Anda di halaman 1dari 40

ISLAM DAN KESEHATAN

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Ilmu


Pengetahuan
Dosen Pengampu: Ahmad Zubaidi, MA.

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Sasa Parera 11150850000047


Muhammad Iqbal 11150850000057
Annisa Dzahabiyah 11160850000008

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat,
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang membahas tentang islam dan kesehatan ini tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah


Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya dan
mudah-mudahan kita termasuk didalamnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada:
1 Bapak Ahmad Zubaidi, MA selaku dosen pengampu mata kuliah islam
dan ilmu pengetahuan, yang memberikan bimbingan, saran, ide dan
kesempatan dalam proses penyelesaian makalah ini.
2 Orang tua yang telah memberikan dukungan baik berupa materi maupun
non materi.
3 Teman-teman yang telah memberikan saran dalam proses penyelesaian
makalah ini.

Terlepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasa dalam makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka, penulis menerima saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat, bagi penulis


khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Ciputat, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ayat- ayat dan Hadits berbicara tentang kesehatan……...…… ....................3


B. Tema-tema kesehatan dalam Al-Quran dan Hadits…….……….…. ............6
C. Perkembangan Ilmu Kedokteran Dalam Peradaban Islam……..…...............14
D. Penemuan-penemuan Islam Dalam Bidang Medis…………..…… .............27
E. Penelitian Mutakhir Tentang Kesehatan dan Obat-Obatan………... .............32

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................36
B. Saran...............................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................37

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu keadaan yang sangat penting bagi manusia. Setiap
manusia sangat mendambakan kesehatan, mulai dari anak baru lahir sampai yang
sudah berusia tua, kesehatan selalu mereka butuhkan. Oleh karena itu pencarian
Ilmu Kesehatan sudah dimulai sejak manusia purba, karena manusia sudah
diserang oleh penyakit-penyakit sejak ia dilahirkan. Kita tidak perlu heran
bagaimana susahnya seorang ibu atau seorang bapak kalau anaknya ditimpa
penyakit yang tidak sembuh-sembuh, lebih-lebih lagi kalau yang terkena penyakit
itu adalah dirinya sendiri. Seperti yang kita lihat, dalam perkembangan hidup
manusia, mereka selalu berusaha untuk mencari ilmu untuk hidup sehat, dan kalau
ditimpa penyakit maka mereka berusaha untuk mengobatinya.
Ilmu Kedokteran mulai didapat oleh sarjana-sarjana Islam seperti Ibnu
Sina dan lain-lain, yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hanya saja mulai
abad 16, penemuan-penemuan Ilmu Kedokteran tersebut beralih ke tangan
sarjana-sarjana Barat. Namun Islam yang merupakan Dinullah juga berisi pokok-
pokok Kedokteran Pencegahan atau Ilmu Kesehatan yang sumbernya adalah Al-
Qur’an dan as-Sunnah. Bahkan pencegahan penyakit yang ditunjuki oleh al-
Qur’an itu jauh lebih luas, lengkap dan sempurna karena kesehatan yang
dianjurkan meliputi pencegahan penyakit manusia di dunia dan juga diakhirat
nanti. Sebab arti perkataan Islam sendiri sudah menunjukkan maksudnya yaitu
selamat, ini berarti termasuk sehat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ayat-ayat dan hadits yang berbicara atau membahas tentang
kesehatan?
2. Apa saja tema kesehatan yang dibahas dalam Al-Quran dan Hadits?
3. Bagaimana Perkembangan ilmu kedokteran dalam Islam?
4. Apa saja penelitian mutakhir dalam membahas kesehatan dan apa saja obat
yang direkomendasikan dalam Islam?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui apa saja ayat-ayat dan hadits yang berbicara atau
membahas tentang kesehatan.
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang tema kesehatan yang dibahas
dalam Al-Quran dan Hadits.
3. Memberikan informasi tentang perkembangan ilmu kedokteran dalam Islam.
4. Agar pembaca mengetahui siapa saja peneliti yang mutakhir dalam membahas
kesehatan dan apa saja obat yang direkomendasikan dalam Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat-ayat dan Hadits berbicara tentang Kesehatan

 QS. Yunus : 57

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Bukan hanya penyakit hati saja yang bisa sembuh dengan Al-Quran. Tetapi Al-Quran
memang betul-betul bisa menyembuhkan penyakit. Contohnya saja Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa Al-Fatihahitu bisa untuk meruqyah penyakit. Begitu
pula ayat lainnya seperti Surah Al-Falaq dan Aurah An-naas.

 QS. Al-Israa’ : 82

Artinya : Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad
SAW, sebagai obat penyakit kejahilan, yaitu syirik dan kesesatan, yaitu penyakit-
penyakit jiwa dan merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslimin baik bagi individu
maupun bagi masyarakat, yang mau melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah
SWT, sehingga mereka masuk surga dan terlepas dai azab Allah SWT.

3
 QS. Al Baqarah : 222

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah
suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka
telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.”

 QS. An-Nahl : 115

Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging


babi, dan hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang
siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak pula
melampaui batas, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

 QS. Al-Israa’ ayat 32

Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Zina yang saat ini ditengarai sebagai salah satu penyebar penyakit kelamin termasuk
HIV/AIDS. Dalam hadis lebih banyak lagi dijumpai peraturan-peraturan kesehatan.

4
Salahsatu sabda Nabi SAW yang terkenal adalah “Annadha fatu minal iiman” yang
berarti bahawa “kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman. Hadist lain menyatkana
bahwa “orang mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang
lemah. Ajaran kesehatan Nabi SAW yang lain adalah khitan sangan sesuai dengan
kebersihan dan kesehatan. Mengurus mayat menurut hukum Islam juga sesuai dengan
kebersihan. Tentang pemberantasan penyakit menular telah diatur lengkap dalam Hadist.
Peraturan hidup berkelamin dalam hadis juga sesuai dengan kesehatan. Islam memandang
perkawinan adalah suatu keadaan yang suci dengan tujuan murni.
 Musnah Ahmad

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa setiap kali berjalan-jalan, ia selalu mendapati


Rasulullah saw. tengah melaksanakan shalat. Ia pun kemudian turut melaksanakan shalat.
Rasulullah saw. kemudian bertanya kepadanya, "Apakah kamu sedang merasa sakit
perut?" Abu Hurairah menjawab, "Tidak." Rasulullah saw. lalu bersabda, "Berdirilah
dan laksanakanlah shalat karena sesungguhnya dalam shalat itu terdapat obat." (HR
Ahmad)

 Tahdzibul Atsar

Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Pergilah


berperang sehingga kalian mendapatkan harta rampasan perang. Berpuasalah sehingga
kalian sehat. Pergilah berjalan-jalan (menari rezeki) sehingga kalian dapat menjadi
orang kaya." (HR Thabrani)

5
B. Tema-tema kesehatan dalam Al-Quran dan Hadits

 Tentang Kebersihan Diri

QS. Al-Ma’idah : 6

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air *kakus) atau
menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah
tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan tentang kedudukan dan cara bersuci.
Bersuci atau disebut juga thaharah untuk melaksanakan shalat, secara garis besarnya,
terdiri dari dua; yakni wudhu dan mandi. Sedangkan tayamum merupakan cara bersuci
yang bersifat rukhshah (keringanan) dari Allah SWT tatkala seseorang tidak
memungkinkan untuk berwudhu atau mandi.

"Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga
kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang suci."
(HR. Baihaqi).

6
"Diriwayatkan dari Sa'ad bin Al-Musayyib dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha bersih
yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Mahaindah
yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu. Dan jangan
meniru orang-orang Yahudi." (HR. Tirmizi)."

Seseorang yang tidak menjaga kebersihan tubuh dan pakaiannya akan


menimbulkan bau yang tidak sedap dari dirinya. Apabila tidak menjaga kebersihan
seluruh tubuhnya atau hanya sebagian yang dibersihkannya maka tidak akan luput dari
bau yang tidak sedap tersebut, apalagi, seseorang yang sama sekali tidak memperhatikan
kebersihan seluruh tubuhnya. Tubuh yang banyak bergerak dan bersentuhan dengan
hawa panas niscaya akan mengeluarkan keringat dari seluruh bagian tubuhnya. Hal ini
menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau keringat yang keluar dari beberapa bagian
tubuh ada yang lebih tajam daripada keringat yang keluar di bagian lain. Oleh karena itu,
bagian yang menyengat tadi harus diperhatikan secara khusus misalnya daerahketiak.

Selain itu, harus diperhatikan juga kebersihan dari mulut, gigi, gusi, dan lidah.
Kita makan berbagai jenis makanan semuanya melewati mulut, gigi, dan gusi. Apabila
ada sisa makanan yang tertinggal/menempel di sela-sela gigi maka menjadi lahan subur
bagi bakteri, akibatnya menimbulkan aroma yang tidak sedap. Juga akan menimbulkan
kerusakan gigi dan terganggunya gusi akibat sisa makanan yang membusuk.

Mengenai kebersihan tangan, beberapa hadis menjelaskan sebagai berikut :

“Potonglah kuku-kukumu, sesungguhnya setan itu duduk (bersembunyi) pada kuku yang
panjang”

“Bersihkanlah tanganmu, sebelum dan sesudah makan”.

Apabila kamu berangkat tidur, sedangkan pada tangannya terdapat sisa-sisa makanan,
maka janganlah menyalahkan melainkan kepada dirinya sendiri”.

“Apabila kamu berangkat tidur, maka berwudlulah sebagaimana kamu berwudlu hendak
mendirikan shalat”.

“Barang siapa berwudlu kemudian membaguskan wudlunya, lalu mengunjungi


saudaranya yang sakit, maka dijauhkanlah dari mereka”.

7
Mengenai menjaga kebersihan mulut dan gigi, Nabi mengajarkan dalam
hadisnya antara lain :

“Siwak adalah membersihkan mulut dan mendapatkan keridloaan Tuhan”.

Jika tidak memberatkan bagi umatku, tentu aku akan memerintahkan mereka bersiwak
setiap hendak shalat”.

“Aku enggan melihatmu ada di sisiku sedang gigimu kotor kekuning-kuningan. Gosoklah
semoga Allah merahmatimu”.

Dalam kebersihan rambut, Nabi mengajarkan beberapa hal berikut :

“Barangsiapa memiliki rambut,maka hendaklah dimuliakannya”.

“Bukankah ini lebih baik daripada datang kepada seseorang di antara kamu dengan
rambut berdebu sebagai syaitan”.

Dalam menjaga kebersihan makanan Nabi bersabda sebagai berikut :

“Sandarkanlah sorbanmu, ingatlah asma Allah, tutuplah tempat makanmu dan ingatlah
asma Allah”

Tutuplah wadah makanan dan minumanmu, sesungguhnya dalam setahun ada satu
malam yang di dalamnya turun wabah, tidak terlewatkan suatu tempat yang tidak ada
tutup padanya, atau pada tempat air yang tidak ada tutup padanya kecuali wabah itu
masuk ke dalamnya”.

“Jauhilah olehmu debu, sesungguhnya pada debu terdapat penyakit”.

“Sucinya tempat makanan di antara kamu, apabila dijilat anjing hendaknya dicuci
(dibasuh) sebanyak tujuh kali sedang salah satu diantaranya dengan debu”.

“Rasulullah melarang meminum pada satu tempat air minum yang besar, karena hal
yang demikian akan menjijikan”.

“Sesungguhnya Rasulullah melarang dari membusuknya (berbaunya) minuman dengan


minum di bibirnya”.

Tentang kebersihan air minum (sumber air minum), Rasulullah mengajarkan hal
berikut :

8
“Takutlah kamu dengan tiga hal terkutuk, yaitu : berak pada saluran air, pada tempat
berteduh dan tempat berlalunya manusia”.

“Janganlah kamu kencing pada tempat genangan air kemudian berwudlu di dalamnya,
sesungguhnya daripadanya banyak menimbulkan masalah”.

“Sesungguhnya nabi melarang kencing pada tempat air yang mengalir”.

Demikian juga dalam hal kebersihan lingkungan jalan, rumah, tata kota, saluran
irigasi, sumur serta tebingnya, Nabi bersabada sebagai berikut :

“Sesugguhnya Allah itu baik, menyukai sesuatu yang baik, Allah itu bersih dan menyukai
sesuatu yang bersih, Allah itu mulia dan menyukai kemuliaan, maka bersihkanlah
halaman rumahmu dan lingkunganmu”.

“Bersihkanlah halaman rumahmu dan anganlah menyerupai kaum Yahudi yang suka
mengumpulkan sampah di lingkungan rumah mereka”.

“Meludah di atas tanah dalam masjid merupakan suatu kesalahan dan dendanya adalah
menimbunnya”

 Tentang Manajemen Stres

"Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas)
langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang
menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang yang menahan
amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang
berbuat baik". (Q.S Ali Imran:133-134).

Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sahabat Nabi Ibnu Umar


radhiyallaahu 'anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah
selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai
wajah Allah (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)Sahabat Nabi Ibnu Umar
radhiyallaahu 'anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah
selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai
wajah Allah." (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad).

9
"Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah
akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya
untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan," (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ahmad).

"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat. Orang yang kuat adalah yang mampu
menahan dirinya di saat marah." (HR. Al Bukhari).

Hasil penelitian dari University of California San Diego tahun 2012 menyebutkan
bahwa orang-orang yang dapat menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain
memiliki resiko lebih rendah untuk terjadinya hipertensi. Pada penelitian tersebut
sebanyak 200 sukarelawan diminta memikirkan ketika temannya menyinggung
perasaannya. Separuh diperintahkan untuk berpikir mengapa hal tersebut bisa
membuatnya marah, dan separuh lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut.

Pakar Psikologi di Virginia Commonwealth University AS, Worthington Jr,


mempublikasikan hasil penelitiannya pada 2005 di jurnal ilmiah Explore, tentang
hubungan antara memaafkan dan kesehatan yang hasilnya adalah bahwa sikap
memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan. Dengan menggunakan tekonologi
canggih, terungkap perbedaan pola gambar otak orang pemaaf dan yang tidak
memaafkan.

Orang yang tidak memaafkan atau terbawa kemarahan dan dendam ditemukan
mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh, tekanan darah lebih tinggi, ketegangan
otot dan detak jantung. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit
jantung dan pembuluh darah, mengurangi stress, dan hubungan suami istri menjadi lebih
baik.

 Tentang Pola Makan Sehat

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

10
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Baqarah : 233)

Dalam ayat tersebut dibahas mengenai perintah memberikan ASI Eksklusif yang
akan memberikan banyak manfaat untuk bayi. Manfaat yang bisa diperoleh dari
pemberian ASI Eksklusif berdasarkan beberapa hasil penelitian diantaranya:

a) Mencegah terjadinya diare, pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh


ganguan atau infeksi saluran pencernaan yang belum siap untuk mencerna
makanan luar seperti susu, pisang, sereal dan sebagainya.

b) Memberikan sistem imun (imunitas) pada bayi sehingga bayi tidak mudah untuk
terserang penyakit.

c) Mencegah bayi mengalami gizi buruk yang dilihat dari berat badan, tinggi badan,
lingkaran kepala

d) Mengandung zat-zat nutrisi yang penting dan lengkap untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh bayi seperti: Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral.

e) Meningkatkan hubungan kasih sayang antara anak dengan ibu

f) Membuat ibu lebih sehat karena ASI yang diproduksi dikeluarkan, tidak ditahan

g) Memberikan ketahanan pada tubuh bayi.

h) ASI hampirmengandung 200 zat gizi dan memberikan kekebalan buat bayi hingga
20 kali lipat, maka ASI sangat diperlukan dalam pembentukan kualitas generasi
penerus cerdas.

"Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebih-lebihan (boros) karena Allah tidak
mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf:31).

"Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu.

11
Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia."
(Thoha: 81).

Para peneliti dari Finlandia menemukan bahwa makan makanan yang bergizi
dapat meningkatkan umur seseorang 20 persen, selama mereka makan makanan gizi
tersebut dan tidak berlebihan sesuai dengan kebutuhan nutrisinya. Hal ini karena pola
makan yang sehat akan memberikan kontribusi dalam mengurangi resiko meningkatnya
kolesterol tubuh dan menurunkan tekanan darah, yang mana kedua hal tersebut penyebab
utama kematian mendadak.

 Tentang Pentingnya Kesehatan

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu
senggang". (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu 'Abbas).

Dari Usamah bin Syarik radhiallahu'anhu, bahwa beliau berkata:


"Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu datanglah
serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bolehkah kami
berobat?" Beliau menjawab: "Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah
Subhanahu wa Ta'ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula
obatnya, kecuali satu penyakit." Mereka bertanya: "Penyakit apa itu?" Beliau menjawab:
"Penyakit tua." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu
Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil
bin Hadi Al-Wadi'i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami' Ash-Shahih mimma
Laisa fish Shahihain, 4/486).

Dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta'ala." (HR.
Muslim).

Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah menurunkan sebuah
penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa
mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya." (HR.
Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-

12
Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-
Arnauth atas Zadul Ma'ad, 4/12-13).

"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah
berobat dengan yang haram." (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu 'anhu).

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, dan
hendaklah manusia melakukan perawatan sakitnya atau berobat kepada yang
mengetahuaninya atau ahlinya. Tetapi obat dan dokter hanyalah cara kesembuhan,
sedangkan kesembuhan hanya datang dari Allah. Karena Allah menyatakan, "Dialah yang
menciptakan segala sesuatu." Semujarab apapun obat dan sehebat apapun dokternya,
namun jika Allah tidak menghendaki kesembuhan, maka kesembuhan itu tidak akan
didapat. Bahkan jika meyakini bahwa kesembuhan itu datang dari selain-Nya, berarti ia
telah rela keluar dari agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya kelak jika tidak juga
bertaubat.

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Baqarah :195)

Ayat di atas menjelaskan larangan memakai dan mengkonsumsi zat-zat yang


berbahaya seperti khamr, rokok, maupun narkoba.

Hasil penelitian para pakar kesehatan, hampir semua menyatakan alkohol dapat
mempengaruhi kerja tubuh dan otak, serta mampu mengubah tingkah laku seseorang ke
arah negatif. Hingga jika sudah menjadi suatu ketagihan yang akut, sistim hormon
manusia (terutama pancreatic endocrine system) menjadi terhambat, fungsi hati pun
menjadi terganggu. Selain itu juga mempengaruhi hormon kesuburan dan bayi yang
dilahirkannya. Alkohol pun dapat menghambat sistim kerja syaraf pusat, sehingga hilang
kesadarannya, bahkan dalam kasus yang lebih akut, mampu menjadikan seseorang dalam
keadaan koma, akhirnya binasa.
Semua ayat dan hadis Quran di atas menunjukkan konsep kesehatan dalam Islam.
Hal ini dapat digunakan untuk lebih mendorong pola hidup sehat terutama komunitas
Muslim dan masyarakatumum lainnya.

13
C. Perkembangan Ilmu Kedokteran Dalam Peradaban Islam

Ikhtiar manusia dalam mengatasi penyakit yang dideritanya telah berkembang sejak
ribuan tahun lalu. Berawal dari insting yang diberikan Allah, manusia mampu mengatasi
penyakitnya. Selanjutnya pengetahuan mengenai penyakit dan ilmu pengobatan terus
berkembang seiring perkembangan peradaban manusia.

Dalam perjalanannya, ilmu pengetahuan seolah-olah terbagi dua kutub yang


berbeda, antara pengobatan timur dan pengobatan barat. Kini seakan-akan barat
mengklaim perkembangan ilmu kedokteran saat ini murni dari peradaban barat.

Padahal, ketika era kegelapan mencengkram Barat pada abad pertengahan,


perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang tengah berkembang pesat
di Timur Tengah. Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam
berkembang begitu pesat. Sejumlah Rumah Sakit besar berdiri. Pada masa kejayaan
Islam, Rumah Sakit tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para
pasien, namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru.

Sekolah kedokteran pertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi
Shapur di Baghdad. Khalifah Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah yang mendirikan kota
Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu sebagai dekan sekolah kedokteran itu.
Pendidikan kedokteran yang diajarkan di Jindi Shapur sangat serius dan sistematik. Era
kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi,
Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon.

Rumah Sakit terkemuka pertama yang dibangun umat Islam berada di Damaskus
pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid dari Dinasti Umayyah pada 706 M. Namun,
rumah sakit terpenting yang berada di pusat kekuasaan Dinasti Umayyah itu bernama Al-
Nuri. Rumah sakit itu berdiri pada 1156 M, setelah era kepemimpinan Khalifah Nur Al-
Din Zinki pada 1156 M.

Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah
menghasilkan ilmu medis baru. Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan
sejumlah dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang.
`’Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran.”

14
Studi kedokteran yang berkembang pesat di era modern ini merupakan puncak dari
usaha jutaan manusia, baik yang dikenal maupun tidak, sejak ribuan tahun silam. Begitu
pentingnya, ilmu kedokteran selalu diwariskan dari generasi ke generasi dan bangsa ke
bangsa. Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala. Sejumlah peradaban kuno,
seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai mengembangkan
dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhanaTapi peradaban keilmuan, khususnya
dalam bidang kedokteran yang dicapai oleh bangsa-bangsa itu akhirnya bergeser. Zaman
pertengahan, peradaban ada ditangan Islam, dimana Ilmu pengetahuan mendapat
perhatian penuh. Tidak terkecuali ilmu kedokteran, ketika penerjemahan dilakukan secara
besar-besaran. Dari kegiatan itu, dapat dikatakan kejayaan Islam dalam keilmuan dimulai.
Inilah zaman menuju keemasan Islam, yang dalam dunia politik kekhalifahan dipegang
oleh bani Abbasiyyah.

Kontribusi peradaban Islam dalam dunia kedokteran sungguh sangat tak ternilai. Di
era keemasannya, peradaban Islam telah melahirkan sederet pemikir dan dokter
terkemukan yang telah meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran modern. Dunia Islam
juga tercatat sebagai peradaban pertama yang mempunyai Rumah Sakit dan dikelola oleh
tokoh-tokoh professional. Dunia kedokteran Islam di zaman kekhalifahan meninggalkan
banyak karya yang menjadi literatur keilmuan Dunia.

1. Sejarah Perkembangan Ilmu Kedokteran


a. Awal Perkembangan Sebelum Islam
Seperti ungkapan Dr. Ezzat Abouleist di statemen awal pendahuluan,
“Ilmu kedokteran tidak lahir dalam waktu semalam”. Keilmuan yang berkembang
dan praktek-prakteknya tidak tanpa mula. Tapi mempunyai sejarah panjang yang
dihasilkan para pendahulu hingga hasilnya dapat dilihat saat ini. Awal mula
kelahirannya dimulai pada masa peradaban Yunani. Dan bangsa-bangsa lain
sekitar pada masa itu.
Dalam peradaban Yunani, orang Yunani Kuno mempercayai Asclepius
sebagai dewa kesehatan. Pada era ini, menurut penulis Canterbury Tales,
Geoffrey Chaucer, di Yunani telah muncul beberapa dokter atau tabib terkemuka.
Tokoh Yunani yang banyak berkontribusi mengembangkan ilmu kedokteran
adalah Hippocrates atau `Ypocras' (5-4 SM). Dia adalah tabib Yunani yang
menulis dasar-dasar pengobatan.

15
Selain itu, ada juga nama Rufus of Ephesus (1 M) di Asia Minor. Ia adalah
dokter yang berhasil menyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani.
Dunia juga mengenal Dioscorides. Dia adalah penulis risalah pokok-pokok
kedokteran yang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abad.
Dokter asal Yunani lainnya yang paling berpengaruh adalah Galen (2 M). Ketika
era kegelapan mencengkram Barat pada abad pertengahan, perkembangan ilmu
kedokteran diambil alih dunia Islam yang telah berkembang pesat di Timur
Tengah, menurut Ezzat Abouleish, seperti halnya lmu-ilmu yang lain.

b. Pada Masa Peradaban Islam


1) Masa Awal
Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang-surut.
Periode pertama dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran
dari Yunani dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab yang berlangsung pada
abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Pada masa ini, sarjana dari Syiria dan Persia
secara gemilang dan jujur menerjemahkan litelatur dari Yunani dan Syiria
kedalam bahasa Arab.
Rujukan pertama kedokteran terpelajar dibawah kekuasaan khalifah
dinasti Umayyah, yang memperkerjakan dokter ahli dalam tradisi Helenistik.
Pada abad ke-8 sejumlah keluarga dinasti Umayyah diceritakan
memerintahkan penterjemahan teks medis dan kimiawi dari bahasa Yunani ke
bahasa Arab. Berbagai sumber juga menunjukkan bahwa khalifah dinasti
Umayyah, Umar ibn Abdul Aziz (p.717-20) memerintahkan penterjemhan
dari bahasa Siria ke bahasa Arab sebuah buku pegangan medis abad ketujuh
yang ditulis oleh pangeran Aleksandria Ahrun.
Pengalih bahasaan literatur medis meningkat drastis dibawah kekuasaan
Khalifah Al-Ma'mun dari Diansti Abbasiyah di Baghdad. Para dokter dari
Nestoria dari kota Gundishpur dipekerjakan dalam kegiatan ini. Sejumlah
sarjana Islam pun terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer
pengetahuan itu. Tercatat sejumlah tokoh seperti, Yuhanna Ibn Masawayah
(w. 857), Jurjis Ibn-Bakhtisliu, serta Hunain Ibn Ishak (808-873 M) ikut
menerjemahkan literatur kuno dan dokter masa awal.

16
Karya-karya original ditulis dalam bahasa Arab oleh Hunayn. Beberapa
risalah yang ditulisnya, diantaranya al-Masail fi al-Tibb lil-Mutaallimin
(masalah kedokteran bagi para pelajar) dan Kitab al-Asyr Maqalat fi al-Ayn
(sepuluh risalah tentang mata). Karya tersebut berpengaruh dan sangat
inovatif, walaupun sangat sedikit memaparkan observasi baru. Karya yang
paling terkenal dalam periode awal ini disusun oleh Ali Ibn Sahl Rabban al-
Tabari (783-858), Firdaws al-Hikmah. Dengan mengadopsi satu pendekatan
kritis yang memungkinkan pembaca memilih dari beragam praktek, karya ini
merupakan karya kedokteran Arab komprehensif pertama yang
mengintegrasikan dan memuat berbagai tradisi kedokteran waktu itu.
Perkembangan tradisi dan keberagaman yang nampak pada kedokteran
Arab pertama, dikatan John dapat dilacak sampai pada warisan Helenistik.
Dari pada khazanah kedokteran India. walaupun keilmuan kedokteran India
kurang terlalu mendapat perhatian, tidak menafikan adanya sumber dan
praktek berharga yang dapat dipelajari. Warisan ilmiah Yunani menjadi
dominan, khususnya helenistik, John Esposito mengatakan “satu kesadaran
atas (perlunya) lebih dari satu tradisi mendorong untuk pendekatan kritis dan
selektif “. Seperti dalam sains Arab awal.

2) Masa Kejayaan
Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang
begitu pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS
tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para pasien,
namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru. Tak heran, bila
penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah menghasilkan ilmu
medis baru. Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah
dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang.
`'Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,''
papar Ezzat Abouleish.
Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran
terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-
Nafis, dan Ibn- Maimon. Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama
Razes. Ia pernah menjadi dokter istana Pangerang Abu Saleh Al-Mansur,

17
penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala di
RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkannya
berjudul “Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.
Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal
di Barat Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi
menempuh pendidikan di Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana
pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Sebagain besar hidupnya
didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah
bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, 'Al-Tastif
Liman Ajiz'an Al-Ta'lif' - ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad
pertengahan. Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi
menerapkan cautery untuk mengendalikan pendarahan. Dia juga
menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari tengkorak
selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang
operasi gigi.
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau
Avicenna (980-1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil
ditulisnya adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine. Kitab itu
menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta
kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran
di Eropa.
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes
(1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi
sarjana di di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam
karyanya berjudul 'Al- Kulliyat fi Al-Tibb' (Colliyet). Buku itu berisi
rangkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya berjudul 'Al-Taisir'
mengupas praktik-praktik kedokteran.
Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis (1208
- 1288 M). Ia terlahir di awal era meredupnya perkembangan kedokteran
Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala RS Al-Mansuri di Kairo.
Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang tekenal adalah
'Mujaz Al-Qanun'. Buku itu berisi kritik dan penambahan atas kitab yang

18
ditulis Ibnu Sina. Beberapa nama dokter Muslim terkemuka yang juga
mengembangkan ilmu kedokteran antara lain; Ibnu Wafid Al-Lakhm, seorang
dokter yang terkemuka di Spanyol; Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar
tahun 1100-1185 M; dan Al-Ghafiqi, seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-
tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.
Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-
sarjana Islam mengalami masa stagnasi. Perlahan kemudian surut dan
mengalami kemunduran, seiring runtuhnya era kejayaan Islam di abad
pertengahan. sampai disini, penulis tidak akan menjelaskan nasib Ilmu
kedokteran masa kemunduran Islam. Karena sudah jelas Peradaban Islam
mengalami kematian. Oleh karena itu, dalam sub-bab selanjutnya penulis akan
terus menulusuri warisan-warisan peradaban Islam berkaitan dengan bidang
ini. Karena banyak sekali warisan peradaban Islam dalam bidang kedokteran,
baik itu berupa teori-teori pengobatan, lembaga-lembaga, beserta sistemnya.

3) Perkembangan Kedokteran Pada Masa Sebelum Masehi


Ilmu kedokteran pada masa purba berkembang seiring dengan
perkembangan kecerdasan dan kreativitas manusia. Sejarah mencatat pada
masa purba telah dikenal pijat-memijat, ramu-ramuan obat dan juga alat-alat
perdukunan. Hal ini didasarkan pada insting (gharizah) yang dianugerahkan
Allah Swt, bermula dari pengalaman seseorang salah saru bagian tubuhnya
mengalami sakit, secara refleks ia memijat bagian yang sakit tersebut. Apa
bila tidak mengalami kemajuan mereka mulai melihat binatang-binatang yang
makan buah atau tanaman tertentu bila sakit, kemudian dicoba sendiri dan bila
sembuh diberikan ramuan tersebut pada orang lain, bahkan sejarah mencatat
pada masa purba pula sudah dikenal pembedahan. Kemudian pengetahuan
tersebut diturunkan secara generasi ke generasi, namun biasanya kemampuan
pengobatan tersebut masih diliputi oleh unsur syirik, penyembahan pada
nenek moyang dan sebagainya.

c. Perkembangan Kedokteran Pada Masa Sebelum Nabi


1) Masa Sumeria dan Arkadia
Sumeria termasuk wilayah Irak sekarang, yaitu di dekat sungai Furat
(Eufrat) dan sungai Dajlah (Tigris). Menurut data sejarah, tabib-tabib bangsa

19
Sumeria telah mengenal pengobatan sejak 4000 tahun sebelum masehi. Pada
masa tersebut terdapat dua cara pengobatan; Pertama, menggunakan
pengobatan dukun (menggunakan ramuan, pijatan, lalu dijampi dengan
meminta bantuan jin). Kedua, dengan pengobatan yang ilmiah dimasa itu
(ramuan herba, madu, al-kayy bakar, lasah (fisioterapi), bahkan para tabib
telah menuliskan ilmu-ilmunya dalam buku-buku yang dibuat dari tanah liat.
Sedangkan Arkadia berada di Utara Irak bagian tengah tepatnya di
pertemuan antara sungai Furat (Eufrat) & sungai Dajlah (Tigris), kedokteran
sempat mencapai masa gemilang dimasa Raja Sargon, yang bahkan dari
sejarah dikisahkan putri Raja Sargon, Anhiduana selain menjadi pendeta juga
sebagai pengkaji berbagai jenis pengobatan.

2) Babilonia
Bangsa Babiluuniyah (Babilon) masih serumpun dengan bangsa Arkadia
dengan Raja Hamurabi sebagai raja sangat terkenal. Dimasa Raja Hamurabi
kemajuan segala ilmu didapat. Bidang kedokteran yang berkembang saat itu
antara lain al-kayy bakar, lasah (fisioterapi), ilmu peramu obat (farmakologi)
dan bahkan konon telah ada obat-obatan jaman Babilonia dalam bentuk pil.
Dibidang kedokteran didapati yang terkenal dimasa itu adalah dibedakannya
antara tabib dengan kahin (dukun). Tabib berperan sebagaiahli pengobatan
yang jauh dari tahayul, sedangkan kahin/dukun masih menghubungkan segala
sesuatu dengan hal yang di luar jangkauan akal.

3) Mesir
Mesir di masa Fir’aun telah memiliki peradaban yang tinggi mengungguli
peradaban bangsa lain, termasuk di dalamnya ilmu kedokteran. Pada masa
Fir’aun Ramses II (sekitar + 1200 tahun sebelum masehi) di kota Thebe dan
Memphis telah didirikan pusat pengkajian ilmu kedokteran.
Di Mesir pun dikenal dua macam pengobatan; Pertama dengan khahin
(dukun) yang meminta bantuan pada jin berupa sihir-sihir. Di masa itu dikenal
pula pembedahan namun dilakukan hanya dengan menggunakan telunjuk dan
dikatupkan kembali dengan ibu jari, dan konon tidak meninggalkan bekas,
selain itu juga dikenal pula pengobatan pijat jarak jauh, pengobatan ini

20
dilakukan oleh kahin-kahin (dukun-dukun) yang telah meminta bantuan jin
lewat sihir-sihir mereka. Kedua dengan pengobatan ilmiah. Pengobatan ini
hingga saat ini telah membuat takjub ilmu kedokteran modern saat ini. Mereka
telah mampu melakukan pembedahan besar. Perkembangan kedokteran Mesir
telah mengenal anastesi yang dinamakan Taftah. Mereka pun telah mengenal
cara diagnosa dengan menggunakan detak nadi pasien. Diagnosa warna lidah
pun telah dikenal saat itu. Dapat disimpulkan metode kedokteran di masa
Mesir telah maju.

4) Persia
Bangsa Persia merupakan serumpun dengan bangsa Aria India, Yunani,
Romawi, Isbanji, Jerman dan rumpun Aria Eropa. Bangsa ini hidup pada
sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Ilmu Kedokteran pada masa itu sangat
tinggi. Mereka mengkitabkan ilmu kedokteran dalam lempengan tanah liat,
kulit dan lembaran tembaga. Aksara yang digunakan adalah tulisan paku yang
berasal dari aksara Sumeria.
Cabang ilmu kedokteran yang berkembang pada masa itu adalah;
kedokteran mata berkembang di kota Syahran, kedokteran kandungan di kota
Madyan dan kedokteran umum di kota Jundi Kirman. Metode bedah yang
dikembangkan sangat baik mereka sangat baik dalam menjahit kembali bagian
tubuh yang dibedah. Mereka menggunakan afium (opium) sebagai anastesi
(pembiusan). Alat-alat kedokteran pun telah berkembang sangat baik, mereka
telah menggunakan logam sebagai alat kedokteran & bedah.
Untuk sekolah kedokteran mereka sangat tertata rapi. Mereka memiliki
kurikulum yang sudah terstruktur baik, dengan tingkat-tingkat pemahaman
yang diberikan.

5) Hindustan
Hindustan kita kenal dengan sistem kasta atau strata sosialnya. Kasta-kasta
tinggi menjadi penguasa dan kasta rendah menjadi pekerja. Begitu pula dalam
kedokteran, ilmu kedokteran Hindustan banyak dimonopoli oleh kasta
Brahmana dan beberapa orang dari kasta Ksatria.

21
Lembaga pengkajian kedokteran sudah sangat maju di sana, diantaranya
terdapat di Mathura, Pataliputra dan Indraprahasta. Di Hindustan berkembang
berbagai macam metode kedokteran; Pertama yang berasaskan agama, yang
berpangkal pada Atharwaweda (weda) atau Ayurweda. Kedua metode tidak
berasaskan agama, melainkan berasaskan ilmu kedokteran murni. Ketiga
metode campuran, yaitu metode kedokteran yang dicampur dengan sihir.
Pengobatan yang bersumber dari kitab Weda sertakitab-kitab Upanisad
dan Ramapitara antara lain: penyembuhan dengan terapi pernafasan yang
biasa disebut Yoga, penyembuhan dengan terapi upawasa (puasa) dan tapa,
penyembuhan dengan terapi Dahtayana (tenaga dalam) hingga pengobatan
dengan perabaan jarak jauh. Ada juga pengobatan dengan terapi air,
pengobatan dengan tusukan dan bedah. Dalam kitab Hindu “Susruta Samhita”
diceritakan bahwa Susruta dapat membentuk telinga buatan pada seorang yang
telinganya terpotong. Susruta ini sebenarnya adalah seorang tabib bedah saat
itu, namun tabib-tabib Hindustan setelahnya selalu memejamkan mata,
memanggil nama Susruta agar membantu dalam pembedahan secara gaib.
Dalam hal ramuan obat, peramu obat Hindustan hampir sama dengan peramu
dari Persia.
Walaupun tabib-tabib Hindustan sudah sangat maju dalam pengobatan,
mereka masih mencampurkan antara ilmu kedokteran dengan praktek kahin
(perdukunan). Kemajuan yang gemilang yang didapat dari pengobatan
Hindustan adalah, tabib-tabib mereka telah dapat melakukan pembedahan
minor pada daging tumbuh dan semacamnya.

6) Romawi & Yunani


Sejarah Yunani dan Romawi telah ada semenjak 500 tahun sebelum
Masehi. Di sana telah banyak dokter/tabib terkenal, namun dokter/tabib
Yunani dan Romawi biasanya merangkap sebagai kahin (dukun) atau
sebaliknya. Kahin-kahin tersebut dianggap sebagai perantara bagi dewa-dewa
Olympus. Bentuk pemujaan dewa-dewa tersebut tecermin dari penggunaan
nama dan simbol keagamaan Yunani dan Romawi.
Dalam hal penggunaan nama, istilah dan lambang hingga saat ini pun
masih digunakan nama, istilah dan lambang yang berpangkal dari simbol

22
keagamaan Yunani dan Romawi purba dan tidak sedikit dokter-dokter muslim
terbawa latah mengikutinya.
Di antara nama-nama yang digunakan dalam kedokteran modern saat ini
adalah:
1. Aesculapius: dewa obat-obatan berwujud ular
2. Hygeia: dewi kesehatan
3. Psyiko: dewa kejiwaan
4. Venus: dewi kebirahian

Adapun lambang-lambang yang masih digunakan sekarang adalah:

1. Lambang Piala dan Ular


2. Lambang Tongkat dan Ular
3. Tanda Rx, “Recipe-Recipere” (diberikan atau diambilkan)

Semua lambang berasal dari “Lambang Altar” Dewa Jupiter atau Zeus
Pater. Lambang ini dianggap sebagai azimat penangkal dan induk penyembuhan.
Tabib-tabib Yunani biasa menuliskan surat obat (resep) yang terdapat tulisan
“semoga Dewa Jupiter segera memberikan kesembuhan”

Kita dapat melihat bentuk ikut-ikutnya dokter saat ini dalam sebuah ajaran agama
pagan yang mengimani dewa dan dewi Yunani dalam sumpah kedokteran modern yang
kita kenal dengan Sumpah Hippokrates;

“I swear by Apollo Physician and Asclepius and Hygieia and Panaceia and all the
gods and goddesses, making them my witnesses, that I fulfil according to my ability
and judgement this oath and this covenant.”

Saya bersumpah demi (Tuhan) … bahwa saya akan memenuhi sesuai dengan kemampuan
saya dan penilaian saya guna memenuhi sumpah dan perjanjian ini.

“Now if I carry out this oath, and break it not, may I gain for ever reputation
among all men for my life and for my art; but if I transgress it and forswear myself,
may the opposite befall me.”

23
Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak melanggarnya, semoga saya bertambah
reputasi dimasyarakat untuk hidup dan ilmu saya, akan tetapi bila saya melanggarnya,
semoga yang berlawanan yang terjadi.

“And whatsoever I shall see or hear in the course of my profession, as well as


outside my profession in my intercourse with men, if it be what should not be
published abroad, I will never divulge, holding such things to be holy secrets.”

Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses profesi saya, ataupun di luar
profesi saya dalam hubungan saya dengan masyarakat, apabila tidak diperkenankan
untuk dipublikasikan, maka saya tak akan membuka rahasia, dan akan menjaganya
seperti rahasia yang suci.

“Into whatsoever houses I enter, I will enter to help the sick, and I will abstain from
all intentional wrongdoing and harm, especially from abusing the bodies of man or
woman, slave or free.”

Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan masuk untuk menolong yang
sakit dan saya tidak akan berbuat suatu kesalahan dengan sengaja dan merugikannya,
terutama menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, budak atau bukan budak.

“To hold him who has taught me this art as equal to my parents and to live my life
in partnership with him, and if he is in need of money to give him a share of mine,
and to regard his offspring as equal to my brothers in male lineage and to teach
them this art-if they desire to learn it-without fee and covenant; to give a share of
precepts and oral instruction and all the other learning of my sons and to the sons of
him who instructed me and to pupils who have signed the covenant and have taken
an oath according to medical law, but to no one else.”

Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini kepada saya seperti
orangtua saya sendiri dan menjalankan hidup ini bermitra dengannya, dan apabila ia
membutuhkan uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya seperti
saudara saya sendiri dan akan mengajarkan kepada mereka ilmu ini bila mereka
berkehendak, tanpa biaya atau perjanjian, memberikan persepsi dan instruksi saya
dalam pembelajaran kepada anak saya dan anak guru saya, dan murid-murid yang

24
sudah membuat perjanjian dan mengucapkan sumpah ini sesuai dengan hukum
kedokteran, dan tidak kepada orang lain.

“I will use treatment to help the sick according to my ability and judgment, but
never with a view to injury and wrongdoing. neither will I administer a poison to
anybody when asked to do so, not will I suggest such a course.”

Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan dan
penilaian saya, tetapi tidak akan pernah untuk mencelakai atau berbuat salah dengan
sengaja. Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila diminta dan juga tak
akan saya sarankan hal seperti itu.

“Similarly I will not give to a woman a pessary to cause an abortion. But I will keep
pure and holy both my life and my art. I will not use the knife, not even, verily, on
sufferers from stone, but I will give place to such as are craftsmen therein.”

Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan kandungannya, dan
saya akan memegang teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu saya. Saya
tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dr batu pada penderita(untuk
percobaan), akan tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.

Sumpah Hippocrates itu mengundang 8 buah nasehat atau peringatan yaitu :

1. Mengajarkan Ilmu Kedokteran kepada mereka yang berhak menerimanya.


2. Mempraktekan Ilmu Kedokteran hanya untuk memberi manfaat sebanyak-
banyaknya bagi pasien.
3. Tidak mengerjakan sesuatu yang berbahaya bagi pasien.
4. Tidak melakukan keguguran buatan yang bersifat kejahatan.
5. Menyerahkan perasat-perasat tertentu kepada teman-teman sejawat ahli dalam
lapangan yang bersangkutan.
6. Tidak mempergunakan kesempatan untuk melakukan kejahatan atau godaan yang
mungkin timbul dalam mengerjakan praktek kedokteran.
7. Hidup dalam keadaan suci dan sopan santun.
8. Memelihara rahasia jabatan.

25
Sumpah Hippocrates tersebut telah dijadikan dasar penyusunan sumpah dokter
sebagai yang telah dikukuhkan oleh Mukhtamar Ikatan Dokter Sedunia (The Word
Medical Association) di kota Geneva dalam tahun 1948, yang kemudian di kenal sebagai
“Deklarasi Geneva” 1948.

Adapun sumpah kedokteran muslim yang sekarang disebut dengan istilah “Kode Etik
Profesi” adalah sebagai berikut.

“Saya bersumpah dengan nama ALLAH yang Maha Agung dan Nabi-Nya yang Mulia
Muhammad SAW untuk menjadi orang yang dipercaya, berpegang teguh pada syarat-
syarat kemuliaan dan kebaikan dalam melaksanakan profesi kedokteran. Saya akan
mengobati orang-orang miskin secara gratis, tidak meminta upah yang melebihi upah
pekerjaan saya. Jika saya memasuki rumah, mata saya tidak akan melihat segala apa
yang terjadi didalamnya, lidah saya tidak akan mengucapkan rahasia-rahasia yang
diamanatkan kepada saya. Saya tidak akan menggunakan hasil kerja saya untuk merusak
ahlak yang terpuji, tidak akan bantu membantu untuk melakukan dosa. Selamanya tidak
akan memberi racun atau menunjukkannya, tidak akan memberi obat yang ada
bahayanya bagi orang yag hamil, juga tidak akan menggugurkan kandungannya. Saya
akan menjadi orang terhormat, mejaga kebaikan orang-orang yang mengajari saya
dengan mengajari anak-anak mereka sepadan dengan apa yang saya pelajari dari orang
tua meraka. Selama saya perpegang teguh dengan janji saya dan dapat dipercaya
dengan sumpah saya tersebut, maka semua manusia menghormati saya. Jika saya
melanggar itu, maka saya siap menjadi orang yang terhina.” ALLAH menjadi saksi atas
apa yang saya ucapkan.

d. Warisan-Warisan Peradaban Islam Dalam Bidang Kedokteran

Era kejayaan Islam, kegiatan kedokteran semakin maju pesat. Dokter-dokter Islam
sangat berjasa dengan kontribusinya pada dunia ilmu kedokteran. Hal ini dapat dilihat
melalui penemuan-penemuan mereka dalam menganilisis dan menemukan penyakit
beserta obat penawarnya, cara-cara pengobatan, institusi-intitusi pengobatan maupun
pendidikan, serta bangunan-bangunan lembaga tang berdiri kokoh hingga sekarang.
Dibawah ini akan dipaparkan warisan-warisan Islam yang dijelaskan diatas.

26
D. Penemuan-penemuan Islam Dalam Bidang Medis
1. Urologi, Bakteriologi, Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi

Salah satu penemuan Islam yang juga diungkap oleh karya-karya Barat dalam
bidang medis adalah Urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus
menangani tentang penyakit ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi. Mengenai
cabang ilmu ini ditulis dalam kitab Prof. Rabie E Abdel-Halim, bertajuk Paediatric
Urology 1000 Years Ago. Dikitab ini disebutkan keberhasilan dunia kedokteran muslim
pada seratus tahun seribu tahun silam dalm bidang Urologi.

Dalam ilmu Urologi dikaji oleh empat dokter Islam dalam karyanya masing-
masing. Kitab keempat dokter tersebut ialah Kitab al-Hawi fi al-Tibb karya al-Razi,
Risalah fi Siyasat as-Sibian wa- Tadbirihim, karya Ibnu al-Jazzar, kitab at-Tasrif li-man
‘Ajiza ‘an at-Ta’lif, karya Al-Zahrawi, dan Al-Qanun fi at-TIbb, karya Ibnu Sina. Dalam
Urologi ini, mereka membahas dan menganalisis penyakit ginjal dan yang lainnya dengan
gejala-gejal yang timbul tentunya. Mereka berhasil mengembangkan warisan-warisan
ilmu medis YUnani dan menciptakan penemuan baru.

Cabang-cabang Ilmu kedokteran yang tidak bias saya jelaskan semuanya dari
ilmuwan Islam, diantaranya Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi.
Bakteriologi, Ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Dokter Muslim
yang banyak memberi perhatian pada bidang ini adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.
Anesthesia, suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Ibnu Sina tokoh
yang memulai mengulirkan ide menggunakan anestesi oral. Ia mengakui opium sebagai
peredam rasa sakit yang sangat manjur.

Surgery, Bedah atau pembedahan adalah adalah spesialisasi dalam kedokteran


yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Dokter Islam
yang berperan dalam bedah adalah Al-Razi dan Abu al-Qasim Khalaf Ibn Abbas Al-
Zahrawi. Ophthamology, cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan
bedah syaraf mata, otak serta pendengaran. Dokter Muslim yang banyak memberi
kontribusi pada Ophtamology adalah lbnu Al-Haytham (965-1039 M).

Selain itu, Ammar bin Ali dari Mosul juga ikut mencurahkan kontribusinya. Jasa
mereka masih terasa hingga abad 19 M. Psikoterapi, serangkaian metode berdasarkan

27
ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental
seseorang. Dokter Muslim yang menerapkan psikoterapi adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.

2. Aneka Metode Terapi dalam Medis Islam

Kometerapi, Krometerapi, Hirudoterapi

Kometerapi adalah metode peratan penyakit dengan menggunakan zat kimia


untuk membunuh sel penyakit kangker. Perawatan ini berguna untuk menghambat kerja
sel. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini merujuk kepada obat antineoplastik yang
digunakan untuk melawan kangker. Kometerapi pertama kali dikenalkan oleh dokter
legendaris muslim, Al-Razi. Al-Razi merupakan dokter pertama yang memperkenalkan
penggunaan zat-zat kimia dan obat-obatan dalam penyembuhan. Zat-zat itu meliputi
belerang, tembaga, merkuri, garam arsenik, sal ammoniac, gold scoria, ter, aspal dan
alcohol.
Kemoterapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan warna-
warna. Terapi ini merupakan terapi suportif yang dapat mendukung terapi utama.
Menurut praktisi krometerapi, penyebab dari beberapa panyakit dapat diketahui dari
pengurangan warna-warna tertentu dari system dalam menusia. Terapi ini dikembangkan
oleh Ibnu Sina. Ia mampu menggunakan warna sebagai salah satu bagian paling penting
dalam mendiagnosa dan perawatan. Seperti yang telah ia ungkapkan dalam kitabnya, The
Canon of Medicane, “warna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit”.

Hirudoterapi merupakan terapi penyembuhan penyakit dengan menggunakan


pacet/lintah sebagai obat untuk tujuan pengobatan. Metode terapi ini juga diperkanalkan
oleh Ibnu Sina dalam karya yang sama. Tapi dalam kemajuannya, pengobatan dengan
lintah inidiperkenalkan lagi oleh Abdel-Latief pada abad ke-12 M. yang kurang lebih
menulis bahwa lintah dapat digunakan untuk membersihkan jaringan penyakit setelah
operasi pembedahan.

Metode-metode ini banyak disadur dan dikembangkan dalam dunia modern. Hingga
istilah dan penyebutannya pun berbeda. Misalnya, kometerepi, di dunia modern bisa
digunakan kombinasi sitostika dan disebut regimen kometerapi. Padahal sebelumnya
penggunaan kometerapi digunakan satu jenis saja. Kometerapi pertama modern adalah
asrsphenamine karya Paul Ehrlich, sebuah Arsenic komplel ditemukan pada tahun1909

28
dan digunakan untuk merawat sipilis. Dan tentunya masih banyak lagi metode terapi atau
cara pengobatan lain dari khaazanah ilmu kedokteran Islam.

3. Institusi-Institusi dan Sistemnya

a. Pendidikan

Abad ke-12 dan ke-13 gelombang besar melanda aktivitas kedokteran, ketika para
dokter dari seluruh dunia Muslim mengejar karir institusi medis di Damaskus dan Kairo.
Karena sudah banyak Rumah Sakit yang didirikan dan memerlukan lebih banyak dokter
dalam pengoprasiaanya. Rujukan pertama dalam mendapatkan ilmu kedokteran adalah
Institusi pendidikan seperti madrasah (sekolahan).

Di Damaskus abad ke-13, Muhadzadzab al-Din al-Dakhwar membuat sebuah


sekolahan dalam rangka pengajaran kedokteran eksklusif.Sekolah tersebut disambut
gembira oleh pemimpin otoritas keagamaan kota tersebut. Ada yang mengatakan, sekolah
kedokteran pertama yang dibangun umat Islam sekolah Jindi Shapur. Khalifah Al-Mansur
dari Dinasti Abbasiyah yang mendirikan kota Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu
sebagai dekan sekolah kedokteran itu. Pendidikan kedokteran yang diajarkan di Jindi
Shapur sangat serius dan sistematik.

Pendirian Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mempelajari


bidang keagamaan, mulai gencar pada abad ke-14 pada era Usmaniah hingga Sultan
Muhammad berkuasa. Madrasah tersebut banyak mencetak yang tidak hanya ulama’, tapi
seorang ilmuwan. Dokter-dokter pun banyak terlahir dalam pendidikan ini. Pendidikan
era Usmani ini, mempunyai konsep dan metode khusus dalam mendidik tenaga medis,
selain sudah memiliki tabib, yang dikenal spesialis penyakit pada era itu.

Ternyata dalam era Usmani, pendidikan kedokteran tidak hanya dilakukan di gedung
sekolahan, tapi juga di sebuah Rumah Sakit yang memang ada khusus tempat didik calon
dokter. Bedanya dengan madraah, di RS tidak hanya diajari teori-teori seputar
kedokteran, tapi juga praktek medis langsung. Sedangkan Madrasah lebih banyak
mempelajari seluk beluk kedokteran secara teoritis.

29
b. Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan salah satu prestasi institusional terbesar masyarakat Islam
abad pertengahan. Antara abad ke-9 dan ke-10 lima RS dibangun di Baghdad. Rumah
sakit paling terkenal adalah RS Adudi yang dibangun di bawah pemerintahan Buyudiyah
pada tahun 982. Setelah periode ini jumlah RS meningkat signifikan. Ketika institusi
terkenal seperti RS Nuri di Damaskus (abad ke-12), dan RS al-Mansuri di Kairo (abad
ke-13) dibangun bersamaan dengan RS lain di Qayrawan, Mekkah, Madinah, dan Rayy.

Institusi-intitusi medis terbuka bagi semua orang yang memerlukan pengobatan atau
obat. Tidak memandang gender, ras, kelas, orang miskin atau kaya, agama. Perawatan
medis bergerak secara bergilir ke pelosok-pelosok desa dan juga melayani pengobatan
para narapidana. System peraturan dan menageman RS juga telah diterapkan. Dengan
adanya pemisahan antara pasien wanita dan laki-laki, jadwal kerja para dokter, terdapat
seorang administrator kepala, seorang kepala setaf yang juga memiliki wewenang
menjalankan operasi medis.

Beberapa RS tersedia tempat pendidikan, perpustakaan dan juga ruang-ruang khusus


operasi atau pembedahan. Regulasi yang telah terorganisasikan secara sistematis, juga
didukung dengan sarana-sarana lainnya. Seperti Muhtasib (supervisor pasar) yang
merupakan pegawai public, berwenang untuk memberikan perlindungan melawan
praktek curang. Manual hisbah (supervise pasar), disusun untuk menjelaskan kewajiban
muhtasib.

Dalam RS lebih maju terdapat berbagai fasilitas seperti apa yang telah dijelaskan.
Termasuk apotek (toko obat) khusus untuk melayani pembelian obat masyarakat umum.
Berbicara mengenai apotek, Islam juga mewarisi apotek-apotek yang dibangun oleh
apoteker Islam zaman dulu. Sharif Kaf al-Ghazal dalam tulisannya bertajuk The Valueble
contributions of Al-Razi in the History of pharmacy during the middle Ages,
mengungkapkan, apotek pertama di dunia berdiri di kota Baghdad pada tahun 754 M.
Saat itu Baghdad sudah menjadi Ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah.

Selain itu, peradaban Islam juga merupakan pendiri sekolah farmasi pertama. Dengan
berkembangnya ilmu farmasi yang begitu cepat membuat apotek atau toko-toko obat
tumbuh berdiri di kota-kota Islam. Hampir di setiap RS besar dilengkapi dengan apotek
instalasi farmakologi. Bahkan di era Abbasyiah, para ahli-ahli obat mempunyai apotek

30
sendiri dirumahnya dan menggunakan keahliannya untuk meracik, menyimpan aneka
obat-obatan sendiri. Pemerintah Islam juga mendukung pembangunan dibidang farmasi,
dengan tujuan adanya selektifikasi atau ketelitian dalam obat.

Secara bersamaan, praktek sosial medis ini menjadikan kedokteran Islam berada pada
satu tingkatan yang tak terprediksikan dalam sejarah yang selanjutnya memberi
kontribusi pada perkembangan tradisi medis Timur maupun Barat.

2. Tokoh Ilmu Kedokteran


a. AL-RAZI

Dunia keilmuan, khususnya kedokteran modern, harus mengakui peran dan gagasan
tokoh Islam yang satu ini. Selain seperti yang kita kenal, Ibnu Shina yang merupakan
perintis awal Ilmu kedokteran. Dia adalah Muhammad bin Zakaria Al-Razi, atau lebih
dikenal dengan nama Al-Razi. Menempati bidang ini pada usia yang dapat dibilang sudah
tidak muda lagi.

Ia lahir di Rayy, dekat Teheran, Iran, pada tahun 846 M. (w. dikota yang sama pada
tahun 925 M). Al-Razi yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad Zakaria al-Razi
sebagai seorang pribadi atau pemikir, dia sangat disegani dan dihormati kalangan sarjana
barat. Seperti A.J. Aberry, yang menulis pengantar dalam buku Al-Razi, The Spiritual
Physic of Rhazes (penyembuhan rohani). Walaupun sudah menginjak usia tua,
ketekunannya dalam bidang kedokeran menghasilkan karya-karya sangat monumental.
Humayun bin Ishaq adalah gurunya di Baghdad.

Dengan karya-karya yang dihasilkan dalam bidang kedokteran, pengabdian dan


kejeniusan al-Razi diakui oleh Barat. Banyak ilmuan Barat menyebutnya sebagai pionir
terbesar dunia Islam dibidang kedokteran. “Razhes merupakan tabib terbesar dunia Islam,
dan satu yang terbesar sepanjang sejarah”, jelas Max Mayerhof. Sementara sejarawan
barat terkenal, George Sarnton, mengomentari al-Razi , “AL-Razi dari Persia, dia juga
kimiawan dan fisikawan. Dia bisa dinyatakan salah seorang salah seorang perintis
latrokimia zaman renaisans,,,maju dibidang teori, dia memadukan pengetahuannya yang
luas melalui kebijaksanaan Hippokratis”.

31
Dalam karyanya, Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) Ia menyoroti tiga aspek penting
dalam kedokteran, antara lain; kesehatan publik, pengobatan preventif, dan perawatan
penyakit khusus. Bukunya yang lain berjudul 'Al-Murshid'. Dalam buku itu, Al-Razi
mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit. Buku lainnya adalah 'Al-Hawi'. Buku
yang terdiri dari 22 volume itu menjadi salah satu rujukan sekolah kedokteran di Paris.
Dia juga menulis tentang pengobatan cacar dan cacar air dalam Kitab fil al-Jadari wal-
Hasba yang merupakan catatan pertama tentang metode diagnosis dan perawatan atas dua
penyakit dan gejal-gejalanya.

b. IBNU SINA

Dunia Islam memanggilnya Ibnu Sina, tapi kalangan Barat menyebutnya dengan
panggilan Avicenna. Ia merupakan seorang ilmuan, filsuf dan dokter pada abad ke-10.
Selain itu dia juga dikenal dengan penulis yang produktif. Dan sebagian banyak
tulisannya berisi tentang filsafat dan pengobatan. Karya-karyanya membanjiri literatur
modern dan mengilhami karya-karya pemikir barat. Abu Ali Al-Hussain bin Abdullah bin
Sina lahir di Afshana, dekat kota Bukhara, Uzbeskiztan pada tahun 981 M.
Kecerdasannya ditunjukkan pada usia 17 tahun, dengan tingkat kejeniusan yang sangat
tinggi dia telah memahami seluruh teori kedokteran yang ada pada saat itu dan melebihi
siapun juga. Karena kecerdasannya itu dia diangkat sebagai konsultan dokter-dokter
praktisi.

Pengaruh pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada
dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Berbicara tentang karya-karyanya, tulisannya
mencapai 250 karya. Baik dalam bentuk risalah maupun buku. Karyanya bayak dijadikan
rujukan dalam bidang kedokteran oleh banyak kalangan pemikir. Diantaranya Qanun fi
Thib, dalam buku ini berisi tentang bagaimana cara penyembuhan dan obat-obatan.
Dalam dunia Barat kitab ini diterjemahkan dengan nama The Canon of Madicine. Dan
ada pula yang menyebutnya Ensiklopedia pengobatan. Asy-Syifa, dalam buku ini berisi
menganai berbagai jenis penyakit, obatnya dan sekaligus cara pengobatannya berkaitan
dengan penyakit bersangkutan

E. Penelitian Mutakhir Tentang Kesehatan dan Obat-Obatan

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa


kesehatanmanusia secara perlahan akan mengalami kematian. Secara umum kesehatan

32
terbagi menjadidua macam, yaitu kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani yaitu
kesehatan badan atautubuh (fisik), sedangkan kesehatan rohani adalah kesehatan jiwa.

Pada zaman modern seperti sekarang ini, banyak ilmuwan yang menemukan
berbagai penelitian-penelitian terbaru mengenai kesehatan dan obat-obatan. diantaranya
yaitu:

1. Manfaat madu

Madu adalah salah satu hasil yang dibuat oleh lebah. Para peneliti menyatakan
bahwa madu lebah mengandung banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan. Salah
satunya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melawan kanker, mencegah
penyakit jantung dan perawatan luka. Hiedrun Gross, seorang ilmuwan California
menemukan fakta meningkatnya zat antibody pada orang yang biasa mengkonsumsi
madu.

Menurut Prof. Peter C Mulan mengatakan bahwa madu memilki zat hidrogen
peroksida, yaitu zat yang efektif dalam melawan jamur dan bakteri. Dr. Glenys Round
menyatakan bahwa madu digunakan untuk para penderita kanker. Dalam al-Qur’an
pun Allah berfirman:

ِ ‫ف أ َ ْل َوانُه‘ ِفي ِه ِشفَآ ٌء ِللن‬


.... ِ ِ ‫َاس إِنَ َفِي ذَا ِل َك ألَيَةً ِلقَ ْو‬ ٌ ‫اب ُم ْخت َ ِل‬ ُ ُ‫َي ْخ ُر ُج ِم ْن ب‬
ٌ ‫ط ْونِ َها ش ََر‬
َ‫َيت َ َف َك ُر ْون‬
Artinya :
“ Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, didalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir”. (Q.S. An-Nahl: 69).

2. Teknologi nuklir untuk pengembangan alat-alat medis

Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan alat untuk


memancarkan radiasi laju dosis rendah yang bernama Seed Brakiterapi I-125. Dengan
cara menanamkan sumber radiasi (implantasi) kedalam jaringan kanker. Pengobatan

33
seperti ini hanya dilakukan kepada penderita kanker prostat dan kanker payudara. Sumber
radiasi ini berukuran kecil, panjangnya hanya 10 milimeter dengan diameter 1 milimeter.
Penanganan kanker dengan seed I-125 tidak memerlukan rawat inap serta berdampak
kecil terhadap sel-sel tubuh di sekitarnya.

3. Susu dan Air Seni Unta


Riset Ilmiah Dr. Faten Abdel-Rahman Khorshid, ilmuwan Saudi yang juga staf
King Abdul Aziz University (KAAU) dan Presiden Tissues Culture Unit di Pusat
Penelitian Medis King Fahd itu, menemukan bahwa partikel nano dalam air seni unta
dapat melawan sel kanker dengan baik. Air seni dan susu unta mampu memperkecil
ukuran tumor hingga setengahnya dalam waktu sebulan. Riset ini terinspirasi oleh
hadits Rasulullah Saw yaitu:
Dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa orang dari ‘Ukl atau ‘Urainah datang ke
Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit.
Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing
dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah
sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan untuk
mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan
membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan
dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada
pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

4. Kloning Pada Manusia


Kloning merupakan salah satu hasil dari rekayasa genetika yaitu berupa proses
menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (identik) secara genetik. Proses
kloning ini telah berhasil dilakukan pada seekor domba bernama dolly. Lahir pada
tahun 1996, dan mati pada usia 6 tahun.
Perusahaan Clonaid kelompok Raelian telah berhasil mengklon dua manusia.
Pertama, lahir pada tanggal 26 Desember 2002 yang bernama Eve, dan yang kedua
pada tanggal 2 Januari 2003.Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di

34
clone, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak
hasil cloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat
kromosom dari donor berusia 5 tahun, dengan disertai risiko penyakit jantung dan
kanker.

5. Solusi Terbaru Dalam Melawan Penyakit Hepatitis C


Hepatitis adalah suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus.
Hepatitis terdiri dari 3 macam, yaitu: Hepatitis A, B, dan C. Hepatitis C adalah yang
paling parah dan menular melalui darah juga terjadi secara horizontal pada usia
dewasa. Banyak pakar medis yang mencari obat yang efektif untuk penderita
Hepatitis C. Dr. Michael Charlton, seorang direktur Liver Transplantation Program
di Intermountain Medical center Researchers menemukan sebuah perawatan mulut
dengan pengobatan spesifik yang menghasilkan tingkat kesembuhan yang tinggi
setelahnya.

6. Teh Hijau Tunda Munculnya Kanker


Para ahli dari Universitas Kansas, Amerika Serikat menyatakan bahwa teh hijau
memilki kandungan EECG (apigallocatechin gallate). Ini adalah bahan antioksidan
yang lebih efektif daripada vitamin C, E atau resveratrol (antioksidan dalam anggur
merah). EECG ini memberikan 63% perlindungan pada DNA. Oleh karena inilah, teh
hijau sangat baik dan dapat menunda dan memperlambat timbulnya kanker dalam
jangka waktu lima tahun.

35
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan menurut UU No 36 Tahun 2009 pasal 1 yaitu keadaan sehat,
baik secara fisik,mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam Islam dikatakan sehat
apabila memenuhi tiga unsur , yaitu kesehatan jasmani,kesehatan rohani dan
kesehatan sosial. Kesehatan jasmani merupakan bentuk dari keseimbangan
manusia dengan alam. Kesehatan rohani di mana ada keseimbangan dan
hubungan yang baik secara spiritual antara khalik atau pencipta yang di wujudkan
dari aktivitas makhluk dalam memenuhi semua perintah sang khalik. Yang
terakhir adalah kesehatan sosial, dimana kesehatan yang bersifat psikilogis. Di
mana ada ada keharmonisan antara sebuah individu dengan individu lain maupun
dengan sistem yang berlaku pada sebuah tatanan masyarakat. Bila ketiga unsur ini
terpenuhi maka akan tercipta sebuah keadaan baik fisik, mental, maupun spiritual
yang produktif dan sempurna untuk menjalankan aktivitas kemanusiaan.
Ilmu Kedokteran mulai didapat oleh sarjana-sarjana Islam seperti Ibnu
Sina dan lain-lain, yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hanya saja mulai
abad 16, penemuan-penemuan Ilmu Kedokteran tersebut beralih ke tangan
sarjana-sarjana Barat. Namun Islam yang merupakan Dinullah juga berisi pokok-
pokok Kedokteran Pencegahan atau Ilmu Kesehatan yang sumbernya adalah Al-
Qur’an dan as-Sunnah.

B. Saran
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi materi ataupun
yang lainnya. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca untuk mencari sumber
lain yang berkaitan dengan Islam dan kesehatan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Kedokteran Islam, materi kuliah di Akademi Thibbun Nabawi oleh dr. Usman
At-Tarmum

Petunjuk Kesehatan dalam Al-Quran dan As-Sunnah, materi kuliah FK UMY oleh
Dirwan Suryo Soularto (Staf Pengajar FK UMY, Bagian Anatomi dan Bagian
Forensik Medikolegal)

Kajian Al-Quran dan Hadits Tentang Kesehatan Jasmani dan Ruhani. Mia Fitriah
Elkarimah. Vol.XV, No.1, Januari – Juni 2016.

Karakteristik Dokter Muslim oleh DR.Majid Ramadhan . Penerbit Pustaka Al-Kaustar.

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2007)

http://vadianidah.blogspot.co.id/2016/05/islam-dan-kedokteran.html

http://ilmukedokteranislam.blogspot.co.id/

https://kangmuz.wordpress.com/2011/07/29/memahami-ayat-ayat-dan-hadits-nabi-
tentang-kesehatan/

37

Anda mungkin juga menyukai