaan komunikator dengan jelas karna komunikan mengerti apa yang ditanya
oleh komunikan.

b. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Verbal (Gifari Zakawali/J3B118028)

Responden 1
Responden pertama merupakan seorang perempuan dewasa sebagai
komunikan. Usia responden sekitar 45 tahun. Responden merupakan lawan bicara
dari suaminya yang menginformasikan mengenai harga tanah.
Responden melakukan komunikasi di foodcourt dalam suasana yang ramai.
Responden terlihat aktif dalam berkomunikasi. Hal tersebut dibuktikan dengan
umpan balik responden berupa pertanyaan dan penyataan mengenai topik
pembicaraan. Responden juga terlihat tertarik dengan pembicaraan tersebut.
Responden juga serius mendengarkan pesan dari komunikator, hal tersebut terlihat
dari perhatian responden terhadap peragaan tangan dari komunkator.
Responden terlihat beberapa kali menganggukan kepala dalam komunikasi
tersebut. Gestur atau respon responden tersebut seolah menjelaskan bahwa
responden sudah memahami pesan yang disampaikan atau menyetujui opini
komunikator. Dengan demikian, maksud komunikasi tersebut terpenuhi dengan
baik.
Responden 2
Responden kedua adalah seorang anak laki-laki sebagai komunikan. Usia
responden sekitar 4 tahun. Responden merupakan lawan bicara dari ayahnya
bersama dengan dua saudaranya. Responden menerima informasi dari ayahnya
mengenai makanan dan perintah.
Responden melakukan komunikasi di foodcourt dalam suasana yang tidak
ramai. Responden terlihat aktif dalam komunikasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh
karakteristik anak-anak yang aktif dan suka bergerak. Responden juga senang
memainkan kakinya sambil menggerakan badannya. Meskipun sulit diam,
responden tetap memahami pesan komunikator karena penyampaian pesan yang
baik.
Responden yang sedang memukul-mukul meja, mendapat instruksi dari
ayahnya untuk berhenti. Akan tetapi, responden tetap memukul meja. Responden
baru mengerti dan berhenti memukul meja serelah tangan responden dipegang
oleh ayahnya. Dengan demikian, maksud komunikasi untuk mengubah perilaku
sudah terpenuhi.
c. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Verbal (Elviana Yuana
Yuma/J3B118043)

Tanggapan yang diberikan oleh komunikasi dari komunikator pertama berupa


tanggapan yang aktif, serta terlihat bingung dengan informasi yang diberikan
komunikator. Meskipun demikian, komunikan tetap berhenti dan menghargai
komunikator yang sedang memberikan informasi mengenain produk yang di
tawarkan.

Tanggapan yang diberikan oleh komunikator dari komunikan keduaberupa


tanggapan yang aktif, serta pesan yang di berikai tersampaika dengan baik.
Meskipun demikan, komunikan memberikan tanggapan dengan menganggukan
kepala dan meminta komunikator untuk menunggu agar keinginan komunikator
dipenuhi dengan baik.

d. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Verbal (Meilisa Dwi Sukma


Melyana/J3B118044)

Tanggapan yang diberikan oleh komunikasi dari komunikator pertama berupa


tanggapan yang aktif, serta terlihat bahwa komunikatornya memberikan informasi
sangat jelas untuk membicarakan rencana reunion tersebut. Meskipun demikian,
komunikan juga tidak mengiyakan begitu saja, tetapi komunikan juga
memberikan saran saat komunikator berbicara mengenai informasi tersebut.
Tanggapan yang diberikan oleh komunikasi dari komunikator kedua berupa
tanggapan yang terlihat heran karena terlihat bahwa komunikannya seperti tidak
percaya dengan orang yang diceritakan oleh komunikator. Meskipun demikian,
komunikan juga tidak terlalu banyak berbicara hanya menunjukan ekspresi yang
keheranan.

B. Komunikasi Visual dan Audio Visual

1. Teknik Komunikasi Visual

a. Teknik Komunikasi Visual (Alfatah Rayhan Sanas/J3B118008)

Media komunikasi berupa visual yang diamati fisalah satu tempat makan.
Poster ini memiliki desain yang menarik. Desain ini menggunakan bahasa yang
tidak baku, agar menarik dan mudah dipahami oleh konsumen. Poster ini berisi
promosi mengenai sebuah makanan yang tersedia di tempat makan ini dengan
harga yang telah tertera di psoter tersebut. Dengan target sasaran untuk kalangan
usia, poster ini mampu untuk menarik konsumen membeli makanan tersebut.

Gambar 13 Poster McDonal’s Lodaya


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Media komunikasi visual kedua berupa brosur informasi mengenai promo


makanan menggunakan aplikasi. Brosur yang diidentifikasi merupakan brosur
yang warnanya menarik. Background yang tidak terlalu mencolok, warna font
yang digunakan pun pas dengan warna background. Desain dari brosur ini bersifat
yang mudah dipahami oleh orang banyak karena bahasa yang digunakan dapat
dipahami oleh semua orang. Tujuan dari brosur ini pun terlihat dengan jelas,
bahwa dengan menggunakan aplikasi tersebut, makanan yang dipesan dapat
diskon. Dalam brosur ini ditawarkan kepada audiens berupa penawaran jika
memakai aplikasi tersebut.

Gambar 14 Brosur McDonal’s Lodaya


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

b. Teknik Komunikasi Visual (Gifari Zakawali/J3B118028)

Leaflet Pelestarian Penyu Sisik


Leaflet pelestarian Penyu sisik diterbitkan oleh Taman Nasional Kepulauan
Seribu (TNKpS) pada tahun 2019. Leaflet ini memiliki desain yang sederhana.
Hal ini karena desain leaflet hanya perpaduan antara gambar, watermark, dan
tulisan. Penempatan gambar pun biasa saja atau tidak begitu kreatif. Penempatan
gambar hanya di bagian atas dan bawah leaflet. Ukuran dan jenis font yang
digunakan juga standar serta cenderung terlalu padat dengan tulisan sehingga agak
membosankan untuk dibaca. Selain itu, watermark yang terlalu tebal juga sedikit
membuat pusing ketika membaca tulisannya.
Meskipun terlalu banyak tulisan dan agak memusingkan, pesan yang
dimaksud dapat tersampaikan dengan baik jika dibaca secara keseluruhan. Hal
tersebut menjadikan leaflet ini memiliki performa yang baik dalam
menyampaikan maksud atau isi pesannya. Penambahan gambar juga memberi
bayangan bagi pembaca mengenai kondisi aktualnya. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa baku, akan tetapi tidak menggunakan istilah yang rumit sehingga
masih mudah dipahami. Desain leaflet ini juga sesuai dengan isi pesannya, yaitu
dominasi warna biru dengan watermark pasir berwarna putih keabuan.

Gambar 15 Leaflet pelestarian Penyu sisik


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Pesan yang ingin disampaikan melalui leaflet ini bersifat informatif dan
persuasif. Pesan yang pertama adalah berisi informasi mengenai sejarah
pelestarian Penyu sisik di TNKpS. Informasi yang disampaikan disajikan dengan
ringkas dan jelas sehingga dapat dimengerti dengan mudah. Informasi selanjutnya
mengenai klasifikasi dan morfologi. Informasi ini juga disajikan dengan
sederhana namun tidak bertele-tele meskipun menggunakan istilah-istilah ilmiah.
Informasi berikutnya mengenai lokasi penadaratan dan program peestarian Penyu
sisik. Informasi ini cukup banyak, namun disajikan dalam bentuk tahapan
sehingga dapat dimengerti.
Pesan yang disampaikan dalam leaflet bertujuan untuk mengubah perilaku
pembaca. Hal ini berkaitan dengan terlampirnya data perubahan jumlah telur
Penyu sisik pada periode tahun 2008-2018 atau selama sepuluh tahun. Kemudian
terdapat kalimat ajakan untuk menyelamatkan Penyu sisik dari kepunahan yang
bertujuan mengubah perilaku. Perilaku yang dimaksud adalah perburuan dan
konsumsi telur Penyu sisik.
Metode dan bentuk komunikasi yang digunakan adalah hubungan masyarakat
dan komunikasi massa. Kedua hal tersebut berkaitan dengan tujuan dari pesan
yang disampaikan. Leaflet ini ditujukan untuk masyarakat luas dengan harapan
perubahan perilaku agar mencegah kepunahan Penyu sisik akibat perburuan
telurnya. Hal tersebut berhubungan juga dengan bidang komunikasinya yaitu
komunikasi sosial. Tujuan utama leaflet ini memang masyarakat luas agar
memahami dan mampu mengambil tindakan positif dalam melestarikan Penyu
sisik.
Majalah Pariwisata
Majalah pariwisata ini diterbitkan oleh Gerai Info yang bekerja sama dengan
Bank Indonesia. Majalah ini merupakan edisi ke 73 yang diterbitkan pada tahun
2019. Majalah ini memiliki desain yang sangat menarik. Hal ini dikarenakan
desain majalah yang kekinian. Majalah ini menggunakan bahan kertas yang baik
serta tinta cetak yang bagus. Kemudian dari segi warna, majalah ini menggunakan
perpaduan warna yang halus dan cerah mulai dari hijau telur asin, kuning, putih,
dan oranye. Setiap halaman dalam majalah mulai dari halaman sampul memiliki
gambar ilustrasi yang menarik dan sesuai dengan isi bahasan setiap halaman.
Majalah ini memiliki performa yang sangat baik dalam menyampaikan
pesannya. Meskipun menggunakan bahasa baku, namun tidak banyak istilah yang
rumit. Bahasa yang digunakan cukup sederhana, ditambah lagi dengan adanya
gambar dan ilustrasi semakin memudahkan pembaca dalam memahami
maksudnya. Desain majalah juga sesuai dengan temanya. Majalah dengan tema
pariwisata ini memberikan ilustrasi pantai, pesawat, dan Penari Bali. Setiap
halaman memiliki pokok bahasan berbeda, namun juga sejalan dengan ilustrasi
yang diberikan. Misalnya dalam bahasan “Dorong Pariwisata Melalui Medsos”,
disajikan ilustrasi wisatawan, ikon-ikon kota di Indonesia, dan ilustrasi ponsel
pintar.
Majalah ini berisi pesan dengan maksud informatif dan persuasif. Hal ini
terlihat dari pokok bahasan dalam majalah seperti “Dorong Pariwisata Melalui
Medsos” dan “Bersatu Untuk Indonesia”. Kedua pokok bahasan tersebut memberi
penjelasan kepada pembaca dan informasi yang perlu diketahui. Setiap pokok
bahasan juga memiliki makna tersirat maupun tersurat untuk mengajak pembaca
bertindak positif. Hal ini sesuai dengan judul majalah yaitu “Mendulang Devisa
Melalui Pariwisata”. Dengan demikian, majalah ini memiliki tujuan untuk
mengubah opini pembaca mengenai pariwisata dan teknologi serta mengubah
perilaku pembaca agar dapat bertindak secara lebih bijak dalam menggunakan
media sosial.
Gambar 16 Sampul depan majalah
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Metode komunikasi yang digunakan adalah metode jurnalistik dan humas.


Metode jurnalistik digunakan karena dalam majalah ini berisi kutipan dari
beberapa tokoh seperti Direktur Departemen Komunikasi, Cecep Ridwan.
Kemudian terdapat pula strategi kebijakan dari beberapa lembaga negara yaitu
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Metode lain yang digunakan adalah
hubungan masyarakat. Metode ini digunakan untuk mempublikasikan majalah dan
pesan yang dimaksud kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, bentuk
komunikasi yang digunakan adalah komunikasi massa.
Bidang komunikasi yang disampaikan adalah sosial, budaya, dan
pembangunan. Hal ini terdapat dalam pokok bahasan yang disajikan. Mulai dari
pokok bahasan pertama mengenai “Bersatu Untuk Indonesia” yang mengajak
masyarakat bersatu mendukung program pemerintah. Kemudian terdapat bahasan
mengenai “Wadah Harmonisasi Kebijakan Pusat dan Daerah” yang
menginformasikan dan mengajak masyarakat untuk menjaga budaya asli
daerahnya. Berikutnya terdapat bahasan mengenai “3 Pilar Strategis Menuju
Kelas Dunia” yang merupakan program pemerintah dalam pembangunan
pariwisata melalui digital.
c. Teknik Komunikasi Visual (Elviana Yuana Yuma/J3B118043)

Media komunikasi berupa visual yang akan di amati berupa poster dari salah
satu restoran. Poster ini memiliki desain yang menarik. Bahasa yang berada di
dalam poster tidak baku dikarenakan untuk menarik konsumen datang ke restoran
tersebut. Tujuan utama dari adanya poster ini untuk menarik konsumen yang
berada di pusat pembelajaan di Bogor. Metode dari media komunikasi ini berupa
perikalanan, dengan target sasaran untuk kalangan usia.
Gambar 17 Komunikasi Visual 1
Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Media komunikasi visual kedua berupa poster informasi mengenai tips


pencegahan infeksi virus corona. Poster ini memiliki desain yang sederhana, jika
seseorang tidak membaca dudul awalnya mungkin seseorang tidak akan tertarik
untuk membaca. Poster ini memiliki targer sasaran pembaca dengan tingkatan
seluruh kalangan usia. Denaganntujuan utama dari poster ini memberikan
informasi yang dapat sampai kepada seseorang, serta berkeinginan untuk
mengubsh perilaku seseorang yang telah membaca informasi tersebut.

Gambar 18 Komunikasi Visual 2


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

d. Teknik Komunikasi Visual (Meilisa Dwi Sukma Melyana/J3B118044)

Media komunikasi berupa visual yang akan di amati berupa brosur dari Braja
Mustika Hotel Bogor yang menawarkan paket ulang tahun. Brosur ini memiliki
desain yang menarik. Bahasa yang digunakan dalam brosur tersebut adalah
bahasa Inggris. Tujuan utama dari adanya brosur ini adalah untuk menarik
konsumen agar konsumen merayakan ulang tahunnya di Braja Mustika Hotel
Bogor. Metode dari media komunikasi ini berupa perikalanan dengan target
sasaran semua umur.

Gambar 19 Komunikasi Visual Meilisa 1


Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Media komunikasi visual kedua berupa majalah informasi mengenai tips


fintech bagaimana cara transaksi yang aman?. Majalah ini disediakan oleh
Museum Bank Indonesia dengan desain yang sangat menarik. Majalah ini
memiliki informasi-informasi yang sudah dikemas sedemikian mungkin menjadi
majalah yang kecil. Target sasaran pembacanya adalah pengunjung yang datang
ke Museum Bank Indonesia dengan tingkatan seluruh kalangan usia bisa
membacanya. Dengan tujuan utama dari majalah ini memberikan informasi yang
dapat sampai kepada komunikan yang membacanya.
Gambar 20 Komunikasi Visual Meilisa 2
Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

2. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Visual

a. Perilaku Audiens Dalam Kominukasi Visual (Alfatah Rayhan


Sanas/J3B118008)

Tanggapan dari pembaca poster tersebut dapat direspon dengan sangat baik.
Karna bahasa yang mudah dipahami membuat audiens mengerti apa yang
dipromosikan, sehingga audiens dapat memesan makanan tersebut dengan mudah.
Audiens tidak perlu bertanya harga lagi karna sudah tertera harga yang
ditawarkan.

Tanggapan dari pembaca brosur dari komunikasi visual yang kedua dapat
dipahami dengan baik. Karna didalam brosur tersebut sudah dijelaskan bagaimana
cara yang dilakukan agar dapat melakukan pembayaran menggunakan aplikasi
tersebut sehingga mendapatkan diskon. Juga terdapat syarat syarat yang harus
dilakukan agar dapat menggunakan aplikasi tersebut. Audiens tidak bosan
membaca brosur tersebut karna dibuat sangat menarik.

b. Perilaku Audiens Dalam Kominukasi Visual (Gifari Zakawali/J3B118028)

Leaflet pelestarian Penyu sisik dapat dimengerti isi pesannya. Hal ini tidak
terlepas dari penggunaan bahasa dan kosa kata yang sederhana meski menjelaskan
sesuatu yang ilmiah. Penjelasan isi leaflet disajikan dengan terstruktur, sederhana,
namun tetap terperinci. Hal tersebut menjadikan audiens mudah mengerti karena
tidak adanya kata yang ambigu.
Penggunaan desain leaflet yang sesuai dengan tema juga dapat memberi
bayangan kepada audiens mengenai isi pesan. Terdapat pula gambar dan grafik
yang menarik untuk dilihat dan tidak membingungkan. Akan tetapi, audiens perlu
membaca dengan teliti karena watermark yang digunakan agak tebal. Selain itu
banyaknya tulisan dapat menimbulkan rasa malas untuk membaca. Akan tetapi
jika dibaca secara benar dan berurutan, maksud dari isi leaflet akan tersampaikan
dengan baik.
Majalah pariwisata memiliki desain keseluruhan yang menarik. Desain
sampul majalah dikemas dengan sangat baik dan kekinian, sehingga mampu
menarik perhatian audiens untuk membacanya. Desain yang digunakan secara
keseluruhan sesuai dengan pokok bahasan yang disajikan. Hal tersebut membuat
audiens lebih mudah mengerti maksud dan isi pesan. Ditambah lagi, terdapat
gambar ilustrasi di setiap halaman.
Meskipun terdapat cukup banyak bahasan dan topik yang disajikan, isi
majalah tetap menggunakan bahasa baku yang sederhana dan tidak ambigu.
Pemilihan kata juga tidak banyak menggunakan istilah yang rumit. Hal tersebut
tentu membuat audiens semakin tertarik untuk membaca hingga akhir, dan dapat
memahami isi majalah dengan baik. Informasi yang disajikan meskipun cukup
berbobot, tetapi diimbangi dengan desain majalah yang kekinian. Secara
keseluruhan, majalah ini tidak membosankan untuk dibaca.
c. Perilaku Audiens Dalam Kominukasi Visual (Elviana Yuana
Yuma/J3B118043)

Tanggapan dari komposisi media visual pertama berupa poster tentang


promosi diskon harga dari salah satu menu makan. Poster yang di tampilkan
sangat menaik dan indah untuk dipandang, dengan perpaduan warna yang
menarik dan cocok untuk poster ini. Tulisan menggunakan font yang pas dan
pemilihan warna yang cocok dengan latar belakang agar tidak tumpang tindih
dengan latar belakang. Dengan ditambahnya gambar dengan tata letak yang baik
semakain menarik konsumen untuk dating ke restoran tersebut. Dengan tujuan
untuk menarik pelanggan ponster ini menjadi daya tarik utama restoran. Pada
bagian bawah ditambahkan informai mengenai “tidak mengandung babi”
memberikan informasi tambahan bagi konsumen yang membaca.

Tanggapan dari komposisi media visual kedua berupa poster tentang


informasi mengenai pencegahan terinveksi virus corona. Tema dari poster ini
sangat menaik dengan berita yang sedang hangat di kalangan media social dan
masyarakat, meskipun demikian desain poster kurang menarik pembaca karena
memiliki komposisi warna yang kurang seimbang dengan tulisan yang diberikan.
Dengan latar belakang berwarna merah tua di padukan dengan font tulisan yang
sangat kecik akan berkurang nilai estetika. Jika pembaca tidak melihat judul
utama poster ini, pasti tidak akan membaca informasi yang diberikan. Meskipun
diberikannya gambar tambahan untuk menunjangan informasi yang diberikan,
gambar yang disuguhkan terlalu kecil.
d. Perilaku Audiens Dalam Kominukasi Visual (Meilisa Dwi Sukma
Melyana/J3B118044)

Tanggapan dari komposisi media visual pertama berupa brosur ini adalah
tentang promosi iklan yang menyediakan diskon harga /pax. Brosur yang di
tampilkan sangat menaik untuk dilihat dengan perpaduan warna dasar biru.
Tulisan yang ada di dalam brosur adalah bahasa Inggris dengan pemilihan font
yang pas dan pemilihan warna tulisan putih yang cocok dengan latar belakang dari
dasar brosur tersebut. Dengan ditambahkannya gambar bunga yang mendominasi
warna biru dan tata letak yang baik berada di tengah, semakain menarik
konsumen untuk mengambil brosur tersebut. Kemudian dibagian bawah brosur
terdapat alamat yang bisa didatangi langsung ke hotel dan nomor telepon yang
bisa dihubungi.

Tanggapan dari komposisi media visual kedua berupa majalah tentang


informasi mengenai tips fintech bagaimana cara transaksi yang aman?. Majalah
ini disediakan oleh Museum Bank Indonesia dengan desain yang sangat menarik.
Majalah ini memiliki informasi-informasi yang sudah dikemas sedemikian
mungkin menjadi majalah yang kecil. Dengan kecilnya majalah ini menarik
perhatian pengunjung untuk mengambil majalah tersebut dengan cover yang
sangat aesthetics. Target sasaran pembacanya adalah pengunjung yang datang ke
Museum Bank Indonesia dengan tingkatan seluruh kalangan usia bisa
membacanya. Dengan tujuan utama dari majalah ini memberikan informasi yang
dapat sampai kepada komunikan yang membacanya.

3. Komunikasi Audio Visual

a. Komunikasi Audio Visual (Alfatah Rayhan Sanas/J3B118008)

Jenis komunikasi audio visual yang diidentifikasi berupa acara tv yaitu galeri
sepakbola indonesia. Desain dan performance dari acara tersebut sangat menarik,
dengan backsound yang cocok. Mc dari acara tersebut dapat membawa suasana
yang baik. Acara tersebut berisi berita sepakbola yang ada didalam negeri dan liga
profesional yang ada di indonesia. Tidak lupa juga acara ini menampilkan obrolan
menarik dengan pemain legenda di sepakbola indonesia. Acara ini juga
menampilkan kuis interaktif diakhir acara.

Jenis komunikasi audio visual yang kedua adalah acara NBA TV. Desain dan
perfirmance dalam acara tv luar negeri tersebut sangat terstruktur dan menarik.
Acara tersebut merupakan acara mengenai basket profesional yang sudah terkenal
yaitundi amerika. Dalam acara ini ditampilkan berbagai macam kegiatan mulai
dari pertandingan basket, transfer pemain basket dan berita mengenai pemain
profesional NBA. Kualitas gambar yang bagus membuat siaran ini mendapatkan
rating yang baik dari penonton mancanegara. Carakni memberikan informasi yang
singkat, padat dan jelas.

b. Komunikasi Audio Visual (Gifari Zakawali/J3B118028)

Film Dokumenter Sisi Stasiun Jakarta Kota


Film dokumenter ini berdurasi enam menit 47 detik. Film dokumenter ini
menjelaskan tentang sejarah Stasiun Jakarta Kota hingga arsitektur bangunannya.
Film dokumenter ini dipublikasikan di youtube oleh Paulus Echya pada tanggal 29
Oktober 2018. Film dokumenter ini sangat menarik dan enak untuk ditonton. Hal
ini disebabkan oleh beberapa aspek yang disajikan dengan sangat baik. Sudut
pengambilan gambar dan pergerakan kamera sangat halus, sehingga tidak
menimbukan efek shaking. Pengambilan gambar dalam film ini juga
menggunakan kamera drone sehingga mampu menjangkau banyak area.

Gambar 21 Potongan scene film dokumenter Sisi Stasiun Jakarta Kota


Sumber: Paulus Echya, 2018

Efek yang digunakan dalam film dokumenter ini sangat sesuai dengan isi
tema, sehingga tidak berlebihan namun mampu memberi kesan suasana yang
dramatis dan memengaruhi perasaan penonton. Film dokumenter ini
menggunakan audio penjelas berbahasa Indonesia yang baku, namun tidak
ambigu sehingga mudah dimengerti. Akan tetapi, gaya bicara dan intonasi agak
kurang sesuai karena terlalu lambat dan menimbulkan kesan horror. Padahal, isi
film ini bukan tentang cerita horror atau mistis. Namun, tersedia subtitle dalam
film dokumenter ini sehingga menghindari kesalahpahaman penonton.
Film dokumenter ini bertujuan untuk menginformasikan penonton mengenai
Stasiun Jakarta Kota. Informasi yang disajikan berupa sejarah berdiri stasiun pada
masa Hindia Belanda, renovasi stasiun, rute stasiun, arsitektur, dan keberadaan
stasiun saat ini. Banyak informasi yang disajikan masih jarang diketahui oleh
masyarakat, sehingga sangat menambah wawasan. Informasi dan wawasan baru
tersebut tentu membawa perubahan opini masyarakat. Masyarakat yang mungkin
mengenal Stasiun Jakarta Kota hanya dari cerita yang tidak jelas kebenarannya,
setelah menonton video ini dapat mengetahui informasi yang benar. Hal tersebut
mengubah stigma atau opini masyarakat mengenai Stasiun Jakarta Kota.
Metode yang digunakan dalam film ini adalah metode informatif dengan
bentuk komunikasi massa. Cara penyampaian informasi dilakukan dengan sangat
jelas dan objektif, karena terdapat pernyataan langsung dari kepala stasiun.
Kemudian disajikan pula scene yang sesuai dengan informasi yang sedang
diberikan. Film dokumenter ini ditujukan bagi masyarakat luas, karena tidak ada
batasan usia atau latar belakang yang diperlukan.
Video Prostitusi Kampus
Video prostitusi kampus dirilis oleh kanal yuoutube Tuman OFFICE pada
tanggal 11 Desember 2019. Desain atau konsep video tersebut menarik, karena
menyajikan pertanyaan dan wawancara dengan pelaku. Pertanyaan dan jawaban
yang jelas menjadikan video tersebut memberikan performa yang baik dalam
menyampaikan pesannya.
Video tersebut menggunakan bahasa yang tidak baku. Hal tersebut karena
video ini berisi percakapan wawancara dengan pelaku. Meskipun menggunakan
bahasa tidak baku, isi pesan dapat dipahami karena disediakan subtitle di bagian
bawah video. Video dengan durasi 10 menit 15 detik ini memiliki maksud
informatif. Hal tersebut karena isi video menyajikan fakta mengenai prostitusi
kampus dan pelaku di dalamnya.

Gambar 22 Cuplikan scene video prostitusi kampus


Sumber: Tuman OFFICE, 2019

Video ini bertujuan untuk mengubah opini. Hal ini disebabkan banyaknya
fakta baru yang belum pernah diketahui oleh penonton. Video ini juga
menggunakan metode jurnalistik, karena berisi wawancara dengan pelaku. Video
ini merupakan bentuk komunikasi massa karena ditujukan bagi semua kalangan
usia.
c. Komunikasi Audio Visual (Elviana Yuana Yuma/J3B118043)

Audio visual reality show pertama dengan judul “Katakan Putus” memiliki
beberapa episode disetiap penayangannya. Pada salah satu episode yang di
tayangkan ini memiliki desain yang sangat menarik dan menggunakan bahasa
yang tidak baku pada kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh orang yang ada
didalam video tersebut, video yang memilki durasi 40:50 menit ini hanya boleh di
tonton oleh usia diatas 13 tahun. Tujuan dari video ini untuk memberikan
informasi mengenai kehidupan dan fakta yang selalu ada dikalangan masyarakat,
serta berharap bagi penonton yang menikmti video ini ada merubah sikap dengan
lebih baik.

Gambar 23 Komunikasi Audio Visual 1


Sumber: Goole Image

Audio visual reality show kedua dengan judul “The Return of Superman”
memiliki beberapa episode disetiap penayangannya. Acara ini berasal dari korea
selatan, desain yang menarik dan kualitas yang baik mampu menarik penonton
untuk melihat tanyangan ini. acara ini dapat dinikmati oleh seluruh kalanganusia
karena tanyangan ini bertemakan kehidupan sehar-hari dari tiga anak kembar
dengan ayahnya. Acara ini bertujuan untuk mengubah opini seseorang bahwa
ayah bisa merawat anaknya, dan acara ini bermaksud untuk memberika informasi
mengenai kehidupan tiga anak kembar dimuai dari lahir hingga anak-anak.

Gambar 24 Komunikasi Audio Visual 2


Sumber: Goole Image

d. Komunikasi Audio Visual (Meilisa Dwi Sukma Melyana/J3B118044)

Audio visual iklan makanan dan minuman pertama, yaitu iklan oreo. Pada
dasarnya iklan oreo memiliki beberapa macam iklan dengan rasa yang berbeda-
beda. Tetapi pada salah satu iklan yang ditayangkan memiliki ketertarikan
tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya. Dalam video tersebut yang
memiliki durasi sekitar 30 detik ini terdapat adegan dua anak kecil yang cukup
lucu dimana anak kecil yang satu memanggil anak kecil yang lain dengan nada
‘Afika, ada yang baru loh’. Dulu iklan tersebut sempat trending pada masanya
dan terus dipraktikan oleh orang-orang.

Gambar 25 Komunikasi Audio Visual Meilisa 1


Sumber: YouTube.com

Audio visual iklan makanan dan minuman kedua, yaitu iklan susu beruang.
Pada dasarnya iklan susu beruang ini memiliki beberapa berbedaan yang sangat
jauh. Di mana iklan tersebut terlihat sangat berbeda dengan produk yang
dijualnya. Dalam iklan tersebut, susu beruang ini adalah susu sapi asli. Tetapi
dalam kemasan kalengnya bergambar beruang, lalu yang terakhir susu yang biasa
disebut susu beruang ini memiliki iklan yang isinya naga berwarna putih. Iklan
susu beruang ini memiliki ketertarikan orang-orang yang melihat keheranan pada
iklan tersebut. Dalam video iklan tersebut memiliki durasi sekitar 30 detik untuk
ditonton.

Gambar 26 Komunikasi Audio Visual Meilisa 2


Sumber: YouTube.com

4. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Audio Visual

a. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Audio Visual (Alfatah Rayhan


Sanas/J3B118008)

Tanggapan yang akan diberikan pada komposisi audio visual pertama.


Audiens memahami apa yang disampaikan dari acara tersebut. Tidak adanya lagi
pertanyaan yang mengenai apa yang disampaikan dari acara tersebut.
Tanggapan yang diberikan dari acara kedua yaitu sangat baik. Karna dalam
acara tersebut dijelaskan secara detain mengenai basket. Dengan ditambah
informasi yang disampaikan diartikan kedalam bahasa negara masing masing
menonton, dapat mudah dipahami. Sehingga tidak terfokus pada gambarnya saja
tetapi juga ke suara dari acara tersebut.

b. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Audio Visual (Gifari


Zakawali/J3B118028)

Ketika audiens menelusuri atau menemukan film dokumenter ini di youtube,


audiens akan merasa tertarik untuk menonton. Hal tersebut disebabkan penamaan
judul film yang menarik dan penggunaan thumbnail atau gambar sampul yang
sangat bagus.
Film dokumenter ini juga terbagi atas bagian pembuka, isi, dan penutup yang
semuanya disajikan dengan sangat baik dan berkualitas. Pada bagian pembuka,
ditampilkan highlights dan ulasan singkat isi video dengan scene yang sangat
bagus. Hal tersebut mampu menarik rasa penasaran penonton untuk menyaksikan
hingga akhir.
Setiap scene dalam film dikemas dengan sangat baik dan berkualitas. Hal
tersebut menjadikan penonton nyaman dalam menyaksikannya. Ditambah lagi
kesesuaian anatara gambar dengan informasi membuat penonton dapat terbayang
dengan kondisi yang diceritakan oleh narrator. Secara keseluruhan, film
dokumenter ini sukses membuat penontonnya memahami isi pesan tentang
kondisi masa lalu hingga masa kini Stasiun Jakarta Kota.
Ketika audiens menelusuri atau menemukan video ini di youtube, audiens
akan merasa tertarik untuk menonton. Hal tersebut disebabkan penamaan judul
video yang menarik dan penggunaan thumbnail atau gambar sampul yang
membuat audiens penasaran.
Video dokumenter ini juga terbagi atas bagian pembuka, isi, dan penutup
yang semuanya disajikan dengan cukup baik dan jelas. Pada bagian pembuka,
ditampilkan highlights dan ulasan singkat isi video dengan scene yang sangat
bagus. Hal tersebut mampu menarik rasa penasaran penonton untuk menyaksikan
hingga akhir.
Setiap scene dalam video berisi tentang wawancara dengan pelaku. Setiap
jawaban dipisahkan dengan pertanyaan yang jelas sehingga mudah dimegerti.
Setelah jawaban pelaku, ditampilkan juga adegan yang menggambarkan kondisi
aktualnya. Penyajian video tersebut tentunya memberi pemahaman baru kepada
audiens.
c. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Audio Visual (Elviana Yuana
Yuma/J3B118043)
Tanggapan yang akan diberikan pada komposisi audio visual pertama berupa,
video yang disajikan menarik serta dapat memberika informasi mengenai
kehidupan sehari-hari dari para pemain. Pada video ini dalam segi pengambilan
gambar yang terbilang terlalu banyak shacking dan editing yang terlalu berlebihan
membuat penonton kurang menyukainya. Tata bahasa yang disampaikan oleh
pemain sangat kurang baik disampaikan di depan umum dan adanya sensor yang
diberikan.

Tanggapan yang akan diberikan kepada acara ini berupa video yang menarik
untuk dinikmati, dengan pengambilan gambar yang baik serta adanya teks
tambahan dan suara narasi yang berikan menambah kesan bahwa acara ini baik
untuk dinikmati. Dengan tema melihat keseharian tiga anak kembar pada video ini
serta tinggak lucu yang diberikan membuat kesan yang menarik.

d. Perilaku Audiens Dalam Komunikasi Audio Visual (Meilisa Dwi Sukma


Melyana/J3B118044)

Audio visual iklan makanan dan minuman pertama, yaitu iklan oreo. Pada
dasarnya iklan oreo memiliki beberapa macam iklan dengan rasa yang berbeda-
beda. Tetapi pada salah satu iklan yang ditayangkan memiliki ketertarikan
tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya. Dalam video tersebut yang
memiliki durasi sekitar 30 detik ini terdapat adegan dua anak kecil yang cukup
lucu dimana anak kecil yang satu memanggil anak kecil yang lain dengan nada
‘Afika, ada yang baru loh’. Dulu iklan tersebut sempat trending pada masanya
dan terus dipraktikan oleh orang-orang.

Audio visual iklan makanan dan minuman kedua, yaitu iklan susu beruang.
Pada dasarnya iklan susu beruang ini memiliki beberapa berbedaan yang sangat
jauh. Di mana iklan tersebut terlihat sangat berbeda dengan produk yang
dijualnya. Dalam iklan tersebut, susu beruang ini adalah susu sapi asli. Tetapi
dalam kemasan kalengnya bergambar beruang, lalu yang terakhir susu yang biasa
disebut susu beruang ini memiliki iklan yang isinya naga berwarna putih. Iklan
susu beruang ini memiliki ketertarikan orang-orang yang melihat keheranan pada
iklan tersebut. Dalam video iklan tersebut memiliki durasi sekitar 30 detik untuk
ditonton.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari identifikasi ini menyebutkan sebuah kesimpulan individu


memiliki teknik komunikasi yang berbeda-beda dengan penggunaan bahasa serta
teknik dalam melakukan komunikasi. Perilaku audiens yang ditunjukan oleh
komunikan dapat berupa verbal maupun non verbal baik mengeluarkan tanggapan
maupun gerakan tubuh yang memiliki arti tersendiri. Komunikasi visual dan
audio visual memiliki desain yang menarik, sehingga dapat menarik minat
audiens untuk menggunakan media komunikasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung


Persada (GP) Press Jakarta. Jakarta.
Dance, Frank E.X. dkk. 1976. The functions of human communication: A
theoretical approach. New York: Holt.
Hawadi, Akbar dkk. 2002. Identifikasi Keberbakatan Intelektual Melalui Metode.
Non Tes Jakarta: PT Gramedia. Atmaja Prawira, Purwa.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Seri manajemen Sekolah bermutu.
Bandung.
Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Safiria Insania Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai