ROHANI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hikmatut Tasyri’ Yang
Disusun oleh
Muhammad alfatih
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di STIT Al-fattah.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan
saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Cover……………………………………………………………………...
Kata pengantar……………………………………………………………….
Daftar isi………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
Latar Belakang..................................................................................................
Rumusan Masalah............................................................................................
Tujuan ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….
Pengertian puasa............................................................................................
kesimpulan ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
“Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam.” (Qs. Ali ‘Imran: 19). “Barangsiapa
mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran: 8).
Adapun dalam potongan sebuah hadits dijelaskan, “Wahai Rasulullah, apakah yang
dimaksudkan dengan islam? Rasulullah menjawab, islam adalah mengabdikan diri kepada Allah
dan tidak menyekutukan-Nya dengan perkara lain mendirikan shalat yang telah difardukan,
Dua dalil diatas menjelaskan bahwa islam merupakan agama yang sempurna, karena
islam merupakan agama yang hanya diridhoi oleh Allah. Kesempurnaan islam ditandai dengan
beberapa aspek yang terdapat didalam islam bahwa islam mempunyai dasar hukum yang
jelasnya hukum tersebut merupakan suatu pegangan untuk umat sendiri, yang secara luasnya
hal tersebut mengatur semua aspek kehidupan dari hal terkecil sekalipun.
Adapun kesempurnaan islam dalam mengatur aspek kehidupan ditandai dengan adanya
manfaat-manfaat dari apa yang telah ditetpkan untuk dijalankan oleh umat islam. Sebagai salah
satu contohnya adalah puasa, berpuasa pada hakikatnya tidak sekadar menahan lapar dan
haus, tetapi merupakan latihan kita dalam menundukkan hawa nafsu. Maka dari itu puasa
mempunyai pengaruh-pengaruh tersendiri bagi umat islam yang menjalankannya, baik itu
1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditentukan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ditentukan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
PEMBAHASAN
DR. Sulaiman ‘Azmi yang terkenal di dunia timur dan barat mendapatkan sambutan hangat dari
kaum Muslimin terkait ucapannya yang berharga ini,
“Para dokter telah mengkaji berbagai hal medis terkait puasa secara detail dan tidak ada hal baru
yang dapat disampaikan. Kami telah merangkum dari apa yang telah disampaikan oleh media cetak
maupun radio dalam beberapa poin pokok yang dapat disimpulkan bahwa puasa tidak akan
membahayakan secara mutlak bagi orang yang sehat. Sebaliknya, puasa justru akan memberi faedah
kesehatan bagi sebagianorang. Jika orang yang berpuasa mengalami gangguan (kesehatan) karena
puasanya, maka sesuai tuntunan agama dan medis, sebaiknya tidak perlu berpuasa. Banyak ayat yang
menjelaskan hal ini. Begitu juga ada sebuah hadis, “Sesungguhnya Allah mencintai agar keringanan dari-
Nya diberikan sebagaimana kesungguhan dari-Nya diberikan.” Barangkali gangguan akibat tidak
menuruti resep kesehatan dalam makan atau berlebihan dalam makan akan menyebabkan kesulitan
dalam pencernaan. Selain itu, juga dapat disebabkan karena berlebihan dalam menyantap berbagai jenis
makanan yang sulit dicerna atau panas di perut. Ada sebuah hadis yang menjelaskan, “Tidak ada wadah
yang diisi oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya.”
Puasa hendaknya merupakan sikap menahan dari rakus dan ambisi yang dapat menyebabkan
bahaya yang fatal bagi tubuh. Dan agar orang yang berpuasa tersebut terhindar dari bahaya, maka dia
seharusnya berbuka puasa dengan sedikit makanan untuk menghilangkan rasa lapar, lalu setelah
menjalankan salat, mulai menyantap makanan secara wajar.
Saya menemukan informasi dari sirah bahwa nabi berbuka puasa dengan makanan yang segar. Jika
tidak ada, maka beliau akan berbuka dengan kurma. Dan jika tidak ada kurma, beliau akan berbuka
dengan sop. Sesungguhnya kedokteran tidak sekadar berkaitan dengan tubuh manusia, namun juga
terkait dengan kondisi personal dan sosial seseorang, dan masing-masing saling melengkapi dan
menyempurnakan. Dari sisi emosional, bulan Ramadan adalah bulan kesabaran dan ketabahan, jauh dari
kemarahan dan gejolak-gejolak emosi, serta naiknya martabat menuju norma-norma mulia. Sehingga
bulan Ramadan menjadi bulan kejernihan dan hidayah bagi jiwa. Selain itu juga membangkitkan nurani,
melatih kuatnya keinginan, dan jauh dari pamer. Tidak ada yang melarang untuk makan secara
sembunyi bagi orang yang sedang berpuasa dan berpura-pura puasa karena pamer. Kuatnya keinginan
dan ketaatan yang baik akan menjaganya dari semua itu. Adapun pengaruh puasa dari sisi akhlak adalah
menuntut manusia untuk saling memperlakukan satu sama lain dengan baik, tidak melakukan
perseteruan dan kemarahan.
Jika ada orang yang mengejek ketika Anda berpuasa, maka katakanlah padanya, “Aku sedang
berpuasa Puasa dapat berpotensi untuk menjauhkan manusia dari kedustaan dan kebohongan, serta
menghiasinya dengan kemuliaan. Hadis nabi menjelaskan, “Siapa yang tak meninggalkan perkataan
dusta dan justru melakukan hal itu, maka Allah tak membutuhkan aktivitasnya yang telah meninggalkan
makan dan minumnya.” Rasulullah juga bersabda, “Adakalanya orang yang berpuasa hanya
mendapatkan rasa lapar dan haus.”Sudah pasti bagiku bahwa hadis ini dimaksudkan bagi orang-orang
yang tidak berperilaku dengan akhlak mulia, baik secara ucapan dan perbuatan. Adapun efek puasa dari
sisi sosial sudah jelas dan gamblang. Misalnya dengan adanya saling mengunjungi, berbuat kebaikan,
saling menyayangi, serta menyambung kekerabatan, dan persahabatan. Selain itu, juga dapat
menyebarkan spirit kasih sayang, tolong menolong, dan keakraban di antara manusia.
Bulan Ramadan juga memberikan efek dari sisi ekonomi. Karena pada bulan Ramadan dan masa
sebelum maupun sesudahnya, barangbarang laku secara signiikan yang membenarkan ungkapan orang-
orang “Ramadan Karim (Ramadan mulia)” atau “Bulan penuh keleluasaan (jalan keluar)”. Dari semua itu
sudah jelas bahwa bulan Ramadan mempunyai suasana yang khusus. Setiap orang mengekspresikan
aura Ramadan dengan berbagai hal yang telah kami sampaikan. Masjid menjadi ramai, ulama
memberikan ceramah kepada masyarakat tentang hal-hal yang baik bagi agama dan dunia, ada
keakraban yang lepas bagi para tetua, dan kebahagiaan maupun kegembiraan nampak pada para anak
kecil. Ini adalah suasana yang memberikan keindahan yang mengumpulkan berbagai efek yang telah
disebutkan. Semua itu penuh dengan pemandangan yang memikat, dan tersebarlah kebaikan maupun
norma-norma dalam masyarakat.
KESIMPULAN
Puasa adalah pembersihan diatas pembersihan. Puasa tidak bermakna kalau tidak
membawa pelakunya kepada kedekatan terhadap Allah. Orang awam akan cepat berbuka
begitu waktu buka tiba. Tetapi orang yang rohaninya ikut berpuasa, tidak akan pernah berhenti
berpuasa secara rohani walaupun secara fisik ia juga berbuka sebagaimana orang lain.
Adapun pengaruh puasa bagi terdapat beberapa pengaruh bagi kesehatan, baik itu
kesehatan jasmani ataupun kesehatan rohani.Dari berbagai penelitian, berpuasa terbukti
memberi kesempatan beristirahat bagi organ pencernaan, termasuk system enzim maupun
hormon diri dan puasa juga dapat menguatkan pertahanan kulit, sehingga dapat mencegah
penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman-kuman besar yang masuk dalam tubuh manusia.
Puasa juga bisa menghindarkan kita dari potensi terkena serangan jantungdan mengurangi
resiko stroke.Puasa juga dapat memperbaiki kolesterol darah.Sedangkan pengaruh bagi rohani
salah satunya adalah dengan berpuasa maka mental maupun kejiwaan dapat lebih terkontrol,
serta puasa juga dapat membantu mengurangi stress pada manusia dan insomnia karena
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab hikmatut tasyrik Menyingkap Hikmah Balik Perintah Ibadah Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi