Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Islam dan
Ilmu Pengetahuan Semester IV
1. Intan Puspitasari
2. Kiki Rijani
3. Mutiara Khairunnisa
4. Nindi Dwi Yuliana
5. Nony Nabila Purnama
6. Muhammad Hisyam Hanan
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjakan kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pandangan Islam dalam Penerapan Program Kesehatan’’.
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah Islam dan
Ilmu Pengetahuan yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk
menambah wawasan dan pengetahuannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Islam hanyalah sebatas pengakuan atau keyakinan, tidak sampai kepada
pengamalan dan perbuatan. Masalah kesehatan sendiri, Al-quran dan juga hadis
bahkan kehidupan Rasulullah SAW telah mengajarkan banyak umat muslim
untuk memelihara kesehatannya.
1.3 Tujuan
a. Untuk pandangan islam dalam program pencegahan penyakit dan imunisasi
b. Untuk pandangan islam dalam pengobatan penyakit
2
BAB 2
PEMBAHASAN
تركت فيكم امرين لن تضلوا ابدا ما ان تمسكتم بهما كتاب هللا وسنة رسوله.
Artinya:
3
bagi para ulama untuk melakukan ijtihad menemukan solusi hukum perkara
tersebut haram atau halal, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya bagi
kesehatan.
4
padat dan mengasingkan kemungkinan-kemungkinanku yang aku
punyai; Jen Paul Sartre: 1948: 263).
5
Segera diingatkan di sini bahwa, jika seseorang melakukan
tahniq terhadap balita, terutama ayahnya, jangan mengikuti praktik
Nabi, yaitu mengunyah kurma, setelah lembut kemudian dimasukkan
ke mulut anak. Praktik Nabi ini harus dipandang kasus ekstrim atau
istimewa. Ada sesuatu yang berada di luar nalar. Sebut saja karamah
beliau. Abu Hurairah diludahi mulutnya oleh Rasulullah, bukan ludah
kebencian, menyebabkan Abu Hurairah sangat fasih dan merupakan
sahabat yang paling banyak menghafal hadis (al-muktsiru>na fil
h}adis; Abd al-Baqi, 2007:902), padahal sahabat ini hanya bersama
dengan belaiau kurang lebih dua tahun setengah masa akhir-akhir hidup
Rasul. Sahabat ini memang masuk Islam belakangan, setelah Futuh}
Makah, pelaklukan kota Makah oleh Rasulullah beserta pasukannya
dari Madinah. (Iwan Gayo,2008: 61). Jika seseorang melakukan tahnik
persis seperti praktik Rasulullah, dikhawatirkan sekali banyak
mengandung virus pada air liur pengunyah kurma. Sementara itu, si
bayi yang baru berumur tujuh hari belum memiliki sistem kekebalan
yang sempurna. Untuk itu, dalam melakukan tahniq hendaklah
menggunakan madu berkualitas bagus atau sari kurma. Sekarang telah
banyak tersedia di toko-toko obat, apotik, bahkan took-toko swalayan
seperti mall yang menyediakan sari kurma berbentuk cairan. Kedua
bahan ini lebih hygine dan insya Allah steril dari kuman, bakteri, jamur,
maupun virus yang membahayakan bagi kesehatan bayi karena
diproses menurut teknologi modern dan sehat.
b. Halal
6
Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi
adalah halal. Pada prinsipnya vaksinasi-imunisasi adalah boleh alias
halal karena; (1) vaksinasi-imunisasi sangat dibutuhkan sebagaimana
penelitian-penelitian di bidang ilmu kedokteran, (2) belum ditemukan
bahan lainnya yang mubah, (3) termasuk dalam keadaan darurat,(4)
sesuai dengan prinsip kemudahan syariat di saat ada kesempitan atau
kesulitan. Ayat tersebut menjelaskan prinsip kemudahan dalam
pelaksanaan syariat Islam:
Artinya:
7
demikian, secara analogis vaksinasi-imunisasi yang bahan-bahan
alaminya najis boleh dilakukan terhadap keluarga muslim lantaran
belum ada faksin yang sepenuhnya dari benda-benda halal dan suci,
dari najis.
8
Muhammadiyah Jateng, 2010 : 3). Virus ini bisa menjadi epidemi. Jadi
amat membahayakan bagi keselamatan jiwa, khususnya kurang lebih 5
juta, jamaah haji dari berbagai penjuru di dunia. Jika dalam waktu
singkat terjadi wabah di Arab Saudi pada pelaksanaan haji, kemudian
mereka terjangkit virus ini, selanjutnya mereka pulang ke negara
masing-masing sambil membawa virus maut ini, tentu dalam waktu
singkat dunia akan terjangkit epidemi. Orang akan begitu mudah
mengutuk Islam dan orang Islam, bahwa ibadah haji dan umat Islam
adalah pembabawa petaka dunia. Maka kemungkinan ini harus dicegah
dengan cara kita tetap menggunakan vaksin meningitis ini selama
belum ada produk alternatif yang halal.
9
yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir”.(QS An-
Nahl:69)
Jika kita merasa yakin, insya Allah akan diberi kesembuhan dengan
cepat. Rasulullah SAW. mengajarkan agar orang yang sakit senantiasa
berdoa kepada Allah SWT. Salah satunya doa nabi Yunus: “Laa illaha illa
anta subhanaka inni kuntu minal dhalimiin.”
10
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
direzekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.” (QS. al-Maidah (5): 88)
11
Abu Dawud, An Nasai, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari hadis
‘Amr Ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya; katanya, “Telah berkata
Rasulullah SAW., ‘Barangsiapa yang melakukan pengobatan, sedang
pengobatannya tidak diikenal sebelum itu, maka dia bertanggung jawab
(atas perbuatannya).”
Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Syahid bin Jubair, dari Ibnu
Abbas, dari Nabi SAW., “Ksembuhan itu ada 3, dengan meminumkan madu
(bisyurbata ‘asala), sayatan pisau bekam (syurthota mihjam), dan dengan besi
panas (kayta naar) dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan
besi panas.”
a. al-Qur’an,
b. madu (obat alamiah), dan
c. gabungan al-Qur’an dan obat alamiah.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
Setelah keterangan singkat di atas, kami menyimpulan tentang hukum
imunisasi dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Imunisasi untuk kepentingan kesehatan sangat dianjurkan, bahkan dapat
dikatakan wajib jika berpegang kepada sadudzdzari’ah
2. Imunisasi dengan dugaan adanya campuran bahan haram, dan vaksin
tersebut sudah dicuci dengan bahan kimiawi, maka hukumnya menjadi
halal (suci)., hal ini dengan dasar istihlak
3. Jika ada indikasi keharaman, maka hukumnya tetap boleh dengan alasan
a. Darurat
b. Mengambil madharat yang lebih ringan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim
13
Abdul Baqi’, Ahmad Fuad, 2007, al-Lu’lu> u wa al-Marja>n, (terj.) Salim
Bahreisy, Surabaya: Bina Ilmu.
Gayo, M.Iwan, 2008, Buku Pintar Haji dan Umrah, Jakarta: Grasindo.
Sartre, Jean Paul, 1948, Existensialism and Humanism (trans.) Mairet, PH,
London: Methuin Co <D.
14
http://resepherbal.e-salim.com/2008/05/kurma-dalam-al-Qur’an-Al karim.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/keindahan5.htm
alami-herbal.blogspot.com/2009/01/kurma-dalam-al-quran.html
http://yenceu.multiply.com/photos/album/802/Ada_Macam-Macam_Kurma
http://abusyafwan.blogspot.com/2007/11/oleh-oleh-khas-tanah-suci-1.html
http://cahayasunnah.wordpress.com/2007/09/16/manfaat-buah-kurma-menurut-
sudut-pandang-medis-modern/
http://alisyar.multiply.com/journal/item/28
http://www.dtjakarta.or.id/content/view/52/33/
http://mediaislam.oaseadwan.info/
15