Oleh :
Kelompok VI
Rika Oktavia (NPM : 2212201010003)
Nova Safriana (NPM : 2212201010004)
Monaris Daralina (NPM : 2212201010012)
Dosen Pembimbing :
Dr. Ns. Fithria, S. Kep., MNS
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
kepada dosen mata kuliah Filsafat Ilmu sehingga makalah ini terselesaikan tepat
pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang lain atas segala bantuan dan dukungannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................2
C. Manfaat Penulisan............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pendekatan Konsep Islamic Philosophy (Thibbun Nabawi)............3
1. Definisi Thibbun Nabawi.........................................................3
2. Manfaat Thibbun Nabawi........................................................3
B. Aplikasi Thibbun Nabawi Dalam Pelayanan Keperawatan.............5
C. Penelitian Terkait Thibbun Nabawi.................................................5
BAB III PEMBAHASAN......................................................................10
A. Aplikasi Thibbun Nabawi dalam Keperawatan Medika Bedah.......10
BAB IV PENUTUP...............................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini banyak jenis pengobatan yang berkembang, namun
pengobatan yang paling benar adalah pengobatan yang didasarkan dari wahyu
yang diturunkan langsung oleh “sang Tabib” Allah SWT kepada Uswah
Hasanah Nabiullah Muhammad SAW. Maka dari beliau kita belajar bahwa
tiada kesembuhan selain kesembuhanNya., “sang Tabib” Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda tentang orang yang berkata, “ Aku
seorang Tabib”. Kemudian beliau bersabda, “Allahlah Tabib, tetapi engkau
adalah seorang rofiq (kawan), Tabibnya adalah yang menciptakannya.”
(Setyawan, 2022).
Ilmu pengobatan merupakan sebuah sebab kesembuhan, dan kita
sebagai manusia diperintahkan untuk mengupayakan sebab-sebab tersebut,
namun perlu diyakini bahwa sebab terbaik bagi kesembuhan adalah yang
berdasarkan wahyu dari langit, inilah yang dikenal dengan pengobatan Nabi
(At Thibb Nabawi atau Prophetic Medicine). Thibbun Nabawi sebenarnya
merupakan perpaduan berbagai disiplin ilmu kedokteran yang dikembangkan
umat Islam keseluruh dunia, dari Arab menembus belahan Eropa yang saat itu
gelap gulita yang masih jauh dari cahaya ilmu pengetahuan (Setyawan, 2022).
Thibbun Nabawi adalah (metode) pengobatan Rasulullah SAW yang
beliau ucapkan, beliau tetapkan (akui), beliau amalkan, merupakan
pengobatan yang pasti bukan sangkaan, bisa mengobati penyakit jasad, ruh
dan indera (Cidadapi, 2016).
Ilmu kedokteran tentunya sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan
sebelum Islam dan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul di bumi.
Namun perkembangan ilmu kedokteran hingga saat ini tidak terlepas dari
kontribusi dokter dan para ilmuwan muslim. Dokter dan ilmuwan muslim
terdahulu meletakkan ilmu kedokteran dengan nilai-nilai ilahiyah dalam
bingkai Al-Qur’an dan Al-Hadits (Setyawan, 2022).
Peningkatan penerapan pengobatan komplementer dan alternatif
secara global menjadi gambaran penggunaan pengobatan ala nabi. Dari 129
negara yang disurvei WHO, sekitar 80% negara menerima penggunaan terapi
akupuntur yang merupakan salah satu contoh pengobatan alternatif dan 1 2
komplementer (WHO, 2013). Sementara di Indonesia sendiri dari tahun
ketahun peningkatan pengguna pelayanan komplementer dan alternatif
mengalami peningkatan.
Pengobatan herbal merupakan pengobatan dengan menggunakan obat
herbal yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena tidak mempunyai efek
samping seperti pada obat-obatan kimia.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami Aplikasi Islamic
Philosophy (Thibbun Nabawi) dalam lingkup keperawatan medikal bedah
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep Islamic Philosophy (Thibbun
Nabawi) dalam pelayanan keperawatan
b. Mahasiswa mampu memahami Aplikasi Thibbun Nabawi dalam
pelayanan keperawatan
c. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep Islamic philosophy
(Thibbun Nabawi) dalam pelayanan keperawatan medikal bedah
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini merupakan kajian ilmiah dan ilmu pengetahuan sehingga
bisa menjadi literatur dalam penulisan ilmiah selanjutnya.
2. Manfaat Praktik
Diharapkan dapat menjadi masukan untuk mempraktekkan di tempat
kerja jika hal ini diperlukan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Thibbun Nabawi adalah metode pengobatan yang bersumber dari
Rasulullah SAW. Dengan kata lain, sumber pengetahuan tentan thibbun
nabawi adalah wahyu (dalil syar’i), baik yang didapatkan dari Al-Qur’an
maupun sunnah. Thibbun Nabawi merupakan segala sesuatu yang
disebutkan dalam Al-Qur’an dan As-sunnah.
2. Istilah Thibbun Nabawi ini dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar
abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu Kedokteran yang berada
dalam bingkai keimanan pada Allah SWT. juga banyak di gunakan dalam
pelayanan keperawatan seperti penggunaan minyak zaitun dalam
pencegahan perkembangan ulcus decubitus pada pasien di rawat di ruang
icu.
3. Dari berbagai penelitian seluruhnya mengungkapkan bahwa pengaruh
bekam kering ada perubahan yang signifikan pada musculoskeletal
disorders leher dan bahu. terapi bekam kering sangat efektif digunakan
sebagai pengobatan nonfarmakologi untuk menyembuhkan beberapa
penyakit umum yang diderita masyarakat seperti Trapezius myalgia, nyeri
leher non spesifik, kekakuan jaringan myofascial, periarthritis bahu,
spondylosis serviks, sindrom radikulopati leher, sindrom nyeri myofascial,
dan kelelahan otot pada bagian leher dan bahu. dan pengobatan bekam
memiliki harga yang lebih terjangkau menggunakan bahan alami, dan
memiliki sedikit efek samping
B. Saran
Diharapkan bagi pembaca dapat mengaplikasikan pengobatan ala
Rasulullah SAW (Thibbun Nabawi) dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Saifudin & Ismail, Siti A. (2020). Thibbun Nabawi Tinjauan Syari’at
dan Medis. Jakarta: Gema Insani.
Kusumawinakhyu, Titik (2022). Bekam dan Kedokteran. Fakultas Kedokteran :
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Mylanda, Vega et al. (2021). Studi Penambatan Molekular Senyawa Bioaktif Biji
Habbatussauda (Nigella sativa) terhadap Erα sebagai Alternatif pengobatan
Kanker Payudara dalam Upaya Pemberian data ilmiah Thibbun Nabawi.
Bimfi.e-journal.id/bimfi/article/view/44/26. Di akses pada tanggal 27
September 2022.
Nomita, indah & Satria, Andri (2022). Studi Kepustakaan Pengaruh Bekam
Kering Terhadap Musculoskeletal Disorder leher dan bahu.
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/2994/1350. Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2022.
Putri, Desak et al. (2022). Gambaran Manfaat Terap Bekam Kering Terhadap
Penurunan Nyeri Lutut pada Penderita Osteoartritis di Praktik Mandiri Latu
Usadha.http://ejournal.stikesadvaita.ac.id/index.php/MedikaUsada/article/
view/132/93. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2022.
Stephens, S. L., Selkow, N. M., & Hoffman, N. L. (2020). Dry cupping therapy
for improving nonspecific neck pain and subcutaneous hemodynamics.
Journal of Athletic Training. 55(7), 682-690 https://doi.org/10.4085/1062-
6050-236-19