Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “PAI”.
Dosen Pengampu :
Kamrullah.,M.Pd.I
Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ”Hikmah Puasa dalam
Perspektif Dunia Kesehatan” ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi terakhir, penutup para nabi yang sekaligus menjadi uswatun hasanah
kita, Nabi Muhammad SAW. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Kamrullah.,M.Pd.I
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selanjutnya, terima kasih juga saya
sampaikan kepada orang tua saya yang telah mensuport saya dalam menyelesaikan makalah
ini.
Pada makalah ini kami menyajikan penjelasan mengenai hikmah berpuasa dalam
perspektif dunia kesehatan. Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak
terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun
dengan teknik pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal saya selaku penulis.
Semoga dengan membaca makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam dimana setiap muslim yang telah
mukallaf diwajibkan untuk melaksanakannya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda yang artinya: “Islam dibangun di atas lima (tonggak): mentauhidkan
(mengesakan) Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan Haji”.
Seorang laki-laki mengatakan: “Haji dan puasa Ramadhan” maka Ibnu Umar r.a berkata:
“Tidak, puasa Ramadhan dan haji, demikian ini aku telah mendengar dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Perintah puasa Ramadhan disyariatkan dengan tujuan utama
untuk menggapai hakikat takwa. Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-
Baqarah ayat ke 183 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Diistilahkan takwa karena dalam penerapan puasa Ramadhan seorang muslim diperintahkan
untuk melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya misalnya tidak mengkonsumsi
makanan, minuman dan melakukan hubungan badan dengan pasangan pada siang hari bulan
Ramadhan. Intinya, semua bentuk perjuangan setiap muslim dalam menggapai keridhoan
Allah pada ibadah Ramadhan tergolong bentuk ketakwaan sebagaimana tujuan murni dari
ibadah tersebut.
Setiap ibadah yang diperintahkankan oleh Allah subhaanahu wa ta’ala selalu
menyimpan manfaat baik untuk urusan akhirat atau dunia, lebih spesifik bagi kesehatan.
Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya: “manfaatkan lima
perkara sebelum datang lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang matimu”. Di antara
pesan penting dari hadits ini adalah agar setiap muslim melakukan aktifitas yang mampu
menjaga fisik agar tetap sehat. Salah satu metode yang dapat ditempuh dengan menjalankan
puasa termasuk pada bulan Ramadhan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan para ahli kesehatan tentang puasa?
2. Bagaiaman aturan puasa yang baik bagi kesehatan?
3. Penyakit apa saja yang dapat diatasi dengan berpuasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian puasa menurut perspekif kesehatan.
2. Untuk mengetahui manfaat berpuasa menurut ilmu kesehatan.
3. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat diatasi dengan berpuasa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berkaitan dengan manfaat puasa dalam perspektif kesehatan, diantaranya: Puasa
merupakan cara yang terbaik untuk membersihkan racun yang tertumpuk di dalam tubuh
ataupun racun yang baru masuk melalui makanan yang terkontaminasi. Karena ketika
berpuasa, zat beracun yang tersimpan berpindah ke hati dalam jumlah besar. Disanalah zat-
zat tersebut mengalami oksidasi (peristiwa pelepasan elektron, baik melibatkan oksigen
ataupun tidak) dan bisa dimanfaatkan dengan mengeluarkan unsur racun dari zat-zat
tersebut. Maka hilanglah racun yang ada dan langsung dikeluarkan dari tubuh melalui
saluran pembuangan. Maka dari itu Allah Swt. mensyariatkan puasa pada waktu siang
bukan pada waktu malam, dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, ini merupakan
waktu-waktu seseorang sangat aktif, dimana proses kerja tenaga yang tersimpan dalam
bentuk lemak dan glikogen juga terjadi di siang hari. Maka pada waktu inilah terjadi
penaikan glukosa yang tersimpan dalam hati pada tubuh yang merupakan makanan yang
paling baik bagi otak.
Jadi, telah jelas bahwa apabila kita melakukan puasa sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan, maka kita akan senantiasa memperoleh keberkahan puasa yang akan dirasakan
manfaatnya bagi kesehatan jasmani maupun rohani.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Semoga mahasiswa dapat memahami hikmah puasa bagi kesehatan dan
mengimplementasikan ajuran berpuasa yang disunahkan Rasulullah agar manfaatnya
dapat terasa.
2. Bagi Pembaca
7
DAFTAR PUSTAKA
Adi Subrata, S., & Varia Dewi, M. (2017). Puasa Ramadhan Dalam Perspektif Kesehatan: Literatur
Review. Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora , 242-243.
Raharjo, A. R. (2015). Bikin Hidupmu Lebih Dahsyat, Berkah, Berlimpah Rezeki dan Bahagia dengan
Puasa Sunnah. Yogyakarta: Lafal.
Susetya, W. (2015). Keajaiban Puasa Senin Kamis. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.