Anda di halaman 1dari 16

Makalah

AGAMA ISLAM
“Perilaku-Perilaku Keagamaan”

Oleh:

Nama : Ismet Kio


NIM : 551423073
Dosen Pengampuh : Dr. H. Rusdin Djibu, M.Pd

Jurusan Teknik Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Gorontalo
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur tehadap Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia serta pentunjuk-Nya, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengamalan Ajaran Agama”.
Dalam pembuataan makalah ini kami menyadari banyak keterbatasaan dan
kekurangaan yang dirasakan mengingat pengetahuaan dan pengalamaan kami
yang masih terbatas. Berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga keterbatasaan dan kekurangaan tersebut dapat
diatasi sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Oleh karena itu, kritik dan saraan dari semua pihak sangat kami harapkan
untuk kesepurnaan makalah yang kami buat, semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasam bagi kita semua, Aamiin.

Gorontalo, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................2

Bab II Pembahasan
A. Pengertian Pengamalan.............................................................5
B. Pengertian Agama Islam...............................................................5
C. Faktor yang Mempengaruhi Pengamalan Keagamaan.............6
D. Dimensi Keagamaan.................................................................8
E. Bentuk Pengamalan Keagamaan...............................................11

Bab III Penutup


A. Kesimpulan...............................................................................14
B. Saran.........................................................................................14

Daftar Pustaka.............................................................................................15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang universal dan berlaku bagi semua umat
manusia dan semua zaman. Nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam
dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia. Nilai- nilai tersebut tertulis
dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadits. Agama berfungsi sebagai petunjuk dan
pembimbing umat manusia kepada jalan yang benar. Fungsi agama tersebut
tidak hanya dalam pengetahuan tapi juga dalam ranah kognitif dan dihayati.
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran Agama Islam tidak hanya
mengantarkan siswa menguasai berbagai ajaran islam. Tapi yang terpenting
adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam menekankan keutuhan
dan keterpaduan ranah afektif, kognitif, dan psikomotoriknya dengan tujuan
utama yaitu membentuk peserta didik yang berakhlak mulia.
Setiap guru hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama bukan hanya
sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih keterampilan dalam
beribadah, tapi juga dalam pengamalannya. Karena pada kenyataannya di
lapangan banyak siswa yang sudah bertahun-tahun dibekali pendidikan agama
tetapi dalam dirinya belum terbentuk kepribadian muslim. Terlihat dari
bagaimana cara mereka berprilaku, bergaul dan bersikap. Masih banyak terjadi
penyimpangan tingkah laku yang tidak mencerminkan siswa yang memiliki
pemahaman tentang agama Islam. Dalam permasalahan tersebut penulis akan
membahas tentang pegamalan ajaran agama khususnya pada peserta didik di
tingkat menengah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pengamalan?
2. Apa Pengertian Agama Islam?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengamalan keagamaan?
4. Apa saja dimensi keagamaan?

4
5. Bagaimana bentuk pengamalan keagamaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pengalaman.
2. Untuk mengetahui Pengertian Agama Islam.
3. Untuk mengetahui pegertian faktor yang mempengaruhi pengalaman
keagamaan.
4. Untuk mengetahui Pengertian dimensi keagamaan.
5. Untuk mengetahui bentuk pengamalan keagamaan.

5
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Perilaku Keagamaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengamalan merupakan
proses, cara, perbuatan mengamalkan, melaksanakan; pelaksanaan;
penerapan. sedangka pengamalan dalam dimensi keberagaman adalah sejauh
mana implikasi jaaran agama mempengaruhi seseorang dalam kehidupan
social.
Menurut Djamaludin Ancok dimensi pengamalan menunjukan kepada
seberapa tingkatan muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran
agamanya, yakni bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama
dengan manusia lain.
B. Pegertian Agama Islam
Kata agama dalam Al-Qur’an disebut Ad-din yang mengandung makna
bahwa agama sebagai pedoman aturan hidup yang memberikan petunjuk
kepada manusia sehingga dapat menjalankan kehidupan ini dengan baik,
teratur, aman dan tidak terjadi kekacauan yang berujung anarkis.
Agama Islam sendiri memiliki dua sisi pemahaman. Yang pertama sisi
kebahasaan dan yang kedua sisi peristilahan. Dari segi kebahasaan islam
berasal dari kata bahasa arab salima yang artinya selamat, sentisa dan damai.
Namun, menurut Maulana Muhammad Ali islam mengandung arti patuh,
tunduk, taat dan berserah diri kepada tuhan dalam upaya mencari keselamatan
dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Secara istilah islam adalah nama
bagi suatu agama yang berasal dari Allah SWT.
Pengertian agama islam adalah satu-satunya agama yang diakui dan
diterima oleh Allah SWT. Allah SWT tidak akan menerima agama selainya,
dari siapapun, dimanapun dan sampai kapanpun juga. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam QS A li Imran:19 :
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah ialah Islam.”

6
Adapun pengertian agama menurut Syaltut yang dikutip oleh Samhi
Muawan Djamal, dalam Quraish Shihab, bahwa agama adalah ketetapan-
ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-nya untuk menjadi pedoman
hidup manusia. Syaikh Muhammad Abdul Badran berupaya menjelaskan arti
agama dengan menunjuk kepada Al-Qur’an, bahwa agama adalah hubungan
antara makhluk hidup dengan khaliknya. Hubungan ini diwujudkan dalam
sikap batinya serta tampak dalam ibadah yang dilakukanya dan tercermin pula
dalam sikap kesehariannya.
C. Faktor yang Mempengaruhi Pengamalan Keagamaan
Perilaku normal dan abnormal yang dalam praktiknya agak susah
dirumuskan apakah ia normal atau abnormal, dikarenakan sulit menemukan
model manusia yang ideal dan sempurna. Selain itu, dalam banyak kasus tidak
adanya batas-batas yang jelas antara perilaku normal dan abnormal. Pemakalah
mencoba untuk mengungkap perilaku-perilaku keagamaan dalam penjelasan di
bawah ini.
Sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada iseseorang itu
tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang
diterima oleh orang yang bersangkutan, baik stimulus eksternal maupun
stimulus internal. Karena perilaku keagamaan merupakan bagian dari
keagamaan seseorang, maka faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
keagamaan pun tidak lepas dari faktor keagamaan. Berikut yang termasuk
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor intern atau bisa disebut juga faktor bawaan adalah segala sesuatu
yang di bawa sejak lahir.Biasanya merupakan pengaruh keturunan dari
salah satu sifat yang dimiliki orang tuanya, atau kombinasi antara keduanya.
Faktor intern yang mempengaruhi perkembangan seseorang diantaranya
sebagai berikut:
a. Pengalaman Pribadi
Semua pengalaman pribadi yang dilalui seseorang sejak lahir adalah
pengalaman pribadinya. Pengalaman pribadi termasuk pengalaman

7
beragama, maka dalam pembentukan sikap dan perilaku keagamaan
hendaknya ditanamkan sedini mungkin dalam pribadi seseorang yakni
sejak dini dari dalam kandungan.
b. Pengaruh Emosi
Emosi adalah suatu keadaan yang mempengaruhi dan menyertai
kesesuaian di dalam diri secara umum, keadaan yang merupakan
penggerak mental dan fisik bagi individu dan dapat dilihat melalui
tingkah laku luar.Emosi merupakan warna efektif yang menyertai sikap
keadaan atau perilaku individu.Yang dimaksud dengan warna efektif
tentang perasaan yang dialami seseorang pada saat menghadapi suatu
situasi tertentu.Contoh, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, dan
sebagainya.
Emosi mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan
perilaku seseorang. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa “sesungguhnya
emosi memegang peranan penting dalam pembentukan sikap dan tindak
agama. Tidak ada satu sikap atau tindak agama yang dapat dipahami,
tanpa mengindahkan emosinya”.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh
anak. Dengan demikian, kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi
awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh kedua orang
tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak dalam Islam sudah
disadari.Keluarga dinilai sebagai faktor paling dominan dalam
meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan. Keterangan
tersebut jelas bahwa faktor keluarga sangat penting untuk mendidik
anak dimasa pertumbuhan.Ajaran Islam memberikan perhatian besar
agar manusia menjaga keluarganya.
Perkembangan jiwa keagamaan anak, dipengaruhi oleh citra anak
terhadap orang tuanya. Jika orang tua menunjukkan sikap dan tingkah
laku orang tua yang baik, maka anak akancenderung

8
mengidentifikasikan sikap dan tingkah laku orang tuanya. Demikian
sebaliknya, jika orang tua menampilkan sikap yang buruk, maka
anaknya pun akan demikian. Berarti betapa berpengaruhnya citra orang
tua terhadap pembentukan kepribadian anak.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pembelajaran yang diatur sesuai
dengan kurikulum. Sehingga dengan sistem tersebut anak akan
memperoleh pengetahuan yang bertingkat secara terus menerus. Dalam
hal ini termasuk pengetahuan agama. Dalam sekolah, anak diajarkan
tentang Al-Qur’an hadits, fiqih, sejarah Islam, aqidah dan akhlak yang
kesemuanya terangkum dalam pendidikan agama Islam.
Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap dan
keteladanan guru serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai berperan
dalam menanamkan kebiasaan yang baik.Pembiasaan yang baik
merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan
perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga tidak kalah penting dalam membentuk
pribadi anak, karena dalam masyarakat berkembang berbagai organisasi
sosial, kebudayaan, ekonomi, agama dan lain-lain. Perkembangan
masyarakat itu juga mempengaruhi arah perkembangan hidup anak
khususnya yang menyangkut sikap dan perilaku sosial. Corak perilaku
anak atau remaja merupakan cerminan dari perilaku lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, kualitas perkembangan perilaku dan
kesadaran bersosialisasi anak sangat bergantung pada kualitas perilaku
sosial warga masyarakatnya.
Norma dan tata nilai yang ada dalam masyarakat berpengaruh dalam
perkembangan jiwa keagamaan. Misalnya lingkungan masyarakat yang
memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi
perkembangan jiwa keagamaan anak.
D. Dimensi Keagamaan

9
Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia, bukan
hanya perilaku yang berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan dapat dilihat
mata, tapi juga aktifitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.
Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau
dimensi.
Menurut Glockdan Stark sebagai mana di kutip oleh Djamaludin Ancok
dan Fuad Nasori ada lima macam dimensi keberagamaan yaitu:
1. Dimensi Ideologi
Bagian dari keberagamaan ini yaitu berkaitan dengan apa yang harus
dipercayai termasuk dalam dimensi ideologis. Kepercayaan atau
doktrin agama adalah dimensi yang paling dasar. Sehingga dalam islam,
dimensi keyakinan menunjuk pada seberapa tingkat keyakinan seorang
muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran yang bersifat mendasar. Jadi,
dalam dimensi ini berarti hal-hal yang berkaitan dengan keimanan
sepenuhnya harus diyakini oleh orang beragama, meskipun hal tersebut
diluar batas penalarannya. Sehingga dengan demikian, keimanan dalam
suatu agama merupakan hal yang penting karena akan menyempurnakan
tujuan aqidah atau kepercayaan.
2. Dimensi Ritualistik
Ciri yang tampak dari religiusitas seorang muslim adalah perilaku
ibadahnya kepada Allah. Dimensi ibadah ini dapat diketahui dari sejauh
mana tingkat kepatuhan seseorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-
kegiatan ibadah sebagaimana yang diperintahkan oleh agamanya. Dimensi
ibadah ini menyangkut intensitas pelaksanaan ibadah yang telah
ditetapkan. Allah SWT berfirman dalam surat Ad-Dzariyat ayat 56.
3. Dimensi Eksperensial
Dimensi pengalaman atau penghayatan menunjuk seberapa jauh tingkat
manusia dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan
pengalaman- pengalaman religius. Dalam Islam, dimensi ini terwujud
dalam perasaan dekat dengan Allah, khusuk ketika melaksanakan
sholat/berdo’a. Perasaan sabar ketika mendapat cobaan dari Allah, tergetar

10
ketika mendengar adzan atau ayat- ayat Al-Qur’an, perasaan mendapat
peringatan atau pertolongan dari Allah SWT. Dalam dimensi pengalaman
ini banyak orang yang beragama merasakan hal-hal yang sangat terkesan
dalam ia beribadah ataupun berdo’a kepada Allah SWT. Seperti firman
Allah dalam surat Al-Anfal ayat 2-4.
4. Dimensi Intelektual
Dimensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang
terhadap ajaran-ajaran agamanya. Dengan memiliki ilmu tentang aqidah,
ilmu tentang ibadah, ilmu tentang amal, maka keyakinan dan pelaksanaan
keberagamaan seseorang mencapai tingkatan yang optimal. Jadi, dimensi
pengetahuan merupakan prasyarat dimensi peribadatan (syariah) dan
dimensi pengamalan (akhlak), serta untuk memperkuat dimensi keyakinan
(aqidah).
5. Dimensi Konsekuensial
Dimensi pengamalan agama ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat
keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang
dari hari ke hari. Dimensi pengamalan menunjuk pada seberapa besar
tingkatan seorang muslim dalam berperilaku dan dimotivasi oleh ajaran-
ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya,
terutama dengan orang lain. Dalam islam dimensi ini meliputi perilaku
suka menolong, bekerja sama, berlaku jujur, tidak mencuri, tidak menipu.
Berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran islam dan lain sebagainya.
Dimensi konsekuensial menunjukkan akibat ajaran agama dalam
perilaku umum, yang tidak secara langsung dan secara khusus ditetapkan
agama (seperti dalam dimensi ritualistik).Inilah efek ajaran agama pada
perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.Efek agama ini boleh jadi
positif atau negatif.
Pada dimensi konsekuensial ini, sering terlihat dalam fenomena
masyarakat. Bahwa banyak perilaku-perilaku beragama yang
mempengaruhi sikap dalam keseharian orang tersebut. Kecenderungan
hidup beragama sebenarnya sudah ada sejak lahir, potensi setiap anak

11
harus dikembangkan oleh orang tua masing- masing melalui pendidikan
dan pelatihan. Islam mengajarkan bahwa anak yang baru lahir diadzankan
di telinganya, memberi nama yang baik, dan menyembelih hewan aqiqoh.
Hal ini merupakan usaha untuk memperkenalkan agama kepada anak sejak
dini sekaligus membentuk perilaku keagamaannya.
Terbentuknya perilaku keagamaan ditentukan oleh keseluruhan
pengalaman yang disadari oleh pribadi anak, kesadaran merupakan sebab
dari tingkah laku, artinya bahwa apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh
individu itu menentukan apa yang akan diajarkan. Adanya nilai-nilai
agama yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang dan ikut
serta menentukan pembentukan perilakunya.
Dengan demikian kelima dimensi di atas memegang peranan penting
dalam kehidupan seseorang, dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan
maka ketenteraman hidup akan diperoleh di dunia maupun di akhirat.
Dalam Islam, penyerahan diri pada nilai-nilai agama dipandang sebagai
cara utama untuk memperoleh pahala dari Tuhan di dunia dan keselamatan
di akhirat
E. Bentuk Pengalaman Keagamaan
Agama di kenal dengan kata al-din dan almilah. Kata al-din sendiri
mengandung berbagai arti. Ia bisa berarti almulk (kerajaan), al-khidmat
(pelayanan), al-izz (kejayaan), al-dzull (kehinaan), al- ikrah (pemaksaan), al-
ihsan (kebajikan), al-adat (kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-qahr wa al-
sulthan (kekuasaan dan pemerintahan), al- tadzallulwa al-khudu (tunduk dan
patuh), altha‟at (taat), al-Islam al-tauhid (penyerahan dan mengesakan
Tuhan).
Dari istilah agama inilah kemudian muncul apa yang dinamakan
religiusitas. Glock dan Stark dalam Nashori dan Rachmy merumuskan
religiusitas sebagai komitmen religius (yang berhubungan dengan agama atau
keyakinan iman), yang dapat dilihat melalui aktivitas atau perilaku individu
yang bersangkutan dengan agama atau keyakinan iman yang dianut.
Religiusitas seringkali diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas

12
diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan,
seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas
agama yang dianutnya. Bagi seorang Muslim, religiusitas dapat diketahui dari
seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas
agama Islam.
Dengan demikian, pengamalan keagamaan seseorang meliputi akhlak.
Akhlak secara etimologi berasal dari kata Khalaqa yang berarti mencipta,
membuat, atau menjadikan. Akhlaq adalah kata yang berbentuk mufrad,
jamaknya adalah khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat. Akhlak adalah
sesuatu yang telah tercipta atau terbentuk melalui sebuah proses. Karena
sudah terbentuk, akhlak disebut juga dengan kebiasaan. Kebiasaan adalah
tindakan yang tidak lagi banyak memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Kebiasaan adalah sebuah perbuatan yang muncul dengan mudah. Dikatakan
akhlak jika sudah dilakukan dengan sering atau terbiasa. Akhlak dapat dinilai
baik ketika perilaku yang ditimbulkan baik dan sebaliknya, penilaian ini
menurut masyarakat dan agama.
Jadi yang dimaksud pengamalan Agama Islam adalah kesanggupan
seseorang dalam melaksanakan suatu ajaran yang ada dalam Islam yakni
Akidah, Akhlak dan Syariat yang berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadis.
1. Contoh pengamalan agama pada keluarga yaitu;
a. Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai
luhur keagamaan.
b. Senantiasa bertegur sapa dan ramah dengan anggota keluarga.
c. Tidak menyaiti atau melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik
kepada anggota keluarga lainnya.
2. Contoh pengamalan agama pada sekolah yaitu;
a. Menghargai dan menghormati setiap perbedaan keyakinan,
kepercayaan, dan agama di sekolah.
b. Tidak menjadikan keyakinan, kepercayaan, dan agama sebagai bahan
candaan.
c. Berdoa sebelum kelas dimulai dan setelah pembelajaran usai.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengamalan merupakan proses,
cara, perbuatan mengamalkan, melaksanakan; pelaksanaan; penerapan. Sedangkan
pengamalan dalam dimensi keberagaman adalah sejauh mana implikasi jaaran agama
mempengaruhi seseorang dalam kehidupan social.
Dari segi kebahasaan islam berasal dari kata bahasa arab salima yang artinya
selamat, sentisa dan damai. Namun, menurut Maulana Muhammad Ali islam
mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada tuhan dalam
upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia, bukan
hanya perilaku yang berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan dapat dilihat
mata, tapi juga aktifitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.
Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau
dimensi.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca , serta
mendapat wawasan pembaca mengenai pendidikan agama islam dalam membentuk
kepribadian islam.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, 2009. Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: Sygma


Exagrafika.

Djamaludin Ancok.2012.Psikologi Islami. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Jalaludin


Rakhmat,2004. Psikologi Agama.Bandung: Mizan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.


https://kbbi.web.id/pengamalan.

Nata, Abuddin.2002. Metodelogi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rois, Mahfud. 2011. Al-Islam Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Erlangga. Samhi


Muawan Djamal. Penerapan Nilai-nilai Ajaran Islam Dalam

Kehidupan Masyarakat di Desa Garuntungan Kec. Kindang


Kab. Bulukumba.Jurnal Adabiyah Vol. 17 Nomor 2/2017.

15

Anda mungkin juga menyukai