Disusun oleh:
1. Ayu Tyas Kusumaningrum 231121034
2. Rindu Prisca 231121035
3. Novandi Ramadhan 231121036
4. Trio Saputro 231121045
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, utusan Allah yang menjadi suri tauladan bagi umat
manusia. Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas akademik yang kami
emban dalam rangka mengeksplorasi suatu topik yang relevan dengan
bidang studi kami. Melalui makalah ini, kami berusaha untuk menggali dan
menganalisis informasi serta konsep yang terkait dengan topik yang telah
kami pilih.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberkahi segala usaha kita
dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Hukum Puasa 6
2.1.1 Pengertian Puasa 6
2.1.2 Rukun dan Syarat Berpuasa 7
2.1.3 Adab Berpuasa (Sunah dan Pembatal) 8
2.1.4 Hikmah Syar’ 9
2.2 Macam Macam Puasa 9
2.2.1 Puasa Wajib 10
2.2.2 Puasa Sunah 10
2.2.3 Puasa yang diharamkan dan dimakruhkan 11
2.2.4 Waktu Pelaksanaan Puasa 13
2.2.5 Keutamaan Puasa Sunah 13
2.2.6 Hikmah Syar’i 15
BAB III 18
PENUTUP 18
2.3 Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum puasa sebagai salah satu rukun Islam, memiliki aturan yang
telah ditetapkan dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.
Pengetahuan mengenai hukum-hukum puasa, mulai dari syarat-syarat
sahnya hingga hal-hal yang membatalkan puasa, menjadi dasar penting
bagi setiap Muslim untuk menjalankan ibadah puasa dengan benar.
4
1.3 Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
menahan makan, minum, dan syahwat selama hari bersamaan dengan
berbukanya pada waktu terpilih.
Baligh : Orang yang belum masuk ke dalam usia baligh, seperti anak
anak, tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa.
Sehat : Orang harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani untuk
melakukan ibadah puasa.
Suci dari haid dan nifas : Wanita yang sedang haid atau nifas tidak
diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa.
Rukun Puasa
Menahan diri dari hal yang membatalkan puasa: Orang harus menahan
diri dari tindakan yang membatalkan ibadah puasa, seperti makan,
minum, keluar air mani yang tidak disengaja, muntah yang disengaja,
dan sebagainya.
7
2.1.3 Adab Berpuasa (Sunah dan Pembatal)
1. Sunnah
2. Pembatal:
8
2.1.4 Hikmah Syar’i
9
2.2 Macam Macam Puasa
1. Puasa Ramadan :
2. Puasa Qadha:
3. Puasa Nazar:
1. Puasa Syawal:
2. Puasa Arafah:
10
3. Puasa Asyura dan Tasu'a:
4. Puasa Daud:
5. Puasa Tarwiyah:
Puasa Senin dan Kamis adalah berpuasa pada hari Senin dan Kamis
setiap minggu.
7. Puasa Zulhijjah:
9. Puasa Kafarat:
Puasa orang sakit yang tidak bisa berpuasa tidak diharamkan, namun
puasa yang dilakukan sakit dianggap makruh.
11
3. Puasa perempuan hamil:
5. Puasa orang yang sudah sangat renta dan khawatir ada bahaya
yang cukup berat:
Puasa orang yang sangat renta dan khawatir ada bahaya yang cukup
berat tidak diharamkan, namun puasa yang dilakukan orang yang ini
dianggap makruh.
Puasa pada hari syakk atau diragukan tidak diharamkan, namun puasa
yang dilakukan pada hari syakk atau diragukan dianggap makruh.
7. Puasa pada separuh terakhir bulan Sya’ban kecuali bagi orang yang
berpuasa dalam:
Puasa pada separuh terakhir bulan Sya’ban kecuali bagi orang yang
berpuasa dalam tidak diharamkan, namun puasa yang dilakukan pada
separuh terakhir bulan Sya’ban kecuali bagi orang yang berpuasa
dalam dianggap makruh.
Puasa wishal, yang berarti puasa satu hari bersambung dengan puasa
hari berikutnya, tidak diharamkan, tetapi ada ulama yang
menganggapnya haram.
12
2.2.4 Waktu Pelaksanaan Puasa
Keutamaan adalah menebus dosa satu tahun yang lalu dan yang
akan datang. Selain itu, hari Arafah termasuk hari di mana Allah
banyak membebaskan hamba-Nya dari siksa api neraka.
13
Puasa ini disunahkan pada tanggal 10 dan 9 Muharram.
Keutamaannya menghapus dosa satu tahun ke belakang.
2. Menghapuskan Dosa
14
6. Mengikuti Sunah Nabi
1. Persfektif religius
2. Persfektif Medis
15
pasien dengan terapi puasa.
3. Perspektif Psikologis
4. Perspektif Sosial
16
kekurangan merasakannya sepanjang tahun. Perasaan ini akan
mendorong seseorang untuk bersedekah dan menghilangkan sikap
individualisnya sehingga tercipta hubungan harmonis antara orang
kaya dan miskin.
17
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Ajib, Muhammad. 2019. Fiqih puasa dalam mahzab syafi’i. Rumah fiqih
publishing: Jakarta selatan.
Naskah,Ahmad. 2020. Waktu puasa dimulai dari imsak atau azan subuh.
Kompas.com,
https://www.kompas.com/ramadhan/read/2020/05/11/030500672/waktu-
puasa-dimulai-dari-imsak-atau-azan-subuh-ini-penjelasannya.
19
20