Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ilmu Kesehatan Dalam Perspektif Islam ……………………………………………
A. Pengertian sehat …………………………………………………………….
B. Karakteristik pengobatan dalam islam ……………………………………...
C. Upaya memperoleh kesehatan ………………………………………………
2.2 Penerapan Ilmu Kesehatan Berbasis Sunnatullah dan Qadarullah, Ayat dan Hadis yang
Sesuai dengan Prinsip dan Ajaran Islam dalam Ilmu Kesehatan ………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................
3.2 Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan krunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
beruguna untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah AIK 4 dengan judul “Prinsip
dan Ajaran Islam dalam Bidanang Kesehatan”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terelaps dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus telah memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah
inidapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang dapat membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 19 Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam tidak hanya mengatur hubungn manusia dengan Tuhan tetapi juga
mengatur hubungan manusia dengan manusia yang mencangkup seluruh aspek
kehidupan manusia seperti social, budaya, politik, hukum, ekonomi, teknologi dan
kesehatan. Secara konseptual dan filosofi islam sesungguhnya telah menuntun dan
mengatur agar umat manusia pada jalan untuk mendapatkan kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat serta menerapkan seluruh nilai-nilai
positif yang ada dalam segenap aspek kehidupan yang diperlukan manusia termasuk
kesehatan, keselamatan dan keaamanan. Namun, pada realitasnya masih banyak
terlihat berbagai persoalan yang ada di masyarakat belum terselesaikan dengan
aturan dan tuntunan akan kebenaran dan kebaikan yang ada dalam agama. Dalam UU
Kesehatan No 23 Tahun 1993, kesehatan di definisikan secara kompleks sebagai
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social dan ekonomi. Tidak hanya terbatas dari gangguan fisik,
mental, social tetapi kesehatan dipandang sebagai alat atau sarana untuk hidup secara
produktif.
1.2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang ilmu kesehatan dalam prespektif islam?
2. Jelaskan penerapan ilmu kesehatan berbasis sunnatullah dan qadarullah?
3. Jelaskan ayat dan hadis yang relevan?
1.3. Tujuan Masalah
1. Memahami ilmu kesehatan dalam prespektif islam
2. Memahami penerapan ilmu kesehatan berbasis sunnatullah dan qadarullah
3. Memahami ayat dan hadis yang relevan
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Ilmu kesehatan dalam prespektif islam
Ada tiga yang berkaitan dengan disiplin ilmu kesehatan. Tidak heran jika ditemukan
bahwa islam sangat kaya dengan tuntunan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
aspek berikut:
1. Wahyu pertama yang di turunkan adalah surat Al – Alaq
2. Wahyu berikutnya adalah surah Al-Muddatstsir yang di dalamnya diungkap tentang
kebersihan
3. Ada dua istilah literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya
kesehatan dalam pandangan islam yaitu sehat dan afiat yang dalam bahasa Indonesia
sering menajdi kata majemuk “sehat wal afiat”. Al Ghazali menyatakan islam ialah
tunduk kepada allah dan berserah diri hanya kepanya dengan menegakkan hubungan
antara manusia dengan tuhannya atas dasar “mendengar dan taat”. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian dari segi bahasa yang berarti menggambarkan misi islam yang di bawa
oleh seluruh para nabi dengan berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah dengan tulus
bertujuan membawa ketertiban, kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan lahir dan batin
sejalan dengan fitrah manusia untuk selalu cenderung kepada kesucian, kebenaran dan
kedamaian. Dilihat dari segi istilah, islam merupakan agama yang diturunakn Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan,
hubungan manusia dengan manusia dan alam jagat raya sebagai penyempurnaan agama
yang isinya membahas berbagai aspek kehidupan manusia agar lahir dan batin.
A. Pengertian sehat
Ilmu kesehatan pada masa ini memiliki perkembangan yang modern, ilmu
kesehatan pada dasarnya berbeda dengan ilmu kedokteran karena ilmu kedokteran
hanya berorientasi pada proses penyembuhan penyakit, sementara ilmu kesehatan
memiliki arti yang lebih luas dan mencangkup tentang pengobatan, pencegahan dan
pemulihan. Dalam UU Kesehatan No 23 Tahun 1993, kesehatan di definisikan secara
kompleks sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Tidak hanya terbatas dari
gangguan fisik, mental, social tetapi kesehatan dipandang sebagai alat atau sarana
untuk hidup secara produktif. Menurut WHO sehat adalah memperbaiki kondisi
manusia baik jasmani, ruhani ataupun akal, social dan bukan semata-mata
memberantas penyakit.
B. Karakteristik pengobatan dalam islam
Islam yang dikenal sebagai agama “rahmatan lil alamin” datang untuk
kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat secara simultan, karena itu ajaran islam
mencangkup segi kerohanian dan segi kehidupan manusia termasuk di dalamnya
kesehatan. Kalau dikaji secara mendalam hal-hal yang berhubungan dengan
kesehatan, maka kita akan menjumpai arahan-arahan ajaran islam tentang segala
upaya dalam melakukan preventif dan kuratif terhadap kesehatan jasmani. Di samping
kesehatan jasmani, kesehatan rohanipun tidak luput dari perhatian ajaran islam yang
mulia. islam adalah satu-satunya agama yang datang laksana undang-undang dasar
dan protocol-protokol yang mengatur tentang kedokteran, pengobatan dan kesehatan
masyarakat. Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, kesehatan sangat
berhubungan dengan kekuatan badan untuk bias beribadah kepada Allah dan Rasul.
Dalam hadis berbunyi
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dikasihi Allah azza wajalla dari pada
mukmin yang lemah, sekalipun masing-masing ada kebaikannya. Rajinlah berbuat
apa-apa yang mendatangkan manfaat bagi kamu dan mintalah bantuan kepada Allah
dan janganlah kamu bersikap lemah” (HR. Muslim). Berdasarkan hadis di atas
menjelaskan bahwa kewajiban kita bagi seorang muslim perlu untuk memperhatikan
kesehatan jasmani dan rohani yang tercermin dalam sikap kita.
C. Al-Qu’an dan pengaruhnya terhadap proses penyembuhan atau penjagaan kesehatan
Al-Qur’an memiliki pengaruh besar terhadap sejumlah sel pada tubuh
manusia. Lantunan bacaan ayat dalam Al-Qur’an sepertu memiliki sejumlah konduksi
listrik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sel baru. Hal ini juga demikian
menunjukkan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur’an sendiri memiliki pengaruh fisiologis
yang bias meredakan ketegangan otot pada tubuh tanpa harus mengetahui makna
kata-kata itu sendiri.
D. Upaya memperoleh kesehatan
Upaya untuk memperoleh kesehatan dapat dilakukan dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
a) Upaya promotif
Upaya untuk meningkatkan kondisi dari yang sudah baik atau sehat menjadi
lebih baik atau sehat menjadi lebih baik atau lebih sehat.
Allah berfirman :
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
(QS. Al- Baqarah (2) :195)
Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya badanmu mempunyai ha katas dirimu (HR. Al Bukhari)
b) Upaya preventif
- Menjaga kesehatan: mahkota bagi kehidupan manusia yang harus
dilestarikan. Melepaskan mahkota kesehatan berarti menjerumuskan
hidupnya pada kehancuran.
- Mengaur menu makan: ditemukan bahwa perut merupakan sumber utama
penyakit. Karena itu ditemukan banyak sekali tuntunan yang berkaitan
dengan jenis makanan atau kadar makanan.
- Berolah raga: beramal dan beribadah dengan baik dibutuhkan adanya fisik
dan mental yang sehat dan kuat. Oleh karena itu kekuatan fisik merupakan
faktor utama untuk menghasilkan amal kebajikan dan amal ibadah yang
lebih banyak.
c) Upaya kuratif
- Keharusan yang menyembuhkan penyakit itu Allah tetapi apabila
seseorang dalam keadaan sakit ia wajib berusaha menyembuhkannya (QS.
As-Syura (42):80)
- Makna praktik-praktik keagamaan seperti puasa dan shalat, juga tradisi
keagamaan, pengarahan emosi atau spiritual, dan unsur-unsur tertentu
yang disebut memiliki efek kuratif seperti Al Qur’an, madu dan
sebagainnya.
- Efek kuratif ayat-ayat Al-Qur’an. Dari kajian yang dilakukan oleh Yuuf
Al-Hajj Ahmad (seorang pakar dari rusia) disimpulkan bahwa
mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an memiliki efek langsung
dalam menurunkan perasaan gelisah dan efek tidak langsung dalam
menguatkan system kekebalan tubuh yang tentu saja memberikan andil
secara signifikan dalam proses penyembuhan.
d) Upaya rehabilitative
Upaya memperbaiki atau mengembalikan suatu kondisi dari keadaan sehat
menjadi lebih sehat. Upaya rehabilitatif harus senantiasa diupayakan agar
tidak jatuh kepada kondisi yang lebih parah atau buruk.
1.2 Penerapan ilmu kesehatan berbasis sunnatullah dan qadarullah, ayat dan hadis
yang relevan
Ajaran islam sangat memperhatikan tentang Kesehatan. Banyak tuntunan dan petunjuk
Rasullulah SAW terkait Kesehatan yang merupakan penjelasan dan sekaligus merupakan
pengalaman pokok-pokok ajaran yang ada dalam Al-Qur’an serta tercermin dalam kehidupan
dalam hubungannya dengan keluarga, sahabat, pendidikan, kehidupan. Pendidikan Rasulullah
SAW tentang perilaku hidup sehat, diataranya adalah agar dibiasakan hidup bersih dan sehat
sebagai upaya untuk mencegah penyakit. Slogan kebersihan Sebagian dari iman dan telah
diwujudkan dengan perintah agama islam. Kebersihan (dari najis maupun hadats) merupakan
syarat dari amal ibadah seperti shalat dan thawaf. Secara umum dikenal dengan slogan
“kebersihan pangkal kesehatan”. Rasulullah SAW menyatakan bahwa mukmin yang kuat
lebih disukai Allah disbanding mukmin yang lemah. Rasulullah mencontohkan kepada
umatnya tentanhg hidup sehat sesuai dengan sunnah dan syariat islam.
1. Selalu bangun sebelum subuh
Rasul selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum subuh untuk melaksanakan
sholat sunah dan sholat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam
antara lain :
- Berlimpah pahala dari Allah SWT
- Kesegaran udara subuh yang bagus untuk Kesehatan
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan
2. Aktif menjaga kebersihan
Rasul selalu senantiasa rapi dan bersih setiap hari kamis dan jumat, beliau mencuci
rambut-rambut hakus di pipi, selalu memotong kuku, berisisr dan berminyak wangi.
“Mandi pada hari jumat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian
pula menggosok gigi dan memakai harum-harum” (HR Muslim).
3. Tidak pernah banyak makan
Sabda Rasul:
“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan
tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda seperti : sepertiga untuk udara,
sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makan. Banyak ulama yang
mendefinisikan puasa adalah menahan diri dari pembatal puasa yang sudah di
jelaskan dalam syariat misalnya makan, minum dan jima’ (berhubungan intim) di
mulai dari terbitnya matahari samapi terbenamnya matahari. Sebagaimana pengertian
menurut mazhab syafi’i:
“menahan dari pembatal yang sudah tertentu, pada waktu tertentu dan pada orang-
orang tertentu (yang diwajibkan bepuasa)”. Kemudian ada di antara pembatal puasa
yang sudah disepakati olehpara ulama sebagai pembatal puasa yaitu: makan dan
minum, jima’ (berhubungan intim).
4. Tidak pemarah
Nasihat Rasulullah “jangan marah” diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat
Kesehatan dan kekuatan muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka tetapi lebih
jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk
menahan marah :
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk dan bila duduk
maka berbaring
- Membaca Ta’awwudz karena marah itu dari syaiton
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan
hati.
5. Optimis dan tidak mudah putus asa
Sikap optimis akan memberikan dampak psikolohis yang mendalam bagi kelapangan
jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan kerja keras serta tawakal kepada Allah SWT
6. Tidak pernah iri hati
Untuk menjaga stabilitas hati dan kesehatan jiwa mentalitas maka menjauhi iri hati
merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.
7. Kesehatan lingkungan
Di dalam salah satu hadis yang shahih terdapat sebuah hal cukup mengelitik perhatian
kita yaitu ada keterangan bahwa lalt yang hinggap di dalam air minum atau makanan
kita hendaknya di tenggelamkan ke dalamnya kemuan makanan atau minuman itu
boleh diminum. Kalau dilihat dari ilmu kesehatan tindakan seperti ini tentu
bertentangan, sebab lalat termasuk hewan yang membawa penyakit. Di kakinya bisa
saja terdapat kuman dan kotoran yang berbahaya bagi kesehatan.
8. Kesehatan lingkungan dalam islam
Dalam kitab Al-Thib Al-Wiqai disebutkan bahwa sanitasi lingkungan merupakan
unsur mendasar dalam menjaga Kesehatan. Yang dimaksud sinitasi lingkungan adalah
menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit. Hal ini yang demikian
hanya akan dicapai dengan kebersihan yang sempurna. Sedangkan yang dimaksud
“bersih” adalah kebersihan jasmani, pakaian dan kebiasaan seseorang. dalam
beberapa surat kita menemukan bahwa surat yang pertama membicarakan mengenai
islam dan surat yang kedua mengenai kebersihan sebagaimana yang kita dapatkan
dalam surat Al-Mudatsir:
“Dan pakaianmu bersihkan”
Islam merupakan aqidah pertama bahkan norma ilmiah pertama yang
memperkenalkan dan memerintahkan prinsip steril yang diidentikkan dengan bersuci
dan yang dimaksud dengan istilah bersuci (thaharah) adalah membersihkan atau
membebaskan sesuatu dari bakteri atau benda yang mengandung bakteri sedang
sesuatu yang kotor dan mengandung jamur diidentikkan dengan najis. Islam adalah
perintis pertama yang berbicara tentang bakteri dan kotoran yang dimasukkan dalam
kategori dengan istilah “khabats” atau “khataya” atau “syaitan” contohnya :
“Potonglah kukumu sesungguhnya syaitan duduk (bersembunyi) di bawah kukumu
yang panjang”.
Hadis di atas dengan jelas menunjukkan adanya bakteri yang tersembnyi di bawah
kuku-kuku. Dalam Al-Qur’an najis dan bakteri diungkapkan dengan istilah :
“kecuali kalau makanan itu bangkai atau darah yang mengalir atau daging babi
karena sesungguhnya semua itu adalaha kotor” (QS. Al-an’am:145)
Dalam islam ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dijaga kebersihannya
yang berhubungan dengan pribadi seseorang antara lain:
a. Kebersihan tangan
Tangan merupakan anggota tubuh yang paling mudah memindahkan penyakit.
Melihat gejala seperti ini islam menganjurkan kepada umatnya untuk memotong
kuku yang panjang yang dapat menimbulkan kotoran. Untuk menghindari diri dari
berbagai penyakit yang berpindah melalui tangan islam menganjurkan :
1. Mencuci tangan sebanyak tiga kali ketika berwudhu
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Nabi bersabda :
“bersihkan tangan sebelum dan sesudah makan”
3. Membersihkan tangan sebelum tidur, sebagaimana sabda Rasullulah :
“apabila kami berangkat tidur, maka berwudhu lah sebagaimana kamu
berwudhu untuk shalat”.
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menengok orang sakit.
b. Kebersihan kedua telapak kaki
Menyela-nyela jari telapak kaki adalah sunnah ketika bersuci:
“Apabila kami berwudhu maka di sela-sela jari-jari kedua tangan dan kakimu”
c. Kebersihan mulut dan gigi
Ketika hendak tidur, Ketika hendak shalat Rasulullah senantiasa menggosok gigi.
Nabi bersabda:
“Bersugi itu dapat membersihkan mulut dan mendapat keridaan Allah SWT”
d. Kebersihan hidung
Memasukkan air ke hidung sebanyak tiga kali merupakan bagian di antara sunnah
wudhu, perintah ini merupakan suatu kenyataan yang memiliki nilai medis sebab
penyakit-penyakit seperti influenza disebabkan oleh bakteri atau virus yang
berpindah dari hujan ke hidung.
e. Kebersihan rambut kepala
Selain mencuci rambut dalam islam juga menganjurkan agar memangkas rambut
dan memperindahnya. Nabi bersabda:
“Barang siapa memiliki rambut maka hendaklah dimulaikannya”
f. Kebersihan pakaian
Allah SWT tidak menerima shalat seseorang apabila dikerjakan dengan pakaian
yang kotor karena kebersihan pakaian merupakan sunnah sebelum melakukan
shalat. Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirma :
“hai anak adam, pakailah pakaian mu yang indah di setiap (memasuki) masjid”
(QS. Al-A’raf:31).
g. Kebersihan makanan
Dalam hal kebersihan makanan dan minuman nilai ajaran islam telah mencapai
puncak nilai ilmiahnya sekalipun harus kembali kepada 14 abad silam. Dalam
menjaga kebersihan makan islam memerintahkan untuk memperhatikan beberapa
hal anatara lain:
1. Menutup tempat makan dan minum supaya terhindar dari debu dan lalat
2. Menjaga kebersihan tempat makan sebelum dan sesudah dipakai
Islam melihat makana sebagai factor yang amat penting dalam kehidupan manusia
disamping ibadah yang lain, karena makanan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan jasmani dan rohani. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surah Al-A’raf : 31 yang artinya :
“makan dan minumlah kalian dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai yang berlebih-lebihan”.
h. Kebersihan rumah
Islam sangat memperhatikan kebersihan dan tata kata sehingga tempat yang kotor
di sekitar rumah dan jalan tidak boleh diabaikan begitu saja sehingga tidak
menimbulkan bahaya bagi orang lain. Islam melarang mengotori jalan dengan
sesuatu yang bernajis. Rasulullah bersabda:
“bersihkan halam rumahmu dan janganlah menyerupai kaum yahudi yang suka
mengumpulkan sampah di lingkungan rumah mereka”.
Islam juga mendorong kaum muslimin untuk rajin membersihkan lingkungan di
sekitarnya. Rasulullah bersabda:
“barang siapa menyingkirkan suatu kotoran dari jalan maka baginya sedekah”.
Pengertian kotoran disini adalah sesuatu yang membahayakan, mengotori jalan
atau najis. Disamping itu islam tidak mencukupkan upaya preventif kebersihan
hanya dengan berwudhu sebelum shalat tetapi mengharuskan mandi pada waktu
tertentu antara lain:
1. Apabila seseorang hendak memeluk agama islam yakni mandi sebelum
mungucapkan kalimat syahadat.
2. Mandi ketika hendak melaksnaakan shalat jumat.
Dalam pertemuan ini setiap muslin diharuskan bersih dan terbebas dari bau yang
tidak sedap atau kotoran. Rasulullah bersabda:
“apabila seseorang kaum pergi shalat jumat maka hendaklah ia mandi”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
agama islam mengandung ajaran yang sangat komprehensif dalam menjamin
kelangsungan hidup manusia. Tidak satupun ajarannya yang tidak
mengakomodir perilaku hidup manusia, dimana Rasulullah telah menajdikan
Kesehatan dan kesejahteraan sebagai suatu tuntunan agama yang selayaknya
diidam-idamkan dan diharapkan oleh seorang muslim. Islam telah berupaya
untuk mengarahkan setiap muslim agar dapat menjaga dan memelihara hak
badannya dengan cara mengonsumsi makanan halal, memperhatikan
Kesehatan tubuh, kebersihan tempat tinggal dan lingkungan sekitar.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan,. Oleh karena itu mohon di berikan
saran agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita dalam
memahami prinsip dan ajaran islam dalam kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai