Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

KONSEP IMUNASASI

KELOMPOK 1:

1. Diyan R. Kurnia 2011312074


2. Viona Aristawidya Mulya 2011313017
3.Diva Erlinda 2011312005
4.lieony fibra asha 2011311049
5. Fadillah Buyatma Putri 2011312017
6. Rifka Putri Khairuna 2011312050
7. Weddy Funnisya 2011313041
8. Susry permadani 2011313023
9. Atikah Salsabila Deyra 2011312080
10. Intan dwi putri 2011312032
11.Rizka Noviola Hardita 2011313008
12. Tessa Edrian 2011311055
13. Allvi Dayu Nengsih 2011311004

Dosen Pengampu
Ns. Arif Rohman Mansur, S.Kep, M.Kep

ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Imunisasi.

Makalah Konsep Imunisasi disusun guna memenuhi tugas dosen pada matakuliah
Keperawatan Anak di Universitas Andalas. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Bapak Ns. Arif Rohman Mansur, S.Kep, M.Kep . selaku dosen Keperawatan Anak.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Payakumbuh, 5 Desember 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
2.1 Konsep Imunisasi.............................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian..................................................................................................................................5
2.1.2 Jenis Penyelenggara Imunisasi..................................................................................................5
2.1.3 Jadwal Imunisasi Pada Bayi......................................................................................................6
2.1.4 Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi........................................................................................6
2.1.5 Posisi Imunisasi.........................................................................................................................7
2.1.6 Fungsi Vaksin..........................................................................................................................14
2.2 Partisipasi dalam Imunisasi............................................................................................................14
2.2.1 Pengertian................................................................................................................................14
2.2.2 Macam-Macam Partisipasi......................................................................................................15
BAB III....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................17
3.2 Saran..............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Dalam proses tumbuh kembang, anakmemerlukan asupan gizi yang kuat, penilaian 
nilaiagama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya pencegahan
. Salah satu upayapencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi.Pemahaman te
ntang imunisasi diperlukan sebagaidasar dalam memberikan asuhan keperawatante
rutama pada anak sehat dan implikasi konsepimunisasi pada saat merawat anak sa
kit, khususnyapada kasus tuberculosis, difteri, pertussis, tetanus,
polio, campak, dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasiadalah pencegahan penyakit secara 
perorangan ataukelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalaheradikasi atau 
eliminasi suatu penyakit.
Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di
Indonesia baru tujuh macam yang dipayakan pencegahannya melalui program imu
nisasiyang selanjutnya kita sebut “Penyakit Yang DapatDicegah Dengan Imunisasi 
(PD3I).
Sejak dimualinya program imunisasi di
Indonesia pada tahun1956, saat ini telah dikembangkan tujuhjenis vaksinasi yaitu 
BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
 
 
 
B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi?
 
C. Tujuan 
1. Untuk Mengetahui Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi.
 
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Imunisasi

2.1.1 Pengertian

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular seperti campak,
difteri, dll. Beberapa vaksin imunisasi dapat diberikan tidak hanya untuk anak sejak bayi
hingga remaja, imunisasi ini bisa juga diberikan untuk orang dewasa. Imunisasi merupakan
pembentukan antibodi yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada seseorang
sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan imunisasi (PD3I).

Menurut Hidayat (2008) Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan
kekebalan kepada bayi dari berbagai macam penyakit, sehingga diharapkan anak tetap dalam
keadaan sehat. Imunisasi bertujuan untuk mencegah bagi diri sendiri dan dapat melindungi
orang sekitarnya. Imunisasi sendiri memberikan kekebalan individu dan kelompok atau
komunitas. Semakin banyak yang tidak diimunisasi dalam suatu komunitas risiko penularan
semakin tinggi, bahkan yang sudah di imunisasi dapat tertular.

Pada penelitian Albertina, Febriana, Firmanda, Permata dan Gunardi (2008)


menyebutkan imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang digunakan untuk
mencegah terjangkitnya infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) telah dicanangkan oleh WHO sejak tahun 1974 dengan tujuh
penyakit target yaitu difteri, tetanus, pertussis, polio, campak, TBC, dan hepatitis B. Di
Indonesia sendiri sudah melaksankan PPI sejak tahun 1977.

2.1.2 Jenis Penyelenggara Imunisasi

1) Imunisasi Program

a. Imunisasi rutin

1. Imunisasi dasar pada bayi

2. Imunisasi lanjutan pada bayi di bawa tiga tahun

3. Imunisasi lanjutan pada anak sekolah

4. Imunisasi lanjutan pada wanita usia subu

b. Imunisasi tambahan

1. backlog fighting (upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur 1-
3 tahun)

2. Pekan Imunisasi Nasional (PIN)


3. Catch up campaign campak

4. Sub PIN

5. Outbreak Response Immunization (ORI)

c. Imunisasi khusus

2) Imunisasi Pilihan

2.1.3 Jadwal Imunisasi Pada Bayi


No Usia Imunisasi
1 0-7 hari Hepatitis B (HB-0)
2 1 bulan BCG dan Polio 1
3 2 bulan DPT-HB-HIb 1 dan Polio 2
4 3 bulan DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3
5 4 bulan DPT-HB-Hib 3,Polio 4 dan IPV atau Polio suntik

6 9 bulan Campak atau MR

No Usia Imunisasi lanjutan


1 < 2 tahun DPT_HB-Hib dan campak/MR
2 Kelas 1 SD DT dan Campak/MR
3 Kelas 2 dan 5 Td
SD

2.1.4 Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi


Jenis Dosis Cara Pemberian Tempat
Hepatitis B 0,5 ml Intra muskuler Paha
BCG 0,05 ml Intra Kutan Lengan kanan atas
Polio (OPV) 2 tetes Oral Mulut
IPV 0,5 ml Intra muskuler Paha kiri
DPT-HBHib 0,5 ml Intra muskuler Paha kanan untuk bayi
Campak Rubella 0,5 ml Sub Kutan Lengan kiri atas
DT 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas
Td 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas
PCV 0,5 ml Intra muskuler Paha kiri
HPV 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas
JE 0,5 ml Sub Kutan Lengan kiri atas

2.1.5 Posisi Imunisasi

Pilihan posisi anak untuk di imunisasi tergantung dari jumlah vaksin yang akan
diberikan, umur anak dan peralatan yang tersedia. Tujuan dari pengaturan posisi ini adalah
agar anak tidak bergerak dan orang tua serta petugas Imunisasi merasa nyaman. Tabel 5.3
menjelaskan beberapa posisi untuk Imunisasi. Tiga posisi yang pertama adalah untuk bayi
sedangkan yang ke empat adalah untuk umur 12 bulan ke atas dan yang ke lima untuk
remaja/dewasa. Mengkaji posisi-posisi ini dan memperhatikan pergerakan saat pemberian
imunisasi akan membantu anda lebih yakin saat pelaksanaan imunisasi yang sebenarnya.
Anda harus mencoba berbagai posisi berbeda dan mendapatkan posisi mana yang menurut
anda terbaik. Pastikan bahwa orang tua bersedia memegang anaknya saat penyuntikan. Bila
ia tidak bersedia, mintalah seseorang untuk membantunya.
Posisi Imunisasi, keuntungan dan kerugiannya

Posisi Illustrasi Petunjuk Keuntungan Kerugian


untuk orang
tua
Duduk diatas
kursi
memangku
anak
menghadap ke
samping, satu
tangan
merangkul
punggung
anak.
Selipkan
tangan bagian
dalam anak Tangan dan
kearah kaki anak Jeda antar
punggung aman tertahan suntikan bila
oleh ibu. Anak harus
Posisi
atau nyaman karena memberikan
dipangk
badan. kontak erat 2 suntikan
u:
punggun secara fisik IM.
g dan pandangan Kemungkina
Setengah
bahu atas dengan ibu. n ketepatan
telentang
anak kearah dan
di
badan ibu. Suntikan pada kenyamanan
pangkuan
lengan dan posisi
orang tua
Rapatkan paha bisa penyuntikan
kedua kaki dilakukan tidak
anak dan tahan tanpa merubah terjamin
dengan tangan posisi. setelah posisi
ibu yang lain. berubah.
Petugas harus
berada di
posisi dimana
ia bisa
memberikan
imunisasi
dengan sudut
yang tepat.
menjauhi
Rangkul dan
Baringkan
anak dengan
kedua kaki
telanjang pada
permukaan
Posisi tidur: datar.
Ibu berdiri di
Tidur sisi anak dan
telentang di memegang
atas tangan dan
permukaan lengan anak.
datar
Petugas
berdiri di
sekitar kaki
anak dan
tangan kiri
dengan halus
memegang
dengkul anak
yang
setengah
ditekuk dan
tangan kanan
Ibu duduk di
kursi
memangku
anak
menghadap ke
depan.
Punggung anak
menempel ke
dada ibu.
Pegang/peluk
bagian atas Keamanan
badan anak dari
dan tangannya penahanan
dengan satu Tangan dan kaki anak
Posisi tegak: tangan dan kaki anak tergantung
gunakan ditahan dengan pada si ibu.
Duduk tegak tangan yang aman oleh ibu. Bila terlalu
di pangkuan lain atau lutut Bisa kuat bisa
ibu ibu untuk memberikan menimbulkan
menghadap menahan kaki lebih dari satu ketegangan
ke depan anak (kaki suntikan tanpa otot. Bila
anak merubah posisi terlalu longgar
menyilang . anak bisa
dijepit di berontak.
antara lutut Tidak ada
ibu). kontak mata
dengan ibu.
Petugas harus
berdiri di satu
sisi untuk
suntikan
pertama dan
pada
ketinggian
dimana ia bisa
menempatkan
suntikan
dengan sudut
90 derajat.
Ibu duduk
di atas
Posisi kurs Tangan anak
i aman ditahan
mengangkang: ana dibawah lengan Otot paha
k ke ibu. Anak anak bisa
Anak >12 dengan kaki nyaman karena
bulan duduk anak tegang.
tegak pada mengangkang kontak dengan Petugas
pangkuan ibu di atas paha ibu. harus
menghadap ke ibu. Memungkink menahan
perut ibu an beberapa kaki anak
dengan kaki memegang suntikan (kecuali
mengangkang menghada tanpa dibantu oleh
diatas paha ibu p perutnya merubah ibu).
posisi .
.
Peluk bagian
atas tubuh
dan tangan
anak.
Bila perlu,
gunakan satu
tangan lain
untuk
menahan kaki
anak.

Petugas
berdiri di sisi
bagian yang
akan disuntik

Posisi mandiri: Akses baik ke Bila perlu


Lihat Bagian anak
daerah
Dewasa/remaj 4.11 dari dipegangi,
deltoids.
a duduk di modul ini. tergantung
kursi yang pada
tersedia vaksinator.

1) Teknik Penyuntikan

- Penyuntikan intramuskular
o Pegang batang alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang jarum
menghadap ke atas.
o Regangkan dengan halus dan tahan kulit di bagian atas luar paha dengan tangan
yang lain dan segera tusukkan jarum dengan sudut 90 derajat lurus kedalam,
menembus kulit dan menuju ke dalam otot.
o Tekan penekan suntikan dengan halus, jaga jangan sampai jarum di bawah kulit
bergerak-gerak.
o Cabut jarum dengan cepat dan halus dengan sudut yang sama dengan saat
menusukkannya.
o Ibu bayi bisa meletakkan kapas bersih di atas lokasi suntikan bila terjadi
perdarahan, tapi jangan digosok-gosok atau dipijit.
o Tenangkan dan alihkan perhatian si anak.
- Penyuntikan subkutan
o Pegang badan alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang pada jarum
suntik menghadap ke atas.
o Segera tusukkan jarum ke dalam kulit yang dicubit ke atas; jarum harus mengarah
ke bahu dengan sudut 45 derajat.
o Tekan penekan suntikan dengan halus, jaga agar jarum yang menancap tidak
bergerak-gerak.
o Cabut jarum dengan cepat dan halus dengan tetap mempertahankan sudut seperti
saat menusukkannya.
o Ibu bayi bisa meletakkan kapas bersih di atas lokasi suntikan bila terjadi
perdarahan, tapi jangan digosok-gosok atau dipijit.
o Tenangkan dan alihkan perhatian si anak.
- Penyuntikan intradermal/Intrakutan
o Pegang alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang suntik (bevel)
menghadap ke atas.
o Tempatkan alat suntik dan jarumnya hampir rata dengan kulit anak.
o Tusukkan ujung jarum ke bawah permukaan kulit hanya sampai lubang jarum
sedikit terlampaui.
o Jaga agar jarum tetap dekat dengan kulit dengan sudut yang sama seperti saat
ditusukkan.
o Tempatkan ibu jari yang lain pada bagian bawah alat suntik di dekat jarum untuk
menjaga jarum tetap di posisinya, tapi jangan sampai menyentuh jarumnya.
o Pegang bagian pangkal alat suntik dengan jari telunjuk dan jari tengah. Tekan
penekan suntikan dengan ibu jari. Bila anda merasakan tidak ada hambatan saat
menekan, berarti posisi penyuntikan belum benar dan perlu direposisi (lihat di
bawah).
o Bila benar, di atas kulit yang disuntik akan terjadi suatu pembengkakan kecil
berwarna pucat dengan puncak mendatar dan lubang-lubang kecil seperti kulit
jeruk.
o Tarik keluar jarum dengan halus dengan sudut yang sama seperti saat menusukkan.
o Ibu boleh menempelkan dan menekan dengan halus kapas bersih di atas tempat
suntikan bila terjadi perdarahan setelah penyuntikan. Jangan menggosok-gosok atau
memijit-mijit tempat suntikan.
o Tenangkan si anak.

2.1.6 Fungsi Vaksin


Vaksin merupakan suatu kuman (bakteri/virus) yang sudah dilemahkan yang kemudian
dimasukkan ke dalam tubuh seseorang yang bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh
secara aktif. Berikut merupakan fungsi dari vaksin:
1. Vaksin hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B yang dapat
menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati
2. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis
3. Imunisasi polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan
untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntikpun diberikan 1 kali pada usia 4
bulan agar kekebalan yang terbentuk makin sempurna
4. Imunisasi campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat
mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak
5. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella. Rubella
pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular, pada ibu hamil
terutamaperiode awal, dapat berakibat pada keguguran atau bayi akan mengalami cacat
bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan
6. Vaksin DPT-HB-Hib berfungsi untuk mencegah 6 penyakit yaitu difteri, pertuis,tetanus,
hepatitis B, serta pneumonia (radang paru) dan meningitis (radang selaput otak) yang
disebabkan infeksi kuman Hib.

2.2 Partisipasi dalam Imunisasi

2.2.1 Pengertian

Menurut Made Pidarta dalam Siti Irene Astuti D (2009: 31-32), partisipasi adalah
pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa
keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang
dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung
percapaian tujuan dan tanggung jawab atas segala keterlibatan.
H.A.R Tilaar (2009:287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari
keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan
antara lain perlunya perencanaan dari bawah (button-up) dengan mengikutsertakan
masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.
Partisipasi dalam imunisasi adalah keikutsertakan atau wujud dari peran serta seseorang
untuk melaksanakan imunisasi, berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai suatu
tujuan.

2.2.2 Macam-Macam Partisipasi


Menurut Sundariningrum (Sugiyaj, 2010:38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi dua
berdasarkan cara keterlibatannya , yaitu :
a. Partisipasi langsung
Pastisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses
partisipasi. Pasrtisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan,
membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang
lain atau terhadap ucapannya.
b. Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya pada
orang lain
Lebih rinci Cohen dan Uphoff (Siti Irene A.D., 2011:61) membedakan partisipasi
menjadi empat jenis yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua,
partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat. Dan
keempat,partisipasi dalam evaluasi.
Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan
dengan penentuan alternatif dengan masyarakat yang berkaitan dengan gagasan atau ide yang
menyangkut kepentingan bersama. Dalam partisipasi ini masyarakat menuntut untuk ikut
menentukan arah dan orientasi pembangunan. Wujud dari partisipasi ini antara lain seperti
kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan atau penolakan terhadap program
yang ditawarkan.
Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan suatu program meliputi : menggerakkan sumber
daya, dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran program.
Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi ini tidak lepas dari hasil
pelaksanaan 15 program yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan kuantitas maupun
kualitas. Dari segi kualitas, dapat dilihat dari peningkatan output, sedangkan dari segi
kuantitas dapat dlihat seberapa besar presentase keberhasilan program.
Keempat, partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi masyarakat dalam evaluasi ini berkaitan
dengan masalah pelaksanaan program secara menyeluruh. Partisipasi ini bertujuan untuk
mengetahui ketercapaian program yang telah direncanakan sebelumnya. Dari pendapat diatas
dapat disimulkan mama partisipasi, yaitu :
a. Partisipasi dalam proses perencanaan/ pembuatan keputusan (participation in
decision making)
b. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in imlemeting)
c. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil
d. Partisipasi dalam evaluasi (participation benefit)
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian dari Imunisasi
adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke
dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi
seseorang dan dari pembahasan di atas adalah mampu mengetahui imunisasi, jenis-jenis
imunisasi, penyakit yang dapat di vaksinasi, cara pemberiannya dan komplikasi dari pemberian
imunisasi. Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Perawat professional sehingga saat kita ada
di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kode etik
keperawatan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan:
 Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di kalangan
paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi dapat diberikan sesuai
dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.
 Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang sebenarmya tentang
pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan sehingga masyarakat tidak perlu takut
membawa anaknya imunisasi.
 Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus selalu aktif ke
posyandu atau tenaga kesehatan terdekat. Karena dengan di beri Imunisasi dapat
mencegah bayi dalam berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

http://139.99.194.68/clc/mod/resource/view.php?id=3453

http://eprints.umm.ac.id/41481/3/BAB%20II.pdf

https://www.scribd.com/doc/39819571/MAKALAH-IMUNISASI

Anda mungkin juga menyukai