Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AGAMA ISLAM

PUASA MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM KAFFA

KELOMPOK 1 AGAMA ISLAM

NAMA :1. FARADIVA AHMAD (2202010063)

2. NADILA NANDINI (2202010091)

3. DARMAWAN ABDULLAH (2202010293)

4. NOURMA ANANDA (2202010282)

5. ROLAND (2202010489)

6.MARCELLI NANDINI (2202010020)

7.HADI ALKATIRI (2202010011)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga dapat melaksanakan ibadah puasa di bulan
Ramadhan sebagai wujud ketaqwaan kita kepada-Nya.

Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan
minum, tetapi juga memiliki nilai-nilai dan manfaat yang sangat besar dalam
membentuk pribadi Muslim yang kaffah. Oleh karena itu, melalui makalah ini,
penulis ingin membagikan pemahaman dan pandangan tentang pentingnya
menjalankan ibadah puasa secara benar dan konsisten, serta bagaimana hal
tersebut dapat membentuk pribadi Muslim yang kaffah.

Makalah ini membahas tentang konsep puasa dalam Islam, manfaat dan nilai-nilai
yang terkandung dalam ibadah puasa, serta cara mengimplementasikan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk pribadi Muslim yang
kaffah. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap dapat memberikan
inspirasi dan motivasi bagi para pembaca untuk menjalankan ibadah puasa secara
bertanggung jawab dan konsisten, sehingga dapat membentuk pribadi Muslim
yang utuh dan berakhlak mulia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk
menerima kritik, saran, dan masukan dari para pembaca. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menjadi bekal bagi kita semua dalam menjalankan
ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan penghayatan.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................…………………... 1

Daftar Isi..................…………………………………… 2

BAB I : Pendahuluan....……..………………………………………….. 3

1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 3

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………

1.3 Tujuan Masalah ........................................................................

BAB II : Pembahasan………………………………………………………………

2.1 Manfaat dan tujuan ibadah puasa di Bulan Ramadhan

2.2 Aktualisasi dan penerapan ibadah puasa dalam konsep Tarbiyah

2.3 Hikmah dan pembelajaran ibadah puasa

2.4. Perintah ibadah puasa di Bulan Ramadhan menurut Al -Quran dan


Hadist Rasullulah

2.5 Relevansi puasa dalam perspektif Tarbiyah dan Tazqiyah Tun Nafsu

BAB III : Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam
agama Islam. Selain sebagai kewajiban agama, puasa juga memiliki banyak
manfaat dan keutamaan yang terkait dengan pembentukan pribadi Muslim yang
kaffah, yaitu pribadi yang utuh, sempurna, dan berakhlak mulia.

Dalam proses puasa, seorang Muslim dituntut untuk menahan diri dari makan,
minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam
matahari. Selain itu, puasa juga mengajarkan untuk mengendalikan nafsu dan
keinginan, meningkatkan kesadaran sosial, serta membentuk keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT.

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih dalam tentang
nilai dan manfaat dari ibadah puasa dalam membentuk pribadi Muslim kaffah.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang konsep puasa dalam Islam,
manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa, serta cara
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk
membentuk pribadi Muslim yang kaffah. Makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pembaca untuk menjalankan ibadah
puasasecara konsisten dan bertanggung jawab, sehingga dapat membentuk pribadi
Muslim yang kaffah dan berakhlak mulia.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja manfaat dan tujuan ibadah puasa di bulan ramadhan?


2. Apa saja aktualisasi dan penerapan ibadah puasa dalam konsep tarbiyah?
3. Jelaskan hikmah dan pembelajaran ibadah puasa!
4. Jelaskan perintah ibadah puasa di Bulan Ramadhan menurut Al – Quran
dan Hadist Rasullulah!
5. Jelaskan relevansi puasa dalam perspektif Tarbiyah dan Tazqiya Tunafsu

3
1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui manfaat dan tujuan ibadah puasa di bulan Ramadhan


2. Dapat memahami dan menjelaskan aktualisasi dan penerapan ibadah puasa
dalam konsep tarbiyah
3. Dapat mengetahui hikmah dan pembelajaran ibadah puasa
4. Dapat memahami perintah ibadah puasa di Bulan Ramadhan menurut Al –
Quran dan Hadist Rasullulah
5. Dapat mengetahui relevansi puasa dalam perspektif Tarbiyah dan Tazqiya
Tun nafsu

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manfaat dan tujuan ibadah puasa di Bulan Ramadhan

Ibadah puasa di bulan Ramadhan memiliki banyak manfaat dan tujuan yang
bisa dirasakan baik secara spiritual maupun fisik.

Beberapa manfaat puasa di antaranya adalah:

 Menjaga kesehatan fisik: Puasa dapat membantu membersihkan racun


dalam tubuh, memperbaiki metabolisme, dan menurunkan berat badan.
 Melatih disiplin: Berpuasa membutuhkan disiplin diri untuk menahan
nafsu makan dan minum selama berjam-jam, sehingga dapat membantu
melatih kekuatan pikiran dan kemauan.
 Mengasah kesabaran: Puasa juga dapat mengasah kesabaran dan
ketahanan mental, karena membutuhkan kemampuan untuk menahan
lapar, dahaga, dan rasa lelah.
 Menumbuhkan kepedulian sosial: Puasa dapat meningkatkan rasa empati
dan kepedulian terhadap sesama yang mungkin tidak seberuntung kita,
seperti orang yang kurang mampu atau sedang mengalami kesulitan.
 Mendekatkan diri kepada Allah: Ibadah puasa merupakan bentuk
pengabdian dan ibadah kepada Allah, sehingga dapat membantu
meningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang.
 Merayakan bulan suci: Bulan Ramadhan dianggap sebagai bulan suci
dalam agama Islam, dan puasa menjadi salah satu cara untuk
merayakannya.

Ada pun tujuan lain dari Puasa Menurut Islam

1. Bertakwa Kepada Allah SWT


Tujuan puasa dalam Islam yang pertama sesuai dengan Al-Quran adalah
untuk bertakwa kepada Allah SWT. Tidak hanya dengan menahan lapar
dan haus, ketakwaan tersebut dapat diperoleh ketika seorang muslim
berniat sungguh-sungguh untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.Hal

5
itu sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi, "Hai orang-orang
yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasasebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah: 183)
2. Menjadi Lebih Bersyukur
Tujuan puasa menurut Islam yang kedua adalah untuk dapat menjadikan
pribadi umat muslim yang selalu bersyukur. Dimana saat melaksanakan
ibadah puasa, seseorang dapat merasakan langsung bagaimana penderitaan
orang lain, sehingga dapat meningkatkan rasa empati dan simpati lalu
muncul juga rasa bersyukur atas apa yang telah dia miliki.Hal ini
sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad yang diriwayatkan Ibnu
Jarir, “Salat adalah bentuk syukur, puasa adalah syukur, semua kebaikan
yang dilakukan adalah bentuk syukur kepada Allah dan sebaik-baik syukur
adalah pujian,”
3. Mendapatkan Pintu Surga
Tujuan puasa menurut Islam yang selanjutnya adalah untuk mendapatkan
pintu surga. Hal itu sebagaimana yang tertuang dalam sebuah hadis
riwayat sahih yang berbunyi "Ketika Ramadan tiba, bukalah pintu-pintu
surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu." (HR Imam
Muslim)
4. Selain untuk mendapatkan pintu surga, seorang muslim juga akan
ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Hal yang didapat ini
menunjukkan betapa mulianya seorang muslim yang mau mengerjakan
ibadah puasa dengan sungguh-sungguh demi mendapat ridha Allah SWT.
5. Introspeksi Diri
Tujuan puasa yang selanjutnya perlu diketahui adalah untuk menjadi
sarana intropeksi diri. Puasa sebagai sarana introspeksi diri manusia
terhadap kehidupan yang telah dijalani. Saat berpuasa, seorang muslim
tengah menahan hawa nafsu, sehingga seorang muslim tentu akan lebih
fokus dalam menjalankan ibadah.Saat fokus beribadah, maka jiwa dan
raga pun akan senantiasa merasa lebih tenang. Ketenangan ini yang
mampu mendatangkan suasana hati yang baik untuk kemudian melakukan
introspeksi diri. Fungsi dari introspeksi diri ini untuk mengingat kembali

6
perbuatan kita di masa lampau dan berusaha untuk menjadi pribadi yang
lebih baik.
6. Melatih Untuk Menahan Diri
Tujuan puasa yang biasa diambil adalah untuk melatih menahan diri dari
segala perbuatan maksiat. Jika tidak berpuasa, maka manusia dapat
melakukan berbagai hal secara berlebihan. Seperti makan hingga terlalu
kenyang atau melakukan kegiatan yang berpotensi dapat merugikan diri
sendiir hingga orang lain.
7. Menghindari Perbuatan Maksiat
Tujuan puasa yang terakhir adalah untuk menghindarkan diri dari
perbuatan maksiat. Selain makan dan minum, berpuasa juga senantiasa
menjaga seorang muslim dari perbuatan maksiat yang sia-sia jika
dilakukan. Salah satunya yakni melakukan kejahatan dan berbohong.

Dengan berpuasa, maka umat muslim akan merasa dilindungi dan semakin
dilihat perilakunya oleh Allah SWT. Hal ini membuat umat muslim yang sedang
melakukan puasa akan lebih focus dan melakukan yang terbaik untuk bisa
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuan utama dari ibadah puasa di bulan
Ramadhan adalah untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan memperbaiki
karakter manusia, serta untuk menumbuhkan sikap tawakal dan kesabaran dalam
menjalani kehidupan. Selain itu, ibadah puasa juga merupakan salah satu bentuk
ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam, sehingga umat muslim di seluruh
dunia berpuasa dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
meningkatkan keimanan.

2.2 Aktualisasi dan penerapan ibadah puasa dalam konsep Tarbiyah

Tarbiyah adalah sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi
sedikit oleh seorang pendidik. Pandai memotivasi dan memiliki kemampuan yang
matang merupakan hal yang penting dalam keberhasilan tarbiyah. Konsep
tarbiyah dalam Islam mengacu pada proses pengembangan pribadi secara holistik,
yang meliputi aspek spiritual, moral, sosial, dan intelektual.

7
Ibadah puasa dalam konsep tarbiyah dapat diaktualisasikan dan diterapkan dalam
beberapa cara, di antaranya:

 Pengembangan kesabaran dan ketahanan diri: Puasa dapat membantu


mengasah kemampuan untuk menahan diri dari godaan dan dorongan yang
negatif, seperti makanan dan minuman yang dilarang saat berpuasa. Hal
ini dapat membantu meningkatkan kesabaran dan ketahanan diri, yang
merupakan aspek penting dalam tarbiyah.
 Meningkatkan kualitas ibadah: Puasa juga dapat membantu meningkatkan
kualitas ibadah seseorang, karena pada saat berpuasa, seseorang lebih
fokus pada ibadah dan lebih sadar akan kebutuhan spiritualnya. Dengan
demikian, puasa dapat membantu dalam proses pengembangan spiritual
seseorang.
 Memperkuat keimanan: Puasa juga dapat membantu memperkuat
keimanan seseorang, karena pada saat berpuasa, seseorang lebih sadar
akan ketergantungan dan keterikatan dengan Allah. Hal ini dapat
membantu dalam proses pengembangan spiritual dan memperkuat
hubungan dengan Allah.
 Meningkatkan kesadaran sosial: Puasa juga dapat membantu
meningkatkan kesadaran sosial seseorang, karena pada saat berpuasa,
seseorang lebih sadar akan kebutuhan orang lain dan lebih terbuka untuk
membantu sesama yang membutuhkan.
 Mengembangkan karakter yang baik: Puasa dapat membantu
mengembangkan karakter yang baik, seperti kesabaran, ketahanan,
kejujuran, dan tanggung jawab. Hal ini dapat membantu dalam proses
pengembangan pribadi secara holistik, yang merupakan tujuan utama dari
konsep tarbiyah.

Dalam penerapannya, ibadah puasa dalam konsep tarbiyah dapat dijadikan


sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup secara holistik, dengan cara
mengembangkan karakter yang baik, meningkatkan kualitas ibadah, memperkuat
keimanan, meningkatkan kesadaran sosial, dan mengembangkan kesabaran dan

8
ketahanan diri. Hal ini dapat membantu dalam proses pengembangan pribadi yang
lebih baik, dan memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama.

2.3 Hikmah dan pembelajaran ibadah puasa

Hikmah dan pembelajaran yang bisa diambil dari melaksanakan puasa:

 Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.


 Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-
sama memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
 Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka memberi, serta peduli
terhadap orang-orang yang tak mampu.
 Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karena
dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan
puasa.
 Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karena dapat mengetahui
apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
 Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama
berpuasa seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
 Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
 Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah
menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
 Menjaga kesehatan jasmani.

2.4 Perintah ibadah puasa di Bulan Ramadhan menurut Al -Quran dan Hadist
Rasullulah

Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu ibadah wajib yang diatur
dalam Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah. Berikut adalah perintah ibadah puasa di
bulan Ramadhan menurut Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah:

9
 Dalil Puasa Ramadan yang Terdapat dalam Al Quran :

Dalil puasa Ramadan dalam Al Quran termaktub dalam surat Al Baqarah, yakni
pada ayat-ayat berikut ini:

1. Surat Al Baqarah Ayat 183

١٨٣ - ‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

2. Surat Al Baqarah Ayat 184

‫َاَّياًم ا َّم ْعُد ْو ٰد ٍۗت َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم َّم ِرْيًضا َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِّم ْن َاَّياٍم ُاَخ َر ۗ َو َع َلى اَّلِذ ْيَن ُيِط ْيُقْو َنٗه ِفْد َيٌة َطَع اُم ِم ْس ِكْيٍۗن‬
١٨٤ - ‫َفَم ْن َتَطَّوَع َخْيًرا َفُهَو َخْيٌر َّلٗه ۗ َو َاْن َتُصْو ُم ْو ا َخْيٌر َّلُك ْم ِاْن ُكْنُتْم َتْع َلُم ْو َن‬

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit
atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak
hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang
berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang
miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu
lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

3. Surat Al Baqarah Ayat 185

ۗ‫َش ْهُر َر َم َض اَن اَّلِذ ْٓي ُاْنِز َل ِفْيِه اْلُقْر ٰا ُن ُهًدى ِّللَّناِس َو َبِّيٰن ٍت ِّم َن اْلُهٰد ى َو اْلُفْر َق اِۚن َفَم ْن َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّش ْهَر َفْلَيُص ْم ُه‬
‫َو َم ْن َك اَن َم ِرْيًضا َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِّم ْن َاَّياٍم ُاَخ َر ۗ ُيِرْي ُد ُهّٰللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو اَل ُيِر ْي ُد ِبُك ُم اْلُعْس َر ۖ َو ِلُتْك ِم ُل وا اْلِع َّدَة‬
١٨٥ - ‫َو ِلُتَك ِّبُروا َهّٰللا َع ٰل ى َم ا َهٰد ىُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,


sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu

10
mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."

4. Surat Al Baqarah Ayat 187

ۗ ‫ِلَباٌس َّلُهَّن ۗ َع ِلَم ُهّٰللا َاَّنُك ْم ُكْنُتْم َتْخ َتاُنْو َن َاْنُفَس ُك ْم َفَتاَب َع َلْيُك ْم َو َع َفا َع ْنُك ْم ۚ َفاْلٰٔـ َن َباِش ُرْو ُهَّن َو اْبَتُغ ْو ا َم ا َكَتَب ُهّٰللا َلُك ْم‬
‫َو ُك ُل ْو ا َو اْش َر ُبْو ا َح ّٰت ى َيَتَبَّيَن َلُك ُم اْلَخْي ُط اَاْلْبَيُض ِم َن اْلَخْي ِط اَاْلْس َوِد ِم َن اْلَفْج ِۖر ُثَّم َاِتُّم وا الِّص َياَم ِاَلى اَّلْي ِۚل َو اَل‬
١٨٧ - ‫ُتَباِش ُرْو ُهَّن َو َاْنُتْم َعاِكُفْو َۙن ِفى اْلَم ٰس ِج ِد ۗ ِتْلَك ُح ُد ْو ُد ِهّٰللا َفاَل َتْقَر ُبْو َهۗا َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا ٰا ٰي ِتٖه ِللَّناِس َلَع َّلُهْم َيَّتُقْو َن‬

Artinya: "Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu.
Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima
tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah
apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas
bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri
mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, agar mereka bertakwa."

 Dalil Puasa Ramadan yang Terdapat dalam Hadits :

Selain dalam Al Quran, dalil puasa Ramadan juga dijelaskan dalam sejumlah
hadits. Dikutip dari Hadits Shahih Bukhari Muslim yang disusun oleh Muhammad
Fu'ad Abdul Baqi dan Kitab Riyadhus Shalihin yang ditulis oleh Imam An-
Nawawi, berikut beberapa hadits yang menerangkan tentang puasa:

1. HR Bukhari

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

‫ُصوُم وا ِلُر ْؤ َيِتِه َو َأْفِط ُروا ِلُر ْؤ َيِتِه َفِإْن ُغ ِّبَي َع َلْيُك ْم َفَأْك ِم ُلوا ِع َّدَة َشْع َباَن َثاَل ِثيَن‬

11
Artinya: "Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena
melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan
Sya'ban sampai tiga puluh hari."

2. HR Bukhari dan Muslim

Dari Thalhah bin Ubaidillah RA, bahwa seorang datang kepada Nabi SAW dan
bertanya, yang artinya:

"Ya Rasulullah, katakan padaku apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang
puasa?" Beliau menjawab, "Puasa Ramadan". "Apakah ada lagi selain itu?".
Beliau menjawab, "Tidak, kecuali puasa sunnah."

3. HR Ahmad

‫َقْد َج اَء ُك ْم َش ْهُر َر َم َض اَن َش ْهٌر ُمَباَر ٌك اْفَتَرَض ُهَّللا َع َلْيُك ْم ِصَياَم ُه ُيْفَتُح ِفيِه َأْبَو اُب اْلَج َّنِة َو ُتَغُّل ِفيِه الَّش َياِط يُن ِفيِه‬
‫َلْيَلٌة َخْيٌر ِم ْن َأْلِف َشْهٍر َم ْن ُح ِر َم َخْيَر َها َفَقْد ُح ِر َم‬

Artinya: "Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan
kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-
pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih
baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti
ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan)."

4. HR Muttafaq Alaih

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW beliau bersabda yang artinya:

"Janganlah seorang dari kalian mendahului Ramadan dengan berpuasa sehari atau
dua hari, kecuali bagi orang yang sudah terbiasa puasa, maka dia boleh berpuasa
pada hari itu."

Itulah sejumlah dalil puasa Ramadan yang terdapat dalam Al Quran dan hadits.
Semoga senantiasa menambah keimanan kita untuk menjalankan ibadah puasa
amin.

12
2.5 Relevansi puasa dalam perspektif Tarbiyah dan Tazqiyah Tun Nafsu

Tarbiyah dan tazkiyah tun nafsu adalah dua konsep penting dalam Islam yang
berhubungan dengan pengembangan pribadi dan spiritual.Tarbiyah berarti
pengasuhan atau pendidikan, dan dalam konteks Islam, tarbiyah mengacu pada
proses membentuk pribadi seseorang agar menjadi manusia yang baik dan
bermanfaat bagi masyarakat. Tarbiyah meliputi aspek-aspek seperti akhlak,
pengetahuan agama, keterampilan sosial, dan keterampilan akademik. Dalam
Islam, tarbiyah dilakukan oleh orang tua, guru, dan pemimpin masyarakat, dan
bertujuan untuk membentuk generasi yang baik dan bermanfaat bagi
masyarakat.Tazkiyah tun nafsu, atau juga dikenal sebagai tasawuf, berarti
membersihkan jiwa atau mengembangkan spiritualitas. Tazkiyah tun nafsu
bertujuan untuk membersihkan hati dan jiwa dari sifat-sifat negatif seperti
keserakahan, kebencian, dan kedengkian, dan menggantinya dengan sifat-sifat
positif seperti kasih sayang, keikhlasan, dan ketabahan. Dalam Islam, tazkiyah tun
nafsu dianggap sebagai bagian penting dari pengembangan pribadi, karena
menurut ajaran Islam, manusia tidak hanya memiliki dimensi fisik, tetapi juga
dimensi spiritual yang perlu dikembangkan. Tazkiyah tun nafsu dapat dilakukan
melalui berbagai praktik, seperti dzikir, shalat, puasa, dan introspeksi diri.

Puasa memiliki relevansi yang sangat penting dalam perspektif tarbiyah dan
tazkiyah tun nafsu dalam Islam. Puasa merupakan salah satu ibadah yang paling
utama di dalam Islam dan memiliki banyak manfaat baik secara fisik, mental,
maupun spiritual.

Dalam konteks tarbiyah, puasa merupakan sarana untuk melatih disiplin diri dan
mengendalikan hawa nafsu. Selama berpuasa, seseorang diharuskan menahan diri
dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam
matahari. Hal ini akan membantu seseorang melatih kemampuan untuk menahan
diri dan mengendalikan hawa nafsu, sehingga dapat membentuk kepribadian yang
baik dan disiplin.

Sedangkan dalam konteks tazkiyah tun nafsu, puasa merupakan sarana untuk
membersihkan hati dan jiwa dari sifat-sifat negatif. Saat berpuasa, seseorang

13
diharuskan menahan diri dari makan dan minum, sehingga memperkuat kesadaran
diri bahwa hanya Allah yang memberi rezeki dan mengontrol segala hal di dalam
hidup. Selain itu, puasa juga dapat membantu seseorang meningkatkan kualitas
ibadah dan meningkatkan kesadaran diri tentang keberadaan Allah, sehingga
dapat membersihkan hati dan jiwa dari sifat-sifat negatif seperti keserakahan dan
kedengkian

Dengan demikian, puasa memiliki peran penting dalam pengembangan pribadi


dan spiritual seseorang dalam Islam. Melalui puasa, seseorang dapat mengasah
kemampuan untuk mengendalikan diri dan membersihkan hati dan jiwa dari sifat-
sifat negatif, sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik dan spiritualitas
yang lebih kuat

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan makalah dengan judul "Puasa Membentuk Pribadi Muslim


Kaffah", dapat disimpulkan bahwa puasa memiliki peran penting dalam
membentuk kepribadian muslim yang utuh dan kaffah. Puasa tidak hanya
bermanfaat secara fisik, tetapi juga memiliki manfaat spiritual yang besar bagi
seseorang.Dalam perspektif tarbiyah, puasa dapat membantu seseorang untuk
melatih disiplin diri dan mengendalikan hawa nafsu, sehingga membentuk
kepribadian yang baik dan disiplin. Dalam perspektif tazkiyah tun nafsu, puasa
dapat membantu membersihkan hati dan jiwa dari sifat-sifat negatif seperti
keserakahan dan kedengkian, sehingga membentuk spiritualitas yang lebih kuat.

Dalam Islam, puasa dianggap sebagai ibadah yang paling utama, dan umat
muslim diwajibkan untuk melaksanakannya pada bulan Ramadan setiap tahunnya.
Selain itu, puasa juga dapat dilakukan di luar bulan Ramadan sebagai bentuk
ibadah sukarela.Dalam kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa puasa merupakan
sarana yang sangat efektif untuk membentuk kepribadian muslim yang utuh dan
kaffah. Melalui puasa, seseorang dapat mengasah kemampuan untuk
mengendalikan diri dan membersihkan hati dan jiwa dari sifat-sifat negatif,
sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik dan spiritualitas yang lebih
kuat.

Oleh karena itu, setiap muslim diharapkan untuk melaksanakan puasa dengan
penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga dapat meraih manfaat spiritual yang
besar dari ibadah ini.

3.2 SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,


akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

15
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

TERIMA KASIH

16

Anda mungkin juga menyukai