Anda di halaman 1dari 6

Optimalisasi Usaha Gula Cetak di Dusun Tempursari 1, Desa Tempursari,

Candimulyo, Kabupaten Magelang

Ahmad Hafidh Kurniawan1, Muhammad Fatoni2, Imam Rahmat Hartono3, Anggilala


Nianda Puteri4, Nurul Syofiyatun5, Tuessi Ari Purnomo6
1
Program Studi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Magelang
2
Program Studi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Magelang
3
Program Studi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Magelang
4
Program Studi Teknik Informatik, Universitas Muhammadiyah Magelang
5
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Muhammadiyah Magelang
6
Program Studi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Magelang
Email: ahmadhafidhkrn@gmail.com

Abstrak

Keyword :
Produk gula jawa cetak di Desa Tempursari, Kecamatan Candimulyo,
PPMT, Kabupaten Magelang belum dapat berkembang secara optimal. Di samping
proses produksi yang masih sederhana, kemasan produk gula cetaknya pun
Standarisasi, juga sederhana, sehingga kurang menarik jika gula cetak dijadikan sebagai
oleh-oleh. Para pengrajin gula cetak di Dusun Tempursari 1 juga bersifat
Gula jawa individual, seluruh proses produksi hingga pemasaran dilakukan sendiri.
Akibatnya usaha gula cetak di Desa Tempursari belum mampu
KUBE menyejahterakan pengrajinnya, karena keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Akibat dari pembuatan gula jawa cetak ini yang bersifat individu maka unruk
ukuran dan harrganya pun bisa beragam. Padahal Desa Tempursari ini
mempunyai potensi untuk menjadikan produk gula jawa ini menjadi
penghasilan utama bagi para pengrajin gula jawa dengan jika dikelola dengan
baik. Karena didukung dengan letak geografis desa ini mempunyai luas lahan
yang ditanami kelapa sebesar 4,11 hektare dan rata-rata produksi setiap tahun
adalah 360 kg. Maka dengan adanya program PPMT dari Universitas
Muhammadiyah Magelang yang menggunakan metode standarisasi ukuran
produk gula jawa dan pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan
juga membuat produk ini menjadi lebih menarik dengan membuat packing dan
lebel yang nantinya dapat dipasarkan di taman lembah sebangkong yang
menjadi icon Desa Tempursari atau melalui media masa. Sehingga produk ini
mempunyai ukuran yang seragam dan harga yang konsisten dengan dikelola
melalui KUBE serta pasar yang luas.

PENDAHULUAN

Desa Tempursari adalah desa di Kecamatan Candimulyo, Magelang, Jawa


Tengah,Indonesia. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 96,75 Ha dan lebih dari 30%
merupakan area tegalan dan lain-lain termasuk hutan rakyat. Area tegalan yang berupa
hutan rakyat ditumbuhi aneka tanaman seperti padi, pohon kelapa, pohon durian, dan
pohon manggis, sehingga mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani gula
jawa yang air nira diambilkan dari pohon kelapa.Ketergantungan masyarakat Tempursari
dengan alam sangar besar, maka tingkat kesejahteraan rata-rata masih dibawah standart.
Desa Tempursari ini memiliki jumlah penduduk 783 jiwa dan kepadatan penduduknya
mencapai 25%.

Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang dapat dijumpai hampir di
seluruh wilayah Indonesia. Salah satu sentra pohon kelapa di Indonesia terletak di Provinsi
Jawa Tengah yang tersebar di berbagai kabupaten, termasuk di Desa Tempursari,
Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Luas lahan yang ditanami kelapa sebesar
4,11 hektare dan rata-rata produksi setiap tahun adalah 360 kg.

Hampir seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan manusia, dari buah, kulit
buah, daun, hingga batangnya. Masyarakat di Desa Tempursari umumnya memanfaatkan
nira dari kelapa sebagai bahan baku untuk pembuatan gula cetak atau gula jawa atau gula
merah. Gula kelapa kebanyakan diperdagangkan dalam bentuk bongkahan padat dengan
bangun geometri yang bervariasi tergantung tempat mencetak yang digunakan pada saat
pembuatannya. Gula kelapa bisa dikonsumsi sebagai bahan pemanis untuk makanan
ataupun minuman sebagaimana bahan pemanis yang lain seperti gula pasir, gula aren, gula
siwalan, dan sebagainya. Namun juga digunakan sebagai bahan baku pada beberapa
industri pangan antara lain kecap dan minuman instan.

Di Desa Tempursari, pembuatan gula cetak oleh masyarakat akhirnya berkembang


menjadi usaha rumah tangga. Salah satu dusun yang merupakan sentra industri gula cetak
adalah Dusun Tempursari 1. Di dusun ini terdapat 13 industri rumah tangga yang
membuat gula cetak. Proses produksinya masih sederhana karena lebih banyak
menggunakan tenaga manusia (manual), sehingga kapasitas produksinya rendah. Rata-rata
per industri hanya mampu menghasilkan 2 kg gula cetak per hari.

Di samping proses produksi yang masih sederhana, kemasan produk gula cetaknya
pun juga sederhana, sehingga kurang menarik jika gula cetak dijadikan sebagai oleh-oleh.
Pemasarannya pun masih terbatas di wilayah yang berdekatan dengan Dusun Tempursari 1
seperti Desa Purworejo, dan Pasar Tegalrejo dengan alasan supaya segera memperoleh
uang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan produksi selanjutnya. Para pengrajin
gula cetak di Dusun Tempursari 1 juga bersifat individual, seluruh proses produksi hingga
pemasaran dilakukan sendiri. Akibatnya usaha gula cetak di Desa Tempursari belum
mampu menyejahterakan pengrajinnya, karena keterbatasan-keterbatasan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat untuk membantu para pengrajin gula cetak di Dusun Tempursari 1.
Diharapkan dengan kegiatan pengabdian ini, para pengrajin gula cetak dapat
mengembangkan usahanya secara optimal sehingga dapat dijadikan sebagai usaha utama
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

METODE

Metode pengabdian yang akan dilakukan selama 4 bulan berturut-turut sejak bulan
Januari 2020 – April 2020 meliputi :

1. Persiapan meliputi survey lapangan dan menentukan program pengabdian yang akan
dilaksanakan untuk mentukan permasalahan yang akan diselesaikan dan pengajuan
perizinan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa Tempursari Candimulyo,
Kabupaten Magelang.
2. Pelaksanaan meliputi kegiatan sosialisasi, pelatihan dan praktek, penerapan teknologi
tepat guna, pendampingan, dan monitoring dan evaluasi.
3. Pelaporan dan publikasi meliputi penyusunan laporan kemajuan, laporan akhir,
publikasi dalam media massa dan prosiding/jurnal ilmiah, serta video kegiatan

TAHAP 1

Sosialisasi Kegiatan
Participatory
TAHAP 3
Rural Appraisal

TAHAP 2 Monitoring dan Evaluasi

Pelatihan, praktik, dan


pendampingan

Gambar 1 Metode Pendekatan Pengabdian kepada Masyarakat ( Pramesti, 2019)


Seluruh kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan metode Participatory Rural
Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan (PRA) (Pramesti, 2019)
yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan
dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.Mitra sasaran PPMT
adalah kelompok tani dari 1 dusun yang ada di Desa Tempursari yaitu Dusun Tempursari
1.

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan PPMT di Dusun Tempursari 1 dimulai sejak bulan Januari
2020 hingga April 2020. Kegiatan dimulai dengan koordinasi penyelenggaraan yang
dilakukan antara tim pelaksana dengan Kepala Desa Tempursari dan tokoh masyarakat.
Tujuan koordinasi untuk menentukan waktu sosialisasi kepada mitra tentang kegiatan
PPMT. Selanjutnya adalah sosialisasi kegiatan PPMT kepada masyarakat dengan
mengundang seluruh mitra yaitu poktan, KWT, dan Kepala Desa Tempursari. Dalam
sosialisasi tersebut, disampaikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam PPMT dan
dilanjutkan diskusi bersama dengan mitra waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan.

Dalam melaksanakan kegiatan, tim dan mitra juga bekerjasama dengan Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Magelang. Beberapa hasil kerjasama tersebut
terealisasinya sosialisasi pendampingan untuk pembentukan KUBE atau kelompok
usaha bersama yang terdiri dari 20 anggota.
Gambar.2. Sosialisasi pendampingan pembentukan KUBE di Desa
Tempursari

Kegiatan lain yang dilaksanakan yaitu penyeragaman cetakan gula jawa cetak
yang nantinya dapat menyeragamkan ukuran dan berat dari gula jawa cetak. Cetakan
gula jawa ini terbuat dari kayu klepu sebagai alternatif agar bentuk gula jawa yang
akan dipasarkan kemudian memiliki ukuran yang sama. Gula jawa cetak yang
dihasilkan dari Desa Tempursari nantinya akan dipasarkan di salah satu objek wisata
Desa Tempursari yaitu Taman Lembah Sebangkong.

Gambar.3 Cetakan gula jawa dengan kayu klepu

Dari keseragaman cetakan gula jawa cetak akan dilaksanakan penyeragaman


kemasan pula, agar nantinya masyarakat luas mengetahui hasil olahan gula jawa yang
asli dari Desa Tempursari, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Citra khas
rasa gula jawa Tempurasari banyak diminati kalangan ibu-ibu karena rasanya yang
manis tanpa campuran gula jawa.
Gambar.4 Kemasan Gula Jawa Cetak Tempursari

KESIMPULAN

Dengan adanya program PPMT optimalisasi produksi gula jawa cetak di DusunTempursari
1, Desa tempursari, Candimulyo, Kabupaten Magelang memberikan banyak manfaat dan nilai
positif bagi masyarakat Tempursari khususnya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat, adanya peningkatan keseragaman bentuk cetakan, dan kualitas produk yang
dapat dihasilkan oleh masyarakat serta perluasan wilayah pemasaran produk hasil
olahan.Walaupun masih dijumpai terutama motivasi masyarakat yang masih lemah untuk
segera berbenah, ketergantungan yang cukup tinggi pada pihak lain sehingga kurang kreatif,
dan keterbastasan pengetahuan yang mereka miliki untuk pengembangan potensi desa.

DAFTAR PUSTAKA

Diesyana Ajeng Pramesti, R. R. (2019). PPDM Guna Mewujudkan Desa Mandiri Herbal
Berbasis Masyarakat Yang Berkelanjutan di Desa Growong, Tempuran, Magelang.
COMMUNITY EMPOWERMENT, 4, 41-47.

Nair, P. K. (1993). An Introduction to Agroforestry. Kluwer Academic Publishers.


DepartemenAgribisnis FEM IPB.

[ CITATION htt15 \l 1057 ]

Anda mungkin juga menyukai