Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah : Hadist Tarbawi

Dosen pengampu : Dr. Nurul Azizah, S.Pd.I, M.P.d.

Disusun oleh :

1. Falikha Aziza (21106011052)


2. M. Auza’i Sufyan (21106011054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidaya Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul, “PENDIDIKAN KESEHATAN”. Penulis sadar tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, laporan ini tidak dapat diselesaikan
dengan baik. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Nurul Azizah,
S.P.d.I, M.P.d. selaku dosen pengampu mata kuliah hadist tarbawi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari segala bentuk
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Semarang,24 oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv

BAB I .........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................2

C. Tujuan Masalah .............................................................................................................. 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................3

D. Pengertian Pendidikan Kesehatan ...................................................................................3

E. Hadist Pendidikan Kesehatan dan Asbabul Wurud ........................................................ 4

F. Penjelasan kandungan hadist .......................................................................................... 8

G. Nilai Pendidikan dalam Hadits ....................................................................................... 9

KESIMPULAN ........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................14

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam dating sebagai agama untuk kepentingan dunia dan akhirat
secara silmutan. Ia tidak sekedar terbatas pada jalur hubungan antara hamba
dan tuhan saja (vertical), tetapi juga menegakkan hubungan antar makhluk
lainnya (horizontal). Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk
memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, ha,rta dan keturunan.1
Salah satu tujuan pokok terebut yang cukup mendapatkan perhatian Islam
adalah aspek jasmani manusia yang juga terkait dengan tujuan-tujuan lainnya.
Sehingga tidak mengherankan jika ditemukan bahwa Islam di dalam ajarannya
amat kaya dengan tuntunan pengembanagn dan penjagaan terhadap jasmani
manusia.2
Pendidikan Kesehatan yang dikenal dengan promosi Kesehatan yaitu suatu
pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemauan (ability)
masyarakat untuk meningkatkan atau memelihara Kesehatan. Tujuannya
bukan sekedar menyampaikan pesan pesan atau informasi Kesehatan agar
masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, dan juga mampu
memelihara dan meningkat Kesehatan. Oleh karena itu, Kesehatan dan
peeliharaan jasani erupakan hal yang aat penting enurut ajaran islam: yaitu
menjaga Kesehatan lahiriyah dan batiniyah manusia. Menurut Afzalul
Rahman, studi ilmu kedokteran berhubungan erat dengan keimanan dalam
Islam, melalui sendi-sendi ajaran Al-Qur’an dan al Hadist mengenai cara
hidup sehat. Dengan kata lain bahwa syariat Islam telah memberikan

1
Satria Effendi muh.zein, Usul Fiqih dalam Ensiklopedi Tematis Dunia
Islam: Ajaran (Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve,2002) hlm 293
2
Kamal, Hikmat. Pendidikan Kesehatan Jasmani Perspektif hadist.
Journal Management System.Universitas Muhammadiyah Tangerang.Hlm 1

1
pengarahan tentang hidup sehat, kebersihan lingkungan, kesehtan secara
umum, kebiasaan sehat dan banyak elemen lainnya yang mempengaruhi tubuh
dan Kesehatan hidup manusia. Oleh karena itu penulis dalam makalah ini akan
membahas tentang “Pendidikan Kesehatan”.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan


2. Hadist Pendidikan dan asbabul wurudnya
3. Penjelasan kandungan hadist
4. Nilai Pendidikan dalam hadist

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Kesehatan


2. Untuk mengetahui hadist Pendidikan dan asbabul wurudnya
3. Untuk mengetahui penjelasan kandungan hadist
4. Untuk mengetahui nilai Pendidikan dalam hadist

2
BAB II

PEMBAHASAN

D. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan adalah perubahan perilaku yang dinamis,


dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer atau teori dari
seseorang ke oranglain, Akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena
adanya kesadaran dalam individu,kelompok atau masyarakat itu sendiri.
Pendidikan Kesehatan yaitu proses membantu seseorang,yang bertindak
secara sendiri sendiri. Untuk membuat keputusan mengenai hal hal yang
mempengaruhi Kesehatan pribadi dan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara kesehatannya dan tidak mengaitkan diri
pada peningkatan perubahan.
Menurut Undang Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 bahwa
tujuan dari Pendidikan Kesehatan yaitu meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat Kesehatan, baik
secara fisik,mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi
maupun sosial. Pendidikan Kesehatan di semua program Kesehatan : baik
pemberantasan penyakit menular,sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan masyarakat,pelayanan Kesehatan, maupun program Kesehatan
lainnya.
Ruang lingkup Pendidikan Kesehatan dapat di lihat dari berbagai
dimensi. Antara lain yaitu dimensi sasaran Pendidikan, dimensi tingkat
pelayanan Kesehatan. Dimensi saranan Pendidikan terdiri dari 3 dimensi
yaitu Pendidikan Kesehatan individu dengan sasaran individu, pendidikzn
kelompok dengan kelompok, Pendidikan Kesehatan masyarakat dengan
sasaran masyarakat luas. Sedangkan sasaran Pendidikan Kesehatan itu
sendiri di bagi menjadi 3 yaitu : 1. sasaran primer,sasaran langsung pada
masyarakat 2. sasaran sekunder, tokoh masyarakat dengan harapan dapat
memberikan Pendidikan Kesehatan pada masyarakat yang lebih luas 3.
3
Sasaran tersier, pembuat keputusan yang baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah dengan tujuan keputusan yang di ambil dari dampak
perilaku kelompok sasaran sekunder yang kemudian pada kelompok
primer. 3

E. Hadist Pendidikan Kesehatan dan Asbabul Wurud

A. Hadist pendidikan kesehatan


Ketika menyebarnya wabah tha’un. Lu’lu’ wal Marjan: 1433,
Riyadus Shalihin: 1789
Hadits:

,‫ ا لطاعون رجس‬:‫ قال رسول ا صلى ا عليه وسلم‬:‫ قال‬,‫ُ أسامة بن زيد‬
‫حَديي ث‬

.‫ اإ سعتم به برض به ال تقدمو عليه‬,‫ارسل ال طا ئفة من بن إسرائيل أو منكان قبلكم‬

.‫(ومِ مرحوايحة)ّح خي مر يج ثك يم إملّ ام حر رارا ممنه‬ ‫م م‬ ‫م‬ ‫وإَح حوقح حَ مب يحر ض‬


‫ض حوأحأيْتث يم هحا اح حل حخي ثر ثج يوا ا حر رارا م ينهث ح‬

‫كتاب اّأبياء‬60 :ِ ‫اخرجه البخاري‬

Terjemah:
Usamah r.a berkata: Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
tha’un (wabah cacar) itu suatu siksa yang diturunkan Allah kepada
sebagian bani Israil atau atas umat sebelummu. Maka apabila kalian
mendengar penyakit itu berjangkit di sebuah tempat, janganlah kalian

3
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/view/3017

4
masuk ke tempat itu. Dan jika daerah dimana kamu telah di sana, maka
janganlah kalian keluar dari daerah itu karena melarikan diri darinya.”

Hadits:

‫اّث حعلحيي مه حو حس ل حم أحألهث قح ح‬


‫ال إمَحا حمس يعتثم مبلطلاعث م‬
‫ون مب يحر ض‬ ‫ص لى ل‬ ‫ض‬
‫ض اح حل‬ ‫ي‬ ِ‫ثس حامةح بي حن حزييد حع ين النم م‬
‫لّ ح‬ ‫حع ين أ ح‬

‫وَا‬
‫تح يد ثخلث ح‬

‫ض حوأحأيْتث يم مهحا اح حل حخي ثر ثجوا ممينْ حَا‬


‫حوإمَحا حوقح حَ مب يحر ض‬

Terjemah:
Dari Usamah bin Zaid r.a dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam
berkata apabila kalian mendengar wabah tha’un di sebuah negri, maka
janganlah kalian masuk ke dalamnya, dan apabila kalian sudah di
dalamnya saat wabah itu terjadi, maka janganlah kalian keluar dari
dalamnya.
Dua hadits di atas menjelaskan tentang dilarangnya kita masuk
ke sebuah daerah yang sedang terjadi wabah penyakit di dalamnya.
Begitu juga saat wabah itu menyerang, sedang posisi kita sudah ada di
daerah itu, maka kita tidak boleh keluar dari dalamnya. Hal ini
merupakan salah satu cara Rasulullah dalam menanggulangi suatu
wabah penyakit agar penyakit itu tidak menular. Karena dengan masuk
ke daerah yang dijangkiti penyakit itu berarti menyongsong datangnya
penyakit ke dalam tubuh. Sedang
menghindarkan diri dari memasuki daerah itu adalah upaya awal untuk
mencegah diri dari terkena panyakit. 45

4
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/11113/8551

5
https://rindufidati.wordpress.com/2015/10/14/hadits-pendidikan-hadits-hadits-kesehatan/

5
B. Asbabul Wurud

Asbabul wurud al hadist merupakan susunan idafah, yang terdiri


dari 3 unsur kata yaitu asbab,wurud fan al hadist. Asbab adalah bentuk
jam’(fulrar) dari sabab yang berate dengan al habl(tali), saluran yang di
jelaskan sebagai segala yang menghubungkan satu benda lainnya
sedangkan menurut istilah adalah segala sesuatu yang mengatarkan pada
tujuan.
Menurut as-Suyuthi, secara terminologi asbabul wurud diartikan
sebagai berikut:

‫أأه مايكون طريقا لتحديد الراد من الد يُ من عمومأو خصوصأو‬

‫إطلقأوتقييدأو أسخأو نوَلك‬

Artinya: “Sesuatu yang menjadi thariq (metode) untuk menentukan


maksud suatu hadis yang bersifat umum, atau khusus, mutlak atau
muqayyad, dan untuk menentukan ada tidaknya naskh (pembatalan)
dalam suatu hadis.”

Menurut Hasbi ash-Shiddiqie asbabul wurud sebagai berikut

‫علم يعرف به السبب الذى وردّجله الديُ والزمان الذى جاءب‬

Artinya: “Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi SAW. menuturkan


sabdanya dan masa-masa Nabi SAW Menuturkannya”.

Contoh Hadits tentang pendidikan kesehatan dan Asbabul Wurud terdapat


hadits tentang perintah bersiwak, Lu’lu’ wal Marjan: 142
6
Hadits:

‫اّث حعلحيي مه حو حس ل حم قح ح‬
‫ال ل يحوحّ أح ين أح ثش لّ حعلحى‬ ‫ص لى ل‬ ِ‫ديُ حع ين أمحِ ثَ حرييْ حرحَ حع ين النم م‬
‫لّ ح‬ ‫حَ ح‬

َ‫ص حل ض‬ ‫الناس حَحمرثهثم مب م م م‬


‫لس حواِ ع ين حد ثك مِل ح‬
ِ ‫حي ي‬

Artinya:
Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Andaikan aku tidak khawatir memberatkan pada umatku, pasti akan aku
perintahkan mereka untuk bersiwak (bergosok gigi) setiap akan sholat.

Siwak sebenarnya telah digunakan sebagai alat untuk


membersihkan gigi dan mulut sejak 7000 tahun yang lalu. Kelompok yang
memakai siwak di Indonesia umumnya berpandangan bahwa bersiwak
merupakan kegiatan menyikat gigi dengan kayu siwak, sebagai suatu
amalan sunah Nabi. Berbicara tentang shalat ada beberapa hal yang harus
diperhatikan salah satunya yaitu kebersihan dalam bersiwak yang
merupakan salah satu sunah Rasulullah yang harus kita jalani. Siwak
merupakan kegiatan menyikat gigi dengan kayu siwak, sebagai suatu
amalan sunah Nabi. Berbicara tentang shalat ada beberapa hal yang harus
diperhatikan salah satunya yaitu kebersihan dalam bersiwak yang
merupakan salah satu sunah Rasulullah yang harus kita jalani. Siwak
merupakan kegiatan menyikat gigi dengan kayu siwak, sebagai suatu
amalan sunah Nabi Saw.
Penelitian telah mendapatkan sebuah fakta bahwa didalam kayu
siwak itu terdapat zat-zat seperti vitamin C, kalsium, belerang, minyak
atsiri, dan tanin yang dapat menjaga kesehatan dan kebersihan mulut dan
gigi kita dari kotoran sisa makanan dan juga bakteri yang tidak terlihat.

7
F. Penjelasan kandungan hadist

Hadits berisi hasungan agar kita menjalankan sunnah nabi dengan


bersiwak, terutama saat hendak berwudhu. Namun selain itu, ada juga
waktu-waktu yang di saat itu kita juga dianjurkan untuk bersiwak. Antara
lain adalah:
1. Ketika hendak berwudhu
2. Ketika hendak shalat
3. Ketika hendak membaca Al-Qur’an
4. Ketika masuk rumah
5. Ketika hendak melaksanakan shalat malam
6. Ketika bangun tidur.

Asal kata siwak berarti menggosok. Sedang secara terminology,


pengertian siwak bisa diambil dari dua hal. Yang pertama bermakna fi’il
atau kata kerja yang berarti menggunakan kayu atau sejenisnya untuk
menghilangkan kekuning-kuningan yang ada pada gigi. Yang kedua
bermakna alat atau kayu ranting yang digunakan untuk membersihkan
mulut dari kotoran. Siwak atau miswak dikenal dengan Salvadora Persica
dalam bahasa ilmiah. Kayu ini biasa dijadikan sebagai pengganti pasti gigi
atau sikat gigi.
Siwak merupakan bahan alami yang berfungsi menghambat dan
membunuh pertumbuhan bakteri serta menguatkan akar gigi sehingga
mencegah timbulnya gigi berlubang. Siwak ar-al siwak secara etimologis
berasal dari kata sauk (menjadi kata kerja saka) yang berarti menggosok,
menyikat dan membersihkan. Lafadz siwak digunakan untuk menggosok
dan alatnya. Sedangkan secara terminologi siwak dikalangan ulama ialah
menggunakan batang kecil pohon arak, kayu zaitun, kayu gaharu, atau
benda kasar lainnya seperti sikat gigi dan pastanya, kain dan lain-lain

8
Para Ulama banyak yang berbeda pendapat mengenai hukum
dalam bersiwak. Antara lain adalah, Imam Syafi’I yang mengatakan,
bahwa dalam hadits tersebut ada dalil yang menunjukkan bahwa siwak
tidaklah wajib. Seseorang diberi pilihan untuk melakukannya atau tidak.
Karena jika hukumnya wajib, maka Rasulullah akan memerintahkan pada
umatnya, walaupun itu berat atau ringan.
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi mengatakan,” Kami tidak mengetahui ada
seorang pun yang berpendapat bahwa siwak itu wajib kecuali Dawud Ad-
Dzahiri.
Bersiwak atau istilah menggosok gigi merupakan suatu amalan
yang tidak membenani, sehingga sepatutnya bila seorang mukmin
bersemangat dalam melakukannya, di samping banyak faedah yang
didapatkan. Selain itu, bersiwak merupakan suatu amalan yang disenangi
Rasulullah, sementara di dalam Al-Qur’an disebutkan agar kita
menjadikan Rasulullah sebagi qudwah hasanah, maka pembahasan tentang
siwak ini tidak bisa kita abaikan begitu saja. Terlebih lagi, bersiwak
merupakan salah satu sunnah dalam wudhu yang apabila dikerjakan akan
mendapatkan pahala.

G. Nilai Pendidikan dalam Hadits

Mungkin sebagian besar dari kita belum mengenal jauh manfa’at


siwak dan bahkan ada segelintir orang yang masih aneh ketika mendapati
ada orang yang melakukannya, ada juga yang memiliki anggapan cara
tersebut kuno atau bahkan menjijikan dan meragukan keefektifitasannya
dalam membersihkan kotoran yang ada dalam mulut kita dibandingkan
dengan sikat dan juga pasta gigi yang sudah banyak bermunculan
disekeliling kita.
Penelitian telah mendapatkan sebuah fakta bahwa didalam kayu
siwak itu terdapat zat-zat seperti vitamin C, kalsium, belerang, minyak

9
atsiri, dan tanin yang dapat menjaga kesehatan dan kebersihan mulut dan
gigi kita dari kotoran sisa makanan dan juga bakteri yang tidak terlihat.
Nilai-nilai kesehatan dan juga pendidikan dalam kegiatan
bersiwak ini, diantaranya yaitu:
1. Menjaga kesehatan gigi dan mulut
Siwak bekerja didalam mulut dan karakter kayu siwak yang
menyerupai sikat ini mampu membersihkan sela-sela gigi
dari kotoran yang terdapat didalamnya, sehingga ketika
mulut dan gigi bersih kesehatan pun akan terjaga.
2. Menjaga kita dari bau mulut
Mungkin terdengar aneh karena seperti yang kita ketahui
penggunaan siwak pada dasarnya tidak memakai
pengharum atau pasta gigi seperti pada umumnya, namun
yang perlu kita ketahui bahwasannya bau mulut itu bisa
muncul ketika banyaknya kotoran dan juga bakteri yang
berkumpul di mulut. Maka dengan bersiwak yang pada
dasarnya sebagai upaya dalam membunuh kuman dan
membersihkan kotoran ini bau mulut pun akan hilang.
3. Sebagai upaya dalam menjaga keharmonisan bersosial
Ketika berinteraksi dengan orang lain terkadang bau mulut
dan juga kebersihan gigi sangat mengganggu kegiatan
tersebut, oleh karena itu siwak juga hadir sebagai upaya
dalam menjaga keharmonisan dalam bersosial.
4. Menjadikan pribadi yang disiplin dan menjaga kesehatan
Dalam hal ini kedisiplinan seseorang ketika hendak
melakukan rangkaian ibadah ataupun dalam menjaga
kesehatan akan terbangun, karena ia telah menyadari akan
manfa’at yang ada didalamnya. Oleh karena itu akan
lahirlah orang-orang yang selalu menjaga kebersihan dan
kesehatan.

10
11
KESIMPULAN

Pendidikan kesehatan adalah perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer atau teori dari

seseorang ke oranglain. Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat

dari beberapa dimensi,antara lain yaitu dimensi sasaran pendidikan.

Dimensi saranan Pendidikan terdiri dari 3 dimensi yaitu Pendidikan

Kesehatan individu dengan sasaran individu, pendidikzn kelompok dengan

kelompok, Pendidikan Kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat

luas. Sedangkan sasaran Pendidikan Kesehatan itu sendiri di bagi menjadi

3 yaitu : 1. sasaran primer, sasaran langsung pada masyarakat 2. sasaran

sekunder, tokoh masyarakat dengan harapan dapat memberikan

Pendidikan Kesehatan pada masyarakat yang lebih luas 3.

Adapun hadist yang menjelaskan tentang pendidikan kesehatan yaitu :

‫ض حوأحأيْتث يم مهحا‬
‫وَا حوإمَحا حوقح حَ مب يحر ض‬ ‫ون مب يحر ض‬ ‫اّث حعلحيي مه حو حس ل حم أحألهث قح ح‬
‫ال إمَحا حمس يعتثم مبلطلاعث م‬ ‫ص لى ل‬ ‫ض‬
‫ض اح حل تح يد ثخلث ح‬ ‫ي‬ ِ‫ثس حامةح بي حن حزييد حع ين النم م‬
‫لّ ح‬ ‫حع ين أ ح‬

‫اح حل حخي ثر ثجوا مم ينْ حَا‬

Terjemah:
Dari Usamah bin Zaid r.a dari Rasulullah sallallahu alaihi wa
sallam berkata apabila kalian mendengar wabah tha’un di sebuah negri,
maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, dan apabila kalian sudah di
dalamnya saat wabah itu terjadi, maka janganlah kalian keluar dari
dalamnya.
Selain itu adapula asbabu wurud, Asbabul wurud al hadist
merupakan susunan idafah, yang terdiri dari 3 unsur kata yaitu
asbab,wurud fan al hadist. Asbab adalah bentuk jam’(fulrar) dari sabab
12
yang berate dengan al habl(tali), saluran yang di jelaskan sebagai segala
yang menghubungkan satu benda lainnya sedangkan menurut istilah
adalah segala sesuatu yang mengatarkan pada tujuan.
Menurut as-Suyuthi, secara terminologi asbabul wurud diartikan
sebagai berikut:
‫أأه مايكون طريقا لتحديد الراد من الد يُ من عمومأو خصوصأو‬

‫إطلقأوتقييدأو أسخأو نوَلك‬

Artinya: “Sesuatu yang menjadi thariq (metode) untuk menentukan


maksud suatu hadis yang bersifat umum, atau khusus, mutlak atau
muqayyad, dan untuk menentukan ada tidaknya naskh (pembatalan)
dalam suatu hadis.”
Didalam berberapa kandungan hadist ada juga hadist tentang
kesehatan gigi Hadits berisi hasungan agar kita menjalankan sunnah nabi
dengan bersiwak, terutama saat hendak berwudhu. Namun selain itu, ada
juga waktu-waktu yang di saat itu kita juga dianjurkan untuk bersiwak.
Antara lain adalah:
7. Ketika hendak berwudhu
8. Ketika hendak shalat
9. Ketika hendak membaca Al-Qur’an
10. Ketika masuk rumah
11. Ketika hendak melaksanakan shalat malam
12. Ketika bangun tidur.
Pendidikan kesehatan wajib kita ketahui melalui banyak hadist dan
ayat- ayat alQuran, anjuran- anjuran yang nabi terapkan dari zaman
dahulu yang mempunyai keutamaan yg banyak.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/view/3017

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/11113/8551

Fakhrur rozi. Hadits Tarbawi, (Semarang: CV Karya Abadi, 2015).

14

Anda mungkin juga menyukai