Anda di halaman 1dari 15

ISLAM DAN KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al Islam &Kemuhammadiyahan IV


Dosen Pengampu : Mohammad Kamaludin, M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 11

Hijriani Musa 201510410311095


Hana Septi Widiani 202010410311334
Chery Rindi Isnaeni 202010410311336

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’aalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah tentang “Islam dan Kesehatan” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak Mohammad Kamaludin, M.Si pada mata kuliah Al Islam dan
Kemuhammadiyahan IV dari dari Fakultas Ilmu Kesehatan strata 1 (S-1) pada
Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ”Islam dan Kesehatan” bagi
sekala kalangan yang membutuhkan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Mohammad Kamaludin,


selaku Dosen AIK IV yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami tentang Islam. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga segala kebaikan dan
bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah
SWT. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan 5
1.4. Manfaat 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1. Definisi Kesehatan 6
2.3. Pandangan Islam tentang Kesehatan 9
2.4. Menjaga Keseimbangan Lingkungan Hidup 11
2.4.1. Lingkungan Hidup Dalam Al-Quran 11
BAB III PENUTUP 13
3.1. Kesimpulan 13
3.2. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum hidup sehat diartikan sebagai hidup yang terbebas dari
segala masalah baik masalah lahir dan batin. Gangguan tersebut dapat meliputi
apa saja yang mengganggu kesehatan kondisi pikiran, hati dan jiwa. Islam
menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan
merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas
hidup lainnya. Dengan memperhatikan kesehatan hati dan jiwa, kita dapan
menjalani kehidupan dengan penuh manfaat

Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang menjaga


lingkungan sekitar menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab
makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.
Sebagaimana Firman Allah SWT, “Dan rasa belas kasihan yang mendalam
dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa”
(QS. Maryam : 13). Menjaga kebersihan adalah bentuk kewajiban dari Allah
SWT. Oleh karena itu, menjaga kebersihan pula hanya dilakukan bagi orang-
orang yang bertakwa. Meskipun kini alat kebersihan dan informasi kesehatan
telah menyebar luas, kurangnya edukasi langsung menjadikan masyarakat
kurang acuh terhadap kebiasaan menjaga kesehatan terutama lingkungan.
Kebiasaan seperti membuang sampah sembarangan dapat merusak
keseimbangan lingkungan hidup dan tidak tercapainya hidup yang sehat.
Anjuran Islam untuk menjaga kebersihan juga menunjukkan harapan Islam
untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, seperti sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadits bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Dengan
kualitas lingkungan hidup yang terjaga, kenyamanan kita dalam beribadah
juga akan terjaga maka tercapailah kehidupan dengan kesehatan lahir dan
batin yang baik.

4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat rumusan masalah yang
akan dikaji melalui makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian kesehatan menurut islam?
2. Bagaimana konsep dan pandangan kesehatan dalam konteks islam?
3. Bagaimana urgensi kesehatan bagi manusia?
4. Bagaimana cara mengatasi urgensi kesehatan bagi manusia?
5. Bagaimana cara menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk
mewujudkan hidup sehat dalam konteks islam?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan pembuatan makalah ini yang dapat kami
rumuskan dari materi yang kami berikan yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian kesehatan menurut islam
2. Menjelaskan konsep dan pandangan kesehatan dalam konteks islam
3. Menjelaskan urgensi kesehatan bagi manusia
4. Menjelaskan cara mengatasi urgensi kesehatan bagi manusia
5. Menjelaskan cara menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk
mewujudkan hidup sehat dalam konteks islam

1.4. Manfaat
Harapan kami dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca
mendapat manfaat setelah membaca makalah yang telah kami buat yaitu
sebagai berikut:
1. Memahami pengertian kesehatan menurut islam
2. Memahami konsep dan pandangan kesehatan dalam konteks islam
3. Memahami urgensi kesehatan bagi manusia
4. Memahami cara mengatasi urgensi kesehatan bagi manusia
5. Memahami cara menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk
mewujudkan hidup sehat dalam konteks islam

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kesehatan
Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang ditransfer dari bahasa Arab suhhah
yang artinya sehat, tidak sakit, selamat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-
bagiannya, bebas dari rasa sakit, waras. UU No. 23 Tahun 1992 menyebutkan
bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Dari definisi tersebut dapat dipilah-pilah bahwa sehat fisik adalah suatu
keadaan di mana bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami gangguan sehingga
memungkinkan berkembangnya mental atau psikologis dan sosial untuk dapat
melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan normal.

Sehat mental adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,


intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain. Sehat sosial adalah perikehidupan dalam
masyarakat, di mana perikehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap
warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan
kehidupan sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang
memungkinkannya bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya.
2.2. Urgensi Hidup Sehat Sebagai Manusia
Kesehatan adalah salah satu investasi terbesar yang menjadi harta tak ternilai.
Hidup sehat merupakan keinginan, impian setiap individu yang didapatkan dari
usaha dan perjuangan. Kesehatan amatlah penting untuk meraih kebahagiaan
hidup. Syarat utama seseorang dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup ini
adalah saat mereka memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesehatan terbagi menjadi tiga


macam, di antaranya:

1. Kesehatan Jasmani
Yang dimaksud dengan sehat jamani adalah orang yang berdasarkan
pemeriksaan fisik, laboratories dan radiologis, tidak terserang penyakit atau

6
tidak adanya kelainan-kelainan. Jasmani sehat juga termasuk indikasi hidup
sehat alami. Cirinya antara lain persoalan biologis dan fisiknya sehat. Biologis
sehat jika jasmaninya
sehat, seperti pola makan dan kebiasaannya untuk mendukung kelangsungan
hidupnya (bukan hidup untuk makan), manajemen tidur dan istirahatnya untuk
mengembalikan tenaga, pembuangan kotoran dari tubuh, dan menjaga berat
badan agar ideal. Fisik sehat jika jasmaninya sehat, seperti menjaga
pernafasan agar baik, jantung sehat, otot lentur dengan gerak, dan tulang yang
kuat dengan olahraga.
2. Kesehatan Jiwa (psikis)
Kesehatan psikis menurut Zakiah Derajat sebagaimana dikutip oleh
In‟amuzzahidin Masyhudi dan Nurul Wahyu Arvitasari adalah terhindarnya
seseorang dari gangguan-gangguan jiwa dan gejalagejala penyakit jiwa, yang
mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi kesesuaian fungsi-fungsi
jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna dan
bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal
mungkin.
Apabila psikologis (rohani) seseorang ingin sehat, maka orang tersebut harus
menjauhkan diri dari stres, cemas, khawatir, was-was, gelisah hingga depresi
dan putus asa. Orang yang psikisnya sehat biasanya suka memaafkan, suka
memberi, dan senang berkasih sayang dengan sesama dan ketika bekerja
dengan senang hati sehingga ia merasa bahagia dalam dirinya.
3. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah sanitasi
yang mengganggu kesehatan. Kegiatan yang menopang terwujudnya
kesehatan masyarakat antara lain meliputi:

a. Kebersihan pakaian
Seorang muslim hendaknya memiliki pola hidup yang bersih dan menjadi
mujahid yang gigih dalam mewujudkan pribadi yang bersih terutama
tentang kebersihan pakaian seperti yang disebutkan dalam Q.S. al-
Muddaṡṡir: 1-7. Bersih dari najis merupakan syarat sah amal terutama saat
salat.

7
Istilah al-ṭaharah (kesucian) di dalam al-Qur‟an memiliki cakupan makna
yang luas dan mendalam, tidak hanya meliputi kebersihan fisik, seperti
badan, pakaian, rumah ibadah, air makanan, minuman tapi juga berkaitan
dengan kesucian jiwa. Apabila lingkungan hidup menjadi sehat; semangat
dan motivasi kerja menjadi tinggi. Jika kebersihan lingkungan tersebut
dipadukan dengan kebersihan batin maka manusia akan merasakan
kebahagiaan lahir dan batin.

b. Kualitas makanan
Al-Qur‟an menekankan bahwa makanan itu harus memenuhi kualifikasi
ḥalālan ṭayyiban (halal dan baik). Makanan haram adalah makanan yang
dilarang oleh agama pemakannya, seperti babi, bangkai, darah ataupun
makanan yang tidak diijinkan oleh pemiliknya untuk dimakan. Sementara
halal adalah kebalikannya. Sementara ṭayyiban adalah makanan yang tidak
mengandung zat berbahaya dan bisa mendatangkan dan menjamin
Kesehatan.
c. Memberi ASI (Air Susu Ibu) yang sempurna pada balita.
Al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 233 menganjurkan kepada para ibu yang
mempunyai balita agar memberi ASI secara sempurna kepada si anak
selama dua tahun berturut-turut. Anjuran itu mengandung hikmah bagi
kesehatan si anak sekaligus untuk mengembangkan anak-anak yang sehat,
membina generasi muda yang kuat dan mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi
karena di dalamnya mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi serta
mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai kuman
penyakit.
4. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini dapat meningkatkan
kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan erat dengan upaya penyehatan
lingkungan, pengelolaan limbah, sampah, dan penataan saluran dan buangan
air di lingkungan tempat tinggal..

8
5. Selain itu, jika seseorang ingin sehat kondisi sosialnya, maka orang tersebut
harus menjalin tali silaturrahmi yang baik dengan keluarganya, tetangganya,
masyarakatnya, rekan kerjanya dan alam sekitarnya, serta berpenampilan apa
adanya, wajar dan tidak berlebihan. Kehidupan sehari-hari dijalani sesuai
dengan norma dan nilai sosial yang dianut oleh masyarakat dalam
lingkungannya.

2.3. Pandangan Islam tentang Kesehatan


Islam sangat memperhatikan soal kesehatan dengan cara antara lain mengajak
dan menganjurkan untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan yang telah
dimiliki setiap orang. Anjuran menjaga kesehatan itu bisa dilakukan dengan
tindakan preventif (pencegahan) dan represif (pelenyapan penyakit atau
pengobatan). Secara preventif, perhatian Islam terhadap kesehatan ini bisa dilihat
dari anjuran sungguh-sungguh terhadap pemeliharaan kebersihan.

Rasulullah saw bersabda :

‫ قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم‬:‫عن ابن عباس رضي هللا عنو قال‬
)‫ الصحة والفراغـ‬:‫نعمتان مغبون فيهم اكثيرمن الناس‬

Artinya: “Dari Ibnu „Abbās ra berkata bahwa Nabi Muhammad Saw


bersabda:‟Banyak manusia merugi karena dua nikmat; kesehatan dan waktu
luang”. (H.R. Bukhari).
Dalam keterangan hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda:

‫عافيتك وفجأة‬ `‫ اللهم إنّي اعوذ بك من زوال نعمتك وتح ّول‬: ‫كان رسول هللا عليو وسلم‬
‫رواه مسلم‬. ‫نقمتك وجميع سختك‬
Artinya: “Rasulullah Saw berdo‟a: Ya Allah saya berlindung kepada-Mu
dari kehilangan nikmat karunia-Mu, dari perubahan kesehatan yang telah
Engkau berikan, mendadaknya balasan-Mu, dan dari segala kemurkaan-Mu".
(HR. Muslim)
Berdasarkan pemaparan hadits di atas, terdapat dua kenikmatan yang telah
dikaruniakan Allah Swt kepada hamba-Nya dan sering dilupakan oleh manusia
yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Sungguh sangat merugi seseorang
hamba Allah Swt, ketika tidak mensyukuri atas apa yang telah Allah berikan

9
kepadanya. Maka dari itu sepatutnyalah kita bersyukur kepada Allah Swt, karena
masih diberi nikmat sehat dan nikmat waktu senggang. Dari hadits ini, kita dapat
mengambil mau`idhah untuk senantiasa menjaga kesehatan kita, sehingga kita
dapat melaksanakan perintah Allah dengan sebaik-baiknya dan menjauhi apa yang
dilarang oleh Allah sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapka dalam al-
Qur‟an dan al-Hadits. Selain itu, kita juga dituntut untuk selalu memanfaatkan
waktu luang dalam hal kebaikan. Salah satunya dengan selalu berdzikir kepada
Allah dan selalu beristighfar (mohon ampunan) kepada-Nya.

Dalam keseharian, kita sering kali mengucapkan atau mendengar kata


sehat wal`afiat yang mana Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan al-Qur‟an
menjelaskan kata „afiat‟ dalam bahasa Arab, diartikan sebagai perlindungan
Tuhan untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan
itu tentunya hanya dapat diperoleh orang yang mengindahkan petunjuk-Nya.
Kerena itu kata `afiat juga bisa bermakna sebagai berfungsinya anggota tubuh
manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya. Sementara sehat diartikan sebagai
keadaan baik bagi segenap anggota badan.

Sebagai umat Islam, tentunya kita menjadikan al-Qur‟an sebagai pedoman


utama dalam menjalani segala aspek kehidupan. Di dalam alQur‟an terdapat
begitu banyak ayat yang memerintahkan kita untuk berpikir, membaca dan
merenungkan ayat-ayat serta segala sesuatu yang ada di sekitar kita, karena
semuanya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt.
Al-Qur‟an menyebutkan macam-macam penyakit hati yang menimpa
manusia. Selain itu, ia juga telah mengajarkan kepada manusia agar tetap
melestarikan lingkungan dan menjaga kebersihan tempat tinggal supaya tidak
menjadi sarang kuman dan bakteri. Al-Qur‟an juga menghimbau untuk menjauhi
makanan dan minuman yang mengandung penyakit dan ia juga memberitahu tata
cara mengobati diri kita ketika sakit. Mengingat al-Qur‟an membantu manusia di
bidang ini sehingga al-Qur‟an menyebut dirinya sebagai “penyembuh penyakit”,
yang oleh kaum muslimin diartikan sebagai petunjuk yang akan membawa
manusia kepada kesehatan spiritual, psikologis .dan fisik.
Meskipun al-Qur‟an bukanlah buku kesehatan, akan tetapi al-Qur’an
adalah kitab petunjuk bagi manusia agar selamat baik di dunia maupun di akhirat

10
dan salah satu petunjuk itu adalah petunjuk untuk menjalani hidup sehat sehingga
bisa beraktivitas dan menjalankan ibadah dengan benar.

2.4. Menjaga Keseimbangan Lingkungan Hidup


Dalam berbagai bidang kehidupan islam selalu mengajarkan untuk selalu
menjaga keseimbangan, keserasian dan keharmonisan kepada umat manusia.
Secara khusus bentuk keseimbangan dan keserasian yang harus dijaga oleh
umat Islam yaitu hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan
manusia, dan manusia dengan alam (lingkungan).

2.4.1. Lingkungan Hidup Dalam Al-Quran


Salah satu ajaran agama islam yang berkaitan dengan kesehatan adalah
larangan untuk merusak lingkungan, karena kita sadari bahwa lingkungan
adalah komponen penting dalam mewujudkan sebuah kesehatan.
a. Semesta alam sebagai tanda keberadaan dan kasih sayang Allah.
Al-Qur’an banyak bicara tentang penciptaan alam sebagai fasilitas
hidup yang dengannya manusia dapat memanfaatkannya sehingga dapat
bersyukur kepada Allah.
Dalam QS al-Hijr: 19 dan 20, Allah berfirman :

(19) ‫اس َي َوَأ ْنبَ ْتنَا فِيهَا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َموْ ُزو ٍن‬
ِ ‫ض َم َد ْدنَاهَا َوَأ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر َو‬
َ ْ‫َواَأْلر‬
(20) َ‫ازقِين‬ َ ِ‫َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِيهَا َم َعاي‬
ِ ‫ش َو َم ْن لَ ْستُ ْم لَهُ بِ َر‬
Artinya : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu dibumi keperluan-keperluan
hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-
kali bukan pemberi rizki kepadanya.”
b. Diciptakannya air sebagai dasar kehidupan
Dalam Q.S. al-Anbiya’ : 30, Allah berfirman:َُّ

َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰنهُ َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمن‬ ِ ‫اَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُْٓوا اَ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ْ‫ت َوااْل َر‬
َ‫ْال َم ۤا ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ۗ ٍّي اَفَاَل يُْؤ ِمنُوْ ن‬
Artinya :“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman.”

11
c. Diciptakannya matahari serta bulan
Dalam Q.S. Ibrahim: 33, Allah berfirman:

َ َ‫س َو ْالقَ َم َر َد ۤا ِٕىبَي ۚ ِْن َو َس َّخ َر لَ ُك ُم الَّي َْل َوالنَّه‬


‫ار‬ َ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ُم ال َّش ْم‬
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan
yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan
bagimu malam dan siang.”
d. Melestarikan lingkungan Hidup Merupakan Manifestasi Keimanan.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-A’raf : 56 yang berbunyi:

‫ض بَ ْع َد اِصْ اَل ِحهَا َوا ْد ُع ْوهُ َخ ْوفًا َّوطَ َمع ًۗا اِ َّن‬
ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِس ُد ْوا فِى ااْل َر‬
‫ت هّٰللا ِ قَ ِريْبٌ ِّم َن ْال ُمحْ ِسنِي َْن‬
َ ‫َرحْ َم‬
Artinya:“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.”
e. Manusia adalah Khalifah untuk menjaga kemakmuran Lingkungan
Hidup
Dalam Q.S. Al-An’am : 165 Allah berfirman:
ٰۤ
‫ْض‬
ٍ ‫ع‬ َ ‫ب‬ ‫ق‬َ ‫و‬
ْ َ ‫ف‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ ‫ْض‬
َ ‫ع‬ َ ‫ب‬ ‫ع‬
َ َ ‫ف‬‫ر‬َ ‫و‬َ ‫ض‬
ِ ْ‫ر‬َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ف‬
َ ِٕ ‫َوهُ َو الَّ ِذيْ َج َعلَ ُك ْم َخ‬
‫ى‬ ‫ل‬
‫ب َواِنَّهٗ لَ َغفُ ْو ٌر‬ ِ ۖ ‫ك َس ِر ْي ُع ْال ِعقَا‬ َ َّ‫ت لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ۗ ْم اِ َّن َرب‬
ٍ ‫َد َر ٰج‬
‫َّح ْي ٌم‬
ِ ‫ر‬ ࣖ
Artinya:“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
f. Kerusakan yang Terjadi di Muka Bumi Karena Ulah Manusia

‫ت اَ ْي ِد ْي ُك ْم َويَ ْعفُ ْوا َع ْن َكثِي ۗ ٍْر‬


ْ َ‫ص ْيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬
ِ ‫صابَ ُك ْم ِّم ْن ُّم‬
َ َ‫َو َمٓا ا‬
Artinya:“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Islam menyatakan bahwa tujuan utama keberadaannya adalah untuk
memelihara agama, jiwa, jasmani, akal, harta dan keturunan. Setidaknyadari apa
yang disebutkan ada tiga poin yang berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika
Islam sangat kaya akan tuntunan kesehatan. Nabi Muhammad SAW melalui
sunnahnya memberikan perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia, baik
kesehatan fisik, psikis maupun mental dan juga kesehatan sosial yang berkaitan
dengan aspek spiritual. Sunnah Nabi memandang keselamatan dan kesehatan
sebagai nikmat terbesar Allah yang harus diterima dengan rasa syukur. Semua itu
adalah alasan mengapa Allah menyebutkan secara dalam Al-Qur'an pentingnya
lingkungan dan bagaimana cara Islam mengelola dunia ini.

3.2. Saran
Seharusnya kita sebagai seorang muslim kembali kepada ajaran agama
Islam dalam mengelola lingkungan. Oleh karena itu, manusia harus bijaksana
dalam menangani lingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam
kegiatan pengolahan lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan
berwawasan lingkungan dan berjiwa pembangunan berkelanjutan. Sangat jelas
dalam Al-Qur’an terdapat begitu banyaknya ayat-ayat yang membahas pross
pengolahan alam yang bijak, perintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka
bumi,dll. Kami percaya jika umat Islam mau kembali kepada ajaran yang murni
dengan membuka, memahami apa yang ada di Al-Qur’an agar kehidupan di muka
bumi ini lebih teratur dan tertata dengan baik. Diharapkankan juga para pembaca
dapat lebih bersyukur atas apa saja bentuk kesehatan yang dimikili dan berusaha
untuk terus menjaga serta merawat kesehatan baik fisik maupun psikologisnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Fanjari, Ahmad Syauqi. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 1993.

Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI. Kesehatan Dalam Perspektif
al-Qur‟an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf alQur‟an, 2009.

Departemen Agama RI. Kesehatan Dalam Perspektif al-Qur‟an; Tafsir Al-


qur‟an Tematik. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2009.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.

HD, Kaelany. Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Sinar Grafika


Offset, 2005.

Jumarodin, dkk. Pelatihan Metode Pengobatan Islam. Yogyakarta: Diva Press,


2008.

Maria Della Strada Balun. stradasilfarion.blogspot.com/.../. Pengertian Sehat


Menurut Para Ahli. Diakses tanggal 04 mei 2014.

Masyhudi, In‟amuzzahidin. dkk. Berdzikir dan Sehat ala Ustadz H. Hariyono:


Menguak Pengobatan Penyakit dengan Terapi Dzikir. Semarang: Syifa
Press, 2006.

Mubarak, Wahit Iqbal. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:


CV. Sagung Seto, 2005.

Muhammad ibn Ismail al-Bukhārī, Abu Abdillah. Ṣaḥīḥ Bukhārī. Mesir:


Maktabah „Ibad al Rahman, 2008.

Musthafa al-Maraghiy, Ahmad. Tafsir al-Maraghiy jilid 10. Semarang: Toha


Putra, 1993.

_____. Tafsir al-Maraghiy jilid 2. Semarang: Toha Putra, 1993.

Pedak, Mustamir. Qur‟anic Super Healing. Semarang: Pustaka Nuun, 2010.

14
Qindil, Abdul Mun‟im. al-Qur‟an Obat Paling Dahsyat; Mengungkap Secara
Medis Keajaiban Kesehatan & Pengobatan al-Qur‟an. Pasuruan: Hilal
Pustaka, 1429 H.

Said, M. Hadist Budi Luhur 101. Surabaya: Putra al-Ma‟arif, 2002.

Shihab, M. Quraish. 2006. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

Shihab, M. Quraish. Wawasan al-Qur‟an. Bandung: Mizan, 1998.

_____. Tafsir al-Misbah, Vol. 10. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sholeh, Moh. dkk. Agama Sebagai Terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,
Bagian IV: Pendidikan Lintas Bidang. Bandung: Imperial Bhakti Utama,
2007.

Yurisaldi Saleh, Arman. Berdzikir Untuk Kesehatan Saraf. Jakarta: Zaman, 2010

15

Anda mungkin juga menyukai