Anda di halaman 1dari 32

1

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II


DAKWAH SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN


Disusun oleh :
AJ. B Kelompok 6
Prawistri Yuliaditta 101311123010
Najakhatus Saadah 101311123012
Andinta Refitlianti 101311123040
Indri Riza P. 101311123044
Bety Cici Angraini 101311123052
Zeinfahmi Dwireski 101311123076
Senjayani 101311123082
Rizky Prihandari 101311123108
Yulia Indah 101311123120
Ridwan Rahmadi 101311123128

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul Dakwah sebagai Media Promosi Kesehatan ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam II, dan sekaligus sebagai latihan
bagi penulis untuk menganalisa suatu hal yang bermanfaat bagi penulis dan orang lain.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bimbingan serta bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepadaBapak dan Ibu dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Islam II atas pengarahan mata kuliah dan tugas yang diberikan
serta pihak-pihak yang langsung maupun tidak langsung telah membantumenyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tentu masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik serta saran dari berbagai pihak sangat bermanfaat
bagi penulis, agar makalah ini menjadi lebih baik. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.


Surabaya, 17 Maret 2014

Penulis

3

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1.LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 2
1.2.Rumusan Masalah...4
1.3.Tujuan ............................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 5
2.1 Definisi Dakwah..5
2.2 Definisi Media Promosi Kesehatan .................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN....10
3.1.Hubungan Dakwah dengan Media Promosi Kesehatan..10
3.2.Pandangan Islam mengenai Dakwah sebagai Media Promosi Kesehatan..12
3.3. Dakwah Sebagai Media Promosi Kesehatan...16
3.4.Contoh Realisasi Dakwah sebagai Media Promosi Kesehatan....22
BAB IV PENUTUP..26
4.1 Kesimpulan26
4.2 Saran..28
DAFTAR PUSTAKA.29







4

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan
alam jagat raya sebagai penyempurnaan agama yang isinya membahas berbagai aspek
kehidupan manusia agar sejahtera lahir dan batin. Islam telah menetapkan tujuan
kehadirannya, diantaranya adalah untuk memelihara agama itu sendiri, akal, rohani, jasmani,
harta, dan keturunan bagi seluruh umat manusia. Anggota badan manusia pada hakekatnya
adalah milik Allah yang dianugerahkan-Nya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di
satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan fisik, di sisi yang lain
Allah juga memerintahkan untuk menjaga kesehatan mental dan jiwa (rohani).
Ajaran Islam sangat memperhatikan tentang kesehatan. Banyak tuntunan dan petunjuk
Rasulullah SAW terkait kesehatan yang merupakan penjelasan dan sekaligus merupakan
pengamalan pokok-pokok ajaran yang ada dalam Al-Quran serta tecermin dalam kehidupan
dalam hubungannya dengan keluarga, sahabat, praktek pendidikan dan pengajaran, kehidupan
pribadi dan kelompok yang dilakukan Rasulullah.
Sakit dan sehat adalah dua hal yang datang sangat terkait dalam kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Sakit sangat mengganggu kelangsungan hidup manusia karena
dapat menghambat kegiatan manusia. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha menghindari
dari segala macam resiko untuk sakit. Dan sehat adalah yang sangat diinginkan setiap
manusia agar tetap berkegiatan dengan normal.
5

Dakwah adalah komunikasi, akan tetapi komunikasi belum tentu dakwah, adapun
yang membedakannya adalah terletak pada isi dan orientasi pada kegiatan dakwah dan
kegiatan komunikasi. Dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti mengundang, mengajak
dan mendorong. Konotasi dakwah yang lazim adalah mengajak dan mendorong sasaran untuk
melakukan kebaikan dan menjauhi kejelekan, atau memerintah melakukan pekerjaan maruf
dan melarang bertindak munkar. Dapat juga dakwah diartikan mengajak sasaran ke jalan
Allah, yakni agama Islam.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu
dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku, dipegaruhi
oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan sangat banyak,
disamping faktor masukan, metode, materi, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Media promosi kesehatan
adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan
oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga
pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif
terhadap kesehatan. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh
terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran. Hubungan
dakwah sebagai media promosi kesehatan sangat diperlukan oleh umat islam, untuk
6

menunjang peningkatan pengetahuan tentang kesehatan khususnya umat islam, agar lebih
sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmatNya.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah hubungan dakwah dengan media promosi kesehatan ?
2. Bagaimana Pandangan Islam mengenai dakwah sebagai media promosi kesehatan ?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui hubungan dakwah dengan media promosi kesehatan.
2. Agar mahasiswa mengetahui Pandangan Islam mengenai dakwah sebagai media
promosi kesehatan.











7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dakwah
Menurut Islam, Dakwah secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang
artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau
mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat
kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya agar
manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sedangkan secara istilah ada
beberapa pendapat mengenai definisi dakwah, di antaranya adalah :
1. Menurut, H. M. Arifin dalam bukunya yang berjudul Psikologi Dakwah
mengungkapkan bahwadakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan
ajakan, baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan
secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara
individual maupun kelompok supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian,
kesadaran, sikap, pernghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai
pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan
(Arifin, 1993 : 17).
2. Menurut Hamzah Yakub, Dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah
kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-rasul-Nya (Yakub, 1981 :
23).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang dakwah di atas dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa dakwah merupakan serangkaian aktivitas yang bersifat mengajak,
memanggil dan mensosialisasikan ajaran-ajaran serta nilai-nilai yang terkandung dalam Islam
8

dengan hikmah dan kebijaksanaan agar mereka mengerti, memahami dan melaksanakan
pesan tersebut guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
akhirat yang diridhai oleh Allah. Nabi Muhammmad SAW mencontohkan dakwah kepada
umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.
Dasar Hukum dakwah adalah Al-Quran dan Hadits. Berdasarkan kedua sumber
hukum Islam tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dakwah merupakan kewajiban
bagi setiap manusia yang mengaku dirinya telah Islam. Tidak ada alasan lain untuk
meninggalkan aktivitas dakwah kecuali manusia telah meniggalkan dunia yang fana ini.
Dakwah yang dimaksud dalam pengertian di sini bukan hanya pidato, melainkan mencakup
pengertian yang luas dan meliputi seluruh aspek atau bidang kehidupan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi :

: )

125)
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125).
Jadi, melaksanakan dakwah adalah wajib karena tidak ada dalil-dalil lain yang
memalingkannya dari kewajiban itu dan hal ini disepakati oleh para ulama. Dengan
demikian dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa hukum melaksanakan dakwah adalah
wajib (fardhu ain) dan harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
9

Beberapa metode penyampaian pesan dakwah telah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW, di antaranya adalah melalui media tulisan (dakwah bil qalam). Penerapan metode ini
dapat dilihat melalui sejarah dakwah Rasulullah SAW, yaitu pada tahun ke IV H beliau
menerapkan suatu metode dakwah dengan menggunakan media tulisan (dalam bentuk
risalah) yang ditujukan kepada raja-raja dan kaisar. Oleh karena itu, risalah dapat diartikan
sebagai surat.
Media cetak merupakan media dakwah bil-qalam yang sangat populer di masyarakat
dan sangat penting bagi proses penyampaian pesan dakwah. Dengan melakukan dakwah bil-
qalam di media massa cetak, maka seorang dai dapat menjalankan peranannya sebagai
jurnalis muslim, yakni sebagai muaddib (pendidik), musahid (pelurus informasi tentang
ajaran dan umat Islam), mujaddid (pembaharu ajaran Islam), muwahid (pemersatu ukhuwah
islamiyah) dan mujahid (pembela ajaran Islam)
2.2 Definisi Media Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang
kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal- hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan. Promosi kesehatan meliputi
pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Promosi kesehatan bersifat promotif dan preventif.
Sedangkan menurut WHO (1984) promosi kesehatan adalah Promosi Kesehatan adalah
Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan
mereka.
Dalam artian, segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. (Lawrence Green, 1984).
10

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itumelaluimedia cetak,
elektronika danmedia luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya dapat berubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. (Soekidjo:2005).
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektonika, dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya
yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan
(Notoatmodjo, 2005). Menurut Suhardjo (2003), media sebagai sarana belajar mengandung
pesan atau gagasan sebagai perantara untuk menunjang proses belajar atau penyuluhan
tertentu yang telah direncanakan.
Menurut Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena
melalui media, pesan-pesan disampaikan dengan mudah dipahami dan lebih menarik. Media
juga dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, mempermudah
pengertian. Disamping itu, dapat mengurangi komunikasi yang verbalistik dan memperlancar
komunikasi. Dengan demikian sasaran dapat mempelajari pesan tersebut dan mampu
memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan. Simnett dan
Ewles (1994) menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster
dan video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan.
Umar Hamalik, Djamarah dan Sadiman dalam Adri (2008), mengelompokkan media promosi
kesehatan berdasarkan jenisnya, yaitu:
1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
tape recorder.
11

2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud
visual.
3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua
jenis, yaitu (a) Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti
film sound slide, (b) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
Menurut Notoatmodjo (2003), berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan- pesan
kesehatan, media dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Media cetak, seperti booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubrik/tulisan-tulisan poster,
foto.
2. Media elektronik, seperti televisi, radio , video compact disc, slide, film strip
3. Media papan (bill board), yang mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran
seng yang ditempel pada kendaraan umum.
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran,
sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang
disampaikan. Promosi kesehatan di sekolah misalnya, merupakan langkah yang strategis
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya dalam mengembangkan perilaku
hidup sehat (Notoatmodjo, 2005).



12





13

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hubungan Dakwah dengan Media Promosi Kesehatan
Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (habl min Allah), tetapi
juga mengatur hubungan manusia dengan manusia (habl min al-nas) yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik, hukum, ekonomi,
ketatanegaraan, lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara
konseptual dan filosofis, Islam sesungguhnya telah menuntun dan mengatur agar umat
manusia pada jalan untuk mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin,
dunia dan akhirat, serta mengakomidir seluruh nilai-nilai positif yang ada dalam segenap
aspek kehidupan yang diperlukan manusia, termasuk kesehatan, keselamatan, dan
keamanan.
Media promosi kesehatan merupakan semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif
terhadap kesehatannya. Dewasa ini semakin banyak media yang digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan. Seperti dakwah yang
merupakan kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at
dan akhlak Islam.
Dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim maupun non muslim
dengan cara yang bijaksana untuk memperbaiki situasi yang lebih baik dengan mengajak
manusia untuk selalu ke jalan Allah SWT agar mencapai tujuan yang bahagia dan
sejahtera, baik di dunia maupun akhirat.Kata kata promosi sering kali kita dengar bahkan
14

juga sering kita ucapkan, namun hal tersebut seringnya dikaitkan dengan kegiatan
ekonomi atau jual beli, yang pada dasarnya membutuhkan promosi sebelum terjadinya
transaksi antar produsen dengan konsumen.Promosi kesehatan merupakan cabang dari
ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi
seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi
program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah
ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan
kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya
promosi kesehatan.
Tujuan Promosi Kesehatan itu sendiri adalah:
Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka.
Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.
Metode promosi atau pendidikan dengan menggunakan dakwah bersifat publik. Jika
diambil benang lurusnya hubungan dakwah sebagai media promosi kesehatan sangat
diperlukan oleh umat islam, untuk menunjang peningkatan pengetahuan khususnya umat
islam agar lebih sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmatNya. Selain itu
metode ini dapat mengkorelasikan tentang kesehatan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan
hadist sebagai penguatnya.

3.2 Pandangan Islam mengenai Dakwah sebagai Media Promosi Kesehatan
Secara umum permasalahan kesehatan di Indonesia berdasarkan indikator kesehatan
masyarakat dan sasaran Millenium Development Goals (MDGs), yaitu masih tingginya
15

angka kematian bayi, angka kematian ibu, tingkat mortalitas (angka kematian) dan
morbiditas (angka kesakitan) penduduk serta kasus-kasus gizi buruk.
Selain itu, permasalahan kesehatan juga bisa dilihat dari permasalahan transisi
demografi, dimana masalah penyakit menular seperti malaria, TBC, HIV/AIDS dan
demam berdarah belum teratasi, disisi lain telah banyak muncul masalah-masalah
penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif, seperti hipertensi, obesitas,
kardiovaskuler, dan kanker. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatanbaik individu, kelompok maupun masyarakat, maka permasalahan kesehatan
bisa dilihat determinan berupa faktor lingkungan (fisik, biologi, kimia, sosial, budaya,
politik, ekonomi dan sebagainya), perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (genetik).
Berbagai permasalahan kesehatan di atas, jika dicermati secara mendalam, mestinya
dapat diatasi dengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agama meliputi
ajaran dan praktek tentang seluruh aspek kehidupan manusia, yakni aspek akidah,
ibadah, akhlak, sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Islam
baik dari segi bahasa maupun istilah menggambarkan misi keselamatan dunia akhirat,
kesejahteraan dan kemakmuran lahir dan bathin bagi seluruh umat manusia.
Media promosi kesehatan dengan dakwah cocok digunakan di indonesia, yang
mayoritas penduduknya beragama islam serta sangat patuh akan agamanya. Selain itu metode
ini dapat mengkorelasikan tentang kesehatan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist sebagai
penguatnya.
Saling keterkaitan antara agama dan kesehatan tidak bisa dinafikan. Dari ruang
lingkup kesehatan berdasarkan definisi yang ada dan komprehensivitas Islam jelas
terlihat. Islam menghendaki agar umatnya untuk kuat atau tidak lemah secara fisik,
mental, sosial dan ekonomi. Tuntunan dalam ajaran Islam banyak yang mencerminkan
16

nilai-nilai kesehatan, diantaranya melalui cara hidup yang sehat. Demikian juga
sebaliknya, kesehatan pada aspek mental dan spiritual merupakan bagian penting dan
utama domain agama.
Islam memandang dakwah tidak hanya menyangkut ilmu agama tetapi juga ilmu-ilmu
yang lain, salah satunya adalah ilmu kesehatan. Untuk itu, dakwah dalam Islam sangat
penting dilakukan sebagai media promosi kesehatan mengingat bahwa Islam telah
mengajarkan kesehatan sejak pertama kali diturunkannya Al-Quran. Semua hal-hal
tentang kesehatan telah termuat dalam Al-Quran secara detail.
Islam sejak dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui tindakan promotif,
preventif dan protektif. Langkah dimulai dari pembinaan terhadap manusia sebagai
subjek sekaligus objek persoalan kesehatan itu sendiri. Islam menanamkan nilai-nilai
tauhid dan manifestasi dari tauhid itu sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut
mampu merubah persepsi-persepsi tentang kehidupan manusia di dunia yang pada
gilirannya tentu saja merubah perilaku manusia yang merupakan realisasinya dari
ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah.
Empat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan (yang utama),
perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik semuanya tetaplah bemuara pada
manusia. Faktor lingkungan (fisik, sosek, biologi) yang mempunyai pengaruh paling
besar terhadap status kesehatan tetap saja ditentukan oleh manusia. Manusialah yang
paling memiliki kemampuan untuk memperlakukan dan menata lingkungan hidup.
Islam memberikan tuntunan yang benar, agar manusia tidak salah jalan dalam
masalah kesehatan. Al-Quran dan Sunnah Nabi telah banyak memberikan penjelasan
dan gambaran dalam urusan kesehatan yang meliputi :
a. Kesehatan Fisik
17

Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna disbanding
makhluk yang lain. Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran :
Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
(At-Tiin : 4). Kesungguhan Allah dalam menciptakan manusia dengan bentuk
yang sedemikian bagusnya, telah menjadi keharusan bagi makhluknya untuk
selalu menjaga kesehatan fisiknya. Allah melarang manusia membuat kerusakan
terhadap apa-apa yang telah diciptakan-NYA.
b. Kesehatan Mental dan Jiwa
Kesehatan mental dan jiwa tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan fisik. Sebab,
ketika seseorang mengalami sakit secara fisik, terkadang merusak mental dan
jiwanya, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, kesehatan mental dan jiwa harus
terus ditingkatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala.
Allah Subhanhu Wa Ta'ala. Berfirman: Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tentram (QS.Ar-Rad : 28).
c. Kesehatan Nutrisi
Islam menganjurkan terhadap pemeluknya untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman yang halalanthoyyiban (halal lagi baik). Halal adalah suatu hal yang
dibolehkan secara agama, sedangkan thoyyib adalah sesuatu yang baik pada
dasarnya, tidak merusak fisik dan pikiran, dan harus memenuhi syarat dari segi
kebersihan dan kesehatannya.
d. Kesehatan Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial. Dia tidak dapat hidup sendiri tanpa keterkaitan
atau campur tangan orang lain. Dia harus berinteraksi satu sama lainnya. Dengan
hal tersebut, manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam segala hal.
Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling
18

kenal (litaarofu). Melalui saling kenal ini, manusia akan beranak dan bertambah
banyak. Begitu pula Rosulullah menganjurkan kepada umatnya untuk
menghormati tetangganya. Betapa Islam menumbuhkan kebersamaan sehingga
terciptalah masyarakat yang sehat.
e. Kesehatan Lingkungan
Islam agama yang indah, agama yang cinta dengan kebersihan. Sudah pasti, Islam
akan selalu memperhatikan dalam menjaga kesehatan lingkungan dalam arti luas.
Islam tidak hanya menjaga kesehatan lingkungan dirinya, rumahnya, dan sekitar
tetangganya. Akan tetapi, memperhatikan pula dalam menjaga kesehatan
lingkungan dalam memilih, baik dalam memilih calon pendamping, calon
pemimpin, dan tempat bekerja.

Terdapat lima alasan dakwah dapat digunakan sebagai media promosi kesehatan di
lingkungan masyarakat, yaitu :
1. Sebagai Pendidik (Muaddib)
Melaksanakan fungsi edukasi tentang kesehatan yang sesuai dengan ajaran Islam.
2. Sebagai Pelurus Informasi (Musaddid)
Informasi tentang kesehatan harus diluruskan agar sesuai dengan ajaran dan kaidah
Islam.
3. Sebagai Pembaharu (Mujaddid)
Penyebar paham pembaharuan dan pengamalan ajaran Islam tentang kesehatan.
4. Sebagai Pemersatu (Muwahid)
Mampu menjadi jembatan yang mempersatukan umat Islam (Ukhuwah Islamiyah)
5. Sebagai Pembela (Mujahid)
19

Maksudnya disini adalah pembela islam. Melalui media massa, umat islam berusaha
keras mendorong penegakan nilai-nilai Islam, menyemarakkan syiar Islam,
mempromosikan kesehatan sesuai dengan syariat islam kepada semua kalangan umat.
Peran kelima ini, sebagai mujahid, sebenarnya menyimpulkan keempat peran
sebelumnya.
3.3 Dakwah Sebagai Media Promosi Kesehatan
Islam telah menetapkan tujuan kehadirannya, diantaranya adalah untuk memelihara
agama itu sendiri, akal, rohani, jasmani, harta, dan keturunan bagi seluruh umat manusia.
Anggota badan manusia pada hakekatnya adalah milik Allah yang dianugerahkan-Nya untuk
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga
kesehatan dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga
kesehatan mental dan jiwa (rohani). Kesehatan manusia dapat diwujudkan dalam beberapa
dimensi, yaitu jasmaniah material melalui keseimbangan nutrisi, kesehatan fungsional organ
dengan energi aktivitas jasmaniah, kesehatan pola sikap yang dikendalikan oleh pikiran, dan
kesehatan emosi-ruhaniah yang disembuhkan oleh aspek spiritual keagamaan.
Pada dasarnya media promosi kesehatan merupakan semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu
melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap
kesehatannya.
Secara ilmiah, penyakit (disease) bisa diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis
suatu organisme karena infeksi atau tekanan dari lingkungan. Dengan kata lain penyakit
bersifat obyektif. Adapun sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman
20

menderita suatu penyakit dan bersifat subyektif. Gejala subyektif ditandai dengan perasaan
yang tidak enak. Konsep Kesehatan untuk Semua dapat diartikansebagai kesehatan
merupakan kebutuhan setiap individu, baik orang yang sakit maupun yang sehat atau
kebutuhan setiap manusia apapun status dan kedudukannya. Orang sakit membutuhkan
penyembuhan (kuratif) dan orang sehat membutuhkan upaya promotif (peningkatan),
preventif (pencegahan), rehabilitatif (perbaikan), serta konservatif (pemeliharaan). Seluruh
aktivitas manusia dari bangun pagi, aktivitas, tidur, hingga bangun kembali di waktu
berikutnya terkait dan berpengaruh terhadap kesehatan.
Dakwah adalah usaha sadar yang disengaja untuk memberikan motivasi kepada orang
atau kelompok (biasa disebut kelompok sasaran) yang mengacu ke arah tercapainya tujuan di
atas. Dengan demikian, melakukan kegiatan dakwah yang pada dasarnya adalah memberi
motivasi kepada orang lain, perlu memperhatikan kebutuhan kelompok sasaran. Apalagi
muara dakwah tidak lain dari tercapainya kesejahteraan dunia dan akhirat. Maka dapat
disimpulkan bahwa sesungguhnya dakwah dalam pengertian ini adalah memberdayakan.
Pelaku dakwah tentunya harus mengetabui secara persis, menggali kebutuhan
kelompok, menggali potensi (manusia, alam dan teknologi) yang bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan kelompok dalam jangka pendek mau pun jangka panjang. Kemampuan
melakukan penggalian kebutuhan tidak saja diharapkan bisa mengetahui kebutuhan atau
masalah yang mendesak dan mendasar, tetapi juga kemampuan mengantisipasi kebutuhan
masyarakat dalam jangka panjang, atas dasar kebutuhan sekarang, perkembangan sosial
budaya, perkembangan teknologi dan lingkungan di masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang banyak
memengaruhi persepsi dan kebutuhan manusia, dakwah Islam memang harus melakukan
21

evaluasi diri, proyeksi, dan penyusunan strategi agar tetap aktual dan kontekstual dengan
kebutuhan masyarakat.
Menurut Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena
melalui media, pesan-pesan disampaikan dengan mudah dipahami dan lebih menarik. Media
juga dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, mempermudah
pengertian. Disamping itu, dapat mengurangi komunikasi yang verbalistik dan memperlancar
komunikasi. Dengan demikian sasaran dapat mempelajari pesan tersebut dan mampu
memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Dakwah dan promosi kesehatan dapat saling berkorelasi karena dakwah dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu media promosi kesehatan karena metode promosi dan
dakwah yang sama-sama bersifat massa. Selain itu, terdapat lima alasan dakwah dapat
digunakan sebagai media promosi kesehatan di lingkungan masyarakat, antara lain sebagai
pendidik (muaddib), sebagai pelurus informasi (musaddid), sebagai pembaharu (mujaddid)
Sebagai muwahid (pemersatu ukhuwah islamiyah) dan Sebagai mujahid (pembela ajaran
Islam).
Pada dasarnya konsep dakwah tersebut sama dengan konsep promosi kesehatan yaitu
sebuah proses untuk membuat seseorang mau dan mampu melakukan segala sesuatu yang
menjadi determinan kesehatan melalui pemberdayaanlam dan termasuk dalam media promosi
kesehatan . Dari sini dapat diketahui bahwa baik dalam dakwah maupun dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat sama-sama bertujuan untuk membuat sasarannya menjadi mau
dan mampu melakukan kegiatan yang sedang di promosikan. Tidak hanya itu keduanya juga
sama-sama memperhatikan kebutuhan sasarannya dalam menentukan tujuan dilakukannya
suatu kegiatan.
22

Motode dakwah apapun sebenarya bisa dijadikan sebagai media promosi kesehatan
dari mulai metode ceramah, mengingatkan secara halus sampai harus langsung memberikan
contoh nyata. Yang perlu digarisbawahi pada hal ini adalah persamaan prinsip dakwah
dengan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan sehingga cara penyampaiannyalah
yang dapat digunakan sebagai media promosi kesehatan dan metode dakwah yang dipilih
disesuaikan dengan memperhatikan kebutuhan kelompok sasaran.
Namun dalam suatu kondisi tertentu dakwah sebagai media promosi kesehatan lebih
dapat dilakukan apabila sasaran program kesehatan tersebut adalah kelompok masyarakat
yang agamis. Hal tersebut dikarenakan bahwa pada saat ingin merubah perilaku sehat pada
masyarakat, pertama yang harus diperhatikan adalah karakteristik sasaran. Dengan
mengetahui karakteristik sasaran maka diharapkan juga mampu melakukan pendekatan-
pendekatan sosial dan memahami hal-hal apa saja yang menjadi determinan perubahan
perilaku pada suatu kelompok. Masyarakat yang agamis lebih condong taat pada peraturan
agamanya sehingga dakwahlah yang tepat untuk dijadikan sebagai media promosi kesehatan.
Sebagai contoh dakwah dapat dilakukan apabila ingin merubah perilaku sehat tentang
higiene perorangan pada suatu kelompok masyarakat yang ada di pondok pesantren. Ajaran-
ajaran agama dapat dimasukkan ketika kita sedang melakukan promosi kesehatan mengingat
sasaran program adalah kelompok masyarakat yang agamis. Dapat dijelaskan bahwa
kebersihan sangat di perhatikan dalam islam baik secara fisik maupun jiwa, baik secara
tampak maupun tidak tampak, dan serta agar memelihara dan menjaga sekeliling kita dari
kotar agar tetap bersih. Hadist Rasulallah SAW, menerangkan tentang betapa pentingnya
kebersihan dan perlunya usaha mewujudkan kebersihan, diantaranya:
1. Kebersihan itu sebagian dari iman ( HR Muslim )
23

2. Agama itu di bangun diatas kebersihan ( HR. Al-Ghazali )
3. Sesungguhnya islam itu bersih, hrndaklah kamu mewujudkan kebersihan karena
sesungguhnya tidak akan masuk sorga kecuali orang yang bersih (HR Khatib)
4. Sesungguhnya Allah itu bersih, Ia cinta kebersihan ( HR Turmudzi )
Sampaikan juga bahwa Islam juga menganjurkan agar umatnya senantiasa
membersihkan badan nya dari kotoran atau tetap menjaga kebersihan. Rasulallah SAW
bersabda :
Bersihkanlah badan. Maka Allah akan membersihkan kamu. Maka sesungguhnya seorang
abdi (muslim )yang tidur dalam keadaan bersih/suci kecuali tidur bersamanya, pada rambut-
rambutnya, malaikat yang tidak ada hentinya mendoakannya, ya Allah ampunilah, abdimu ini
karena sesungguhnya ia tidur dalam ke adaan bersih atau suci. (HR. Thabrani, ibnu hibban)
Hadits diatas hanya sebagian kecil dari hadist hadist nabi Muhammad SAW yang
mengharuskan umat islam gemar akan kebersihan serta mengajak orang lain agar cinta
kebersihan dan berusha mewujudkan kebersihan. Dalam Al-Quran juga banyak ayat yang
menganjurkan unntuk melakukan perbuatnya bersih. Antara lain,
Allah berfirman :


Dan pakaianmu bersikanlah (QS.Al Muddatsir ayat: 4)


Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan orang orang
24

yang mermbersikan diri. ( QS. Al baqoroh:222 ).
Beberapa hukum Islam tersebut dapat digunakan acuan untuk menerapkan dakwah
sebagai media promosi kesehatan apabila kita ingin melakukan pemberdayaan masyarakat
mengenai higiene perorangan di lingkungan pondok pesantren. Setelah ajaran-ajaran Islam
disampaikan barulah tenaga kesehatan menyampaikan pengaruh kebersihan diri terhadap
status kesehatan. Kebersihan adalah sesuatu yang bebas dari hal yang kotor. Kebersihan
berarti sesuatu hal yang harus dijaga dan dirawat dari hal-hal yang kotor yang dapat disenangi
oleh kuman sehingga dapat terhindar dari suatu penyakit. Dengan memberi pengertian-
pengertian tersebut diharapkan mampu membangun kemauan sasaran program ini untuk
melakukan perilaku menjaga kebersihan sehingga terjadi perubahan perilaku yang
diharapkan. Penyampaian promosi kesehatan ini dapat berupa dakwah lisan atau dalam
promosi masyarakat biasanya dikenal sebagai penyuluhan, dakwah dengan langsung
memberikan contoh atau demonstrasi dan lain-lain.
Dakwah tidak hanya dapat digunakan untuk sasaran masyarakan yang didominasi
pemeluk agama Islam saja namun juga dapat diperuntukkan untuk segala sasaran dengan
disertai memperhatikan kebutuhannya, mengingat bahwa sebenarnya cara
penyampaiannnyalah yang diterapkan sebagai media pada promosi kesehatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa promosi kesehatan melalui pemberdayaan sebenarnya dapat didapatkan
dengan mengembangkan prinsip-prinsip dakwah yang sejak dulu sudah dimiliki oleh
pemeluk agama Islam.
3.4 Contoh Realisasi Dakwah sebagai Media Promosi Kesehatan
Assalamualaikum Wr Wb
Jamaah sekalian yang dirahmati Allah, semoga Allah senantiasa merahmati kita sekalian .
Dari sebuah kenikmatan yang dianugrahkan kepada kita itu , ada kemudian kenikmatan
25

yang paling agung , yaitu hidayah iman dan Islam , sebab tanpa keduanya , seluruh rizki
dan kenikmatan pada akhirnya hanyalah bencana . Iman dan Islam itu menuntut umat
manusia untuk senantiasa bersih , menjaga kebersihan bahkan mendidik ikhlas dan
thaharah , serta ihsan .
Akhlak yang di contohkan Rosulillah , akhlak yang agung . Dipuji oleh Allah SWT
sepanjang masa yang di hadapannya segenap makhluk yang tunduk padanya . Kalam
Allah dalam al-quran itulah akhlaq rosulullah SAW . Demikian diriwayatkan oleh Ummul
mukmininAisyah radhiallahu anha :

...
Artinya : tidaklah anda membaca al-quran ? akhlaq beliau adalah al-quran .

Jamaah sekalian
Dengan al-quran kalam Allah itulah Rosulullah SAW memimpin , mencontohkan ,
membimbing , memperagakan , membuktikan , dan mendidik secara langsung sepanjang
hidupnya dengan akhlaq yang paling bersih , paling tulus kehadirat Allah dan paling
indah mengagumkan dan menjadi pedoman yang kokoh bagi kehidupan umat sepanjang
zaman . berikut firman Allah SWT :


Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah . (al-ahzab : 21 ) .

Keteladanan sebagai pemimpin , sebagai warga , sebagai anggota umat , sebagai apapun ,
di dalam beragam , beraqidah , beribadah , berakhlaq maupun bermuamalah .
26

Keteladanan beliau yang indah dan bersih itu . Dengan siapapun , kepada apapun , orang
beriman selalu menebarkan rahmat , kebaikan dan manfaat , dengan bersih , murni dan
indah . Mereka selalu siap menolong agama Allah :


Artinya : (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang
ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan. ( al-hajj : 41 ) .

Mereka selalu menjauhkan diri dari perbuatan merusak , merugikan atau bencana , sebab
itu larangan keras . Allah berfirman :


Artinya : dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang
yang beriman" . (al-araaf : 85).
Jamaah sekalian
Tanggung jawab mengemban amanah kekholifahan adalah juga menuntun orang beriman
untuk menjaga kebersihan , kelestarian dan manfaat lingkungan dan alam sekitarnza ,
demi kemakmuran bukan kerusakan atau pengrusakan . Mereka aktif melaksanakan
kebersihan lingkungan , reboisasi , penghijauan dan peningkatan produktifitas alam
dengan eksplorasi zang wajar dan bertanggung jawab .

Dalam hadist yang diriwayatkan Iman Turwuzi disebutkan
27


"Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan,
murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada
kedermawanan." (HR. Imam Turmuzi)

Kedudukan di sisi Allah dapat kita capai dengan cinta kita terhadap kebersihan. Nabi
Muhammad saw mencintai kebersihan. Rasulullah setelah wudhu selalu bersiwak atau
menggosok giginya. Demikian pula sesudah makan dan menjelang tidur. Rasul paling
lambat mengguntingkan kukunya seminggu sekali dan pada hari Jum`at. Sangat
beruntung bagi orang yang terus-menerus mensucikan dirinya dan mensucikan dirinya
dari barang-barang yang bukan miliknya. Yang paling penting barang yang kita punya
harus lebih murah dari diri kita. Barang-barang yang mubajir dan tidak bermanfaat harus
dia amalkan. Ini akan membuat lebih ringan hisabnya.
Jamaah rohimakumullah
Akhirnya semoga Allah menguatkan pohon iman kita dengan membuahkan amal amal
sholeh yang dapat mewujudkan lingkungan yang bersih tanpa tercemari , udara yang
sehat dan segar sebagai buah Pohon Rahmat iman dan Islam kita , Amin za rabbal alamin
.
WassalamualaikumWr Wb

Sumber Artikel : http://www.romadhon-byar.com/2010/11/khotbah-tentang-
menjaga-kebersihan.html#ixzz2vxLzwTeu



28

Contoh diatas adalah contoh mengenai Dakwah yang berisikan suatu informasi
mengenai menjaga kebersihan yang mana mencakup dalam dakwah sebagai media
promosi kesehatan. Dalam hal ini penyampaian dakwah melalui tulisan artikel atau
catatan kecil tentang manfaat menjaga kebersihan, yang mana salah satunya kita
akandirahmati Allah , mendapatkan kebaikan dan manfaat , dan dengan bersih kita akan
dapat melihat dan menyaksikankemurnian dan keindahan alam.





29

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dakwah merupakan kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil
orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis
aqidah, syari'at dan akhlak Islam.Metode promosi atau pendidikan dengan
menggunakan dakwah bersifat publik. Tujuan dakwah sebagai media promosi
kesehatan yaitu untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka serta untuk dapat menciptakan suatu keadaan, yakni
perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Metode dakwah sebagai
media promosi kesehatan bermanfaat bagi umat muslim dikarenakan dapat
mengkorelasikan hubungan antara kesehatan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist
sebagai penguatnya. Menurut Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan tidak dapat
lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan disampaikan dengan mudah
dipahami dan lebih menarik.
Islam menghendaki agar umatnya untuk kuat atau tidak lemah secara fisik,
mental, sosial dan ekonomi. Tuntunan dalam ajaran Islam banyak yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan, diantaranya melalui cara hidup yang sehat. Islam
sejak dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui tindakan promotif, preventif
dan protektif. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid dan manifestasi dari tauhid itu
sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut mampu merubah persepsi-persepsi
tentang kehidupan manusia di dunia yang pada gilirannya tentu saja merubah perilaku
manusia yang merupakan realisasinya dari ketaatan terhadap perintah dan larangan
Allah.
30

Demikian juga sebaliknya, kesehatan pada aspek mental dan spiritual merupakan
bagian penting dan utama domain agama. Empat faktor utama yang mempengaruhi
kesehatan adalah lingkungan (yang utama), perilaku, pelayanan kesehatan, dan
genetik. Bila ditilik semuanya tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan
(fisik, sosek, biologi) yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap status
kesehatan tetap saja ditentukan oleh manusia. Manusialah yang paling memiliki
kemampuan untuk memperlakukan dan menata lingkungan hidup.Terdapat lima
alasan dakwah dapat digunakan sebagai media promosi kesehatan di lingkungan
masyarakat, yaitu :
6. Sebagai Pendidik (Muaddib)
7. Sebagai Pelurus Informasi (Musaddid)
8. Sebagai Pembaharu (Mujaddid)
9. Sebagai Pemersatu(Muwahid)
10. Sebagai Pembela (Mujahid)

Pelaku dakwah tentunya harus mengetahui secara persis, menggali kebutuhan
kelompok, menggali potensi (manusia, alam dan teknologi) yang bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan kelompok dalam jangka pendek mau pun jangka
panjang.Beberapa hadits menerangkan tentang betapa pentingnya kebersihan dan
perlunya usaha mewujudkan kebersihan yang dapat menjadi dasar dakwah sebagai
media promosi kesehatan, diantaranya:
1. Kebersihan itu sebagian dari iman ( HR Muslim )
2. Agama itu di bangun diatas kebersihan ( HR. Al-Ghazali )
3. Sesungguhnya islam itu bersih, hrndaklah kamu mewujudkan kebersihan
karena sesungguhnya tidak akan masuk sorga kecuali orang yang bersih (HR Khatib)
31

4. Sesungguhnya Allah itu bersih, Ia cinta kebersihan ( HR Turmudzi )

4.2 Saran
Dakwah merupakan suatu ajakan dengan pemberian informasi bagi seluruh orang.
Dakwah secara islami yang mengkaitkan dengan promosi kesehatan dapat membawa
dampak yang sangat besar bagi masyarakat khususnya umat muslim karena seperti
yang telah diketahui bahwa Al-Quran dan Hadits merupakan pandangan hidup umat
muslim dan didalamnya terdapat larangan-larangan maupun perintah-perintah
kebaikan dari firman Allah maupun tuntunan Nabi Muhammad SAW. Isi dari Al-
Quran dan Hadits mengenai kesehatan dapat menjadi ajakan yang baik kepada
seluruh umat muslim agar dapat menjaga kesehatan serta meningkatkan kualitas
hidupnya dengan melakukan segala peirintahNya dan menjauhi laranganNya serta
mengikuti tuntunan Rasulullah. Hal inilah yang menjadi dasar untuk menjadikan
dakwah sebagai media promosi kesehatan yang sebenar-benarnya.
Cara promosi kesehatan melalui dakwah sebenarnya cukup efektif jika dakwah
yang diberikan tidak terlalu membosankan Apalagi mayoritas penduduk di Indonesia
beragama islam serta sangat patuh akan agamanya maka media promosi kesehatan
dengan dakwah ini sangat cocok digunakan di indonesia. Selain itu, metode ini dapat
mengkorelasikan tentang kesehatan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist sebagai
penguatnya.. Jadi pada intinya, media promosi kesehatan melalui dakwah harus lebih
ditingkatkan lagi untuk menunjang peningkatan pengetahuan khususnya umat islam
agar lebih sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmat-Nya sehingga tercipta
masyarakat yang sehat.


32

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Anonim. 2014. Pandangan Islam Mengenai Dakwah sebagai Media Promosi
Kesehatan.http://www.scribd.com/doc/132050446 /Pandangan-Islam-Mengenai-
Dakwah-Sebagai-Media-Promosi-Kesehatan (Diakses tanggal 14 Maret 2014)
Anonim. 2014. Pemikiran Islam dan Kesehetan.
http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/03/Artikel-
Pemikiran-Islam-dan-Kesehatan.pdf (Diakses tanggal 14 Maret 2014)
Anonim. 2014. Khotbah tentang Menjaga Kebersihan. http://www.romadhon-
byar.com/2010/11/khotbah-tentang-menjaga kebersihan.html#ixzz2vxLzwTeu
(Diakses tanggal 15 Maret 2014)

Anda mungkin juga menyukai