Anda di halaman 1dari 8

PRE PLANNING DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

IMUNISASI

OLEH:
Ulfa Wildana Hasan
A.Ardiansyah
Teza Ainun Raisy
Hikmawati
Umrah

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
IMUNISASI
A. Latar Belakang

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan

kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit

(Depkes, 2000). Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa

pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan

kesehatan anak (Supartini, 2014)

Istilah kekebalan biasanya dihubungkan dengan perlindungan terhadap

suatu penyakit tertentu. Imunisasi atau kekebalan terdiri atas imunitas pasif,

yaitu tumbuh tidak membentuk imunitas, tetapi menerimah imunitas, sedangkan

dengan imunitas aktif, tubuh membentuk kekebalan sendiri. Pentingnya

pemberian imunisasi didasarkan pada latar belakang bahwa pada awal

kehidupan, anak belum mempunyai kekebalannya sendiri (humoral), hanya

imunoglobulin G yang didapatnya dari ibu. Setelah usia 2 sampai 3 tahun, anak

akan membentuk imunoglobulisn G sendiri, sedangkan immunoglobulin A dan

M sejak lahir mulai di produksi dan dengan bertambahnya usia anak maka akan

meningkat produksinya. Dengan demikian, pada tahun pertama anak perlu

mendapat kekebalan yang didapat melalui pemberian imunisasi (Supartini,

2014).

Umumnya imunisasi berupa serum dan pemberian serum ini

menimbulkan efek samping berupa reaksi atopic, anafilantik, dan alergi, oleh

kerana itu harus dilakukan skin test sebelumya (Supartini, 2014).

Imunisasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan mulai

tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan

imunisasi dalam rangka pencegahan penularan penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD31). Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia


pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG,

Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.(Pusdatin kemenkes RI, 2014)

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini

terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka

kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian

bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap

tahunnya di Indonesia.Di Indonesia sendiri sekitar 7 (tujuh) persen anak belum

mendapatkan imunisasi. Keadaan ini tentu akan berpengaruh terhadap kesehatan

dan kelangsungan tumbuh kembang anak.Imunisasi adalah investasi terbesar

bagi anak di masa depan. (Erlita & Putri et al, 2016)

B. Tujuan imunisasi
Tujuan dalam pemberian imunisasi (Hidayat, 2008) antara lain :
1. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan
penyakit tertentu didunia
2. Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat
berbahaya bagi bayi dan anak.
3. Anak menjadi kebal dan terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat
penyakit tertentu.
4. Menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat serta bila mungkin didapat
eradikasi suatu penyakit.
5. Menurunkan angka penderitaan suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bias menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti campak, polio, difteri,
tetanus, batuk rejan, hepatitis B, gondongan, cacar air dan TBC.
6. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang (Hidayat, 2009).
7. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100%
desa/kelurahan pada tahun 2010.
8. Tercapainya ERAPO (Eradikasi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di

Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun

2008.

9. Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal MNTE (Maternal Neonatal

Tetanus Elimination).

10. Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak turun

pada tahun 2006.

11. Peningkatan mutu pelayanan imunisasi.

12. Menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices).

13. Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management). (Yuliastati

& Nining : 2016)

C. Manfaat imunisasi

a. Meningkatkan daya tahan/ kekebalan tubuh

b. Mencegah timbulnya beberapa penyakit pada anak antara lain :

 Penyakit difteri

 Penyakit tetanus

 Penyakit polio

 Penyakit campak

 Penyakit hepatitis B

D. Jadwal imunisasi pada bayi dan anak

Jenis Waktu pemberian

BCG 3-14 bulan

DPT 3 bulan atau lebih

5 bulan atau lebih


5 bulan atau lebih

1.1/2-2 tahun

5 tahun- masuk SD

Polio 3 bulan atau lebih

5 bulan atau lebih

5 bulan atau lebih

1.1/2-2 tahun

5 tahun- masuk SD

Campak 9 bulan atau lebih (cukup

sekali)

E. Sasaran
Ibu pada kelurahan samata
Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Ceramah, tanya jawab
2. Waktu dan Tempat
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada :
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 10 Juli 2019
Pukul, 10.00- selesai
Tempat : Posyandu Kelurahan samata
3. Media
Video Player, leaflet, flipchart
4. Setting

Keterangan:
= Moderator = Peserta

= Pemateri = Fasilitator

= Pembimbing = Observer

F. Susunan Acara
Waktu Acara

07.30 – 07.35 Pembukaan


07.35 – 08.00 Penyajian materi
08.00 – 08.20 Demonstrasi langsung
08.20 – 08.30 Penutup

G. Susunan Panitia
a. Penanggungjawab :
b. Moderator :
c. Pemateri :
d. Observer :
e. Fasilitator : Uraian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2. Moderator
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutupa cara.
3. Pemateri
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.
4. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
5. Fasilitator
a. Memotifasi peserta untuk berperana aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
DAFTAR ISI

Dompas, Robin et al. 2015. Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-

12 Bulan. Vol. 2 no 2. Jurnal ilmiah Kebidanan : Poltekkes Kemenkes Manado.

Erlita, Chahyani & Putri, Elise et al. 2016. Hubungan pemgetahuam dengan sikap

dalam pemberian imunisasi dasar pada ibu yang memiliki bayi0-9 bulan. Vol. 6

no. 2. Jurnal Kebidanan: Akbid Panca Bhakti Pontianak.

Hadianti, DKK. 2016. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta Selatan : Pundiknakes Kementrian

Kesehatan RI (Kemkes RI). 2016. Vaksin Untuk Pencegahan, Serum Untuk

Pengobatan.(di akses pada tanggal 05 april 2018 jam 09.04 am)

Rusli, Sukiman. 2015. Imunisasi Sunnatullah Aplikasi Ilmu Pencegahan Untuk Meraih

Sehat Wal Afiat. Jakarta: EGC

Soetjiningsih. 2015. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Schwatz, M. William. 2016. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta : EGC

Yuliastati Nining. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

Supartini, Yupi. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan anak. Jakarta : EGC
Supartini, Y. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. (M. Ester, Ed.).
Jakarta: EGC
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Selemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai