Disusun Oleh :
Kelompok 11 AIK IV
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kami persembahkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya, sehingga pada kesempatan ini saya
diberi kesempatan untuk Menyusun makalah dengan pembahasan topik mengenai
tentang Islam Dan Kesehatan, Urgensi Hidup Sehat Bagi Manusia. Tak lupa
pula kami kirimkan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah
membawa dan membimbing kita menuju kesempurnaan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PEMBUKAAN......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
3.1 Simpulan..................................................................................................................5
3.2 Saran........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
Sudah menjadi suatu kebutuhan dasar bawah setiap manusia selalu ingin
hidup sehat. Kondisi yang satu ini memang mahal harganya, sekalipun,
misalnya, hanya sebatas sehat fisik. Kita akan merasakan betapa
bermaknanya bila kita mengalami kondisi sehat yang dengan leluasa dapat
menikmati udara segar di sekitar rumah kita, sementara tidak sedikit saudara
kita yang lain berbaring dengan tabung oksigen di rumah sakit. Ataupun kita
merasa bugar dan bergairah, sementara yang lain terkena deman, batuk, dan
penyakit-penyakit fisik lainnya.
Makanan adalah bahan bakar tubuh yang menjadi sumber energi. Kalau
seseorang bekerja keras, ia akan membutuhkan energi yang sebanding dengan
kuantitas aktifitas yang dikerjakannya. Jika seseorang mengkonsumsi
makanan yang dapat memberi energi melebihi kebutuhannya akan
menyebabkan kegemukan atau berat badan bertambah. Sebaliknya, jika
energi yang dibutuhkan berkurang sedikit saja, apalagi kadar gizinya sangat
sedikit, tidak hanya berat badan akan berkurang (mengalami kekurusan), tapi
juga rawan terserang penyakit. Seperti kasus-kasus kelaparan, busung lapar,
gizi buruk yang pernah dialami sebagian masyarakat kita. Sebab itu pola
makan yang teratur dan menyehatkan (steril dari bakteri, racun, virus, zat-zat
kimiawi) harus mendapat perhatian serius karena hal tersebut juga termasuk
usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tidak hanya faktor makanan yang bergizi untuk menjadikan tubuh sehat.
Banyak faktor lain yang saling terkait yang memiliki kontribusi besar
terhadap kesehatan. Misalnya; istirahat yang cukup, rajin berolah raga,
lingkungan yang ramah, dan sebagainya. Namun, dari sudut pandang anatomi
tubuh manusia, untuk mendapatkan tubuh yang sehat kuncinya bermula pada
otak dan jantung.
Dengan demikian, urgensi hidup sehat bagi manusia, hal yang paling
mendasar untuk diperhatikan adalah bagaimana pemanfaatan dan
pemeliharaan yang tepat fungsi otak pada dirinya dan secara bersamaan
adanya keseimbangan sistem “komunikasi sadar” dengan jantung atau hatinya
dalam mencapai keinginan-keinginan hidup yang menyehatkan. Dalam
bahasa yang sederhana, bicara tentang sehat dan kesehatan selalu
menyertakan sistem kesadaran yang semua itu diawali dengan harmonisasi
fungsi otak dan jantung (hati/jiwa).
Sekalipun demikian, perlu dipahami berbedaan mendasar antara otak dan
jantung. Pada otak, ia terkait dengan pikiran-pikiran sadar, sementara jantung
terkait dengan rasa/perasaan. Memikirkan adalah wilayah kesadaran dan itu
ada pada otak, sementara merasakan adalah wilayah hati dan itu tidak lain
adalah jantung. Sebab itu kalau hasil temuan ilmiah terbaru menyimpulkan
bahwa manusia menggunakan kekuatan pikiran sadarnya hanya berkisar 12%,
berarti prosentase tersebut dimaksudkan sebagai penggunaan fungsi otak.
Sementara yang 88% merupakan kekuatan pikiran bawah sadar yang secara
umum hanya muncul dalam bentuk perasaan, dan itu mempunyai keterkaitan
dengan masalah jantung (hati). Inilah yang oleh Arbi Sentanu dipahami
bahwa jantunglah yang sesungguhnya menuntun otak untuk menyembah
Tuhan. Dengan kata lain, pikiran bawah sadarlah yang dimaksud ketika kita
mengatakan seseorang menggunakan “hati”-nya.
Al-Qur‟an sebagai kitab suci yang mulia dan merupakan pedoman hidup
bagi manusia, senantiasa membimbing manusia ke arah positif bagi kebaikan
dirinya, termasuk membicarakan tentang pentingnya memelihara kesehatan
untuk kesegaran maupun kebugaran tubuh manusia lahir dan bathin. Sehat
dalam makna positif yang digambarkan al-Qur‟an, yakni terpeliharanya
semua potensi anugerah Tuhan pada dirinya berupa alat-alat tubuh yang
secara fungsional dapat menggerakkan berbagai aktivitas kerja guna
membangun dirinya dan lingkungan dimana saja ia hidup dan berada.
Salah satu cara untuk agar selalu sehat, maka al-Qur‟an telah mengajarkan
manusia supaya hidup suci bersih dalam kendali iman dan ketaqwaannya
kepada Allah SWT, berupaya terus selalu istiqamah dengan aplikasi ibadah
murni yang berkualitas berdasarkan koridor agama yang bersumber al-Qur‟an
dan al-Hadits. Manusia diciptakan Allah adalah untuk kesucian dirinya
dengan beriman benar menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya yang mulia.
Sehat fisik dapat diadakan dengan cara makan-minum makanan yang halal
dan baik, bergizi dan seimbang, istirahat yang cukup, berolahraga dan
menjaga pikiran maupun perasaan tidak tegang atau stres. Sehat fisik ini
merupakan potensi jasmani manusia yang selalu harus diupayakan normal
dan dapat mengendalikan datangnya penyakit-penyakit dari luar, karena
dipengaruhi oleh lingkungan tidak sehat yang merusak kekebalan tubuhnya
atau antibodi tubuh yang sehat.
Namun yang lebih penting dan utama lagi adalah sehat rohani berdasarkan
upaya mempelajari agama dan mempertebal keimanannya kepada yang ghaib,
yakin dan percaya kepada rukun iman yang enam dan melaksanakan rukun
Islam yang lima. Iman dan taqwa berdasarkan aplikasi ibadah murni kepada
Tuhannya dan juga berdasarkan upaya memperbaiki diri menyempurnakan
hubungan ibadah sosialnya dengan sesama manusia dan lingkungan alamnya,
cara ini dapat mempengaruhi sehatnya sosial atau sehat lahir dan bathinnya.
Seperti dalam Al-Quran surah Al-‘ala: 14 yang berbunyi : “Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)”.
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya dengan bermain-main” (QS. Ad-Dukhan [44]
“Kami tidak ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dengan sia-sia (tanpa tujuan)” (QS. Shaad [38]
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang berada
di antara keduanya kecuali dengan (tujuan) yang benar dan dalam
waktu yang ditentukan” (QS. Al-Ahqaaf [46]
3.1 Simpulan
3.2 Saran