Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH STUDI ISLAM

PROFIL MUSLIM IDEAL


(Studi Kasus Ustadz Arpandi bin Ismail di Bandar Lampung, Indonesia)

Dosen Pengampu: Dr. Jaja Nurjanah, M.A

Disusun Oleh :

Sofwatul Hanim (11191010000031)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Segala pujaan dan pujian ditujukan hanya kepada Allah semata, Rabb Semesta Alam.
Dengan rahmat serta kehendakNya lah saya selaku penyusun dari makalah ini dapat
menyelesaikan tugas Studi Islam sebagai tugas Ujian Tengah Semester sesuai yang
ditentukan baik dalam hal estimasi pengumpulan maupun substansi yang termuat dalam
makalah saya. Sholawat berbingkaikan salam tak lupa dicurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.

Saya sangat memahami dan menyadari bahwa dalam penyusunan makalah saya masih
terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan yang mungkin tidak saya ketahui. Hal itu terjadi
tidak lain karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Oleh sebab itu, saya menerima kritik
dan saran yang membangun dalam bentuk apapun guna lebih memperbaiki makalah yang
saya susun.

Saya ucapkan beribu terimakasih pula kepada Bapak Dr. Jaja Nurjanah, M.A., yang
tak pernah lelah membimbing serta mengarahkan sehingga makalah yang saya susun pun
sesuai dengan ketentuan yang ada. Saya pula berterimakasih kepada teman-teman Program
Studi Kesehatan Masyarakat kelas 1A yang telah memberikan dukungan moral maupun
material dalam penyusunan paper ini.

Ciputat, 20 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Islam ............................................................................................ 3


B. Pengertian Muslim ........................................................................................ 4
C. Muslim yang Ideal ......................................................................................... 5

BAB III PROFIL OBJEK


A. Data Diri ........................................................................................................ 6
B. Riwayat Pendidikan ...................................................................................... 7
C. Riwayat Pekerjaan ......................................................................................... 7
D. Jabatan ........................................................................................................... 8

BAB IV ANALISIS HASIL


A. Kontribusi dan Pengaruh di Masyarakat ....................................................... 9
B. Keilmuan yang Ditempuh ............................................................................. 10

BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

LAMPIRAN ............................................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keberagamannya. Negara yang
memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” ini kaya akan keberagaman mulai dari suku
bangsa, bahasa daerah, kebudayaan tiap daerah, ras, adat istiadat, hingga agama
merupakan bukti konkret dari kaya nya keberagaman di Indonesia. “Indonesia terdiri atas
sejumlah besar kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang masing masing plural
(jamak) dan sekaligus juga heterogen “aneka ragam” (Kusumohamidjojo, 2000:45)”. Hal
itu disebabkan dari banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang bahkan menempati
urutan ke tiga sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak. Menurut Badan Pusat
Statistik dalam hasil survey Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015, jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 269,6 juta jiwa. Tentu bukanlah jumlah yang
sedikit bagi Indonesia sebagai negara berkembang. Tidak hanya itu, kondisi geografis
tempat tinggal masyarakat Indonesia pula yang turut andil dalam terbentuknya budaya-
budaya yang merupakan warisan dari turun-temurun.
Membahas mengenai keberagaman, ada satu hal yang ingin saya telusuri lebih
kompleks lagi ialah perihal agama. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki
lima agama yang telah diakui dan disahkan oleh negara Indonesia yaitu Islam, Hindu,
Buddha, Kristen, dan Katolik. Dari lima agama yang diakui di Indonesia, Islam
menempati urutan pertama sebagai agama yang paling banyak dianut di Indonesia dengan
persentase sekitar 87%. Maka tak heran bahwa Indonesia dikatakan sebagai negara
muslim dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Sebagai
seorang muslim tentulah kita bangga bahwa Islam menjadi agama mayoritas di negeri
kita sendiri.
Berbicara mengenai kuantitas, tentulah kita akan puas dengan data yang
menyebutkan bahwa Islam menjadi agama yang unggul di Indonesia. Namun, bila kita
memandang dari kualitas para penganut ajaran agama Islam, tak menutup kemungkinan
bahwa hampir sebagian dari masyarakat muslim belum sepenuhnya emenerapkan ajaran

1
Islam itu sendiri. Banyak dari mereka yang menganggap bahwa Islam yang mereka anut
hanyalah ‘Islam keturunan’ yang bermaksud bahwa mereka beragama Islam karena
orangtuanya beragama Islam. Padahal seharusnya kita mengetahui bahwa didalam Islam
tidak ada yang namanya kebetulan. Setiap manusia telah Allah atur qada’ dan qadarnya.
Hal itu Allah katakan dalam Q.S. al-An’am ayat 59 yang artinya, “….. dan tiada sehelai
daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-
pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)". Maka dari itu, kita harus meyakini
bahwa Allah telah menakdirkan kita untuk menjadi seorang muslim.
Seperti yang kita ketahui, menjadi seorang muslim yang ideal bukanlah hal
mudah. Mulai dari akhlak, akidah, hingga pengetahuan akan agama Islam harus kita
terapkan sesuai Alquran dan Sunnah. Maka kali ini saya akan memaparkan kepada
pembaca mengenai salah satu profil muslim ideal yang saya wawancarai. Kriteria muslim
ideal yang menjadi tolok ukur saya ialah dari akhlaknya, ilmunya, kesholihannya, serta
pengaruhnya di lingkungan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah riwayat pendidikan dari narasumber yang diwawancarai?
2. Dimana sajakah instansi tempat ia bekerja/mengabdi pada masyarakat?
3. Jabatan apa sajakah yang pernah dan sedang diemban oleh narasumber?
4. Bagaimanakah peran narasumber di lingkungan masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari penelitian mengenai salah satu profil muslim ideal
yaitu :
1. Dapat mengetahui salah satu profil muslim ideal yang dapat menjadi teladan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dapat mengetahui riwayat pendidikan dari narasumber
3. Dapat mengetahui instansi tempat narasumber bekerja
4. Dapat mengetahui jabatan yang pernah dan sedang diemban oleh narasumber
5. Dapat mengetahui peran narasumber di lingkungan masyarakat

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun
menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:
Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian
Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh
masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini
menunjukkan bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan
berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan
ditakdirkan Kedua: Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka
yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga
diri dan hartanya, baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan
dengan amal hati.
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia, Islam ialah agama yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad saw. yang berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke
dunia melalui wahyu Allah Swt.
Dalam suatu hadits yang diriwatkan oleh Muslim pun dipaparkan mengenai
Islam. Dari Umar radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki
yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata,
“ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah
Shallallahu`alaihi wa Sallam: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah
(tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika
mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar”. (H.R. Muslim)

3
B. Pengertian Muslim

Muslim memiliki makna orang yang memilih agama Islam (dan Allah meridloi),
meyakini Islam sebagai jalan yang benar (satu-satunya agama yang benar-benar lain yang
lain sesat), berserah diri dan bertauhid pada Allah (tidak menyekutukan), menjalankan
perintah-Nya (wajib dan sunnah), menjauhi larangan-Nya (haram dan makruh), serta
mengikuti tuntunan Rasulullah.(Rahman, Arif. 2016)

Seorang manusia dalam mengikat dan mengikrarkan dirinya menjadi muslim


haruslah mengucapkan bacaan syahadatain yang berbunyi, “Asyhadu alla ilaaha illallah
wa asyhadu anna muhammadarrosuulullah”.

Menurut para ulama, 2 kalimat syahadatain Terjemahan 2 makna perserahan diri


seorang muslim dalam keimanan, yaitu:

1. Pengakuan ketauhidan (Syahadat Tauhid) . Artinya, seorang muslim mengakui


Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah, menyembah hanya satu Tuhan yaitu Allah dan
bertauhid pada Allah dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Al-Asma` mencuci Shifat. Bukti
Persaksian Syahadat Tauhid yaitu dengan menyembah dan membaktikan hidup sebagai
ibadah kepada Allah, serta tidak menyekutukan Allah dalam setiap ucapan, perbuatan,
amal ibadah, doa, niat, keyakinan, dan lain-lain.
2. Pengakuan Kerasulan (Syahadat Rasul) . Yang dimaksud, seorang muslim yang
mempercayai dan meyakini Muhammad adalah Rasulullah yang memilih para nabi dan
rasul Allah, mengimani semua yang datang dari Rasulullah dengan baik dan benar, serta
mengambil dan mengamalkan risalah Rasulullah. Bukti Persaksian Syahadat Rasulullah
dengan melibatkan dan mengamalkan Al-Quran dan Hadits yang diperintahkan
Rasulullah, serta menjauhi syubhat dan bid'ah.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, muslim ialah penganut ajaran Islam.

4
C. Muslim yang Ideal

Seorang muslim yang ideal akan selalu melibatkan Allah dalam setiap
aktivitasnya. Segala hal yang ia lakukan semata-mata untuk mencari keridhoan Allah.
Didalam hati mereka tidak akan terintas sedikitpun pasal dunia. Bagi seorang muslim
ideal, balasan akhirat jauh lebih mahal dan abadi. Ia tak pernah ragu akan kuasa dan kasih
sayang Allah kepada hamba-hambaNya sebab ia yakin bahwa setiap manusia telah
ditakar urusannya masing-masing.
Tidak hanya pasal diri sendiri, seorang muslim yang ideal adalah muslim peduli
dan peka terhadap permasalahan kaum muslimin, sifat pedulinya kepada ummat seperti
perhatian dan pedulinya ia pada keluarganya. Maka tidak pantaslah seorang disebut
muslim yang ideal apabila hanya mementingkan dirinya sendiri.
Muslim yang ideal merasa bahwa ia memanggul tanggung jawab dan amanah yang besar.
Baginya, segala masalah dan kesulitan yang dialami oleh saudara-saudara seimannya
ialah kesulitan dirinya pula. Di dalam hatinya terus berusaha memikirkan ummat Islam.
Permasalahan ummat menjadi tugas baginya untuk dipikirkan jalan keluar dan solusi
terbaiknya.

Muslim yang ideal ialah yang bermanfaat untuk manusia, seperti yang telah Nabi
Muhammad sabdakan dalam haditsnya yang artinya “ Sebaik-manusia yang paling
bermanfaat bagi manusia ” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini
dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami ' no: 3289).

Sebagai seorang muslim yang ideal seharusnya sadar akan tanggung jawabnya
sebagai hamba Allah dan muslim serta memupuk rasa ikhlas saat menjalankannya
sehingga tidak hanya akan mendatangkan keridhaan ilahi, namun juga akan semakin
memperkuat tali hubungan antar sesama.

5
BAB III

PROFIL OBJEK

A. Data Diri

Nama : Dr. H. Arpandi, Lc. MA.

TTL : Pematang, 27 Agustus 1966

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kesuma Bangsa No. 40 RT 010 RW 001 Sukarame, Bandar


Lampung, Lampung, Indonesia.

No. HP : 081379582664

Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan Terakhir : Strata 3

Nama Ayah : H. Ismail

6
Nama Ibu : Hj. Rohaya

Nama Istri : Farida Rahmawati, S.Ag., M.Pd

Nama Anak : a. Nadia Fakhriyati Arfa

b. Muhammad Fadhil Azzam Arfa

c. Sofwatul Hanim

d. Muhammad Adib

B. Riwayat Pendidikan

1) SDN Pematang (1974 – 1980)

2) Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darussalam (1981 – 1983)

3) Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darussalam (1983 – 1986)

4) Diploma Bahasa di King Saud University Riyadh, Arab Saudi (1987 – 1989)

5) Studi S1 di King Saud University Riyadh, Arab Saudi (1989 – 1993)

6) Studi S2 di University of Malaya Kuala Lumpur, Malaysia(1996 – 2001)

7) Studi S3 di University of Malaya Kuala Lumpur, Malaysia (2002 – 2009)

C. Riwayat Pekerjaan

1) Mengajar di Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah (1993 – 1996)

7
2) Mengajar di Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung (2009 – sekarang)

3) Mengajar di STAI Yasba Lampung (2010 – sekarang)

4) Bekerja di Yayasan al-Kautsar Lampung (2009 – sekarang)

D. Jabatan

1) Sebagai Kepala Perpustakaan di Pondok Pesantren Darussalam (1994 – 1996)

2) Sebagai Ketua Lembaga Penjamin Mutu di STAI Yasba (2017 – sekarang)

3) Sebagai Kepala Seksi Bidang Pendidikan Agama di Yayasan al-Kautsar Lampung


(2018 – sekarang)

8
BAB IV

ANALISIS HASIL

A. Kontribusi dan Pengaruh di Masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan narasumber, didapatkan


data bahwasannya ustadz Arpandi memiliki andil yang cukup besar dalam mensyiarkan
agama Islam di masyarakat. Ustadz Arpandi dalam kegiatan dakwahnya tergabung dalam
GMI atau Gerakan Muballigh Islam yang merupakan suatu lembaga yang mengorganisir
ustadz-ustadz di Lampung khususnya dalam memudahkan mereka berdakwah. Lembaga
inilah yang mengatur jadwal ceramah harian dan khutbah jumat para ustadz yang
tergabung di dalam lembaga ini. Ustadz yang telah diberikan amanah ini dipilih tidak
secara mudah oleh lembaga tersebut. Terdapat seleksi khusus dan kriteria yang harus
dipenuhi sehingga dapat tergabung dalam lembaga ini. Ustadz Arpandi pun memiliki
jadwal kajian rutin yang disebut ‘Kajian Keislaman’. Kajian tersebut diadakan di Kantor
DPRD Tingkat I Provinsi Lampung. Kajian rutin yang diamanahkan kepada beliau
diadakan seminggu sekali pada hari minggu.

Ustadz Arpandi di masyarakat terutama di lingkungan tempat tinggalnya menjadi


tokoh yang selalu dilibatkan terutama dalam hal keagamaan. Lewat wawancara, beliau
memaparkan bahwa sebelumnya tempat tinggal beliau bukanlah di Sukarame tetapi di
Tanjung Karang. Pada tahun 2008, beliau beserta istri dan anak-anaknya pindah ke rumah
yang telah ia bangun selama 2 tahun. Berpindahnya beliau dari Tanjung Karang ke
tempat tinggalnya yang sekarang memiliki pengaruh yang amat besar terhadap
lingkungan tempat tinggalnya. Musala di wilayah tempat tinggalnya saat itu benar-benar
tidak terawat. Mulai dari keran wudhu, kamar mandi, hingga bangunan musala yang amat
memprihatinkan membuat beliau mengambil tindakan untuk memperbaiki musala di
tempat tinggalnyan tersebut.

Pada tahun 2009, usaha yang beliau lakukan pun berhasil. Musala yang awalnya
tidak berfungsi sama sekali, berangsur sudah digunakan oleh masyarakat. Berbagai

9
donasi dan bantuan datang guna memperbaiki musala yang sebelumnya tak layak pakai.
Kegiatan TPA yang awalnya tidak berjalan menjadi hidup kembali. Masyarakat yang
biasanya tidak melakukan salat di musala, terlihat mulai berdatangan melakukan sholat
berjamaah di musala. Maka tidak heran bila ustadz Arpandi dijadikan tokoh keagamaan
di lingkungan tempat tinggalnya.

Setelah berjalan 9 tahun, musala yang diberi nama musala al-Furqon pun
diresmikan oleh Gubernur Lampung yaitu Ridho Ficardo menjadi masjid al-Furqon. Kini
masjid tersebut sudah semakin berkembang pesat. Kegiatan TPA berjalan amat baik dan
sudah memiliki sekitar 20 anak asuh. Di are masjid pun terdapat lapangan yang biasanya
digunakan sebagai sarana olahraga oleh masyarakat sekitar guna mengeratkan masyakarat
kepada masjid al-Furqon. Pengajian rutin yang diadakan oleh ibu-ibu di lingkungan
masjid pun terlaksana dengan baik. Masjid tersebut pun sudah memenuhi syarat untuk
menunaikan sholat Jumat bagi kaum laki-laki. Ustadz Arpandi pun tak lupa membentuk
struktur organisasi guna mengurusi keperluan masjid. Ustadz Arpandi yang memang dari
awal telah dijadikan tokoh keagamaan di daerahnya, menjabat sebagai Penasehat. Beliau
menginginkan yang menjadi pengurus inti ialah para pemuda muslim.

Tidak hanya aktif di lingkungan tempat tinggalnya, ustadz Arpandi pun dipercaya
sebagai Juri perlombaan Musabaqoh Tilawatil Quran tingkat Provinsi dan Kabupaten
sejak tahun 2014 hingga sekarang. Beliau menjadi juri pada cabang lomba MHQ atau
Musabaqoh Hifdzil Quran bagian fashohah. Beliau amat menikmati amanah yang
diberikan kepada beliau. Melalui kegiatan ini, beliau dapat bertemu dengan kawan serta
sahabatnya yang memiliki keahlian sama dengan beliau. Beliau dapat bertukar ilmu,
memiliki pengalaman, serta dapat melihat bakat dari pemuda dan pemudi yang mencintai
Alquran serta memiliki bakat dalam hal tersebut.

B. Keilmuan yang Ditempuh

Keilmuan mengenai agama Islam yang Ustadz Arpandi miliki tidaklah dapat
diragukan lagi. Beliau merupakan santri di Pondok Pesantren Darussalam sejak tahun
1981 hingga tahun 1986. Setelah tamat dari Pondok Pesantrennya, ia mendapat beasiswa

10
dari Pemerintahan Arab Saudi untuk melanjutkan studi S1 di King Saud University
Riyadh, Arab Saudi. Saat mengemban studi S1 nya, beliau menggunakan uang beasiswa
untuk membeli buku serta kitab-kitab guna menunjang studi yang beliau lakukan di
Riyadh. Tak jarang pun uang saku yang beliau dapatkan, beliau kirim ke kampung
halamannya untuk orangtua serta saudara-saudaranya. Disana pun beliau tinggal di
asrama yang khusus disediakan untuk penerima beasiswa dari Pemerintah Arab Saudi.
Beliau tidak hanya bertemu dengan orang Indonesia disana, terdapat mahasiwa dari
berbagai macam negara yang memiliki nasib yang sama dengan beliau yaitu menerima
full beasiswa di Riyadh.

Studi S1 yang beliau selesaikan pada tahun 1993 mengantarkan ia untuk kembali
ke Indonesia. Setibanya di Indonesia, beliau pun mengajar di Universitas Muhammadiyah
Lampung dan juga di IAIN Raden Intan Lampung. Hingga pada tahun 1996, beliau
ditawari untuk mengajar Alquran di Malaysia. Bekal pengetahuan yang beliau dapatkan
di Pondok Pesantren pun mengantarkan beliau ke Malaysia untuk mengajarkan Alquran
kepada salah satu pengusaha di Malaysia saat itu. Ustadz Arpandi yang sejak dulu sudah
terlihat kesholihannya pun dipercaya oleh pengusaha tersebut untuk mengajarkannya
Alquran. Melalui kegiatannya sebagai guru tahsin, beliau menjadi amat erat hubungannya
dengan pengusaha tersebut. Pada puncaknya, pengusaha yang telah beliau anggap sebagai
saudaranya pun memberikan beliau beasiswa personal untuk beliau melanjutkan studi S2
dan S3 di University of Malaya di Kuala Lumpur, Malaysia.

Saat itu ustadz Arpandi yang telah menikah dengan istrinya, Farida Rahmawati
pada tahun 1995 pun tinggal di Apartemen Sri Tioman, Kuala Lumpur, Malaysia.
Kecintaannya kepada Alquran menjadikan beliau serta istri menjadi guru TPA di
Apartemen tersebut. Bukanlah hal yang mudah dalam menarik anak-anak tetangga untuk
datang dan belajar Alquran. Lewat ketekunan dan kesabaran, anak murid beliau dan istri
pun kian hari kian ramai. Keberkahan Alquran yang beliau yakini mampu mendatangkan
rezeki kepada keluarganya yang sedang tinggal di negeri orang saat itu.

Akhlak serta kepribadian ustadz Arpandi sebagai seorang muslim mengantarkan


beliau kepada kesuksesan demi kesuksesan. Kehidupan yang beliau jalani selalu
mengandung keberkahan yang terkadang tak beliau duga kedatangannya. Kekokohan

11
akidahnya pun menjaga jati diri nya sebagai seorang muslim dimanapun ia tinggal.
Pengalaman hidup dan spiritual yang tidak singkat menjadikan beliau memiliki pemikiran
yang bijak, wawasan yang luas, kemahiran berbahasa, serta akhlak yang mencerminkan
seorang muslim yang sebenarnya. Hingga kini, beliau tetap aktif dalam kegiatan dakwah
terutama di Lampung dan menjadi tenaga pengajar yang produktif.

12
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dapat kita ketaui bersama bahwa ustadz Arpandi merupakan salah satu dari
contoh muslim yang ideal. Dari kesholihannya mampu mempengaruhi masyarakat untuk
beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Masyarakat yang berada di lingkungan
yang sama dengannya akan mampu merasakan pengaruhnya yang amat besar dalam
menmbimbing masyarakat untuk lebih dekat dengan Allah. Cara dakwah yang halus
tersebut membuat beliau kian dekat dengan masyarakat sehingga mudah untuk
mendakwahi mereka.

Ilmu agama yang dimiliki oleh ustadz Arpandi pun sudah cukup banyak. Mulai
dari ilmu Tafsir Alquran,ilmu Tafsir Hadits, ilmu Tahsin Alquran, Bahasa Arab, serta
ilmu agama Islam lainnya yang amat sangat menunjang beliau dalam berdakwah dan
terjun di masyakarat. Beliau tak segan-segan dalam membagi ilmunya agar bermanfaat
bagi orang banyak.

Akhlak yang ditunjukkan oleh ustadz Arpandi pun telah sesuai dengan tuntunan
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Terbukti, pengusaha yang awalnya menjadi
murid beliau, rela membayar penuh untuk studi S2 dan S3 yang beliau tempuh di
University of Malaya. Akhlak yang begitu mulia mengantarkan beliau menuju
kesuksesan yang sebelumnya tak pernah ia sangka-sangka.

Setelah jauh melihat ke masyarakat, ustadz Arpandi pun di keluarganya dikenal


sebagai sosok yang humoris dan dekat dengan anak-anaknya. Beliau selalu berupaya
untuk menyisihkan waktu untuk bercengkerama denga istri dan anak-anaknya sehingga
rumah tangga yang telah ia bangun selama 23 tahun selalu harmonis. Anak-anaknya pun
terdidik baik dalam segi keagamaannya, akhlaknyam maupun akademisnya. Beliau selalu
mendukung anak-anaknya dalam menuntut ilmu dimanapun selama ilmu tersebut
bermanfaat di dunia dan di akhirat.

13
B. Saran

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat lebih menambah semangat dan
ghirah kita dalam menjadi muslim yang lebih baik lagi. Lebih sering memperdalam
ilmu agama tanpa melupakan ilmu dunia. Karena sejatinya, ilmu agama lah yang
mampu menolong kita untuk menghadapi alam akhirat.
Diharapkan pula kita senantiasa memiliki kemantapan akidah sehingga
dimanapun kita berada, nilai-nilai Islam tetap kita pegang erat dan menjadi cirri khas
kita sebagai seorang muslim.
Ustadz Arpandi pun menginsipirasi kita untuk terus percaya dan yakin dengan
ketetapan Allah. Kedekatannya dengan Allah lah yang mampu mendatangkan rezeki
secepat kilat kepada beliau.
Berusahalah untuk menjadi muslim yang ideal mulai dari sekarang. Jadilah
muslim yang tidak hanya mempersholih diri sendiri tetapi juga memperbaiki akidah
ummat Islam. Mulailah untuk terjun di masyarakat dan rasakan permasalahan yang
berada di sekitarmu. Bersikaplah peduli dan tunjukkan akhlak seorang muslim yang
sesungguhnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Manhaj. 2012. Pengertian Islam dan Tingkatannya. https://almanhaj.or.id/3192-


pengertian-islam-dan-tingkatannya.html. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019
Pukul 20.49 WIB

Al-Quran dan Terjemahannya.

Blog Arif Rahman. 2016. Apa Definisi Muslim?.


http://arifindustri.lecture.ub.ac.id/opinions/kaji-muslim. Diakses pada tanggal 23
Oktober 2019 Pukul 21.26 WIB

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2006. Arti dari Islam.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/islam. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019
Pukul 20.28 WIB

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2006. Arti dari Muslim.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/muslim. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019
Pukul 21.46 WIB

Kusumohamidjojo, B. 2000. Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problematik


Filsafat Kebudayaan. Jakarta: Grasindo.

Lestari, G. 2015. Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural. Jurnal Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan, , hal. 31-37.

15
Muhyiddin Yahya Bin Syaraf Nawawi. 2010. Hadits Arba’in Nawawiyah. Indonesia:
Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah

Muqoyyidin, Andik Wahyun. 2014. Masyarakat Islam Ideal dalam Konsepsi


Filsafat Pendidikan Islam. Vol. 13, No. 1, Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman

16
LAMPIRAN

Pertanyaan yang dikemukakan saat wawancara dengan narasumber :

1. Riwayat pendidikan narasumber

2. Instansi tempat narasumber bekerja

3. Jabatan yang pernah dan sedang diemban

4. Peran narasumber di masyarakat

17

Anda mungkin juga menyukai