Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PUASA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-Islam Dan
Kemuhammadiyaan

DISUSUN OLEH :
1. Al Ahkam Fabila Farnul (220222118)
2. Anisa putri (220222142)
3. Adinda Aulia Mansur (220222135)
4. A. Liza (220222140)
5. Wana (220222138)
6. Syahrul Andhy Hidayat (220222133)
7. Mutmainnah (220222131)

DOSEN PENGAMPU :
Sofyang, S.Pd.I., M.A.

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
T.A. 2023-2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allat SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Puasa.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan materi dari beberapa
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang Puasa ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sinjai, 4 April 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 3
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 3
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
2.1 HAKEKAT PUASA ..................................................................................................................... 4
2.2 MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN PUASA .......................................................................... 7
2.3 TUJUAN DAN FUNGSI PUASA ................................................................................................ 8
2.4 MAKNA SPIRITUAL PUASA .................................................................................................. 12
2.5 BAGAIMANA HIKMAH BERPUASA .................................................................................... 14
2.6 PUASA DAN PEMBENTUKAN INSAN BERKARAKTER ................................................... 17
BAB II................................................................................................................................................... 19
PENUTUPAN ....................................................................................................................................... 19
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 19
3.2 SARAN ....................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUTAKA ............................................................................................................................. 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Konsepsi puasa dalam pemaknaan istilah seringkali dimaknai dalam pengertian sempit
sebagai suatu prosesi menahan lapar dan haus serta yang membatalkan puasa yang dilakukan
pada bulan ramadhan. Padahal hakekat puasa yang sebenarnya adalah menahan diri untuk
melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Selain itu, puasa juga memberikan ilustrasi
solidaritas muslim terhadap umat lain yang berada pada kondisi hidup miskin. Dalam konteks
ini, interaksi sosial dapat digambarkan pada konsepsi lapar dan haus yang dampaknya akan
memberikan kemungkinan adanya tenggang rasa antar umat manusia. Pengkajian tentang
hakekat puasa ini dapat dikatakan universal dan meliputi seluruh kehidupan manusia baik
kesehatan, interaksi sosial, keagamaan, ekonomi, budaya dan sebagainya. Begitu universal
dan kompleksnya makna puasa hendaknya menjadi acuan bagi muslim dalam
mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Dengan pengertian lain puasa dapat
dijadikan pedoman hidup.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Hakekat puasa ?
2. Mengapa Allah Mewajibkan Puasa ?
3. Tujuan Dan Fungsi Puasa?
4. Makna Spiritual Puasa?
5. Bagaimana Hikmah berpuasa?
6. Puasa dan Pembentuian Insan Berkarakter

1.3 TUJUAN

1. Agar kita dapat mengetahui bagaimana menjalankan ibadah puasa dengan baik dan
benar.
2. Agar dapat menambah ilmu tentang puasa.
3. Dapat mengetahui hikmah dalam menjalankan ibadah puasa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKEKAT PUASA

Hakikat pengertian puasa tidak saja mampu menahan diri dari makan, minum, atau berhubungan
intim di siang hari Ramadhan (jimak). Lebih dari itu pengertian puasa adalah menahan diri dari segala
perbuatan dan ucapan yang diharamkan., hakikat puasa memiliki makna luas bagi umat muslim yang
menjalaninya. Puasa tak hanya dapat dilakukan saat bulan Ramadan, melainkan di bulan lain yang
disunahkan. Hakikat puasa sudah sepatutnya dipahami bagi umat muslim yang sudah memenuhi
syarat berpuasa.

Dengan memahami hakikat puasa, seseorang akan dengan ikhlas dan mengetahui tujuannya dalam
berpuasa. Selain itu dengan mengetahui hakikat berpuasa, seseorang akan senantiasa menaati rukun
dan sunah puasa sehingga puasanya dapat diterima di mata Allah SWT. Dengan memahami tertuang
dalam perintah berpuasa di surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi :

: َ‫علَى الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ِ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َ ِ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫ب‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Surat Al Baqarah ayat 183 ini mengandung banyak
makna dan pelajaran mengenai pelaksanaan puasa Ramadan. Hakikat puasa pada ayat ini menjelaskan
bahwa tiap orang-orang yang beriman diwajibkan untuk berpuasa semata-mata hanya untuk bertakwa
pada Allah. Dilansir dari NU Online, Imam Ghazali mengemukakan pendapatnya mengenai hakikat
puasa. Menurutnya menjaga nafsu dan syahwat memang sudah cukup bagi ulama fiqh untuk
memenuhi syarat sah puasa. Namun ulama ahli hikmah memaknai sahnya puasa lebih dari itu. Puasa
yang sah adalah puasa yang diterima. Puasa yang diterima adalah puasa yang maksudnya tercapai.
Maksud dari pencapaian puasa adalah dengan berakhlak terbaik, akhlak malaikat, akhlak para nabi,
terutama Nabi Muhammad SAW. Sejalan dengan makna ini ada sebuah hadits dimana Rasulullah
SAW bersabda:

“Lima hal ini bisa membuat puasa seseorang tidak sah: berbohong, menggunjing, mengadu domba,
sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat.” Dalam hadis ini berkaitan dengan hakikat puasa untuk
membentuk akhlak mulia. Jika seseorang telah melakukan puasa dengan sah, maka ketika ia
menghadapi orang lain yang mengajaknya bercekcok atau sekedar menghinanya, ia hanya akan

4
mengatakan pada dirinya “aku sedang berpuasa”. Selanjutnya, ia akan menunjukkan akhlak mulia
pada orang tersebut. Imam Al Ghazali juga mengingatkan tentang hadis-hadis yang menunjukkan
betapa Allah memperlakukan puasa secara spesial. Dalam beberapa versi hadis dikatakan bahwa
puasa adalah tameng, dan puasa adalah milik Allah sendiri, serta Allah sendiri lah yang nanti akan
secara langsung membalasnya.

Dijelaskan pula oleh Imam Al Ghazali bahwa Allah telah menyediakan satu tempat khusus di surga,
yang pintunya bertuliskan Al-Rayyan (kesegaran, kedamaian) dan hanya bisa dimasuki oleh mereka
yang ahli berpuasa. Setelah semua ahli berpuasa telah masuk, pintu itu akan tertutup, dikunci, dan
tidak membiarkan selain orang yang ahli berpuasa memasukinya. Berpuasa tidak hanya menahan
lapar dan haus. Berpuasa juga menjaga lisan dari perkataan tidak berfaedah, berdusta, mengumpat,
fitnah, perkataan keji dan kasar serta memprovokasi.

Selanjutnya, menurut Al-Ghazali, menjaga lisan dari perkataan sia-sia, berdusta, menggunjing,
memfitnah, berkata kotor (keji) dan kasar, serta menebar permusuhan. Di bulan Ramadan, umat Islam
dianjurkan lebih banyak berdiam diri serta tidak berbicara yang tidak berfaedah, memperbanyak zikir
dan membaca Al-Qur'an. Inilah puasa lisan (shaum al-lisan). Sederhananya, puasa Ramadan
mengisyaratkan kepada kita untuk menjaga ucapan dari perkataan yang buruk, baik kepada diri
sendiri maupun orang lain (al-imsak ‘an al-kalam). Di samping itu, puasa juga berarti menghindarkan
diri dari sesuatu yang haram dan syubhat. Puasa juga berarti menjaga seluruh anggota badan, baik
lahir maupun batin, dari segala sesuatu yang tidak bermanfaat. Oleh sebab itu, umat Islam tidak
dianjurkan makan berlebih-lebihan saat berpuasa.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengungkapkan:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan
yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan
puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah
meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua
kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR.
Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Makna dari hadis di atas adalah Rasulullah mengatakan bahwa setiap amalan kebaikan manusia akan
dilipat gandakan pahalanya 10 kali lipat bahkan hingga 700 kali lipat. Namun, hal ini berbeda dengan
amalan puasa. Pahala dalam puasa tidak dilipat gandakan dengan cara tersebut. Melainkan, pahala
pada orang yang berpuasa akan dilipatgandakan menjadi tak terhingga oleh Allah.

5
Hal ini karena, dalam berpuasa manusia berusaha untuk meninggalkan segalah syahwat karena Allah
semata. Allah juga begitu memuliakan orang yang berpuasa sehingga diibaratkan bau mulut orang
yang berpuasa lebih harum dari bau minyak kasturi.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah di Lathaif Al-Ma’arif mengatakan,

“Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di
bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi
karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah
pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam,
tiang penegak Islam.”

Pahala puasa Ramadan akan lebih berlipat karena bulan ramadhan adalah bulan yang paling mulia.
Selain itu Puasa Ramadan juga merupakan puasa yang diwajibkan oleh Allah. Maka dari itu, siapa
saja yang menjalankan puasa Ramadan akan mendapatkan pahala yang berlimpah.

6
2.2 MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN PUASA

Menjadi umat muslim kita harus menaati semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
Nya. Shalat, zakat, puasa, dan masih banyak lagi aturan yang sudah tertulis dalam Al-Qur’an serta
hadits shahih. Aturan-aturan ini diciptakan bukan tanpa alasan oleh Allah.
Salah satu aturan yang paling krusial adalah puasa. Mengapa Allah menyuruh umatnya untuk
menahan lapar dan haus, dari terbitnya pagi hingga terbenamnya matahari? Apakah fungsi dari puasa
tersebut untuk kita? untuk lebih jelasnya, mari kita simak penjelasan berikut ini!

Memperoleh ketakwaan

Kewajiban manusia hidup di dunia ini adalah untuk menimba ilmu dan beribadah kepada Allah SWT.
Dua hal inilah yang akan mengantarkan manusia memperoleh ketakwaan yang diberikan oleh-Nya.
Ketakwaan tentunya akan membawa kita ke surga terbaik Allah di hari akhir nanti.

Mencegah dari perbuatan munkar

Maksiat, zina, sombong merupakan contoh dari sebagian perbuatan munkar yang sebaiknya kita jauhi.
Melaksanakan puasa sebulan penuh di Bulan yang suci, tentu akan berdampak positif baik untuk fisik
maupun jiwa kita. Untuk itu, lakukanlah puasa sebagaimana Ia telah diatur dalam Surah Al-Baqarah
ayah 183-187.

Mempersempit ruang gerak setan

Telah kita ketahui bahwa setan sering kali masuk dan berjalan melalui pembuluh darah kita yang bisa
menyebabkan penyakit-penyakit tertentu seperti darah tinggi, serangan jantung, bahkan stroke. Itulah
kenapa Allah menyuruh kita untuk berpuasa sebagai pelancar peredaran darah dan mempersempit
ruang gerak setan di tubuh kita.

7
2.3 TUJUAN DAN FUNGSI PUASA

Tujuan puasa menurut Islam telah dikelaskan dalam Al-Quran. Terdapat 2 ayat yang paling sering
disebutkan untuk menerangkan tujuan puasa yaitu surat Al-baqarah ayat 183 dan ayat 185. Ayat ini
menyebutkan bahwa salah satu tujuan puasa adalah untuk dapat menjadikan seseorang menjadi
lebih bertakwa. Sedangkan tujuan puasa yang kedua adalah untuk dapat bersyukur. Dalam Islam,
ibadah puasa adalah salah satu ibadah yang mulia untuk dilaksanan oleh umat muslim. Saking
mulianya ibadah puasa juga turut menjadi pilar dan menjadi salah satu rukun Islam yang wajib
dikaukan umat Islam.

Untuk mencapai tujuan puasa, dalam prosesnya umat muslim menjalankan puasa dengan cara tidak
mengkonsumsi makanan dan minuman serta menahan hawa nafsu dari mulai subuh hingga matahari
terbenam. Tidak hanya dapat mencapai tujuan puasa yaitu meningkatkan ketakwaan dan rasa syukur,
puasa juga dapat mendapat banyak manfaat kesehatan baik secara fisik untuk tubuh maupun untuk
jiwa dan mental.

Melihat dari Al-Quran, Hadis dan sumber lain yang ada, terdapat beberapa tujuan puasa beserta
dengan manfaatnya yang dapat menjadi landasan serta memotivasi umat muslim dalam menunaikan
ibadah puasa.

1. Bertakwa Kepada Allah SWT

Tujuan puasa dalam Islam yang pertama sesuai dengan Al-Quran adalah untuk bertakwa kepada Allah
SWT. Tidak hanya dengan menahan lapar dan haus, ketakwaan tersebut dapat diperoleh ketika
seorang muslim berniat sungguh-sungguh untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi, "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS. Al Baqarah: 183)

2. Menjadi Lebih Bersyukur

Tujuan puasa menurut Islam yang kedua adalah untuk dapat menjadikan pribadi umat muslim yang
selalu bersyukur. Dimana saat melaksanakan ibadah puasa, seseorang dapat merasakan langsung
bagaimana penderitaan orang lain, sehingga dapat meningkatkan rasa empati dan simpati lalu muncul
juga rasa bersyukur atas apa yang telah dia miliki.

Hal ini sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad yang diriwayatkan Ibnu Jarir, “Salat adalah
bentuk syukur, puasa adalah syukur, semua kebaikan yang dilakukan adalah bentuk syukur kepada
Allah dan sebaik-baik syukur adalah pujian,”

8
3. Mendapatkan Pintu Surga

Tujuan puasa menurut Islam yang selanjutnya adalah untuk mendapatkan pintu surga. Hal itu
sebagaimana yang tertuang dalam sebuah hadis riwayat sahih yang berbunyi "Ketika Ramadan tiba,
bukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu." (HR Imam
Muslim)

Selain untuk mendapatkan pintu surga, seorang muslim juga akan ditinggikan derajatnya oleh Allah
SWT. Hal yang didapat ini menunjukkan betapa mulianya seorang muslim yang mau mengerjakan
ibadah puasa dengan sungguh-sungguh demi mendapat ridha Allah SWT.

4. Meleburkan Dosa

Tujuan puasa yang berikutnya adalah untuk meleburkan segala dosa yang telah diperbuat. Manusia
merupakan makhluk Allah SWT yang diciptakan paling sempurna dengan segala akal dan pikirannya.
Namun sayangnya hal tersebut tidak membuat manusia terhindar atau menjauhi segala perbuatan
dosa.

Manusia justru seringkali berbuat kesalahan hingga dosa besar. Untuk itu, salah satu cara
menghapuskannya adalah dengan berpuasa. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang berbunyi
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Introspeksi Diri

Tujuan puasa yang selanjutnya perlu diketahui adalah untuk menjadi sarana intropeksi diri. Puasa
sebagai sarana introspeksi diri manusia terhadap kehidupan yang telah dijalani. Saat berpuasa,
seorang muslim tengah menahan hawa nafsu, sehingga seorang muslim tentu akan lebih fokus dalam
menjalankan ibadah.

Saat fokus beribadah, maka jiwa dan raga pun akan senantiasa merasa lebih tenang. Ketenangan ini
yang mampu mendatangkan suasana hati yang baik untuk kemudian melakukan introspeksi diri.
Fungsi dari introspeksi diri ini untuk mengingat kembali perbuatan kita di masa lampau dan berusaha
untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

6. Melatih Untuk Menahan Diri

Tujuan puasa yang biasa diambil adalah untuk melatih menahan diri dari segala perbuatan maksiat.
Jika tidak berpuasa, maka manusia dapat melakukan berbagai hal secara berlebihan. Seperti makan

9
hingga terlalu kenyang atau melakukan kegiatan yang berpotensi dapat merugikan diri sendiir hingga
orang lain.

7. Menghindari Perbuatan Maksiat

Tujuan puasa yang terakhir adalah untuk menghindarkan diri dari perbuatan maksiat. Selain makan
dan minum, berpuasa juga senantiasa menjaga seorang muslim dari perbuatan maksiat yang sia-sia
jika dilakukan. Salah satunya yakni melakukan kejahatan dan berbohong.

Dengan berpuasa, maka umat muslim akan merasa dilindungi dan semakin dilihat perilakunya oleh
Allah SWT. Hal ini membuat umat muslim yang sedang melakukan puasa akan lebih focus dan
melakukan yang terbaik untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

MANFAAT PUASA
Dengan menahan diri sepanjang hari, puasa akan menumbuhkan rasa prihatin, berbagi, serta kasih
sayang kepada sesama manusia, terutama fakir miskin. Ibnu Qayyim berkata, "Puasa untuk
menginngatkan akan kondisi laparnya orang-orang miskin. Yusuf Qardhawi dalam buku Mukjizat
Puasa menyebutkan bila islam tidak mensyariatkan suatu hal kecuali terkandung hikmah di dalamnya,
baik yang tersembunyi maupun yang jelas.

1. Pembersihan Jiwa atau Tazkiyatun Nafs


Tercipta karena seseorang menaati apa yang disyariatkan Allah SWT kepadanya serta ketika ia
menjauhi larangan-Nya, sehingga dengan upaya menyempurnakan penghambaan itu akan terwujud
pembersihan dalam diri. Padahal bisa saja seseorang tidak berpuasa dengan minum, makan atau
mengerjakan apa yang dapat membatalkan puasa secara diam-diam, lantaran puasa merupakan ibadah
yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan dirinya sendiri. Namun para hamba memilih untuk
menahan semua hawa nafsu tersebut dengan tujuan untuk mengharap ridha Allah SWT.

2. Agar Mencapai Derajat Takwa


Di mana puasa mampu menjadikan pelakunya meraih derajat ketakwaan. Ibnu Qayyim berkata,
"Puasa memberikan bias yang luar biasa dalam menjaga anggota badan dan kekuatan batin, serta
melindunginya dari kontaminasi unsur-unsur luar yang bisa merusak dan menguasai dirinya. Selain
itu, juga mengosongkan unsur-unsur buruk bagi kesehatannya. Puasa mengontrol kesehatan hati dan
anggota badan, serta membiasakan diri bagi yang berpuasa untuk menahan hawa nafsu. Ini adalah
cara terbesar menuju ketakwaan," Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 juga berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

10
3. Proses Mendidik Diri
Dengan puasa, seseorang dilatih untuk membiasakan diri bersabar, berjihad di jalan Allah SWT, juga
berusaha untuk menahan kebiasaannya. Rasulullah SAW juga mengibaratkan puasa sebagai perisai:
"Puasa adalah perisai, maka jangan berkata kotor dan berbuat jahil. Jika ada orang yang mengajak
bertikai atau mengejek maka ucapkan 'Aku sedang berpuasa,' sebanyak dua kali." (HR bukhari &
Muslim)

4. Melatih untuk Menahan Syahwat


Dikatakan bahwa pengaruh puasa amat besar dalam menahan hawa nafsu seseorang, bila memang ia
menunaikan puasa khusus mengharapkan ridha Allah SWT. Sebagaimana Nabi SAW menganjurkan
kepada para pemuda yang belum mampu menikah untuk berpuasa, lantaran dapat menekan syahwat
seksualnya bila benar tujuannya berpuasanya.

5. Mengajarkan untuk Mensyukuri Nikmat


Bila dicermati, seseorang baru akan merasakan nikmat kenyang apabila sedang lapar. Begitu juga jika
dahaganya telah hilang, maka ia akan merasa nikmat itu ketika sedang kehausan. Demikian dengan
berpuasa, seseorang akan diperingatkan untuk tetap mengapresiasi nikmat meski terbilang hal sepele
sekalipun.

6. Punya Hikmah Sosial


Dengan menahan diri sepanjang hari, puasa akan menumbuhkan rasa prihatin, berbagi, serta kasih
sayang kepada sesama manusia, terutama fakir miskin. Ibnu Qayyim berkata, "Puasa untuk
menginngatkan akan kondisi laparnya orang-orang miskin."Ibnu Hammam juga menuturkan,
"Sesungguhnya yang berpuasa ketika diuji rasa lapar pada sepanjang masanya, maka dengan cepat
tergerak hatinya untuk menyayangi mereka."

7. Menjaga Kesehatan Badan


Banyak penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa orang yang berpuasa pada awalnya memang
akan merasa lemas, kantuk serta pusing, tetapi tubuh kemudian akan beradaptasi. Dan tubuh akan
menjadi segar serta sehat karena racun-racun yang ada di dalamnya akan dibersihkan secara alami.

8. Obat Berbagai Penyakit


Sejumlah dokter menyatakan bila puasa efektif menyembuhkan sejumlah penyakut dan meringankan
rasa nyeri. Seperti penyakit lambung, radang usus besar, sesak napas, penyakit pembuluh darah,
gangguan mata, penyakit kulit, lemah syahwat, sakit kepala, dan lainnya.Manfaat puasa dalam
mengobati penyakit ini telah dibuktikan lewat berbagai penelitian oleh para ahli.

11
2.4 MAKNA SPIRITUAL PUASA

Manusia memiliki kecenderungan kuat untuk melihat kepuasannya dalam pemenuhan tuntutan keinginan
bersifat jasmani dan sensual. Hal ini diisyaratkan dalam QS. Ali Imran ayat 14 bahwa manusia cenderung
menyukai hal-hal yang bersifat syahwat. Puasa hendak mengajarkan bahwa a bukan hanya kenyataan jasmani
dan sensual belaka, melainkan juga merupakan kearifan dalam menangkap kedalaman spiritual yang
memberikan makna bagi kehidupan itu sendiri.

Puasa merupakan momen liberasi, membebaskan manusia dari kungkungan materi untuk memberi ruang kepada
hati guna secara lebih luas dan lebih mendalam menangkap dimensi spiritual dalam hubungannya dengan Allah,
sesamanya, dan alam sekitar. Hal ini penting agar menyadari bahwa p kehadiran Ilahi yang membuatnya
menjadi insan yang bertakwa. Allah berfirman, “… diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).

Dengan demikian puasa tidak hanya merupakan sekedar kegiatan fisik berupa menahan lapar, haus, dorongan
seksual dan keinginan fisik lainnya. Puasa adalah suatu proses penyadaran kepada manusia agar dalam
melihat hidup dan kehidupan tidak hanya dengan ukuran dan pandangan yang serba lahir, tetapi juga
ada dimensi batin yang apabila diolah dengan sungguh-sungPuasa adalah suguh akan memberikan rasa
hidup yang lebih lengkap, memiliki berkah dan rasa kelimpahan rahmat Ilahi.

Puasa merupakan wahana pendidikan diri, pembentukan karakter, penguatan kemauan, peneguhan disiplin, dan
penanaman nilai-nilai positif yang membebaskan seseorang dari sifat-sifat destruktif dirinya melalui
pengendalian nafsu dan syahwat. “Puasa adalah suatu perisai yang melindungi dirimu seperti perisai seseorang
kamu yang melindungi dirinya dalam perang (HR an-Nasa’i, Ibn Majah, dan Ahmad).

Puasa juga memiliki dimensi sosial karena puasa adalah penyadaran dan pengingatan bahwa kita adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup menyendiri. Kita tergantung kepada dukungan dan bantuan orang lain
agar kita dapat memenuhi kebutuhan diri kita sendiri. Dalam bulan Ramadhan kita dianjurkan banyak
bersedekah dan memberi makan orang miskin. Tentu ini bukan sekedar suatu rutinitas ritualistik belaka, tetapi
adalah suatu simbolisasi dari penegasan komitmen kita bahwa sebagai makhluk sosial yang pemenuhan
kebutuhannya tergantung kepada orang lain kita harus memiliki kepedulian terhadap sesama yang tercermin
dalam saling memberi, saling membantu dan menciptakan kebersamaan.

Lain daripada itu, puasa juga merupakan simbolisasi dari cara hidup yang mampu mengendalikan pola makan.
Makan dan tidak makan mendapat perhatian yang serius dalam ajaran Islam. Dalam pandangan Islam makan
adalah keharusan alamiah yang tidak mungkin dihindari. Bahkan pada kondisi tertentu orang wajib makan,
bahkan yang diharamkan demi mempertahankan kelangsungan hidup. Namun pada sisi lain makan tidak boleh
berlebihan karena akan membawa mafsadah kepada manusia sendiri (QS. Al A’raf: 31).

12
Adalah bertentangan dengan makna puasa apabila seorang berpuasa meningkatkan konsumsinya lebih dari hari-
hari biasa. Puasa seakan balas dendam selera yang tertahan di siang hari untuk dipuaskan sepuas puasnya di
petang hari. Kebiasaan seperti itu mari ditinjau dan dievaluasi kembali agar puasa kita mencapai sasaran.

13
2.5 BAGAIMANA HIKMAH BERPUASA
Hikmah puasa Ramadhan bagi umat Islam bisa memperbanyak amal dan membentuk kepribadian
umat muslim yang bertaqwa. Ibadah puasa Ramadhan juga memiliki banyak hikmah dan manfaat
yang besar bagi kehidupan manusia. Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang paling mulia
bagi umat muslim di seluruh dunia. Ibadah puasa Ramadhan dilakukan sebagai bentuk penghormatan
terhadap bulan suci dan sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Ada beberapa hikmah puasa
Ramadhan yang bisa Anda peroleh dengan melaksanakan puasa wajib:

1. Menjadi Manusia Bertaqwa

Hikmah puasa Ramadhan diberikan oleh Allah SWT kepada setiap hambanya agar melaksanakan
puasa wajib. Jalan menuju taqwa juga tidak hanya melalui puasa tetapi banyak jalan yang bisa
ditempuh. Berikut firman Allah mengenai menjalankan puasa:

2. Bukti Ketaatan Kepada Allah

Hikmah puasa Ramadhan selanjutnya dengan membuktikan ketaatan kepada Allah SWT dengan
sungguh-sungguh menjalankan puasa yang penuh keimanan. Dalam agama Islam, puasa Ramadhan
merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim yang sudah baligh dan
sehat secara fisik maupun mental.

3. Mengajarkan Solidaritas

Puasa Ramadhan juga mengajarkan manusia agar lebih peduli kepada sesama dan banyak melakukan
sedekah. Rasa lapar dan haus juga bisa meningkatkan solidaritas sosial kepada orang miskin sehingga
kita turut bisa merasakannya.

4. Melatih Disiplin

Melatih disiplin merupakan hikmah puasa Ramadhan berikutnya. Orang yang menjalankan puasa
harus disiplin sejak mulai fajar hingga berbuka. Kita harus bangun lebih awal untuk sahur dan
menahan diri dari makanan dan minuman selama sepanjang hari.

5. Mengasah Kesabaran

Bulan Ramadhan merupakan bulan kesabaran dengan balasan surga. Pada bulan ini juga akan
ditambahkan rezeki bagi orang mukmin. Puasa mengajarkan kita untuk bersabar dalam menghadapi
kesulitan dan rintangan dalam hidup. Dalam menjalankan ibadah puasa, kita dituntut untuk menahan
lapar, dahaga dan godaan-godaan lainnya. Kita juga harus menahan diri dari perilaku buruk dan
membiasakan diri untuk berpikir positif dan berdoa.

14
6. Mensyukuri Nikmat Allah

Mensyukuri nikmat Allah merupakan tindakan penting yang harus dilakukan oleh setiap insan yang
beriman. Terkadang kita terlalu terlena dengan kehidupan sehari-hari dan lupa bahwa semua yang kita
miliki merupakan karunia dari Allah SWT.

7. Terjaga dari Perbuatan Tercela

Hikmah puasa Ramadhan berikutnya yaitu menjaga seseorang dari perbuatan tercela yang kurang baik
seperti dalam hal perkataan dan perbuatan. Perbuatan tercela bisa merusak akhlak dan moralitas
seseorang serta bisa membuatnya menjauh dari jalan kebaikan yang telah ditunjukkan oleh Allah
SWT dan Rasul-Nya.

8. Sebagai Ladang Amal

Puasa Ramadhan berikutnya memberikan hikmah bagi setiap muslim untuk meningkatkan
kesungguhan dan keimanan agar diampuni dosanya dan dijadikan sebagai manusia yang bertaqwa.
Dalam puasa Ramadhan, seluruh amal baik yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya oleh
Allah SWT.

9. Menjadi Manusia Qurani

Allah juga mengkhususkan bulan Ramadhan sebagai syahrul quran atau bulan Al-Quran. Sebab pada
bulan suci ini, diturunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Menjadi manusia Qurani
merupakan cita-cita bagi setiap umat muslim yang ingin hidup sesuai dengan ajaran Islam dan Al-
Quran.

10. Meleburkan Dosa

Meleburkan dosa jadi hikmah puasa Ramadhan berikutnya dengan syarat menjalankan keimanan yang
sungguh-sungguh. Dalam agama Islam, meleburkan dosa merupakan sebuah konsep penting yang
dianggap sebagai bentuk pengampunan atas dosa yang pernah dilakukan.

11. Didoakan oleh Malaikat

Hikmah puasa Ramadhan yaitu setiap orang yang menjalankan puasa akan didokan oleh malaikat. Hal
ini karena puasa Ramadhan merupakan salah satu bentuk ibadah yang paling utama di dalam agama
Islam.

12. Menjadi Penghuni Surga

Menjadi penghuni surga merupakan cita-cita setiap muslim yang taat dan beriman. Sebagai tempat
yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan, surga dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang-
orang yang beriman dan beramal saleh.

15
13. Mendapatkan Ampunan

Mendapat ampunan merupakan salah satu nikmat terbesar yang bisa diberikan oleh Allah SWT
kepada hamba-Nya. Dalam Islam, ampunan Allah SWT sangatlah penting dan ditekankan dalam
banyak ayat Al-Qur'an.

14. Dibebaskan dari Api Neraka

Puasa Ramadhan memiliki banyak manfaat spiritual, salah satunya membantu umat muslim untuk
terbebas dari api neraka. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam
muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda "Puasa dan al-Quran akan memberikan syafa'at kepada
seorang hamba.

15. Menunjukan Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan

Ibadah memiliki tujuan yang penting bagi setiap muslim. Dalam melaksanakan ibadah, seorang
muslim seharusnya memiliki niat yang kuat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta
berusaha untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

16
2.6 PUASA DAN PEMBENTUKAN INSAN BERKARAKTER
Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Bulan ini, dianggap sebagai
bulan yang penuh berkah, rahmah dan penuh ampunan (maghfirah). Ibadah puasa pada Ramadan
mempunyai orientasi pada pembentuk karakter diri seseorang menuju derajat mulia yaitu
takwa di hadapan Allah Tuhan semesta alam, sehingga orang yang menjalankan puasa atas
dasar iman dan keyakinan kepada Allah ditempatkan di tempat yang terbaik dan muliakan di
sisi-Nya, sehingga hanya Allah yang dapat menilai kualitas ibadah puasa yang dilakukan oleh
seseorang apakah orang tersebut benar-benar bertakwa atau tidak.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 183, “Wahai orang-
orang beriman diwajibkan atasmu puasa seperti apa yang telah diwajibkan orang-orang
sebelummu agar kamu bertakwa.
Melalui ayat tersebut, menjadikan setiap diri untuk menciptakan nilai takwa menjadi suatu kewajiban
di bulan Ramadan ini. Setiap diri ini, sangat dianjutkan untuk bisa melewati ujian ketaqwaan diri.
Baik melalui ujian kesabaran, melatih diri untuk menahan hawa nafsu dari makan dan minum,
menahan diri dari perkataan dan perbuatan sia-sia termasuk riya.
Intinya, melalui puasa itupula kita diharapkan mampu mengendalikan hawa nafsu dan keinginan yang
buruk, sehingga secara tidak langsung puasa juga mengandung makna pembangunan atau
pembentukkan karakter, penguasaan atas hawa nafsu dan suatu inspirasi ke arah kreativitas individual
dan sosial. Sehingga, dengan begitu puasa merupakan salah satu pilar fundamental tegaknya
bangunan Islam.
Kenyataan itu seiring dengan motivasi dan cita-cita besar Allah yang mewajibkan umat Islam
berpuasa agar selebihnya manusia mampu menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya. Terlebih,
kelebihan puasa dari ritual upacara ibadah lainnya dalam Islam adalah karena sifatnya yang bersifat
pribadi dan tersembunyi alias tidak terlihat oleh pandangan kasat manusia. Karena itu tidak salah jika
kita menyebut puasa merupakan ibadah ‘rahasia’.
Allah dalam sebuah hadis qudsi seperti yang tercantum dalam kitab Bukhari dan Muslim berfirman
bahwa puasa adalah milikNya yang pribadi dan Ia pun akan memberikan pahala secara spesial dan
pribadi kepada hamba-hambanya yang diterima amal ibadah puasanya. “Puasa itu untuk-Ku, karena
itu Akulah yang akan memberi ganjaraannya langsung!” (Bihar al-Anwaar 96:255).
Malalui media puasa inilah, manusia diharapkan dapat ingat dan mau kembali kepada jati dirinya
yang suci dan luhur dengan hadirnya kembali nilai-nilai kemanusian yang arif dan bijak. Ketika nilai
fitrah manusia tersebut muncul kembali, maka nilai persamaan dan solidaritas atas penderitaan sesama
makhluk hidup akan dapat hadir kembali mewarnai hari-hari anak Adam, seiring nilai-nilai yang
diajarkan dalam media puasa.
Dengan begitu, maka sangat jelas adanya bahwa Bulan Ramadhan ini sebenarnya punya maksud dan
nilai yang sangat mulia yang tidak hanya terbatas pada pembentukan pribadi-pribadi yang shaleh tapi

17
juga membentuk karakter building sebuah masyarakat (bangsa) yang saleh dan kokoh.
Karena puasa sebenarnya sarat dengan pesan etika kesalehan sosial yang sangat tinggi, seperti
pengendalian diri, disiplin, kejujuran, kesabaran, solidaritas dan saling tolong-menolong. Ini
merupakan sebuah potret yang mengarah kepada eratnya keshalihan pribadi dengan keshalihan sosial.
Sehingga, tanpa tersadari pelaksanaan puasa saat ini sejatinya bagian dari salah satu upaya dalam
melakukan pendidikan karakter pada diri sendiri, sebab kalau kita puasa pasti menjaga diri dari hal
yang membatalkan puasa, dan harus pula menjaga mulut atau lisan untuk berbicara yang tidak baik.
Melalui puasa Ramadan inilah kita bisa jadikan realitas contoh konkret dari pendidikan karakter yang
bisa kita ambil hikmah dan manfaatnya demi peradaban bangsa yang lebih baik. Sekaligus, sebagai
syarat membentuk karakter dalam mencapai maqam makrifattullah (mengenal Allah) yaitu mencapai
derajat sebagai hamba yang bertakwa (Muttaq?n).

18
BAB II

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan menurut syara’ (ajaran
agama), puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga
terbenam matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat tertentu “. Adapun
hikmah dari berpuasa yaitu :

a. Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama memberikan rasa
lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.

b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap orangorang yang tak
mampu.

c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna dalam berpuasa harus
meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.

d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui apakah seseorang
melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.

e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama berpuasa seseorang tidak
diperbolehkan saling bertengkar.

f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin

g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah menjalankan kebaikan
dan meninggalkan keburukan.

h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah. i. Menjaga kesehatan jasmani.

3.2 SARAN
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik
kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

19
DAFTAR PUTAKA

https://mui.or.id/opini/51566/hakikat-puasa-dan-pengendalian-diri-selama-
ramadhan/#:~:text=Hakikat%20pengertian%20puasa%20tidak%20saja,perbuatan%20dan%20ucapan
%20yang%20diharamkan. (DIAKSES PADA 4 APRIL 2023)

https://www.liputan6.com/islami/read/4925356/5-hakikat-dan-pahala-puasa-bagi-umat-muslim
(DIAKSES PADA 4 APRIL 2023)

https://esqtraining.com/mengapa-allah-swt-memerintahkan-umat-muslim-untuk-puasa/ (DIAKSES
PADA 4 APRIL 2023)

https://www.liputan6.com/hot/read/5018125/7-tujuan-puasa-menurut-islam-pahami-manfaatnya-
untuk-tubuh-dan-jiwa (DIAKSES PADA 4 APRIL 2023)

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6563664/8-manfaat-puasa-dalam-islam-pembersihan-
jiwa-obat-berbagai-penyakit (DIAKSES PADA 4 APRIL 2023)

https://muhammadiyah.or.id/hikmah-spiritual-dan-moral-
puasa/#:~:text=Puasa%20adalah%20suatu%20proses%20penyadaran,dan%20rasa%20kelimpahan%
20rahmat%20Ilahi. (DIAKSES PADA 4 APRIL 2023)

https://katadata.co.id/agung/lifestyle/641056c53d721/15-hikmah-puasa-ramadhan-dan-manfaat-
bagi-yang-mengerjakannya (DIAKSES PADA 4 APRIL 2023)

https://www.harianbhirawa.co.id/puasa-dan-pembentukan-
karakter/#:~:text=Ibadah%20puasa%20pada%20Ramadan%20mempunyai,sisi%2DNya%2C%20sehin
gga%20hanya%20Allah (DIAKSES PADA 4 APRIL 2023)

20

Anda mungkin juga menyukai