Anda di halaman 1dari 25

Aplikasi Islamic Philosophy Thibbun Nabawi dalam Lingkup

Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :

Kelompok VI
Rika Oktavia (NPM : 2212201010003)
Nova Safriana (NPM : 2212201010004)
Monaris Daralina (NPM : 2212201010012)

Dosen Pembimbing :
Dr. Ns. Fithria, S. Kep., MNS

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
kepada dosen mata kuliah Filsafat Ilmu sehingga makalah ini terselesaikan tepat
pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang lain atas segala bantuan dan dukungannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini.
Akhir  kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin

Banda Aceh, 10 November 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................2
C. Manfaat Penulisan............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pendekatan Konsep Islamic Philosophy (Thibbun Nabawi)............3
1. Definisi Thibbun Nabawi.........................................................3
2. Manfaat Thibbun Nabawi........................................................3
B. Aplikasi Thibbun Nabawi Dalam Pelayanan Keperawatan.............5
C. Penelitian Terkait Thibbun Nabawi.................................................5
BAB III PEMBAHASAN......................................................................10
A. Aplikasi Thibbun Nabawi dalam Keperawatan Medika Bedah.......10
BAB IV PENUTUP...............................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak jenis pengobatan yang berkembang, namun
pengobatan yang paling benar adalah pengobatan yang didasarkan dari wahyu
yang diturunkan langsung oleh “sang Tabib” Allah SWT kepada Uswah
Hasanah Nabiullah Muhammad SAW. Maka dari beliau kita belajar bahwa
tiada kesembuhan selain kesembuhanNya., “sang Tabib” Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda tentang orang yang berkata, “ Aku
seorang Tabib”. Kemudian beliau bersabda, “Allahlah Tabib, tetapi engkau
adalah seorang rofiq (kawan), Tabibnya adalah yang menciptakannya.”
(Setyawan, 2022).
Ilmu pengobatan merupakan sebuah sebab kesembuhan, dan kita
sebagai manusia diperintahkan untuk mengupayakan sebab-sebab tersebut,
namun perlu diyakini bahwa sebab terbaik bagi kesembuhan adalah yang
berdasarkan wahyu dari langit, inilah yang dikenal dengan pengobatan Nabi
(At Thibb Nabawi atau Prophetic Medicine). Thibbun Nabawi sebenarnya
merupakan perpaduan berbagai disiplin ilmu kedokteran yang dikembangkan
umat Islam keseluruh dunia, dari Arab menembus belahan Eropa yang saat itu
gelap gulita yang masih jauh dari cahaya ilmu pengetahuan (Setyawan, 2022).
Thibbun Nabawi adalah (metode) pengobatan Rasulullah SAW yang
beliau ucapkan, beliau tetapkan (akui), beliau amalkan, merupakan
pengobatan yang pasti bukan sangkaan, bisa mengobati penyakit jasad, ruh
dan indera (Cidadapi, 2016).
Ilmu kedokteran tentunya sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan
sebelum Islam dan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul di bumi.
Namun perkembangan ilmu kedokteran hingga saat ini tidak terlepas dari
kontribusi dokter dan para ilmuwan muslim. Dokter dan ilmuwan muslim
terdahulu meletakkan ilmu kedokteran dengan nilai-nilai ilahiyah dalam
bingkai Al-Qur’an dan Al-Hadits (Setyawan, 2022).
Peningkatan penerapan pengobatan komplementer dan alternatif
secara global menjadi gambaran penggunaan pengobatan ala nabi. Dari 129
negara yang disurvei WHO, sekitar 80% negara menerima penggunaan terapi
akupuntur yang merupakan salah satu contoh pengobatan alternatif dan 1 2
komplementer (WHO, 2013). Sementara di Indonesia sendiri dari tahun
ketahun peningkatan pengguna pelayanan komplementer dan alternatif
mengalami peningkatan.
Pengobatan herbal merupakan pengobatan dengan menggunakan obat
herbal yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena tidak mempunyai efek
samping seperti pada obat-obatan kimia.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami Aplikasi Islamic
Philosophy (Thibbun Nabawi) dalam lingkup keperawatan medikal bedah
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep Islamic Philosophy (Thibbun
Nabawi) dalam pelayanan keperawatan
b. Mahasiswa mampu memahami Aplikasi Thibbun Nabawi dalam
pelayanan keperawatan
c. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep Islamic philosophy
(Thibbun Nabawi) dalam pelayanan keperawatan medikal bedah

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini merupakan kajian ilmiah dan ilmu pengetahuan sehingga
bisa menjadi literatur dalam penulisan ilmiah selanjutnya.
2. Manfaat Praktik
Diharapkan dapat menjadi masukan untuk mempraktekkan di tempat
kerja jika hal ini diperlukan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pendekatan Konsep Islamic Philosophy (Thibbun Nabawi)


1. Definisi Thibbun Nabawi
Thibbun Nabawi adalah metode pengobatan yang bersumber dari
Rasulullah SAW. Dengan kata lain, sumber pengetahuan tentan thibbun
nabawi adalah wahyu (dalil syar’i), baik yang didapatkan dari Al-Qur’an
maupun sunnah (Hakim & Ismail, 2020).
Thibbun Nabawi adalah kumpulan apa shahih dari petunjuk
Rasulullah Muhammad SAW dalam kedokteran yang beliau berobat
dengannya atau untuk mengobati orang lain (Cidadapi, 2016).
Thibbun Nabawi didefinisikan oleh banyak ahli sebagai perawatan
medis, pencegahan, promosi kesehatan, dan aspek spiritual yang
dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk sahabatnya. Thibbun
Nabawi dianggap lebih kepada menjaga kesehatan daripada mengobati
penyakit.
Menurut Ibnu Qayyim Al Jauzi, pengobatan Nabi Muhammad SAW
ada tiga cara. Pertama, dengan menggunakan obat-obatan alamiah. Kedua,
dengan menggunakan pengobatan ilahiah. Ketiga, kombinasi dari kedua
jenis pengobatan tersebut. Hal ini bisa dilihat dari petunjuk Nabi
Muhammad SAW dalam menggunakan obat-obatan alamiah yang beliau
resepkan dan beliau gunakan sendiri. Kemudian, Rasulullah SAW juga
mengulas pengobatan melalui sarana ilahiah, yakni melalui doa dan
kombinasi antara kedua jenis pengobatan itu (Rahmadi, 2019).
2. Manfaat Thibbun Nabawi
Thibbun Nabawi atau thibb an-nabawi merupakan metode pengobatan
yang menyeluruh dalam menangani berbagai penyakit, baik lahir
(jasadiyah) maupun penyakit batin (ruhiyah). Selain memberikan cara
pengobatan, juga menberikan petunjuk hidup sehat secara lengkap, yang
meliputi upaya preventif (mencegah), kuratif (menyembuhkan),
rehabilitatif (memuluhkan), dan promotif (meningkatkan). Sistem
pengobatan ini seringkali disebut juga dengan Sistem Kedokteran Islam
(Rahmadi, 2019).
Adapun konsep kedokteran Islam sebagai berikut :
a. Upaya preventif
Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana mencegah penyakit secara
umum dengan pola hidup sehari-hari seperti:
1) Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan.
2) Makan dengan makanan yang halal, baik, bermanfaat dan tidak
berlebih-lebihan.
3) Melarang memasuki wilayah yang sedang terjangkit wabah penyakit
dan melarang orang yang kena wabah keluar dari wilayahnya.
4) Menganjurkan perawatan gigi dengan bersiwak.
5) Diwajibkan berkhitan.
6) Perintah memotong kuku, membersihkan bulu ketiak, dan kemaluan.
7) Kewajiban mandi selepas bersetubuh, dan lain sebagainya.
b. Upaya kuratif
Rasulullah SAW mengajarkan cara-cara pengobatan untuk berbagai
penyakit, diantaranya:
1) Pengobatan dengan berbekam dan madu
2) Pengobatan dengan ruqyah
3) Pengobatan dengan obat ramuan (herbal)
c. Upaya rehabilitatif
Rasulullah SAW mengajarkan terapi dalam rangka pemulihan dari
sakit, yaitu terapi dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang.
d. Upaya promotif
Dalam upaya meningkatkan kesehatan, Rasullullah SAW memberikan
banyak contoh, antara lain:
1) Menganjurkan makan kurma, minum susu, serta madu sebagai
makanan dan minuman yang baik bagi tubuh.
2) Memberikan petunjuk makanan yang halal dan haram, serta yang
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.
3) Memelihara kebersihan dan kesucian badan, jiwa dan lingkungan.
4) Melakukan olahraga, berenang, memanah, berkuda, dan lain
sebagainya.

B. Aplikasi Thibbun Nabawi Dalam Pelayanan Keperawatan


Sejarah perjalanan obat herbal, yaitu jamu China, ayurveda jamu dan
jamu barat, yang mencapai dari Yunani, Roma dan Eropa kemudian secara
bertahap harus bergabung di Amerika Utara dan Selatan. Obat herbal
memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit, dari penyakit yang
ringan seperti flu, sampai berbagai penyakit berat lainnya seperti penyakit
darah tinggi, asma, nyeri, dan gangguan kardiovaskular, kanker, dan lain
sebagainya. Pada abad ke-19 para ilmuwan mulai menemukan bahwa semua
kandungan obat kimia yang mereka gunakan sama dengan yang terdapat pada
tumbuh-tumbuhan, maka sejak itu mulailah dibuat obat sintetik yang semua
bahan yang digunakan adalah obat-obatan herbal (Cidadapi, 2016).
Thibbun Nabawi merupakan segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-
Qur’an dan As-Sunnah yang shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik
berupa pencegahan (penyakit) atau pengobatan. Thibbun Nabawi merujuk
pada tindakan dan perkataan (hadits) Nabi Muhammad SAW mengenai
penyakit, pengobatan, kebersihan, maupun genre tulisan oleh para sarjana non
medis untuk mengumpulkan dan menjelaskan tradisi-tradisi tersebut. Istilah
Thibbun Nabawi ini dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar abad ke-13
M untuk menunjukkan ilmu-ilmu Kedokteran yang berada dalam bingkai
keimanan pada Allah SWT sehingga terjaga pada kesyirikan, takhayul, dan
khurafat (Cidadapi, 2016).

C. Penelitian Terkait Thibbun Nabawi


Dibawah ini adalah beberapa penelitian terkait Thibbun nabawi
1. Effect of Olive Oil in Preventing the Development of Pressure Ulcer
Grade One in Intensive Care Unit Patients.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Universitas Ilmu Kedokteran
Isfahan, Iran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
minyak zaitun dalam mencegah perkembangan ulcus decubitus grade satu
pada pasien ICU. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
experimental dengan membagi dua kelompok secara acak yaitu kontrol
dan intervensi (menerima minyak zaitun). Didapatkan hasil pada hari
keempat dan ketujuh, skor push lebih rendah pada kelompok minyak
zaitun (7,50 ± 2,823 dan 5,44 ± 3,806) dibandingkan pada kelompok
control (9,50 ± 1,732 dan 8,83 ± 2,864) (P-value < 0,001). Juga, perbaikan
ulcus yang signifikan diamati pada kelompok minyak zaitun (perbedaan
rata-rata = 3,56 ; nilai P < 0,001 tetapi tidak ada perubahan yang diamati di
kelompok kontrol (perbedaan rata-rata 0,75; nilai P = 0,052). Dengan
kesimpulan ada pengaruh minyak zaitun dalam pengurangan luas ulcus
dan skor rata-rata push yang diperoleh pada pasien ICU (Miraj, Sepideh et
al, 2020).
Hal ini sesuai dengan konsep islam dalam Al-Quran dalam Surat Al
An’am ayat 99 “ Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka
Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.
Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan
dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-
kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa
dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah
dan ( perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman”
Selain kurma, ternyata minyak zaitun juga tercantum dalam Al-Quran
sebagai obat. buah zaitun juga disebut sebagai buah yang di berkahi. Al-
Qurtubi mengatakan bahwa, buah zaitun memiliki banyak manfaat di
antaranya dapat dijadikan minyak dengan cara memeras buahnya,
kemudian minyak ini bisa digunakan sebagai lauk-pauk, minyak oles dan
juga bahan bakar.

2. Studi Penambatan Molekular Senyawa Bioaktif Biji Habbatussauda


(Nigella sativa) terhadap Erα sebagai Alternatif pengobatan Kanker
Payudara dalam Upaya Pemberian data ilmiah Thibbun Nabawi.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan interaksi dari
senyawa yang terkandung dalam habbatussauda sebagai pengobatan baru
kanker payudara dengan target ERα. Penelitian ini menggunakan metode
penambatan molekuler dengan peranti lunak AutoDock 4.2 dengan metode
pencarian Lamarckian Genetic Algorithm (LGA). Penambatan molekuler
dikenal ilmuwan sebagai metode yang cepat dan hemat biaya. Dengan
hasil menunjukkan bahwa stigmasterol merupakan kandidat potensial
sebagai inhibitor Erα baru. Selain itu, penelitian ini memperoleh beberapa
residu asam amino yang di anggap penting dalam aktivitas penghambatan
Erα, Leu346, Glu353, Leu387, dan Arg394 serta memberikan bukti ilmiah
bahwa senyawa kimia dalam habbatussauda (Nigella sativa) berpotensi
sebagai obat kanker payudara (Mylanda et al, 2021).
Habbatussauda merupakan rempah-rempah dan tanaman obat yang
berbentuk butiran biji berwarna hitam. Habbatussauda sudah digunakan
sejak ribuan tahun lalu di India, Pakistan, Timut tengah, bahkan sudah
menjadi oabat sejak zaman Rasulullah. Hal tersebut pernah disampaikan
lewat sebuah hadits; “ Kami keluar Bersama Ghalib ibnu Abjar, di jalan ia
sakit, saat sampai di Madinah ia masih sakit, Ibnu Abi Atiq menjenguknya
lalu berkata kepada kami, mestinya kalian gunakan Habbatussauda ini”
( HR. Bukhari). Jintan hitam atau habbatussauda ini telah dinyatakan
sebagai obat segala penyakit menurut Nabi Muhammad SAW. Dalam
hadist Abu Hurairah r.a., Rasullulah SAW bersabda, "Sesungguhnya pada
jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali
kematian.".
3. Efektivitas Terapi Bekam Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada
Dewasa Usia 25-45 tahun di Puskesmas Sedayu 1.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sedayu 1. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui efektifitas terapi bekam terhadap penurunan kadar
asam urat pada dewasa usia 26-45 tahun di Puskesmas Sedayu 1. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan rancangan
penelitian one group pre-test-post-test tanpa kelompok pembanding. Hasil
uji statistic paired sampel T-test didapatkan rata-rata penurunan kadar
asam urat dari pengukuran sebelum 7,99 mg/dl dan sesudah 7,48 mg/dl
diberikan terapi bekam adalah 0,51 mg/dl dengan nilai P-value sebesar
0,0001 (P < 0,05), maka hipotesis Ha diterima artinya terdapat efektivitas
terapi bekam terhadap kadar penurunan asam urat sebelum dan sesudah
perlakuan dalam satu kali pengamatan (Rohman, 2017).
4. Pengaruh Terapi Bekam Thibbun Nabawi terhadap Kadar Kolesterol,
Gula Darah, dan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi di Klinik
Crew Bekam Kediri Tahun 2018.
Penelitian ini dilakukan Klinik Crew Bekam Kediri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh bekam thibbun Nabawi terhadap
kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah sebelum dan sesudah
terapi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment
one group pretest and post test design. Hasil dari penelitian ini adalah: 1)
ada pengaruh terapi bekam tibbun nabawi terhadap kadar kolesterol dalam
darah sebelum dan sesudah terapi dan didapatkan nilai siginifikansi kadar
kolesterol dalam darah sebesar 0,000 < 0,05. 2) ada pengaruh terapi bekam
thibbunnabawi terhadap kadar gula darah sebelum dan sesudah terapi dan
didapatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. 3) ada pengaruh terapi bekam
thibbunnabawi terhadap tekanan darah dan didapatkan nilai signifikansi
tekanan darah adalah 0,005 < 0,05, dan rata-rata terjadi penurunan yang
menandakan hasil yang lebih baik setelah diberiperlakuan (Burrasyid &
Zamawi, 2019).
Hal ini sesuai dengan konsep islam dalam hadits yaitu “
Sesungguhnya cara pengubatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah
hijamah (bekam)” ( HR. Bukhari & Muslim). Menurut hadits Bukhari dan
Muslim, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kalau salah satu
pengobatan terbaik untuk suatu penyakit adalah bekam. Hal ini memang
sudah dilakukan sendiri oleh Rasulullah SAW, dimana beliau menurut
Riwayat Anas bin Malik sudah pernah melakukan metode bekam untuk
Kesehatan.
5. Efektivitas pemberian jus kurma dalam meningkatkan trombosit pada
pasien demam berdarah dengue di RSU Bunda Purwokerto
Penelitian ini dilakukan di RSU Bunda Purwokerto. Tujuan dari penelitian
ini untuk menganalisa efektivitas pemberian jus kurma dalam
meningkatkan trombosit pada pasien demam berdarah Dengue. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental invitro dengan rancangan pretest
dan posttest with control group design. Berdasarkan uji T test 2nd
independent terdapat perbedaan kadar trombosit darah antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol selama Post 3 hari dengan nilai P= 0, 039.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian jus kurma efektif dalam peningkatan
kadar trombosit pasien demam berdarah dengue di RSU Bunda
Purwokerto (Giyatmo, 2013).
Dalam buku Ramuan Herbal Ala Thibbun Nabawi mengutip makalah
kesehatan dari Pusat Kesehatan Universitas Utara Malaysia disebutkan
bahwa kurma dengan kandungan kaliumnya yang tinggi, mampu mengatur
denyut nadi jantung, mengaktifkan kontraksi otot dan membantu mengatur
tekanan darah, sehingga gangguan stroke dapat dicegah. Seperti yang
diungkapkan juga oleh Dr. Louis Tobian, Jr., pakar penyakit darah tinggi
dari Minnesota University AS, bahwa para peneliti membuat postulat
hanya dengan makan satu jenis ekstra kalium (minimal 400 mg/hari) dapat
menurunkan resiko terkena stroke sampai 40%. Itu artinya sama dengan
makan tamr sekitar 65 gram saja atau setara dengan lima butir kurma
(Cidadapi, 2019).
Hal ini sesuai dengan konsep islam dalam Al-Quran dalam surat An-
Nahl ayat 10-11 “Dialah (Allah) yang telah menurunkan air hujan dari
langit untuk kamu sekalian, Sebagiannya menjadi minuman dan
sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu sekalian mengembalakan binatang ternakmu. Dia
menumbuhkan bagi kamun sekalian dengan air hujan itu tanam-tanaman :
zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar- benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang memikirkan.”
Kurma merupakan buah yang unik. Unik karena Allah SWT
menyebutnya sebanyak 20 kali di 16 surah yang berbeda dalam Al-quran.
Unik karena Rasulullah SAW menjadikan kurma sehari-hari sebagai
makan wajib keluarga. Unik karena dapat di kosnsumsi tanpa mengenal
batas usi, dari ujung akar sampai daun memiliki manfaat, dapat bertahan
dalam suhu tinggi hingga 50 derajat celcius dan dalam kadar garam yang
ekstrim, bisa memiliki jangka waktu kadaluwarsa 1,5 tahun ( kurma yang
berkualitas dan disimpan dengan teknik yang baik) dan unik karena dari 2
jenis tanaman kurma, yaitu jantan dan betina, hanya tanaman kurma betina
saja yang menghasilkan buah (6-7 bulan).
6. Perbedaan Efektifitas Madu dan Sofratulle Terhadap Penyembuhan luka
diabetik pada pasien diabetes mellitus
Penelitian ini dilakukan di RS Bhayangkara Pekanbaru. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis perbedaan efektifitas madu dan sofratulle
terhadap proses penyembuhan luka diabetik pada pasien diabetes mellitus
tipe 2. Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian pra eksperimen
dengan desain one group pretest-posttest. Teknik analisis data yang
digunakan adalah independent t-test dengan nilai =0,01. Berdasarkan
pengolahan data menggunakan SPSS diperoleh nilai p value 0,000 < dan
pada nilai signifikan p< 0,001 maka diperoleh hasil secara statistik
terdapat perbedaan efektivitas madu dan sofratulle terhadap penyembuhan
luka diabetik pada pasien diabetes mellitus di pekanbaru.
Berikut surat An-Nahl ayat 68-69 yang mengisahkan madu itu
“ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “ Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat
manusia.” (QS. An-Nahl ayat 68).
“ Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda ( kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan.” (QS An-Nahl ayat 69).
Dalam buku Intisari thibbun Nabawi menyebutkan bahwa madu
memiliki banyak khasiat seperti menambah stamina dan membekalkan
tenaga, sumber tenaga, meningkatkan metabolisme tubuh, mengandung
agen antioksidan, melancarkan peredaran darah, melancarkan sistem
pencernaan, mengobati luka, untuk kecantikan dan menjadikan kulit lebih
licin dan halus (Rohadi, 2019).
Secara sains, seperti halnya tertulis dalam Al-Quran sebagai obat
mujarab, khasiat madu bagi tubuh begitu banyak, pertama menangkal
radikal bebas, kedua meningkatkan imun, ketiga mempercepat
penyembuhan luka, keempat meredakan batuk, kelima menjaga Kesehatan
system pencernaan, keenam menjaga kesehatan jantung.
7. Aquatic Exercise Associated or Not with grape juice consumption-
modulated Oxidative Parameters in Parkinson Disease Patients: A
Randomized Intervention Study
Penelitian ini dilakukan di Brazil. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi dampak konsumsi jus anggur yang terkait dengan protokol
latihan akuatik pada parameter stres oksidatif dan fungsi kognitif pada
individu dengan PD. Penelitian ini merupakan penelitian klinis terkontrol
secara acak. Kesimpulannya, konsumsi jus anggur yang terkait dengan
protokol latihan air dapat dipertimbangkan sebagai alternatif yang efektif
untuk mengurangi kerusakan oksidatif pada PD, memperkuat pentingnya
intervensi ini dalam mempromosikan dampak menguntungkan pada
populasi ini
Dalam buku Ath- Thibbun Nabawi, buah anggur juga di singgung
oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Dalam bukunya tersebut Ibnu Qayyim
menerangkan manfaat buah anggur secara ringkas, “ Anggur merupakan
buah yang paling baik dan paling banyak manfaatnya. Dapat dimakan
dalam keadaan basah dan kering, masih hijau maupun masak. Anggur
adalah buah bagi buah-buahan yang lain, makanan pokok diantara
makanan pokok yang lain, sebagai obat bila dibandingkan dengan obat-
obatan, dan minuman apabila digabungkan dengan aneka minuman
lainnya.”
Disebutkan oleh Dawud Al-Anthoki, bahwa diantara khasiat buah
anggur itu adalah membantu tubuh dalam mengikat unsur-unsur minyak
dan lemak, sehingga meningkatkan kekuatan tubuh dalam mengantisipasi
melemahnya stamina tubuh dan menambah ketahanan tubuh terhadap
berbagai macam penyakit.
Dalam buku Ramuan Herbal Ala Thibbun Nabawi, anggur dalam
Medis Modern menurut penelitian Shiuan Chen, PhD, dari Beckman
Research Institute of The City of Hope, melaporkan bahwa jus anggur
berhasil menekan pertumbuhan sel kanker dengan mencegah sintesis
hormon estrogen yang berperan besar dalam perkembangan kanker
payudara. Melalui tes laboratorium, jus anggur terbukit mampu
menghentikan produksi hormon estrogen dalam sel. Menurut penelitian
Agricultural Research Service, US Department of Agriculture,
kandungan ptrestilbene pada buah anggur menunjukkan daya hambat
yang kuat melawan kanker payudara dalam sel. Para ilmuwan Perancis
juga menemukan bahwa pada anggur merah terdapat acutimissin A yang
dapat menghambat enzim yang membantu terbentuknya sel kanker. Fred
Wortman dari Georgia memiliki pengalaman menarik Ketika mengobati
kanker ususnya dengan jus anggur. Pengalamannya tersebut
dipublikasikan di media The Independence. Dia menjelaskan pengobatan
itu dilakukan dengan minum jus anggur (dark concord) di pagi hari dan
tidak makan apa-apa smapai siang hari. Dia melakukan hal ini setiap hari
sampai sekitar dua minggu dalam satu bulan. Pengobatan dengan anggur
(dark concord) ini dilaporkan efektif hampir 100%. Dalam majalah The
American Journal of Clinical Nutrition menyatakan mekanisme yang
dilakukan oleh minuman anggur terutama minuman anggur merah dapat
memberi dampak positif bagi kesehatan jantung. Sebuah publikasi pada
Journal of Agricultural of Food Chemistry April 2006 menunjukkan
bahwa resveratrol pada anggur dapat meningkatkan aliran darah ke otak
hingga 30%, sehingga dapat mereduksi resiko penyakit stroke.
Resveratrol juga bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker (Cidadapi,
2019)
8. The immunostimulant activity of Tibb an-Nabawi natural products: a
literature review.
Penelitian bertujuan untuk melakukan studi literature. Penelitian ini
didasarkan pada tinjauan pustaka yang sistematis dengan menggunakan
artikel penelitian dari sepuluh tahun terakhir. Kriteria inklusi adalah artikel
yang membahas tentang aktivitas imunostimulan Tibb an-Nabawi,
sedangkan kriteria eksklusi adalah herba peningkat sistem imun yang
bukan Tibb an-Nabawi. Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa
sedikitnya ada 6 bahan thibbun Nabawi yang terbukti secara ilmiah
mampu meningkatkan sistem imun yakni jintan hitam, madu, kurma,
jahe, bawang putih, dan labu kuning. Mekanisme peningkatkan sistem
imun berbeda beda untuk setiap bahan namun secara umum bahan bahan
tersebut mampu meningkatkan imunitas humoral ataupun selular.
Senyawa aktif yang terkandung dalam setiap bahan tersebut
berkontribusi terhadap aktivitas immunostimulant yang dihasilkan
(Priani, 2021).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Aplikasi Thibbun Nabawi Pada keperawatan Medikal Bedah


Bekam/Hijamah adalah mengeluarkan darah dari badan orang (dengan
menelungkupkan mangkuk panas pada kulit sehingga kulit menjadi bengkak,
kemudian digores dengan benda tajam agar darahnya keluar ( hammad, 2015)
bekam memiliki landasan ilmiah yang cukup dikenal, yaitu bahwa organ-organ
dalam tubuh berhubungan dengan bagian-bagian tertentu pada kulit manusia di
titik masuksaraf yang mensuplai makanan kepada organ-organ tersebut di saraf
tulang belakang.
Metode hijamah/bekam dibagi dua jenis, yaitu hijamah/bekam basah dan
hijamah/bekam kering. Yang membedakan antara bekam basah dan bekam
kering, adalah tidak ada darah yang dikeluarkan (Damayanti S, Maharini F,
2012).
Bekam atau hijamah merupakan salah satu warisan pengobatan yang sudah
ada dimasa Rasulullah Muhammad SAW dan menjadi salah satu pengobatan
yang disarankan oleh beliau sebagai salah satu ikhtiar terhindar dari penyakit.
Maka bisa dikatakan bekam merupakan living sunah untuk hidup sehat.
Rasulullah sudah melakukan bekam sesaat sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj
“Tidaklah aku melewati satu malaikat pada malam aku di isra’ kan, kecuali
mereka semua berkata kepadaku, “ Lakukanlah hijamah wahai Muhammad.”
(Kusumawinakhyu, 2022).
Sejarah lain ditemukan bekam sudah dikenal di mesir kuno dengan
ditemukannya kitab kedokteran Papyrus Eber ditulis 1550 SM yang berisi
menuliskan tentang bekam. Peradaban islam kemudian menjelaskan manfaat
bekam, Hadist Riwayat Dailami “ Ali bin Abi Thalib, “ Jibril datang kepada
Nabi Muhammad SAW dengan perintah berbekam pada titik al akhdain (urat
leher) dan al kahil (Pundak)”. Bekam di Indonesia diatur dalam PMK 61 Tahun
2016 tentang pelayanan Kesehatan tradisional empiris. Bekam dilakukan di
Indonesia juga sejak dahulu, menggunakan tanduk kerbau sebagai alat
pengekopannya. Negeri Tiongkok juga sebagai negeri yang mengembangkan
bekam sebagai TCM (Traditional Chinese Medicine). Bukti empiris tidak bisa
dibantah dengan manfaat yang bisa diambil Dari terapi bekam.
(Kusumawinakhyu, 2022).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suswita (2022) dengan
menggunakan metode quasi eksperiment dengan menggunaklan desain one
group pretest dan posttest. Jumlah sampel 33 responden yang memiliki
krioteria inklusi. Teknik smpling yang digunakan purposive sampling dan
Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan rata-rata
kadar kolesterol sebelum dilakukan terapi bekam di holistic center Asy Syaafi
Palembang adalah 216.03 dengan standar deviasi 55.851, rata-rata kadar
kolesterol sesudah dilakukan terapi bekam di Holistic center Asy Syaafi
Palembang adalah 185.48 dengan standar deviasi 40,328. Kesimpulan terapi
bekam efektif terhadap kadar kolesterol di Holistic Center Asy Syaafi
Palembang dengan P Value sebesar 0,000.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif Analitik dengan
one grup pretest-posttest design, subjek penelitian yaitu penderita nyeri
lutut, dengan non probability sampling menggunakan metode purposive
sampling, berjumlah 11 responden. Instrumen penelitian dengan lembar
observasi VAS. Pretest dilakukan sebelum diberikan terapi, terapi diberikan
selama 5-7 menit kemudian dilakukan posttest. Dengan hasil Pretest
didapatkan nyeri sedang sebesar (81,8%),dan nyeri berat sebesar 18,2%.
Setelah diberikan terapi bekam hasil nilaiposttest didapatkan dengan hasil nyeri
ringan yaitu sebesar 100,0% yang berarti terdapat penurunan nyeri lutut
terhadap penderita osteoarthritis. Sehingga dapat disimpulkan dengan
pemberian terapi bekam kering selama 5-7 menit, responden mengalami
penurunan nyeri dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan (Putri, 2022).
Bekam kering dilakukan dengan cara meng-kop bagia tubuh lalu
menghisap kulit dan jaringan dibawah kulit sehingga menyebabkan komponen
darah mengumpul dibawah kulit tanpa mengeluarkan darah. Pada penelitian
yang Purnama (2018) menyatakan bahwa bekam sangat signifikan dalam
menurunkan nyeri trapezius myalgia. Dengan mekanisme efek bekam dapat
meningkatkan pelepasan zat opiat endogen dengan melepaskan zat perangsang
nyeri dari darah yang dikeluarkan. Mekanisme ini diyakini menyebabkan rasa
nyeri pada klien yang dibekam mengalami penurunan. Trapezius myalgia yang
dialami klien dapat ditekan dengan diproduksinya β- endorphin yang
merupakan bagian dari opiat endogen
Stephens et al., (2020) menunjukkan bahwa satu sesi terapi bekam kering
merupakan metode pengobatan jangka pendek yang efektif untuk segera
mengurangi rasa sakit pada pasien dengan nyeri leher nonspesifik. Dengan
mekanisme peningkatan tegangan tarik secara mekanis melalui tekanan
negative di dalam cangkir diyakini menyebabkan pelebaran traumatis kapiler
superfisial, yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah ini dan akhirnya
ekimosis. Ekstravasasi eritrosit dan nutrisi dari pumbuluh darah sekitarnya
selama terapi bekam kering telah disarankan untuk memulai respon inflamasi
akut.
Nasb et al., (2019)menunjukkan bahwa kompresi iskemik dan bekam
kering menjanjikan dalam mengobati titik pemicu myofascial trapezius atas,
kombinasi dari dua terapi dapat memberikan tingkat peningkatan yang unggul.
Dalam penelitian ini mengungkapkan kemampuan bekam untuk meningkatkan
sirkulasi darah di titik bekam. Hal ini menunjukkan beberapa pengaruh pada
peningkatan aktifitas parasimpatis, yang juga dapat meningkatkan suplai darah
perifer dan pengurangan rasa sakit.
Lederer et al., (2019) mengatakan kekakuan jaringan myofascial menurun
secara signifikan setelah diberikan terapi bekam kering. Penelitian ini
menyebutkan pengalaman nyeri mendasari sistem yang kompleks yang
meliputi zat analgesik endogen, jaringan saraf internal, dan faktor emosional
dan sosial. Counter iritasi dengan rangsangan sensorik somatik yang berbeda
dapat menghilangkan rasa sakit karena modulasi jaringan saraf.
Penelitian Uday & Nupoor (2020) bekam kering menyebabkan
pengurangan kejang otot yang signifikan dan juga menyatakan bahwa, terapi
bekam kering membantu meningkatkan aliran tiup ke area di mana cangkir di
posisikan. Terapi ini dapat mengurangi ketegangan otot, yang menghasilkan
aliran darah secara keseluruhan dan meningkatkan perbaikan sel secara tidak
langsung. Terapi bekam kering membantu dalam membentuk jaringan ikat baru
dan juga menciptakan pembuluh darah baru di jaringan.
Chen et al., (2018)mengungkapkan bahwa penggunaan bekam kering
terhadap atlet bola voli, basket dan bulutangkis menunjukkan hasil yang
signifikan dalam menurunkan tingkat kelelahan otot. Dengan mekanisme
perbaikan dalam mikrosirkulasi, meningkatkan sel endotel kapiler perbaikan di
jaringan regional. Hal ini dapat membantu dalam menormalkan keadaan
kelelahan pasien dan relaksasi otot progresif.
Tausif et al., (2017) mengungkapkan bahwa bekam pada kelompok uji dan
TENS pada kelompok kontrol ditemukan sangat signifikan dalam pengobatan
spondylosis serviks. Disebutkan didalam jurnal Ketika tekanan negatf (gaya
hisap) diterapkan pada kulit, itu menghasilkan penurunan tekanan di sekitar
kapiler. Hal ini menyebabkan peningkatan kapiler dan pengumpulan cairan
yang disaring secara lokal, getah bening dan cairan interstisial dan retensinya
di dalam bagian pengangkatan kulit. Ini mengencerkan zat kimia, mediator
inflamasi, dan zat nosiseptif dan merusak perlengketan jaringan yang
menyebabkan penurunan rasa sakit.
Jazzazi & Qudah (2021) menunjukkan bahwa 4 minggu pijat bekam,
gabungan traksi lumbar dengan traksi serviks dan paket latihan terapi bertahap
secara signifikan mengurangi rasa sakit dan kecacatan. Pijat bekam dapat
mengendurkan otot superfisial, meningkatkan suhu punggung dan leher serta
meningkatkan ambang nyeri. Ditemukan bahwa semua pasien yang menderita
nyeri menjalar di bahu dan daerah brakialis dan bahkan nyeri yang menjalar ke
medial distal jari telah menghilangkan gejala mereka sepenuhnya pada sesi
pertama, menunjukkan bahwa pengobatan dan pengurangan tekanan dapat
mencegah atau meringankan masalah sekunder seperti brachialgia, perubahan
sensorik, perubahan motoric, nyeri skapula dan sakit kepala pada Neck
Radiculopathy Syndrome (CRS).
Penelitian kedokteran berkembang saat ini membuktikan bekam
memberikan banyak manfaat, diantaranya adalah dapat meningkatkan dan
memperbaiki daya tahan tubuh atau system kekebalan tubuh, dapat
meregenerasi sel darah merah dengan baik. Bekam membuang sel darah merah
yang tidak dibutuhkan, termasuk disebutkan dalam penelitian ini dapat
menurunkan kadar asam lemak, kolesterol serta dapat mengurangi adanya
penebalan dinding pembuluh darah.
Dari penelitian diatas seluruhnya mengungkapkan bahwa pengaruh bekam
kering ada perubahan yang signifikan pada musculoskeletal disorders leher dan
bahu. Menurut asumsi kelompok bahwa terapi bekam kering sangat efektif
digunakan sebagai pengobatan nonfarmakologi untuk menyembuhkan
beberapa penyakit umum yang diderita masyarakat seperti Trapezius myalgia,
nyeri leher non spesifik, kekakuan jaringan myofascial, periarthritis bahu,
spondylosis serviks, sindrom radikulopati leher, sindrom nyeri myofascial, dan
kelelahan otot pada bagian leher dan bahu. dan pengobatan bekam memiliki
harga yang lebih terjangkau menggunakan bahan alami, dan memiliki sedikit
efek samping.
Pengobatan Ala Rasullah yaitu Thibbun Nabawi sudah sangat banyak
digunakan dalam pengobatan dan juga dalam pelayanan keperawatan seperti
penggunaan minyak zaitun dalam perawatan pasien di icu,ini sesuai dengan
hasil penelitian dengan judul Efektivitas minyak zaitun dalam mencegah
perkembangan ulcus decubitus grade satu pada pasien yang dirawat di
Intensive Care Unit.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Thibbun Nabawi adalah metode pengobatan yang bersumber dari
Rasulullah SAW. Dengan kata lain, sumber pengetahuan tentan thibbun
nabawi adalah wahyu (dalil syar’i), baik yang didapatkan dari Al-Qur’an
maupun sunnah. Thibbun Nabawi merupakan segala sesuatu yang
disebutkan dalam Al-Qur’an dan As-sunnah.
2. Istilah Thibbun Nabawi ini dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar
abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu Kedokteran yang berada
dalam bingkai keimanan pada Allah SWT. juga banyak di gunakan dalam
pelayanan keperawatan seperti penggunaan minyak zaitun dalam
pencegahan perkembangan ulcus decubitus pada pasien di rawat di ruang
icu.
3. Dari berbagai penelitian seluruhnya mengungkapkan bahwa pengaruh
bekam kering ada perubahan yang signifikan pada musculoskeletal
disorders leher dan bahu. terapi bekam kering sangat efektif digunakan
sebagai pengobatan nonfarmakologi untuk menyembuhkan beberapa
penyakit umum yang diderita masyarakat seperti Trapezius myalgia, nyeri
leher non spesifik, kekakuan jaringan myofascial, periarthritis bahu,
spondylosis serviks, sindrom radikulopati leher, sindrom nyeri myofascial,
dan kelelahan otot pada bagian leher dan bahu. dan pengobatan bekam
memiliki harga yang lebih terjangkau menggunakan bahan alami, dan
memiliki sedikit efek samping

B. Saran
Diharapkan bagi pembaca dapat mengaplikasikan pengobatan ala
Rasulullah SAW (Thibbun Nabawi) dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Burrasyid, M. H., & Zamawi, M. A. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Thibbun


Nabawi terhadap Kadar Kolesterol, Gula Darah, dan Tekanan Darah Sebelum
dan Sesudah Terapi di Klinik Crew Bekam Kediri Tahun 2018.
http://ejournal.utp.ac.id/index.php/PROPKO/article/view/862. Di Akses
tanggal 27 September 2022.
Cidadapi, Ibnu E. (2016). Ramuan Herbal ala Thibbun Nabawi. Bandung : Putra
Danayu.
Giyatmo (2013). Efektivitas Pemberian Jus Kurma dalam Meningkatkan
Trombosit pada Pasien Demam Berdarah Dengue di RSU Bunda
Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 8 No. 1

Hakim, Saifudin & Ismail, Siti A. (2020). Thibbun Nabawi Tinjauan Syari’at
dan Medis. Jakarta: Gema Insani.
Kusumawinakhyu, Titik (2022). Bekam dan Kedokteran. Fakultas Kedokteran :
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Miraj et al. (2020). Effect of Olive Oil in Preventing the Development of


Pressure Ulcer Grade One in Intensive Care Unit Patients.
Proquest.com/docview/2415739489/AEF103CB2F2E4175PQ. Di akses
pada tanggal 27 September 2022.

Mylanda, Vega et al. (2021). Studi Penambatan Molekular Senyawa Bioaktif Biji
Habbatussauda (Nigella sativa) terhadap Erα sebagai Alternatif pengobatan
Kanker Payudara dalam Upaya Pemberian data ilmiah Thibbun Nabawi.
Bimfi.e-journal.id/bimfi/article/view/44/26. Di akses pada tanggal 27
September 2022.
Nomita, indah & Satria, Andri (2022). Studi Kepustakaan Pengaruh Bekam
Kering Terhadap Musculoskeletal Disorder leher dan bahu.
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/2994/1350. Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2022.

Priani, Sani E. (2021). The immunostimulant activity of Tibb an-Nabawi natural


products: a literature review. https://journal.uii.ac.id/JIF/article/view/18348 .
Di Akses Pada Tanggal 27 September 2022.

Putri, Desak et al. (2022). Gambaran Manfaat Terap Bekam Kering Terhadap
Penurunan Nyeri Lutut pada Penderita Osteoartritis di Praktik Mandiri Latu
Usadha.http://ejournal.stikesadvaita.ac.id/index.php/MedikaUsada/article/
view/132/93. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2022.

Purnama, Y. H. C. (2018). Pengaruh Bekam Terhadap Penurunan Nyeri Pada


Klien Dengan Trapezius Myalgia Pada Pekerja Angkut Di Kecamatan Jelbuk
Jember. The Indonesian Journal of Health Science
https://doi.org/10.32528/ijhs.v0i0.1524

Rahmadi, Agus. (2019). Kitab Pedoman Pengobatan Nabi. Jakarta : Wahyu


Qolbu.

Rohadi, Achmad. (2019). Intisari Thibbun Nabawi. Jawa Barat : Guepedia.


Rohman Nur. (2017). Efektivitas Terapi Bekam Terhadap Penurunan Kadar
Asam Urat Pada Dewasa Usia 25-45 tahun di Puskesmas Sedayu 1.
Elibrary.almaata.ac.id/1857/. Di akses pada tanggal 27 September 2022.

Setyawan, Aris. (2022). Cupping for Nursing. Sumatera Barat : Yayasan


Pendidikan Cendekia Muslim.

Stephens, S. L., Selkow, N. M., & Hoffman, N. L. (2020). Dry cupping therapy
for improving nonspecific neck pain and subcutaneous hemodynamics.
Journal of Athletic Training. 55(7), 682-690 https://doi.org/10.4085/1062-
6050-236-19

Suswitha, dessy et al. (2022). Efektifitas Pemberian Terapi Bekam Terhadap


Kadar Kolesterol di klinik Holistic Center Asy- Syaafi Palembang.
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/6356
Diakses pada tanggal 10 oktober 2022

Yuyun & Adriana (2022) . Pengobatan Alternatif Untuk Penyakit Melalui


Hijamah ( Bekam).http://jak.stikba.ac.id/index.php/jak/article/view/293/182 .
Di akses pada tanggal 10 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai