Anda di halaman 1dari 19

ISLAM DAN KESEHATAN

Diampu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah AIK IVdari dosen Pak Suherman

Kelompok 8 :

DHIKKY PRATAMA (201510160311038)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
anugerah yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Islam dan Kesehatan” ini.
Serta ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada :
1. Bapak Suherman selaku dosen matakuliah Agama Islam kami yang senantiasa
membimbing kami dalam pengerjaan hingga penyelesaian makalah ini.
2. Serta tak lupa kami haturkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu tetapi tidak
mengurangi rasa hormat kami.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam diri penulis
yang menyebabkan makalah ini kurang sempurna. Maka dari itu, penulis menerima kritik
dan saran yang membangun, yang diharapkan sebagai jembatan agar dapat membuat karya
tulis dengan lebih baik dan maksimal dimasa mendatang.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, penulis
berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber refrensi bagi pihak
yang membutuhkan.

Malang, 8 Maret 2018

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Hidup Sehat .................................................................................................... 3
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan ............................................................... 5
2.3 Pandangan Islam terhadap hidup sehat ............................................................................ 6
2.4 Prinsip-Prinsip islam dalam mewujudkan hidup sehat .................................................. 10
2.5 Cara Menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk mewujudkan hidup sehat ......... 11
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam mendorong umat manusia yang beriman untuk mencapai sesuatu yang
baik bagi mereka di dunia dan di akhirat untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan ilmu dan amal saleh dan sebagai prasyarat yang harus dimiliki adalah
sehat / kesehatan.
Kitab suci Al-Qur’an merupakan sumber pedoman, bimbingan, dan
kekuatan bagi kaum muslim di seluruh penjuru di dunia. Melalui Al-Qur’an, islam
membimbing manusia menuju hidup sehat baik lahir maupun batin. Tidak
sedikit hadis-hadis Nabi Muhamad yang mengandung nilai- nilai medis. Yang
selanjutnya mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran Islam.
Berpedoman kepada Al-Qur’an dan al-sunah, Islam membimbing manusia
menuju hidup sehat, yaitu prilaku takwa berupa prilaku yang ditandai ketaatan
kepada sang Pencipta sebagai konseo kesehatan Islami. Islam menolak praktek
kesehatan apapun yang bertentangan dengan ajaran islam. Misalnya memohon
bantuan dengan benda yang dianggap keramat atau oarng ang memiliki kekuatan
sedangkan amalan-amalannya bertentangan dengan ajaran Islam.
Pengertian kesehatan tidak dijumpai dalam al-Qur’an, walaupun hal ini tidak
berarti bahwa al-Quran tidak mementingkan masalah kesehatan. Al- quran
kelihatanya tidak ingin terlibat dalam perdebatan dalam pengertian kata-kata,
melainkan lebih menukik kepada sebab-sebab yang dapat menimbulkan
kesehatan, seperti perintah makan dan minum yang halal dan baik, tidak
berlebihan, tidak memabukkan, dll.
Demikian pula kata ‘afiyah tidak dijumpai dalam al-qur’an. Melainkan terdapat
dalam hadis Nabi yang artinya: “ Ya Alloh perkayalah diriku dengan ilmu,
hiasilah diriku dengan ketakwaan dan percantiklah diriku dengan kesehatan
yang sempurna”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hidup sehat ?
2. Factor apa saja yang mempengeruhi kesehatan manusia ?
3. Bagaimana Pandangan islam tentang hidup sehat ?
4. Apa saja Prinsip-prinsip islam dalam mewujudkan hidup sehat ?
5. Bagaimana cara Menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk
mewujudkan hidup sehat ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari hidup sehat
2. Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi kesehatan manusia
3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam tentang hidup sehat
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip islam dalam mewujudkan hidup sehat
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga keseimbangan lingkungan
hidup untuk mewujudkan hidup sehat

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidup Sehat
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa,
akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas
berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya
dengan tuntunan kesehatan.
Paling tidak ada dua istilah literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk
tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam, yaitu: kesehatan yang
terambil dari kata sehat; Afiat. Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi
kata majemuk sehat afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “afiat”
dipersamakan dengan kata “sehat”. Afiat diartikan sehat dan kuat, sedangkan sehat
sendiri antara lain diartikan sebagai keadaan segenap badan serta bagian-bagiannya
(bebas dari sakit).
Tentu pengertian kebahasaan ini berbeda dengan pengertian dalam tinjauan
ilmu kesehatan, yang memperkenalkan istilah-istilah kesehatan fisik, kesehatan
mental, dan kesehatan masyarakat. Istilah sehat dan afiat masing-masing digunakan
untuk makna yang berbeda, kendati diakui tidak jarang hanya disebut salah satunya,
karena masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang dikandung oleh
kata yang tidak disebut. Dalam literatur keagamaan, bahkan dalam hadits-hadits
Nabi saw. Ditemukan sekian banyak do’a, yang menagandung permohonan afiat,
disamping permohonan memperoleh sehat.
Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah
untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu
tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi mereka yang
mengindahkan petunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan sebagai
berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Kalau sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka
agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat melihat
maupun membaca tanpa menggunakan kaca mata. Tapi, mata yang afiat adalah yang
dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan
pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena itulah fungsi yang diharapkan

3
dari penciptaan mata
Pengertian Hidup Sehat juga dapat didefinisikan sebagai hidup tanpa gangguan
masalah yang bersifat fisik maupun non fisik. Gangguan masalah yang bersifat fisik
maupun non fisik. Gangguan fisik berupa penyakit- penyakit yang menyerang
tubuh dan fisik seseorang. Sementara non fisik menyangkut kesehatan kondisi jiwa,
hati dan pikiran seseorang. Artinya, kesehatan meliputi unsur jasmani dan rohani.
Pengertian Hidup Sehat mencakup aturan dan pola seseorang untuk
menjalankan hidup dengan cara proporsional dan terkontrol. Pola tersebutlah yang
akan membuat orang menjadi sehat. Untuk sehat butuh aturan maka akan muncullah
kehidupan yang serampangan. bukan hanya kesehatan fisik yang akan terganggu,
namun lebih berbahaya lagi bila menyangkut kesehatan jiwa.
Kesehatan amatlah penting untuk meraih kebahagiaan hidup. Syarat utama
seseorang dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup ini adalah saat mereka memiliki
kesehatan secara jasmani dan rohani. Pengertian hidup sehat ini menjadi cara
seseorang untuk menuju kebahagiaan hidup. Nabi Muhammad SAW lewat
sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Sunnah Nabi
menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang
harus diterima dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam Al Quran Surah Ibrahim [14]:7 Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa
menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah bersabda. “Dua nikmat
yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyaka manusia yaitu kesehatan dan waktu
luang.” (HR. Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas)

4
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan
Manusia Faktor utama yang sangat mempengaruhi kesehatan,
yaitu :
1. Udara
Setiap saat kita menghirup udara karena tubuh kita memerlukan oksigen
untuk bekerja. Itulah mengapa biasanya di daerah pegunungan tubuh kita
akan terasa lebih segar karena tubuh dapat maksimal mendapatkan oksigen
yang di perlukan sehingga mempengaruhi kerja metabolisme tubuh kita.
2. Air
Tubuh kita juga sangat memerlukan air untuk dapat bekerja. Jika tubuh kita
kekurangan air akan sangat berpengaruh bagi kesehatan. Penyakit kencing
batu misalnya, salah satu penyebabnya adalah karena organ kandung kemih
kita kekurangan air untuk dapat melarutkan zat garam yang ada di dalam
tubuh sehingga terjadi pengendapan.
3. Makanan dan minuman
Makanan dan minuman yang memenuhi kecukupan nutrisi sangat di butuhkan
oleh tubuh. Karena masing masing organ tubuh kita memerlukan
kandungan nutrisi dan zat tertentu agar dapat berfungsi dengan baik. Itulah
mengapa kita di anjurkan agar dapat mengkonsumsi makanan sehat yang
cukup nutrisi setiap hari.
4. Istirahat
Istirahat yang cukup juga sangat di perlukan oleh tubuh. Karena beberapa
organ tubuh kita juga perlu untuk istirahat bekerja pada waktu tertentu.
Itulah mengapa kita merasakan sangat tidak nyaman bahkan sulit
berkonsentrasi jika kita kekurangan waktu untuk tidur setiap harinya.
5. Emosi
Keseimbangan emosi sangat berpengaruh bagi kesehatan. Di beberapa
Negara maju seperti di Eropa bahkan telah di teliti ada beberapa kasus
penyakit yang di timbulkan oleh kadar stress yang tinggi dari pengidapnya.
Banyak sekali organ tubuh yang terganggu pada saat emosi kita tidak
seimbang

5
6. Olahraga
Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, mungkin kata- kata itu
sudah lama sekali pernah kita dengar. Kita olahraga sangat penting bagi
tubuh, olahraga yang rutin dan teratur dapat menurunkan kadar kolesterol,
kadar gula darah dan lainnya.

Faktor- faktor lain yang mempengaruhi kesehatan :


1. Environment atau lingkungan.
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua
dihubungkan dengan ecological balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor
yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat
kesehatan masyarakat.

2.3 Pandangan Islam terhadap hidup sehat


Menurut pandangan islam terhadap hidup sehat dibagi menjadi beberapa yaitu
1. Pokok-pokok ajaran islam terhadap kesehatan fisik
Kesegaran jasmani dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan
tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang
kesegaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya. Hal ini terdapat
pada salah satu surat al Baqarah : 222

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu
kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

6
Kesehatan jasmani dan fisik merupakan keadaan yang sangat penting
dalam mendukung seluruh kegiatan. Pelaksanaan ibadah dalam Islam seperti
salat, puasa, dan ibadah haji hanya dapat dikerjakan dengan sempurna apabila
keadaan jasmani dalam keadaan sehat. Kesehatan jasmani erat kaitannya dengan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik, yaitu makanan dan
minuman yang selain secara hukum dinyatakan boleh dimakan dan diminum,
juga harus dalam keadaan baik (thayib), yang dalam penilitian ahli kesehatan
terkait dengan makanan yang mengandung gizi dan kalori menurut penilian ahli
kesehatan.
Dalam ajaran islam upaya memelihara kesehatan jasmani dan fisik ini
terkait dengan ajaran tentang bersuci (thaharah) seperti penggunaan air yang
bersih dan mensucikan untuk keperluan memasak, minum, mandi,
berwudhu,dan sebagainya, ketentuan barang-barang yang dinilai sebagai najis,
kotor, dan menjijikkan, mandi, berwudhu, istinja’, buang air, tayamum, mencuci
pakaian, tempat dan lingkungan.
Ajaran tentang thaharah yang terkait dengan pelaksanaan berbagai
ibadah dalam islam yang demikian detail dan mendalam itu, selain ditujukan
untuk persyaratan ibadah agar dianggap sah secara hukum, tetapi juga agar
timbul budaya, sikap hidup dan kepribadian yang mencintai dan peduli terhadap
kebersihan dalam arti seluas-luasnya.Upaya memelihara kesehatan jasmani dan
fisik ini diikuti pula dengan ketentuan adanya sejumlah barang-barang yang
dilarang untuk dikonsumsi. Seperti, bangkai, anjing, babi, air seni (urine), dll.
Dengan demikian, tampak bahwa ajaran islam sangat mementingkan
kesehatan jasmani dan fisik yang dilakukan dengan cara memelihara kebersihan
makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan seterusnya yang secara
keseluruhan terintegrasi dalam pelaksaan ibadah.

2. Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Psikologis


Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa,
akal, jasmani, harta, dan keturunan bagi umat manusia. Diantara kelima unsur
tersebut yang berkaitan dengan kesehatan adalah jiwa, akal dan jasmani..Islam
sangat menekankan tentang kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani.

7
Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan fisik,
di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga kesehatan mental
dan jiwa (rohani). Sedangkan dalam hal kesehatan rohani, Islam
memerintahkan untuk meninggalkan segala sesuatu yang dapat merusak akal,
seperti khamr dan segala sesuatu yang dapat menghilangkan akal.

Kesehatan jasmani dan fisik dalam ajaran islam memiliki hubungan yang erat
dengan kesehatan yang bersifat rohaniah. Orang yang sedang sakit gigi misalnya,
menyebabkan pikiran dan perasaannya terganggu, takut jika penyakitnya tidak
dapat disembuhkan. Demikian pula orang yang terganggu kesehatan rohaninya
seperti tergoncang jiwanya akibat mendapatkan musibah atau dihadapkan pada
berbagai permasalahan yang menyebabkan tidak nafsu makan, badan lemas, dan
pada akhirnya sakit
Seorang dikatakan sehat rohaninya jika ia terbebas dari penyakit batiniah.
Penyakit ini cukup banyak. Al-Ghazali menyebutkan (al-Ghazali, V,l974:l00-
560) antara lain:
a) Hubb ad-Dunya (Cinta dunia) berlebihan karena menumbuhkan
kemunafikan.
b) Rakus, amat dekat dengan cinta dunia, bahkan saling berkelindan. Cinta
harta menyebabkan rakus, atau rakus merupakan perwujudan cinta harta.
Nabi Muhammad saw memberikan contoh profil orang cinta harta dan
rakus melalui sabdanya sebagai berikut: “Jikalau manusia itu memiliki dua
lembah emas, niscaya ia akan mencari yang ketiga untuk tambahan dari dua
lembah tadi, dan rongga manusia itu tidak akan penuh selain oleh tanah; dan
Allah menerima taubat terhadap siapa yang mau bertaubat (al-Hadis)”.
Dari hadis ini dapat dipahami bahwa orang yang menuruti kemauan nafsu
untuk mencari kekayaan, seberapa pun kekayaan telah diraih, ia tetap kurang
puas dan akan selalu ingin mencari terus.
Kita harus bisa memetik pelajaran dari kehidupan akhir para perakus
kekayaan dan kekuasaan. Mereka pasti berakhir dengan tragedi. Secara
agama, mereka dikutuk dan disaksikan oleh orang banyak (rakyat) sebagai
penjahat.

8
c) Kikir
Kikir merupakan akibat pasti dari cinta harta adan rakus. Kikir merupakan
sifat yang amat buruk. Alquran mengatakan:

“ Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang
mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan
kepunyaan Allah- lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Ali Imran/3 : 180)”. Nabi
mengatakan bahwa kikir itu menghilangkan keimanan
d) Ria (Pamer) dan Takabbur (Sombong)
Riya’, dalam bahasa Indonesia ditulis ria, berarti sombong, congkak, bangga
karena telah berbuat baik. Sifat ini buruk. Berbuat baik hanya akan menjadi
baik kalau niatnya baik, cara yang ditempuh baik, dan tujuannya juga baik. Niat
yang baik adalah ikhlas lillahi ta’la. akhirnya kelak, orang-orang sombong
adalah neraka.
e) ‘Ujub
‘Ujub adalah heran dengan diri sendiri (baik sebagai pribadi maupun
kelompok, chauvinism). ‘Ujub bisa muncul karena merasa memiliki sesuatu
yang orang lain tidak memilikinya. Sifat ini amat buruk. Menurut Allah, ‘ujub
tidak ada artinya sama sekali

Secara umum dan praktis, munafik adalah orang yang tidak cocog antara lahir
dan batinnya. Secara lisan ia mengatakan ‘ya’, batinnya mengatakan ‘tidak’
atau sebaliknya. Secara lisan mengatakan ‘beriman’ dan batinnya mengatakan
‘tidak’, hakikatnya tidak beriman. Tujuan kemujnafikan untuk mengelabuhi
orang lain dan mencari keuntungan diri
f) Munafiq
Secara umum dan praktis, munafik adalah orang yang tidak cocog antara lahir
dan batinnya. Secara lisan ia mengatakan ‘ya’, batinnya mengatakan ‘tidak’
atau sebaliknya. Secara lisan mengatakan ‘beriman’ dan batinnya mengatakan
‘tidak’, hakikatnya tidak beriman. Tujuan kemujnafikan untuk mengelabuhi
orang lain dan mencari keuntungan diri

9
3. Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Sosial dan Spiritual
Hidup bermasyarakat dalam arti seluas-luasnya adalah merupakan salah satu
naluri manusia. Ia tidak bisa dan tidak mungkin mampu hidup sendirian.
Berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan hadis, kita menjumpai ajaran etika
bermasyarakat tersebut antara lain ajaran tolong-menolong, saling menasehati,
menghormati, saling asah, asuh, dan asih.

Ajaran islam tentang perlunya membangun masyarakat yang sehat dapat pula dari
hampir seluruh misi, hikmah, dan pesan ang terdapat dalam ajaran ibadah dalam
islam. Salat misalnya, dapat ditujukan agar mampu mencegah dari perbuatan keji
dan munkar. Zakat ditujukan untuk menunjukkan kepedulian social dengan
membantu orang yang membutuhkan agar tercapainya kesehatan sosial, yang
menyangkut aspek spiritual berupa suruhan wajib yang termasuk dalam rukun
islam
2.4 Prinsip-Prinsip islam dalam mewujudkan hidup sehat
5 prinsip hidup sehat hidup sehat ala SAYYIDINA MUHAMMAD SAW, yaitu:

a. Sehat Lewat Makanan

Yaitu prinsip dasarnya adalah memperhatikan jumlah makanan yang masuk


kedalam tubuh agar tidak berlebihan sebagaimana firman Allah :”Makan dan
minumlah dan jangan berlebihan”, jenis makanan yang dianeka ragamkan dengan
memperhatikan firman Allah dalam Alqur’an yang artinya :”Aku ciptakan
manusia dari sari pati tanah” . yang maknanya adalah makanan paling cocok
untuk manusia adalah yang dihasilkan dari tanah (sayuran, biji-bijian, dan buah) .
Disamping itu kita memperhatikan frekwensi makan kita adalah sebagaimana
dicontohkan Nabi SAW, dimana beliau SAW makan paling banyak 2 X sehari.

b. Sehat Lewat Ibadah

Semua perintah ibadah yang datang dari Allah sudah pasti tidak bertentangan
dengan kesehatan dan bahkan menyehatkan . Melaksanakan ibadah dengan
sungguh-sungguh akan meningkatkan kesehatan .

10
c. Sehat Lewat Do’a

Do’a yang dipanjatkan kepada Allah SWT adalah salah satu media hidup sehat
yang ampuh. Do’a yang dilakukan dengan keyakinan yang kuat akan datangnya
pertolongan Allah akan membantu mempercepat penyembuhan .

d. Pengobatan Sesuai Anjuran Nabi Muhammad SAW

Nabi SAW mengajarkan berbagai resep hidup sehat yang mudah, termasuk resep
obat-obatan yang terbukti memberi manfaat dalam penyembuhan orang sakit .

e. Sehat Lingkungan
Adalah menyehatkan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sangat jelas
memberi manfaat bagi penyehatan maupun penyembuhan penyakit .

Diatas segalanya Nabi SAW mengajarkan pola hidup sehat yang bukan hanya mengobati
orang sakit namun juga mencegah penyakit dan meningkatkan status kesehatan .Pada
prinsipnya dalam mengembangkan kesehatan masyarakat tidaklah tepat jika kita
mengabaikan kemampuan self healing karena hal ini sama saja kita telah merendahkan
martabat manusia sebagai mahluk yang tinggi kedudukannya disisi Allah dan
merupakan mahluk yang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk baik fisik maupun jiwa
.Menjadi rendahnya martabat manusia adalah hasil kerja Iblis yang telah merendahkan
Adam dan yang berusaha membuktikan pandangannya bahwa manusia memiliki
martabat yang lebih rendah darinya.

2.5 Cara Menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk mewujudkan hidup sehat
Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam di dalamnya banyak terangkum ayat-
ayat yang membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk menjaga
lingkungan, larangan untuk merusaknya, dll. Seperti yang akan di bahas berikut ini.
A. Alam Adalah Kenyataan yang Sebenarnya

Allah telah menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya. Alam semesta
yang indah ini adalah benar-benar hadir dan sekaligus merupakan salah
satu bukti keagungan penciptanya. Allah juga telah menciptakan hukum-
hukumnya yang berlaku umum yang menunjukkan ke Maha Kuasaan-Nya

11
dan Keesaan-Nya. Langit dan bumi serta segala isinya diciptakan Allah
secara serasi dan teratur. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang
benar dan (Dialah juga) pada masa (hendak menjadikan sesuatu)
berfirman : "Jadilah", lalu terjadilah ia. Firman-Nya itu adalah benar dan
bagi-Nyalah kuasa pemerintahan pada hari ditiupkan sangkakala. Dia yang
mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata dan Dialah Yang Maha
Bijaksana, lagi Maha mendalam pengetahuan-Nya.” (QS. Al-An’am : 73)
Jadi alam raya ini dalam pandangan Islam merupakan kenyataan yang
sebenarnya. Pandangan ini berbeda dengan penganut aliran Idelisme yang
menyatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi yang rill dan obyektif,
melainkan semu, palsu, ilusi, dan maya, atau sekedar emanasi atau pancaran dari
dunia lain yang kongkrit yang disebut dunia ideal.

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang
kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka.” (QS. As-Shadd : 27)

Pandangan Islam juga berbeda dengan penganut aliran materialism.


Aliran materialism memang menyatakan bahwa alam ini benar-benar ada,
riil, dan obyektif. Namun eksistensi alam ini dalam dugaan aliran
materialism adalah ada dengan sendirinya. Sedangkan menurut pandangan
Islam, alam raya ini diciptakan oleh Allah atau Tuhan YME. Allah yang
menciptakan sekaligus memelihara alam ini serta mengatur segala
urusannya.

12
B. Tidak Membuat Kerusakan Lingkungan

Timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidup merupakan akibat


perbuatan manusia. Karena manusia yang diberi tanggungjawab sebagai
khalifah di bumi telah menyallahgunakan amanah. Manusia mempunyai
daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk lainnya tidak
memilikinya.
Kelebihan manusia yang disalahgunakan mengakibatkan kerusakan
lingkungan yang semakin bertambah parah. Kelalaian dan dominasi
manusia terhadap alam dan pengolahan lingkungan yang tidak beraturan
membuat segala unsur harmoni dan sesuatu yang tumbuh alami berubah
menjadi kacau dan sering berakhir dengan bencana.
Dalam firman Allah Q.S Ar-Ruum ayat 41. Sesungguhnya Allah
telah menetapkan dan menggambarkan akibat dari kedurhakaan
manusia terhadap syariat. Manusia hanya bisa menguras dan menggali
isi bumi saja tanpa memperhatikan dampaknya. Maka terjadilah
bencana dan kerusakan di atas muka bumi. Padahal semua itu, menurut
Yang Maha Kuasa, adalah akibat dari tangan-tangan manusia itu
sendiri:

“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan


manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).( QS.Ar-
Rum : 41 )

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal,
jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan
dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan
tuntunan kesehatan.
Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap
kesehatan manusia baik itu kesehatan fisik, psikologis atau mental dan juga kesehatan
sosial yang berkaitan dengan aspek spiritual. Sunnah Nabi menganggap keselamatan
dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa
syukur.
Seperti yang juga telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan
mengapa Allah menyebutkan secara eksplisit dalam Al- Qur’an tentang pentingnya
lingkungan hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini.
Kualitas sebagai indikator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi
untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis dari Alloh SWT untuk
diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim. Adanya bencana
lebih karena manusia melakukan ekspliotasi berdasarkan kemauan
hawa nafsunya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa
memikirkan bencana yang ditimbulkannya. Manusia tersebut tidak mempunyai
pengetahuan mengenai ekosistem dan memandang baik perbuatannya yang salah
tersebut tanpa pengetahuan, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia yang
dzalim. Bahaya yang diakibatkan menurutkan kehendak nafsu sangat jelas
dampaknya pada kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan
dan tidak memepertimbangkan daya dukung lingkungan,pemborosan, menguras
sesuatu yang tidak penting dan tidak efisien, bermewah-mewahan dalam konsumsi
dan gaya hidup dan seterusnya.
Manusia yang melakukan cara seperti itu tentu mengelola bumi tanpa landasan
dan petunjuk Al-Khalik sesuai dengan apa yang diisyaratkan kepadanya selaku
hamba Tuhan. Syariat adalah fitrah di mana bumi hanya dapat diatur dengan ilmu
syariatnya tersebut. Bila sesuatu menyalahi fitrah, maka akibatnya dapat terjadi
kefatalan.Tanpa standar nilai-nilai syariat tersebut, manusia cenderung melihat

14
kebenaran menurut hawa nafsu.

3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran agama kita dalam mengolah
lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi lebih bijak
dalam mengolah lingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam kegiatan
pengolahan lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan berwawasan lingkungan
maupun spirit pembangunan berkelanjutan. Sangat jelas dalam Al-Qur’an terdapat begitu
banyaknya ayat-ayat yang membahasprosedur pengolahan alam yang bijak,perintah
untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi,dll. Kami percaya jika umat Islam mau
kembali kepada agamanya dengan membuka, memahami apa yang ada di Al-Qur’an
pasti kehidupa di muka bumi ini akan lebih teratur dan tertata dengan baik.
Diharapkankan juga para pembaca dapat lebih bersyukur atas apa saja bentuk
kesehatan yang dimikili dan berusaha untuk terus menjaga dan merawat kesehatan kita
baik fisik, maupun psikologisnya

15
DAFTAR PUSTAKA

 Fachrudin, M. 2005. Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta : Buku Obor


 Harahap, Adnan.1997. Islam dan Lingkungan . Jakarta : Fatma Press
 Prasetyo, Eko. 2008. Minggir! Waktunya Gerakan Muda
Memimpin!.Yogyakarta : Resist Book
 Situs : KBBI dalam Jaringan
 Rochman,kholil lur. (2010), Kesehatan Mental. Purwokerto: STAIN
 Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996),20-21.
 Ikhsan muhammad. 2008. Konsep Sehat dan Sakit Menurut
Islam.http://forum.abatasa.com.

16

Anda mungkin juga menyukai