PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram. BBLR menjadi prediktor tertinggi angka
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal (Mahayana,
2015).
Berat Badan Lahir Rendah disebabkan oleh usia kehamilan yang singkat
oleh keduanya. Penyebab tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko seperti
diperkirakan sebesar 15,5% dari seluruh kelahiran di dunia atau sebanyak 20,6
juta bayi yag lahir setiap tahunnya adalah BBLR, dan sebesar 96,5% BBLR
BBLR, sekitar 27% bayi yang lahir di India adalah BBLR. Wilayah Asia Selatan
memang tercatat sebagai rekor tertinggi BBLR dengan angka 28% sedangkan
1
yang terendah adalah Asia Timur/Fasifik hanya sebesar 6% dari angka
Republik Indonesia ( 2018 ) bahwa grafik proporsi berat badan lahir tahun 2007–
2018 mengalami peningkatan dari angka 5,4% menjadi 6,2% kejadian, yang
dihitung berdasarkan 56,6% bayi yang memiliki catatan lahir. Proporsi berat
badan lahir <2500 gram (BBLR) pada anak umur 0-59 bulan terendah adalah
provinsi Jambi dengan 2.6% dan yang tertinggi adalah di provinsi Sulawesi utara
dengan angka 8,9%, angka ini lebih tinggi dari target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2019 yakni 8%. Sedangkan provinsi Kepulauan
Riau berada pada peringkat keenam angka BBLR tertinggi di Indonesia (Riset
bayi merupakan hal pertama yang dinilai untuk menggambarkan derajat atau
status kesehatan bayi baru lahir. Status kesehatan BBLR dipengaruhi oleh
anatomi dan fisiologi sistem tubuh yang belum matang. Masalah yang sering
pencernaan dan immunitas. Oleh karena itu BBLR perlu penatalaksanaan khusus
agar tidak terjadi gangguan tumbuh kembang bahkan kematian. Semakin kecil
2
berat badan bayi dan semakin prematur bayi, maka semakin kompleks perawatan
BBLR harus diasuh dalam suatu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,5 s/d 37°C. Tentu
badan normal. ASI merupakan pilihan nutrisi pertama bagi BBLR sebagaimana
bayi baru lahir secara umumnya. ASI dapat diberikan melalui sonde bagi BBLR
yang reflek hisap dan menelannya masih lemah. BBLR secara relatif memerlukan
lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal, karena
tubuh bayi terhadap infeksi. Kalori yang lebih banyak juga dibutuhkan bayi dalam
plastic warb dan perawatan metode kanguru. Penggunaan radiant warmer dan
3
plastic warb efektif untuk perawatan bayi prematur segera setelah lahir,
potensi kejadian infeksi nosokomial pada BBLR yang dirawat di rumah sakit
cukup tinggi, karena satu inkubator digunakan lebih dari satu orang bayi. Selain
itu penggunaan inkubator dinilai menghambat kontak dini ibu-bayi dan pemberian
air susu ibu (ASI). Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis sebagai
alternatif pengganti inkubator yang secara ekonomis cukup efesien dan efektif,
yaitu dengan melakukan Perawatan Metode Kanguru (Anisa dan Julianti, 2017).
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin
contact) sehingga terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu secara kontinyu dan
bayi memperoleh panas (sesuai suhu ibunya) melalui proses konduksi. PMK
pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di Bogota, Columbia pada
ditengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada. Ibu
yang optimal ini diperoleh dengan adanya kontak langsung antara kulit bayi
dengan kulit ibunya secara kontinu. Ibu berfungsi sebagai host atau indung bagi
4
bayi. Posisi bayi dalam kantung kanguru adalah tegak/vertikal pada siang hari
ketika ibu berdiri atau duduk, dan tengurap/miring pada malam hari ketika ibu
dibanding dengan penggunaan inkubator itu sendiri. PMK merupakan cara yang
efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya
kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator
Kontak kulit pada PMK dapat meningkatkan berat badan bayi. Ketika bayi
dalam kondisi hangat, bayi tidak perlu menggunakan energi untuk mengatur suhu
tubuh, bayi dapat menggunakan energy untuk tumbuh. Selain itu bayi yang
pelepasan hormon oksitoksin yang meningkatkan produksi ASI. Bahkan pada bayi
yang reflek hisap belum berkembang, bayi dapat menjilat, menyentuh serta
mencium bau payudara ibu, bahkan mulai melakukan perlekatan., sehingga reflek
hisap bayi akan selalu terasah dan terlatih sehingga bayi dapat memenuhi
5
pada bayi meningkat dan rasa nyaman berada dalam pelukan ibu membuat bayi
tidak rewel, jarang menangis dan kualitas tidur bayi meningkat, sehingga energi
hubungan emosional ibu dan bayi, dimana bayi mempunyai waktu yang lebih
ibu dan bayi serta merupakan intervensi terapeutik untuk meningkatkan kedekatan
Perinatal Care selama setahun pada rumah sakit di Addis Ababa (Ethiopia),
(ruang hangat dan inkubator). Hasilnya, kejadian hipotermia pada metode kanguru
dirawat dengan metode kanguru juga mendapat ASI lebih baik, pertambahan berat
badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. Perawatan
Metode Kanguru terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibanding cara
6
Penelitian yang dilakukan oleh Kanodia, Bora, dan Gupta (2016),
intervensi 6-22 gram, sedangkan pada kelompok kontrol 0-10 gram, hasil uji
inkubator ), dan juga mengurangi masa rawat di rumah sakit. Kelompok yang
metode kanguru yaitu 28.30 gram dengan standar deviasi 3,093. Berdasarkan hasil
analisis uji paired T-test didapatkan nilai p= 0,000 (p<0,05), H0 ditolak artinya
ada perbedaan rata-rata berat badan bayi sebelum dan sesudah perawatan metode
kanguru. Peningkatan berat badan bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor banyak
faktor, salah satunya adalah kemampuan bayi dalam menghisap ASI. Dalam
perawatan metode kanguru frekuensi ibu dalam memberikan ASI lebih teratur dan
tepat waktu karena bayi selalu berada dalam dekapan ibu. Dan dalam kondisi bila
bayi sudah merasa haus dan memerlukan ASI maka bayi akan mencari sendiri
puting susu ibu dalam baju kangurunya, sehingga hal ini juga membantu bayi
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Puji Astuti yang
juga dilakukan pada tahun 2015, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
7
peningkatan yang signifikan penerapan metode kanguru terhadap peningkatan
berat badan bayi. Hal ini dibuktikan dengan uji t berpasangan pretest eksperimen
dengan posttest eksperimen, dengan t hitung > dari t table dan nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan
(Solehati, 2018).
BBLR sebanyak 201 kasus atau sebesar 5%, angka ini menunjukan penurunan
dari tahun laporan tahun 2017 yaitu sebesar 5,9% dari total angka kelahiran bayi.
Jenis kelamin terbanyak bervariasi, tahun 2017 BBLR berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak dan terjadi sebaliknya pada tahun 2018. Penyebab kematian bayi
tertinggi tahun 2017 dan 2018 adalah BBLR. Berbanding lurus dengan kejadian
BBLR, angka kematian akibat BBLR juga mengalami penurunan pada tahun 2018
Telah dicatat bahwa kematian itu terjadi pada kurang dari hari ketujuh setelah
kelahiran bayi.
Rujukan (FKTL) di Kabupaten Karimun telah merawat 205 BBLR ditahun 2018.
RSUD Muhammad Sani jumlah BBLR justru mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya, yaitu sebanyak 140 kasus saja pada tahun 2017. Salah satu
8
kriteria keberhasilan PMK sebagaimana disebutkan dalam Standar Operasional
Prosedur yang sudah ditetapkan adalah suhu badan stabil dan optimal yaitu 36,5°-
37,5°C, mampu menetek, produksi ASI cukup dan kenaikan berat badan bayi
stabil (20 gram selama 3 hari berturut). Kriteria terakhir ini sering digunakan
Muhammad Sani ditemui empat orang BBLR, satu diantaranya sudah boleh
pulang karena grafik kenaikan berat badan cenderung meningkat dan keluarga
masih dirawat, mengalamai kenaikan berat badan setelah diberikan PMK. Salah
satu ibu bayi mengatakan bahwa pada awal melakukan PMK dia merasa takut dan
tidak percaya bahwa metode sederhana ini akan membatu menaikan berat badan
bayi lebih cepat, namun setelah PMK dilakukan selama 3 hari dan petugas
mengatakan berat badan bayinya mengalami kenaikan, ibu menjadi yakin dan
bersemangat untuk melakukan PMK. Ibu lainya mengatakan hal yang sama
namun karena kondisinya, bayi harus tetap berada di rumah sakit sedangkan ibu
sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Ibu mengunjungi bayi setiap hari untuk
melakukan PMK dan member ASI. Berbeda halnya dengan bayi ketiga yang
belum menunjukan kenaikan berat badan walaupun sudah dirawat selama 5 hari
9
Petugas perinatologi mengatakan bahwa sejak PMK diterapkan banyak
dijumpai ibu yang belum yakin dengan manfaat PMK walaupun petugas sudah
dengan ibu yang sudah membuktikan bahwa PMK dapat meningkatkan berat
pemenuhan nutrisi bayi, namun belum pernah dilakukan penelitian untuk menilai
Kanguru (PMK) terhadap berat badan bayi baru lahir rendah di Ruang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
10
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
pihak Rumah Sakit tentang efektifitas penerapan PMK sebagai salah satu
11
keperawatan khususnya dalam penatalaksanaan BBLR melalui metode
PMK.
dalamnya.
E. Ruang Lingkup
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram di ruang
digunakan adalah Quasi-eksperimen pre and post test without control, data
test.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasasan Teori
a. Pengertian
lahir. Rata-rata berat bayi normal (usia gestasi 37s.d 41 minggu) adalah
3.200 gram. Secara umum, bayi berat lahir rendah dengan berat berlebih
bayi berat lahir rendah tidak sinonim dengan prematuritas telah diterima
secara luas pada akhir tahun 1960-an. Tidak semua BBL yang memiliki
berat lahir kurang dari 2.500 gram lahir kurang bulan. Demikian pula
tidak semua BBL dengan berat lahir lebih dari 2.500 gram lahir aterm.
bahwa sepertiga bayi berat lahir rendah sebenanrnya adalah bayi aterm
(1) Menurut Kosim dkk (2014) BBLR adalah bayi baru lahir yang
13
(2) BBLR adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
(3) BBLR yaitu keadaan yang disebabkan oleh masa kehamilan kurang
dari 37 minggu dengan berat badan sesuai atau bayi yang beratnya
Pongki, 2016).
(a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) : Berat badan < 2.500 gram
(b) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) : Berat badan 1.000
– 1.500 gram
(c) Bayi Berat Lahir Ektrim Rendah (BBLER) : Berat badan <
(a) Prematur
Minggu atau kurang dari 259 hari hari dari haid terakhir
15
(2) Faktor janin : Kehamilan ganda, hidramion, ketuban
(b) Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga disebut
16
(4) Faktor lingkungan, contohnya tempoat tinggal didaratan
(b) Ibu: kehamilan pada usia kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun,
gizi yang kurang baik, prematur pada bayi yang lahir dari
(d) Sebab lain: ibu perokok, pecandu alkohol, pecandu obat narkotika,
aplasia pankreas
d. Manifestasi klinik
Antara lain berat lahir kurang dari 2.500 gram, panjang kurang dari
45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari
pucat atau bernoda, mekonium kering, kulit keriput dan tipis, verniks
tampak gesit, aktif dan kuat, serta tali pusat berwarna kuning
Risiko yang dapat terjadi pada bayi Berat Badan lahir Rendah adalah :
harus secara rutin dan terus menerus dipantau sampai apneu itu
darah rendah)
f. Kebutuhan BBLR
Bayi berat lahir rendah, dalam hal ini bayi kurang bulan,
yang biasanya terjadi pada trimester ketiga. Makin muda usia gestasi,
beradaptasi yang sama dengan bayi cukup bulan maka harus diberikan
(2) Kebutuhan akan perfusi dan oksigenisasi jaringan yang baik agar
(3) Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat yang menjamin tumbuh
kembang optimal.
yang baik.
21
g. Penanganan BBLR
Semakin kecil bayi dan semakin prematur bayi, maka semakin besar
didalam inkubator.
(2) Inkubator
badan 1,7 kg dan 32,2°C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat
22
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
kebutaan.
23
h. Pemantauan
(1) Terapi
Pantau berat badan secara periodik. Bayi akan kehilangan berat badan
selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥
1500 gram dan 15% untu bayi dengan berat lahir <1500 gram. Apabila
bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat
180 ml / kg / hari.
(2) Tingkatkan julah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi
(4) Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala
24
2. Perawatan Metode Kanguru (PMK)
1. Pengertian
ibu secara kontinyu dan bayi memperoleh panas (sesuai suhu ibunya)
2016).
25
optimal bagi kehidupan bayi (Unhas, 2016).
Posisi kanguru merujuk pada kontak ibu dengan kulit bayi, ibu
kontak kulit ibu dengan kulit bayi. Nutrisi yang paling baik
grafik kenaikan berat badan cenderung naik dan ibu percaya diri
4. Manfaat PMK
a. Bayi bayi
lebih tenang dan rileks sebagai akibat kontak langsung kulit bayi
b. Bagi ibu
antara ibu dan bayi (ibu merasa percaya diri, puas dan senang)
(Madjid, 2015).
Kontak erat dan interaksi ibu dan bayi akan membuat bayi merasa
Tujuan kontak kulit ke kulit antar ibu dan bayi dapat menurunkan
hilangnya panas sehingga suhu bayi tetap stabil (36,5-37,5 C). Dengan
28
metode kanguru ini bayi pun akan terstimulasi terus untuk bernapas
dipakai untuk menaikkan berat badan (Maria, 2010). Hal ini dapat
kandungan
karena flora normal kulit ibu tentu lebih baik daripada kuman resisten
rumah sakit karena peningkatan berat badan yang lebih cepat dan
30
a. Mengajar ibu atau pengganti ibu agar selalu memperhatikan pernapasan
bayi, jika terlalu pelan, sulit, kurang teratur, atau tidak bernafas.
ulang
b. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah, saudara atau petugas
hangat dan topi, dan diletakkan di boks bayi dalam ruangan yang
hangat.
c. Bila bayi sudah kurang nyaman dengan PMK, anjurkan ibu untuk
menyapih bayi dari PMK, dan dapat melakukan kondak kulit lagi pada
waktu bayi sehabis mandi, waktu malam yang dingin,a tau kapan saja
dia menginginkan.
dini secara terus menerus dilakukan secara bervariasi dari rata – rata 60
31
menit per hari, kalau mungkin selama 24 jam setiap hari. Tetapi bila ibu
tidak sempat, posisi ibu dapat digantikan oleh anggota keluarga yang lain
rata-rata berat badan bayi sebanyak 1.257,50 gram. Pada penelitian Sari
dua jam per hari dalam waktu 10 hari, bisa meningkatkan menunjukkan
Tipe ini dilakukan apabila bayi masih mendapat cairan atau obat-
jam untuk memberikan hasil yang optimal dan mengurangi stress pada
bayi.
Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi kriteria dan tidak
a. Persiapan ibu.
(1) Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan
(3) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai.
(5) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain.
b. Persiapan bayi
(2) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama
(4) Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu
33
(5) Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selendang di
a. Langkah Kerja
pelaksanaannya.
(2) Siapkan Ibu. Bersihkan daerah dada dan perut. Mandi atau
(3) Siapkan alat dan bahan yang digunakan. Baju kanguru, support
(4) Cuci tangan dan bersihkan kuku. Cuci tangan di bawah air
(5) Siapkan bayi. Pakaikan popok, topi yang hangat, dan kaos kaki.
Pakaian bayi tanpa lengan, bagian depan terbuka, popok, topi dan
kaos kaki.
34
(7) Kancingkan baju kanguru, dan sebaiknya sesuaikan dengan
ukuran bayi
atau kiri dengan sedikit tengadah. Pangkal paha bayi dan tangan
melakukannya. Langkah-
belakang bayi
e. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu
dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan
bayi siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada
f. Dapat pula ibu memakai baju dengan ukuran baju yang lebih besar
dari badan ibu dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju
g. Bila baju tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau
kain lebar yang elastik atau kantong untuk dapat menyangga tubuh
berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur posisi
Posisi PMK sangat ideal untuk menyusui bayi. Segera setelah bayi
yang nyaman dan perlekatan yang adekuat. Pada awal menyusui ibu
bisa mengoleskan sedikit ASI pada areola, hal ini akan melembutkan
j. Bila ibu ingin istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau anggota
38
3. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru (PMK) terhadap
dijaga karena pada metode ini bayi ditempatkan melekat dengan pertu
ibu dan anak, menstabilkan suhu tubuh dan pernafasan bayi, mengurangi
stress pada ibu dan bayi, mengurangi lama menangis pada bayi,
pada saat bayi tidur, menurunkan stres pada bayi karena bayi merasa
aman dan nyaman, sehingga menurunkan respon nyeri pada bayi dan
terhadap lama menyusui dan suhu bayi dalam rentang normal sehingga
terjadi peningkatan berat badan. Bayi yang menyusu ke ibu lebih lama
menjadi baik sehingga pertumbuhan sel akan menjadi labih baik pula
dan tidur lebih lama. Pada keadaan demikian konsumsi oksigen dan
kalori berada pada tingkat paling rendah, sehingga kalori yang ada
badan juga disebabkan oleh produksi ASI yang meningkat dan frekuensi
tubuhnya pun lebih baik. Selain itu, cara ini mencegah bayi kedinginan.
Bayi lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat badannya
40
atau belum sempat mendapatkan lingkungan intrauterin yang ideal
dari kulit ibu, mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/ baju ibu,
serta ASI menjadi lancar. Dekapan ibu adalah energi bagi bayi. Dengan
cara ini bayi sebisa dan sesering mungkin dibuat bersentuhan dengan
kulit ibu. Dari sentuhan ini bermanfaat secara psikologis yaitu menjalin
kasih sayang antara bayi dan orang tua. Selain itu juga dapat mengurangi
meningkatkan volume air susu ibu dan meningkatkan berat badan bayi
( Febriani 2015).
42
Skema 2.1
Kerangka Teori Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap
Peningkatan Berat Badan BBLR
BBLR
Penatalaksanaan
Manfaat PMK
1. Menstabilkan Suhu tubuh,
denyut jantung dan pernafasan
bayi
2. Meningkatkan hubungan emosi
ibu dan bayi
3. Mengurangi Stres Bayi
4. Meningkatkan pertumbuhan
berat badan
5. Meningkatkan produksi ASI
= Diteliti 6. Menurunkan resiko infeksi
7. Mempersingkat masa rawat di 43
rumah sakit
= Tidak diteliti
Sumber : Anisa & Erna 2016 dan Erni & Kamila, 2017.
C. Kerangka Konsep
digambarkan kerangka konsep sebagai dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :
Skema 2.2
Kerangka Konsep
D. Hipotesis Penelitian
44
E. Defenisi Operasional
Tabel 2.1
Defenisi Operasional
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain quasi eksperimen pre and
post test without control, yaitu penelitian yang menguji coba suatu
dan tidak dilakukan secara random. Pengaruh perlakuan dinilai dengan cara
Skema 3.1
Rancangan Penelitian
Keterangan :
1. Populasi
((Dharma 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru
46
lahir dengan berat badan lahir 1500 - 2500 gram di Ruang Perinatologi
2. Sampel
a. Kriteria inklusi :-
b. Kriteria eksklusi :
47
D. Alat Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
1. Membentuk Tim Penyusun yang terdiri dari Dokter Spesialis Anak dan
dengan teori) dengan tipe content validity atau validitas isi yaitu meminta
pendapat pakar yang sesuai dengan bidang yang diteliti ( Dharma, 2017).
48
bahwa telah dilakukan uji coba. Langkah berikutnya adalah mengajukan
tertulis dari Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Awal Bros Batam yang
pemilihan sampel penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang
orang tua/ ibu calon responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian.
barulah peneliti mulai menjelaskan semua intruksi dan prosedur yang telah
49
Tahapan pelaksanaan pengumpulan data diuraikan dalam langkah-
1. Pre-test
mendapatkan data pre-test dan Peneliti mencatat berat badan pada lembar
observasi
2. Persiapan ibu
BH.
3. Persiapan bayi
dan hangat
b. Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama
50
b. Pakaikan baju longgar pada ibu
d. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu
dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan
bayi siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada
berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur posisi
ibu.
5. Post-test
51
(SOP) penimbangan dilakukan jam 06.00 pagi. Kemudian peneliti
G. Analisis Data
1. Pengolahan Data
b. Mongkoding (Coding)
52
2. Melakukan Uji Normalitas
Uji Paired T Test yang merupakan uji parametrik beda mean pada dua
data yang berpasangan. Syarat mutlak dari uji parametrik adalah data
bahwa nilai pre dan post test berat badan bayi adalah 0,197 dan 0,204.
Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, menunjukan data peneltian ini
3. Analisa Univariat
4. Analisa Bivariat
mengetahui beda rerata berat badan BBLR sebelum dan sesudah PMK.
53
H. Etika Penelitian
inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Jika responden
menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-
confidentiality)
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Lahan Peneltian
seluas 47.889 m², terdiri dari 3 (tiga) bangunan utama, beberapa bangunan
Program ini dilengkapi dengan petugas kesehatan serta sarana dan rasarana
yang memadai dalam menangani kasus rujukan yang tidak mampu dilakukan
darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan, penanganan operatif tepat dan
cepat (laparotomi dan seksio saesaria), perawatan intensif ibu dan bayi, serta
55
B. Hasil Penelitian
Sani Kabupaten Karimun pada Bulan April – Juni 2019 didapat hasil sebagai
berikut :
1.Analisis Univariat
Tabel 4.1
Karakteristik Ibu dengan BBLR berdasarkan Umur, Pendidikan, Paritas
dan Pekerjaan Di ruang perinatologi RSUD Muhammad Sani
Kabupaten Karimun Tahun 2019
No.
Variabel f %
1. Umur Ibu
> 20 tahun 1 orang 5,88
20 – 35 tahun 14 orang 82,35
< 35 tahun 2 orang 11,76
2. Pendidikan Ibu
SD 2 orang 11,76
SLTP 8 orang 47,06
SLTA 7 orang 41,18
3. Kehamilan
Primipara 3 orang 17,65
Multipara 12 orang 70,59
Grande Multipara 2 orang 11,76
4. Pekerjaan Ibu
Tidak Bekerja 9 orang 52,94 %
Bekerja 8 orang 47,06 %
56
Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat responden terbanyak adalah yang
berumur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 82,35% dari seluruh
Tabel 4.2
Karakteristik BBLR Menurut Umur Bayi, Umur Kehamilan
dan Jenis Kelamin Di ruang perinatologi RSUD Muhammad Sani
Kabupaten Karimun Tahun 2019
No.
Variabel f %
1. Umur Bayi
1 - 3 hari 10 orang 58,82
4 - 6 hari 5 orang 29,41
7 – 10 hari 2 orang 11,76
2. Umur Kehamilan
Prematur 10 orang 58,82
Dismatur 7 orang 41,18
3. Jenis Kelamin
Laki – laki 9 orang 52,94
Perempuan 8 orang 47,06
Dari tabel 4.2 diatas mengambarkan bayi yang menjadi responden 58,82%
berumur 1-3 hari, bayi prematur lebih banyak daripada bayi dismatur yaitu
58,82%, sedangkan bayi jenis kelamin aki-laki lebih banyak dari bayi perempuan
57
Tabel 4.3
Rerata Berat Badan Bayi Baru Lahir Sebelum Pelaksanaan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) di Ruang Perinatologi
RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun
Tahun 2019
Standar
Variabel N Mean
Deviasi
Berat Badan
17 1732,65 194,126
Sebelum
gram dengan standar deviasi 194,126 gram. Berat badan terendah adalah
1.410 gram dan berat badan tertinggi 2240. dengan Pvalue 0,000.
Tabel 4.4
Rerata Berat Badan Bayi Baru Lahir Sesudah Pelaksanaan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) di Ruang Perinatologi
RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun
Tahun 2019
Standar
Variabel N Mean
Deviasi
Berat Badan
17 1861,76 164,68
Sesudah
gram dengan standar deviasi 164,68 gram. Berat badan terendah adalah
1530 gram dan berat badan tertinggi 2290 dengan nilai pvalue 0,000.
58
C. Analisis Bivariat
Kanguru (PMK) terhadap berat badan bayi baru lahir rendah (BBLR). Hasil
Tabel 4.5
Perbedaan Rerata Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru
di Ruang Perinatologi RSUD Muhammad Sani
Kabupaten Karimun Tahun 2019
Mean
Variabel Mean N P Value
Different
Berat Badan 1732,65
Sebelum
17 129,118 0,000
Berat badan 1861,76
sesudah
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata berat badan bayi sebelum
Sedangkan rata-rata berat badan bayi sesudah perawatan metode kanguru adalah
1861,76 gram. Terlihat perbedaan rata-rata (mean different) berat badan sebelum
dan sesudah pelaksanaan perawatan metode kanguru adalah 129,118 gram. Nilai p
= 0,000 (p < 0,05), disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata berat badan bayi
baru lahir rendah sebelum dan setelah pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru
2019.
59
BAB V
PEMBAHASAN
gram dengan standar deviasi 194,12 gram. Berat badan terendah adalah
adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
minggu), tetapi berat badan lebih kecil ketimbang masa kehamilanya, hal
60
Bayi Lahir Rendah, di Ruang Perinatology RSUD Dr.Achmad Mochtar
kanguru adalah 1.738,60 gram. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015)
peningkatan berat badan bayi lahir rendah didapat rata-rata berat badan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2017)
bahwa 55,6% BBLR di rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan adalah
singkat yaitu sekitar 4-5 hari saja sedangkan peneliti perlu melakukan
61
intervensi PMK selama 7 hari, maka hasil karakterisitik bayi yang
usia reproduksi sehat yaitu 20 sampai dengan 35 tahun. Ibu pada usia ini
dan persalinan secara baik dan belum mengalami penurunan fungsi organ
dengan kejadian berat badan lahir rendah pada noenatus yang dirawat di
RSUP Prof. Dr. R. Kandau juga menemukan karakterikstik umur ibu yang
sama dengan hasil penelitian ini yaitu kelompok usia ibu yang paling
tahun dengan jumlah 37 kasus atau sebesar 60% dari total jumah
responden. Hal yang sama juga dapat dilihat dari hasil penelitian Putri
62
Menurut Mahayana (2016) Saat ini tidak adanya etilogi pasti antara
pada ibu yang mengalami anemia dan janin yang berjenis kelamin laki-
laki. Namun terdapat faktor resiko lain yang tidak lebih dari 50% seperti :
usia ibu yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun sebesar 13,5%,
kejadian BBLR pada penelitian ini. Karena selain umur masih banyak
faktor resiko yang tidak peneliti ambil datanya. Seperti riwayat kesehatan
reproduksi yang beresiko (< 20 tahun dan > 35 tahun). Meningkatnya usia
darah dan juga ikut menurunnya fungsi hormon yang mengatur siklus
63
kadar esterogen rendah dan perkembangan endometrium tidak sempurna,
maka aliran darah ke uterus juga akan ikut menurun sehingga dapat
terjadinya BBLR.
adalah menjadi 1861,76 gram dengan standar deviasi 164,68 gram. Berat
badan terendah adalah 1530 gram dan berat badan tertinggi 2290 gram.
Terdapat perbedaan rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah PMK
payudara ibu sehingga sehingga terjadi kontak langsung kulit ibu dan kulit
anak, menstabilkan suhu tubuh, denyut nadi, jantung dan pernafasan bayi,
mengurangi stress pada ibu dan bayi, mengurangi lama menangis pada
64
terpenuhinya kebutuhan nutrisi bayi. PMK membuat bayi menyusu ke ibu
lebih lama dan sering sehingga bayi menjadi tenang dan mendapat suplay
relatif normal, denyut jantung dan pernafasan teratur, tidur lebih lama dan
yaitu dari 18 orang bayi yang diberikan PMK selama 7 (tujuh) hari terjadi
peningkatan berat badan sebesar 1.257,50 gram. Hal yang sama ditunjukan
yaitu terdapat kenaikan rerata berat badan bayi setelah PMK selama 10
hari menjadi 2.270 gram dari yang sebelum dilakukan PMK yaitu 1.871,33
hasil yang sejalan dengan penelitian ini, terjadi peningkatan berat badan
antara 50-350 gram pada BBLR di Ruang Hasyim Asy’ari RSI Sakinah
65
Dengan bervariasinya lama pelaksanaan PMK dari beberapa
pada bayi. Perlekatan yang dilakukan dalam PMK membuat bayi dapat
menghisap bayi. Dalam PMK bayi dapat segera menyusu dari ibu ketika
merasakan haus dan lapar dan bayi bisa menyusu sesering mungkin
juga makin meningkat dan bisa mencukupi kebutuhan bayi. Pada saat
bahwa produksi ASI nya meningkat karena sering terjadi rembesan ASI.
Peneliti juga mengamati kedaan payudara ibu yang tegang dan terlihat
adanya rembesan ASI pada kain yang digunakan ibu untuk mencegah
rembesan tersebut. Dengan ini penelti menyarankan bagi ibu yang sudah di
66
Perawatan metode kanguru juga dapat membantu bayi dalam
bayi baru lahir yang mendapatkan PMK dan perawatan dengan inkubator
PMK terhadap perubahan berat badan BBLR pada ruang perina A dan
NICU Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, didapat hasil yang tidak
sejalan dengan penelitian ini, yaitu berat badan setelah dilakukan PMK
menjadi 1.496 dari yang sebelumnya adalah 1.641 gram. Sedangkan pada
BBLR yang hanya di berikan PMK tanpa terapi murotal selama 3 hari oleh
badan setelah dilakukan PMK, hanya 3 orang bayi saja dari 17 orang
responden yang tidak mencukupi target kenaian berat badan (40 Gram).
Peningkatan berat badan berbeda antara satu bayi dengan bayi lainnya.
bayi pada waktu di berikan PMK kurang dari 10 hari sedangkan menurut
Mutmainah (2015) secara normal bayi yang lahir cukup bulan maupun
bayi berat lahir rendah (BBLR) akan mengalami kehilangan berat badan
67
sekitar 5-10% pada 7 hari pertama kehidupanya, dan berat badan lahir
akan kembali di hari 7-10. Menurut Peneliti hari ke 10 adalah waktu yang
satu bayi dengan bayi lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan
reseptor mulut bayi. Reflek hisap yang belum berfungsi maksimal serta
daya hisap bayi serta meningkatnya produksi ASI maka semakin terpenuhi
gram dengan standar deviasi 194,12. Sedangkan rata-rata berat badan bayi
bayi baru lahir (1500 – 2500 gram) sebelum dan setelah pelaksanaan
68
Muhammad Sani Kabupaten Karimun tahun 2019, nilai p = 0,000 (p <
0,05).
dengan perut ibu yang berfungsi sebagai termogulator dan juga dapat
sehingga berefek pada ventilasi dan perfusi bayi. Hal tersebut didukung
Peningkatan berat badan bayi jugra dapat terjadi karena bayi dalam
dengan posisi dalam rahim, sehingga kegelisahan bayi berkurang dan tidur
lebih lama. Pada keadaan demikian konsumsi oksigen dan kalori berada
pada tingkat paling rendah, sehingga kalori yang ada digunakan untuk
menghabiskan 70% atau lebih waktunya untuk tidur aktif. Tidur aktif
lebih tinggi pada saat bayi pada periode bangun tetapi lebih bervariasi
selama bayi pada periode tidur aktif. Tekanan darah lebih tinggi pada saat
69
bayi dalam kondisi bangun. Aliran darah otak lebih banyak selama tidur
aktif/lebih banyak dari pada fase tidur tenang. Oksiegn arteri dan
karbondioksida lebih rendah pada tidur aktif daripada tidur tenang atau
gerakan dinding dada dan gerakan perut terjadi pada fase tidur aktif.
Kondisi apnue lebih dari 20 detik lebih sering terjadi pada tidur aktif
daripada tidur tenang pada bayi prematur. Posisi yang nyaman pada PMK
akhirnya pernafasan bayi menjadi lambat, bayi menjadi rileks dan bayi
(Solehati, 2018).
oleh produksi ASI yang meningkat dan frekuensi menyusu yang lebih
ASI yang diperkuat dengan kontak kulit ibu dengan kulit bayi. Kebutuhan
70
ASI menyediakan semua semua energi dan gizi yang dibutuhkan bayi
belum dapat berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu pemberian nutrisi
2018).
belum maturnya fungsi organ pencernaan. Hal ini dapat berupa tidak ada
atau lemanya reflek hisap dan menelan pada bayi, dan kurangnya pasokan
Dengan PMK memudahkan pemberian ASI karena posisi bayi selalu dekat
bayi mencari puting susu yang dapat dirasakan oleh ibu yang
71
peningkatan berat badan yang berkisar antara 50-350 gram setelah
Bulan Juli 2017. Hasil uji paired t test diperoleh nilai p = 0,000 dengan
10 hari, berdasarkan uji statistik di dapat nilai p = 0,272 yang berarti tidak
kanguru tersebut terjadi kontak erat dan interaksi ibu dan bayi yang
puting susu ibu dan memperoleh ASI yang dibutuhkannya. Semakin bayi
sering menyusu maka produksi ASI akan meningkat dan dapat mencukupi
kebutuhan nutrisi bayi yang sesuai dan adekuat akan menjamin tumbuh
72
kembang optimal. Pendapat ini didukung oleh study yang dilakukan oleh
menjadi lebih baik. Kenaikan berat badan bayi juga terjadi karena bayi
antara ibu dan bayi menyebabkan kegelisahan dan stres bayi berkurang,
peneliti setiap bayi yang diberikan PMK akan langsung tertidur dengan
B. IMPLIKASI PENELTIAN
1. Institusi pendidikan
kompeherensif.
73
2. Pelayanan Kesehatan
C. KETERBATASAN PENELITIAN
kejadian BBLR.
74
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
3. Ada perbedaan rata-rata berat badan BBLR rendah sebelum dan setelah
B. Saran
75
2. Bagi peneliti selanjutnya :
saat penurunan berat badan bayi secara fisiologis tidak lagi terjadi.
bayi BBLR dismatur yang masa rawat di Rumah Sakit lebih singkat
76