Anda di halaman 1dari 14

PELAYANAN KEPERAWATAN

SEBAGAI IBADAH VERTIKAL dan HORIZONTAL


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen: 1. Drs. H. Nasir, M.Pd.I
2. Marfu’ah As-Shomad, S.HI., M.Pd

Disusun Oleh:
Nama : Imelda Rambu Desni Kaborang
Kelas : TK 1A ANESTESIOLOGI
Tugas : Agama muslim

Prodi DIV Keperawatan Anastesiologi


Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Tahun ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“KEPERAWATAN SEBAGAI IBADAH VERTIKAL dan HORIZONTAL” ini
dengan baik dan tepat waktu, saya mengucapkan terimakasih juga kepada dosen
pembimbing ibu Marfuah As. Shomad S.HI. M.Pd
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusun, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran, yang bersifat membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan,
dan bisa lebih baik lagi dalam menyusun makalah dimasa yang akan datang.
Semoga dengan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca khususnya
dalam mengerti arti pelayanan keperawatan sebagai ibadah vertikal dan horizontal
dalam penerapan kehidupan sehari-hari.

Denpasar, 10 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB 1………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
1.3 Tujuan ...................................................................................................................
1.4 Manfaat.................................................................................................................
BAB II ………………………………………………………………………………
PEMBAHASAAN.......................................................................................................
2.1 Jelaskan konsep dasar keperawatan menurut agama muslim…………………...
2.2 Jelaskan konsep keperawatan secara vertical menurut agama muslim…………
2.3 Jelaskan konsep keperawatan secara horizontal menurut agam muslim..............
2.4 Apa yang di maksudkan dengan konsep keperawatan secara vertical menurut
agama katolik……………………………………………………………………….
2.5 Apa yang di maksudkan dengan konsep keperawatan secara horizontal
menurut agama katolik………………………………………………………………
BAB III .......................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................
3.1Kesimpulan ............................................................................................................
3.2 Saran dan Kritik ....................................................................................................
3.3 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB 1
LATAR BELAKANG

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai


salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.Seiring dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut
perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi
klien, manajer kasus, rehabilitator, dan komunikator.
Nilai sehat dalam ajaran agama islam Dengan merujuk konsep sehat yang dewasa ini
dapat dipahami, berdasarkan rumusan WHO yaitu: sehat merupakan keadaan dimana seseorang
dapat mencakup beberapa aspek kehidupan diantaranya sehat jasmani, rohani, dan sosial.
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani.  Ada sepuluh hal yang perlu diperhatikan
dan dijaga agar kita tetap sehat yaitu : dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan
seksual, keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.

1. Mengatur Pola Makan dan Minum

Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga
kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban.
Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam
ayat: “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa 80 : 24 )

2. Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat

Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam menekankan bagi
ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan.
Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut. Al-Quran melarang melakukan sesuatu
yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis memberikan contoh seperti merokok.
Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan diri dan mubadzir dan akibatyang
ditimbulkan, bau, mengganggu orang lain dan lingkungan.

3. Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan


Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui
kegiatan berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin
Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut ‘deporte’ yang berarti penyenangan,
pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan sebagai
kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.

Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: al-Riyadhat) termasuk bidang


ijtihadiyat. Secara umum hokum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah, jika
diniati ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah dengan sempurna dan
pelaksanaannyatidakbertentangan dengan norma Islami.

Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks perintah
jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu
ayat:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah niscaya akan
dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal :6o)

Dalam islam kesehatan sangat dijunjung tinggi, Hal ini kita temukan dalam Al-
qur’an dan sunnah nabi yang merupakan sumber hukum islam dan menjadi pedoman
hidup bagi seluruh umat manusia. Ajaran islam yang berkenan dalam kesehatan dapat
dibagi dalam tiga macam yaitu :
1. Islam melarang perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan kesehatan
dirinya dan atau orang lain.
2. Islam menyuruh (wajib) atau menyarankan (sunnah) yang mempunyai dampak
positif, yakni mencegah penyakit dan menyegarkan atau menyehatkan jasmani
dan rohani.
3. Islam menyuruh (wajib) orang yang sakit berobat untuk mengobati
penyakitnya.
Islam sangat menghargai tugas kesehatan, karena ini adalah tugas yang sangat
mulia, sebab petugas kesehatan sangat menolong sesama manusia yang sangat
menderita. Dalam hukum islam, hubungan antar pasien dan dokter adalah hubungan
anatara pemakai jasa dan penjual jasa sehingga terjadi akad ijrah anatara kedua belah
pihak. Pasien dapat memanfaatkan ilmu dan keterampilan dari dokter, sedangkan
dokter mendapat imbalan dari propesinya berupa honor atau gaji. Ini sesuai dengan
asas keadilan hukum yang harus dijaga oleh islam, maka hak dan kewajiban kedua
belah pihak harus sesuai dengan posisinya masing-masing makin besar tanggung
jawabnya maka makin besar pula hak dan kewajibanya. Dalam pola etika medis
sekarang, kepentingan seorang dokter ialah kesejahteraan pasien. Dokter sepenuhnya
bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan pasien begitupun pasien terikat
secara etis pada dokter,dengan asumsi bahwa dokter itu merupakan agen yang
mewakili kegiatan pasien.Sedangkan yang kita ketahui bahwa Islam melarang
hamba-hambaNya untuk menjaga dirinya dari orang yang bukan muhrimnya. Selain
itu juga dikuatkan oleh sabda Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam : “Andaikan
ditusukkan ke kepala salah seorang di antara kalian dengan jarum besi, yang demikian
itu lebih baik daripada dia harus menyentuh wanita yang tidakdiperbolehkan baginya”
(Thabrani dalam Kitab Al-Kabir,bab XX No. 211 dengan isnad hasan).

RUMUSAN MASALAH
 Jelaskan konsep dasar keperawatan menurut agama muslim
 Jelaskan konsep keperawatan secara vertical menurut agama muslim
 Jelaskan konsep keperawatan secara horizontal menurut agam muslim
 Apa yang dimaksudkan dengan konsep keperawatan secara vertical menurut
agama khatolik
 Apa yang di maksudkan dengan konsep keperawatan secara horizontal
menurut agama khatolik

TUJUAN
 Untuk memahami pengertian tentang dasar keperawatan itu sendiri
 Untuk memahami dan dapat mengerti konsep keperawatan secara vertical
menurut agama Muslim
 Untuk memahami dan dapat mengerti konsep keperawatan secara horizontal
menurut agama Muslim
 Untuk memahami dan dapat mengerti konsep keperawatan secara vertical
menurut agama Kristen Protestan
 Untuk memahami dan dapat mengerti konsep keperawatan secara horizontal
menurut agama Kristen Protestan

MANFAAT
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah pengetahuan
tentang konsep Pelayanan keperawatan sebagai ibadah secara vertical dan horizontal

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jelaskan konsep dasar keperawatan menurut agama Muslim

Keperawatan dalam islam merupakan manifestasi dari fungsi manusia sebagai


khalifah dan hamba allah dalam melaksanakan kemanusiaannya,menolong manusia
lain. Yang mempunyai masalah kesehatan dan memnuhi kebutuhan dasarmnya baik
aktual maupun potensial. Permasalahn klien dengan segala keunikannya tersebut
harus dihadapi dengan pendekatan silahturahmi (interpersonal) dengan sebaik-baiknya
didasari dengan iman, ilmu dan amal serta memiliki kemampuan berdakwah amar
ma’ruf nahi munkar.
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan
aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan
makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab
makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. “Wahai sekalian
manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.
Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami
rezekikan kepadamu (QS al-Baqarah: l68, l72).
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi
juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya
maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun
belum tentu baik bagi kesehatan. Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung,
yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad Saw adalah memelihara makanan
dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk
makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat
melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan
sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya
tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah),
yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan
akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali
berasal dari lingkungan yang kotor.

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN SECARA VERTIKAL DAN


HORIZONTAL MENURUT AGAMA MUSLIM

2.2 Jelaskan konsep keperawatan secara vertical menurut agama muslim


Hubungan vertikal adalah hubungan ke atas atau hubungan antara manusia
dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yaitu sebuah aturan yang mencakup segala aspek
kehidupan rohani setiap makhluk ciptaan-Nya.
Sebagaimana garis yang menyimbolkan dari bawah ke atas, hubungan ini
mengisyaratkan bahwa setiap makhluk harus memiliki ikatan batin terhadap
penciptanya. Maka dari itu, kita sebagai makhluk ciptaan Allah “labuda” (tidak boleh
tidak) harus mengharmoniskan atau mempererat ikatan batin kita terhadap-Nya
dengan cara melakukan segala perintah-Nya, seperti beribadah untuk mengugurkan
kewajiban, berdzikir untuk mendekatkan diri, meninggalkan larangan untuk menjaga
diri, dan lain sebagainya.
Ajaran fundamental Islam yang paling penting adalah keimanan akan keesaan
Tuhan - ini disebut Tauhid. Ini dijelaskan dalam Syahadah, unsur pertama dari iman:
'Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusanNya'. Faktanya, tidak ada seorangpun yang
layak disembah kecuali Allah. Kerangka model gaya hidup dan praktik Muslim
adalah: syahadah, sholat, Zakat, puasa (Ramadhan) dan ziarah (Haji) ke Mekkah.
a. Syahadah
Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad (SAW) adalah utusan-Nya.
Deklarasi ini adalah artikel pertama dari iman yang disebut Syahadah.
b. Sholat
Ada sholat wajib yang dilakukan lima kali sehari pada waktuyang ditentukan.
Ini adalah hubungan langsung antara penyembah
c. Zakat
Kata Zakat berarti pemurnian dan pertumbuhan. Harta kita yakni merupakan
tanggungjawaboleh manusia didalam keimanan, harta tersebut dimurnikan dengan
menyisihkan sebagian untuk mereka yang membutuhkan. Setiap Muslim menghitung
zakatnya masing-masing dan melibatkan pembayaran setiap tahun dari harta mereka
dan diberikan kepada yang membutuhkan dan yang miskin. Ini memberikan pedoman
untuk penyediaan keadilan sosial, perilaku manusia yang positif dan menumbuhkan
sistem sosio-ekonomi yang adil. Salah satu hadits (mengatakan) Nabi Muhammad
(SAW) yang berkaitan dengan amal adalah bahwa 'Kekayaan hamba tidak pernah
berkurang dengan membayar amal'.
d. Puasa
Setiap tahun selama bulan Ramadhan, umat Islam berpuasa sejak terbitnya
matahari sampai matahari terbenam dengan cara menjauhkan diri dari makan, minum
dan hubungan seksual. Meskipun puasa bermanfaat untuk kesehatan, secara spiritual
dianggap sebagai metode pemurnian diri. Dimensi spiritual melibatkan praktik
reflektif, meningkatkan doa, dan memiliki pemikiran positif terhadap orang lain serta
mengingat Allah dalam pikiran serta tindakan.
e. Ziarah (Haji)
Ziarah tahunan Haji di Mekah, Kerajaan Arab Saudi adalah kewajiban bagi
semua Muslim sekali seumur hidup. Namun, ada beberapa kondisi seperti hanya
orang-orang yang mampu secara fisik dan finansial yang dapat melakukannya. Ritual
haji berlangsung pada bulan ke-12 tahun Islam (berdasarkan sistem Bulan, Tahun
Islam 1420/1421 H/ CE 2000). Para peziarah mengenakan pakaian sederhana, yang
bermakna melepaskan diri dari nafsu, status, perbedaan kelas, budaya dan warna kulit,
sehingga semua individu dihadapan Allah sama derajatnya (Rassool G.H., 2000).
Teologi penghormatan termaktub dalam banyak ayat Alquran dan menyebutkan
bahwa "Manusia adalah mahluk yang dihormati dan memiliki status terhormat dalam
Islam”. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menghormati Anak-Anak
Adam, dan Kami telah membawa mereka di darat dan laut, dan telah Kami beri
mereka rezki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

2.3 Jelaskan konsep keperawatan secara horizontal menurut agam muslim


Hubungan horizontal adalah hubungan antar sesama manusia atau biasa kita
sebut hubungan muamalah yang membatasi dan melindungi setiap hak Manusia agar
tidak di ditabrak dengan kelemahan-kelemahan manusia lain yang pada hakikatnya
tidak dapat dikendalikan secara sempurna.
Bagaimana garis yang menjalur  mendaftar. simbol tersebut mengisyaratkan
bahwa setiap makhluk harus memiliki ikatan batin terhadap makhluk lain atau setiap
manusia harus memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia.
Hubungan yang kamu maksud adalah hubungan yang mencakup dalam segala
aspek kebaikan. Baik dalam tingkah laku, kepribadian, atau mungkin sifat positif
dalam kehidupan bermasyarakat.
a. Bersatu dan Bersaudara

‫َص ُموا بِ َحب ِْل هَّللا ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرقُوا َو ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمتَ هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُك ْنتُ ْم َأ ْعدَا ًء فََألَّفَ بَ ْينَ قُلُوبِ ُك ْم فََأصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه‬
ِ ‫َوا ْعت‬

َ ِ‫ار فََأ ْنقَ َذ ُك ْم ِم ْنهَا َك َذل‬


)103( َ‫ك يُبَيِّنُ هَّللا ُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدون‬ ِ َّ‫ِإ ْخ َوانًا َو ُك ْنتُ ْم َعلَى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِمنَ الن‬

Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai


berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu
Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu
menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran [3]: 103)

Al-Quran menjelaskan pentingnya persatuan dan persaudaraan. Allah SWT


menggambarkan bahwa bangsa Arab dahulu berpecah-belah, bercerai-berai, karena
memiliki sesembahan yang berbeda-beda. Setelah menerima Islam dengan ajaran
tauhidnya, mereka terlunakkan hatinya, sehingga dapat bersatu. Mereka menjadi
saudara dalam keislaman dan keimanan. Persatuan dan persaudaraan adalah nikmat
Allah yang tiada bandingnya. Karenanya, harus dijaga. Umat Islam hari ini harus terus
meyakini bahwa persatuan dan persaudaraan adalah nilai-nilai kebaikan yang harus
terus dilestarikan dan diwujudkan.

b. Menyambung tali silaturahim


‫ص َّمهُ ْم َوَأ ْع َمى‬ َ ‫) ُأولَِئ‬22( ‫ض َوتُقَطِّعُوا َأرْ َحا َم ُك ْم‬
َ ‫ك الَّ ِذينَ لَ َعنَهُ ُم هَّللا ُ فََأ‬ ِ ْ‫فَهَلْ َع َس ْيتُ ْم ِإ ْن تَ َولَّ ْيتُ ْم َأ ْن تُ ْف ِسدُوا فِي اَأْلر‬
َ ‫(َأ ْب‬
23( ‫صا َرهُ ْم‬

Apakah seandainya berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi


dan memutuskan hubungan kekeluargaanmu?  Mereka itulah orang-orang yang
dilaknat oleh Allah. Lalu, Dia menulikan (pendengaran) dan membutakan
penglihatan mereka. (QS. Muhammad [47 ]: 23)

Salah satu nilai positif dalam relasi antara sesama umat manusia adalah menjalin
hubungan kekeluargaan. Rasa kekeluargaan ini membuat kita seringkali tidak tega
berbuat jahat kepada orang lain, dan senantiasa terdorong untuk berbuat yang baik-
baik kepada orang yang kita anggap keluarga sendiri. Ini menjadi sesuatu yang
diendorse oleh Al-Quran agar senantiasa dijaga. Tidak diputus  hubungan
kekeluargaan itu.

c. Menjauhi Prasangka

‫ض ُك ْم بَ ْعضًا َأي ُِحبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأ ْن‬


ُ ‫ْض الظَّنِّ ِإ ْث ٌم َواَل تَ َج َّسسُوا َواَل يَ ْغتَبْ بَ ْع‬
َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِمنَ الظَّنِّ ِإ َّن بَع‬

)12( ‫يَْأ ُك َل لَحْ َم َأ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ تَ َّوابٌ َر ِحي ٌم‬

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya


sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di
antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu
merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat
lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat [49]: 12)

Al-Quran mengajarkan bahwa asal-muasal permusuhan adalah prasangka. Prasangka


yang membuat kita benci pada pihak lain. Terkadang kita terjebak dalam prasangka
kita sendiri atau prasangka yang dibuat oleh orang lain yang memang berada dalam
suasana kebencian. Kita mungkin ikut terjebak dalam prasangka tersebut.  Prasangka
ini kemudian melahirkan upaya tajassus (memata-matai, mencari keburukan orang
lain) dan ghibah (menggunjing, membicarakan keburukan orang lain).
2.4 Apa yang dimaksudkan dengan konsep keperawatan secara vertical menurut
agama khatolik

Konsep keperawatan secara vertical menurut agama Kristen Protestan adalah ketika
konsep keperawatan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan seputar
keperawatan saja, tetapi juga oleh faktor-faktor lain yang diperoleh dalam pengalaman
hidup harianya. Yang dimaksud disini adalah ketika seorang perawat dominan
memahami konsep spiritualitas kristiani ( relasi vertical dengan Tuhan).

Dalam Yohanes 15:1-8;

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal
inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian
kamu adalah murid-murid-Ku.”

Artinya Tuhan Yesus menyebut diri-Nya sebagai pokok anggur dan umat
Kristen adalah rantingnya. Artinya, Yesus merupakan sumber kehidupan bagi setiap
umat-Nya. Orang percaya tidak mungkin hidup jika tidak berada dalam naungan-
Nya.Sebagai ranting, umat Nasrani harus terus melekat dan bergantung erat kepada
pohon anggur, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sebab di luar pokok anggur, ranting akan
kering dan mati, menunggu untuk dibakar dan dicampakkan.

Umat Nasrani juga harus menaati kehendak dan perintah Yesus Kristus agar
bisa menghasilkan buah yang manis, besar, dan ranum sebagaimana dikehendaki oleh
Tuhan Yesus. Adapun buah tersebut dapat tercermin melalui perbuatan dan sikap
hidup yang benar dalam keseharian.

2.5 Apa yang di maksudkan dengan konsep keperawatan secara horizontal


menurut agama khatolik.

Dalam Yohanes 4:7

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu
berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
ayat ini adalah panggilan Tuhan bagi setiap kita yang percaya agar kita memiliki
identitas Allah dan mengenal Allah yaitu,saling mengasihi karena Allah adalah kasih.
Sebaliknya kebencian adalah karakternya iblis. Yang perlu kita renungkan,karakter dan
identitas siapa yang kita miliki? Kasih adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Dengan
kata lain, itu adalah sesuatu yang bisa Anda kuasai dengan latihan. Anda mungkin
berpikir Anda seorang kekasih yang baik, tapi Tuhan ingin Anda menjadi kekasih yang
hebat, kekasih yang terampil, kekasih yang handal.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari materi tersebut memberikan pesan dan mengajarkan kita melihat dan
menghayati konsep spiritual dalam pelayanan keperawatan secara vertikal dan
horizontal. Konsep spiritual secara vertikal memberikan kita pesan moral bagaimana
hubungan kita dengan Tuhan yang Maha Esa dalam menjalani kehidupan setiap
harinya. Sedangkan konsep spiritual secara horizontal memiliki arti hubungan antara
sesama manusia dalam bersosialisasi dan membangun kehidupan yang rukun dan
damai.

3.2 Saran

Saya selaku penulis mengharapkan kepada pembaca beserta ibu dosen


pembimbing agar dapat memberikan masukan yang berupa kritik maupun saran yang
bersifat membangun agar kedepannya saya selaku penulis dapat lebih mengerti
tentang bagaimana pelayanan keperawatan secara vertikal dan horizontal.

Anda mungkin juga menyukai