Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PUASA RAMADAN

Disusun Untuk memenuhi Mata Kuliah : PAI

Dosen Pembimbing
Dra. Nur Asyiah Siregar, M.Pd.I

Disusun oleh :
FANI FADILA
2206020014

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS AL WASLIYAH (UNIVA)
TAHUN 2022

2
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga menyusun dapat menyelesaikan naskah dengan
judul makalah puasa Ramadan. WhatsApp bukan istilah yang asing di
telinga kita apalagi di indonesia yang mayoritas penduduknya beragama
Islam. Namun tidak sedikit yang belum mengerti apa itu puasa dan hal-hal
yang berhubungan dengan puasa itu sendiri. Oleh karena itu, selain untuk
memenuhi tugas dari mata pelajaran PAI. Menyingkap tabir puasa ini juga
merupakan usaha penyusunan sebagai pengantar menuju pintu
pemahaman puasa. Dan ini bukanlah merupakan pembahasan dari ibadah
puasa.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan naskah yang saya
susun ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan. Akhirnya sambil
mengharapkan kritik dan saran yang membangunkan untuk masa
mendatang, penyusun pun berharap naskah yang sederhana ini dapat
bermanfaat

Medan, Oktober 2022


Hormat Saya

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 pengertian puasa 2
2.2 Macam-macam Puasa Ramadhan 2

BAB III PENUTUP 6


3.1 Kesimpulan 6
3.2 Saran 6

DAFTAR PUSTAKA 7

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep puasa dalam pemaknaan istilah seringkali dimaknai
dalam pengertian sempit sebagai suatu prosesi menahan lapar dan
haus serta yang membatalkan puasa yang dilakukan pada bulan
Ramadan. Padahal hakikat puasa yang sebenarnya adalah menahan
diri untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Selain itu, puasa juga memberikan ilustrasi solidaritas Muslim
terhadap umat lain yang berada pada kondisi hidup miskin. Dalam
konteks ini, interaksi sosial dapat digambarkan pada konsepsi lapar
dan haus yang dampaknya akan memberikan kemungkinan adanya
tenggang rasa antar umat manusia.
Pengkajian tentang hakikat puasa ini dapat dikatakan universal
dan meliputi seluruh kehidupan manusia baik kesehatan, interaksi
sosial keagamaan ekonomi budaya dan sebagainya. Begitu universal
dan kompleksnya makna puasa hendaknya menjadi acuan bagi
muslim dalam mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari.
Dengan pengertian lain puasa dapat dijadikan pedoman hidup.
Adapun macam-macam puasa ditinjau dari hukumnya, puasa
bisa diklasifikasikan menjadi puasa wajib, puasa Sunnah, puasa
haram dan puasa makruh. Untuk melaksanakan puasa baik puasa
wajib ataupun sunnah mempunyai syarat-syarat dan juga rukunnya.
Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan oleh seluruh
umat Islam di dunia. Diwajibkannya puasa atas umat Islam
mempunyai hikmah yang dalam, yakni merealisasikan ketakwaan
kepada Allah SWT. Puasa mempunyai faedah bagi rohani dan
jasmani, dan dalam aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum
muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa
juga menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada

1
Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dasar hukum pelaksanaan puasa?
2. Apa saja syarat dan rukunnya?
3. Apa saja hal-hal yang sunnah dalam berpuasa?
4. Apa saja yang membatalkannya?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah, juga agar para pembaca mengetahui dan
memahami pengertian sholat secara lebih luas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PUASA
Pengertian puasa- siapa sih yang tidak mengenal ibadah puasa? Grameds
pasti sudah tahu kan kalau ibadah puasa ini adalah ibadah yang
mengharuskan manusia yang melaksanakan ibadah ini untuk menahan
lapar serta segala sesuatu menurut kepercayaan masing-masing.

Mengapa demikian? Karena diketahui bahwa pelaksanaan ibadah puasa


dinilai berbeda tergantung dengan kebijakan serta tata cara yang
ditetapkan kepercayaan tertentu. Ibadah puasa kerap dilakukan dalam
rangka untuk memenuhi ibadah yang ada dalam suatu agama atau
kewajiban yang harus dilaksanakan umat dalam kepercayaan suatu
agama. Di agama Islam sendiri, puasa menjadi ibadah wajib yang harus
dilakukan oleh umatnya. Hal ini dibuktikan dengan masuknya ibadah
puasa dalam urutan ketiga di rukun Islam. Puasa wajib yang ada di agama
Islam biasanya disebut dengan puasa Ramadan.
Sama seperti namanya, puasa Ramadan ini dilaksanakan ketika sudah
memasuki tanggal 1 bulan Ramadan menurut tanggalan hijriyah. Secara
harfiah, pelaksanaan puasa Ramadan dilakukan selama satu bulan penuh
dalam bulan Ramadan, yang artinya sekitar 29 sampai 30 hari.
Seperti yang grameds tahu dalam melaksanakan ibadah puasa di agama
Islam, umat muslim diberi kewajiban untuk menahan diri dari lapar, haus,
serta berbagai hal yang memiliki potensi membatalkan ibadah puasa.
Periode pelaksanaan puasa sendiri dimulai dari saat matahari terbit
ditandai dengan insang dan diakhiri ketika matahari sudah terbenam
ditandai dengan dikumandangkannya adzan maghrib.
Nah grameds dalam artikel ini kami akan mengajak grameds untuk
mempelajari mengenai pengertian puasa dalam agama Islam dengan
beberapa pengetahuan lain seperti jenis puasa dalam agama Islam, syarat
puasa rukun puasa hal yang disunahkan saat berpuasa, hal-hal yang dapat

3
membatalkan puasa, waktu haram berpuasa, orang yang boleh
membatalkan puasa serta hikmah berpuasa dalam agama Islam.

2.2 ACAM-MACAM PUASA RAMADHAN


Seperti dengan namanya, puasa wajib merupakan puasa yang harus
dijalankan oleh semua umat Islam. Jika umat Islam melakukannya maka
mereka akan mendapatkan pahala, sedangkan jika tidak melakukannya
maka akan mendapatkan dosa.
Puasa berhukumnya wajib terbagi menjadi tiga jenis, simak penjelasannya
berikut ini.
 Puasa Ramadan
Puasa Ramadan merupakan jenis puasa paling umum karena merupakan
puasa wajib selama sebulan penuh pada bulan Ramadan bagi setiap umat
Islam yang sudah balig. Perintah melaksanakan ibadah puasa pada bulan
suci Ramadan disampaikan dalam Alquran surat al-baqarah ayat 183.

Bulan Ramadan identik dengan suasana yang tidak didapatkan di bulan-


bulan lainnya. Mulai dari suasana sahur maupun buka bersama, tarawih,
hingga serunya takbiran di akhir bulan Ramadan dalam rangka
menyambut hari lebaran.

 Puasa Nazar
Jenis kedua dari puasa wajib adalah puasa nazar. Massa jenis ini adalah
puasa yang dijanjikan oleh diri sendiri ketika meniatkan suatu hajat. Ketika
hajat itu tercapai, maka wajib hukumnya bagi yang berjanji untuk
menunaikan puasanya. Baju muslimah tidak sanggup membayar puasa
nazarnya, ada alternatif untuk membayarnya. Puasa bisa digantikan
dengan memberi makan ke 10 orang miskin, memerdekakan satu orang
budak, atau memberi sebuah pakaian kepada 10 orang miskin.

4
 Puasa Denda Atau Kafarat
Jenis terakhir dari puasa wajib adalah puasa denda, yakni puasa yang
dilakukan setelah seorang muslim bermaksiat atau berdosa. Dalam kata
lain, puasa ini adalah penebusan atas pelanggaran yang dilakukan. Jumlah
puasa yang harus ditunaikan beragam, tergantung pelanggaran yang
dilakukan. Bahkan, ada yang jumlahnya mencapai puasa sebanyak 60 hari
berturut-turut

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan
menurut syara (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari segala
yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari
karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat tertentu"
adapun hikmah dari berpuasa yaitu:
1. Menambahkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena
sama-sama memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-
ketentuan lainnya.
2. Menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan suka memberi, serta
peduli terhadap orang-orang yang tak mampu.
3. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan,
karena dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat
membatalkan puasa.
4. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karena dapat
mengetahui apakah seseorang melakukan puasa atau tidak
hanyalah diri sendiri.
5. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran
selama berpuasa seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
6. Menanamkan sikap jujur dan disiplin

5
7. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu sehingga
mudah menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
8. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah
9. Menjaga kesehatan jasmani.

3.2 SARAN
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan
makalah ini dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik
kualitasnya di masa mendatang mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua terima kasih.

6
DAFTAR PUSTAKA

Noferiyatno Dahsyat Mentoring ForTeenager. Solo: PT Era Adicitra


Intermedia. Rahmat, Fajar Basuki Aqidah Akhlak MA kelas XII.
Bantul: Terbit Multi Creative Aqidah Akhlak MA kelas X.
Bantul: Terbit Multi Creative. Team Guru Bina PAI MA Aqidah Akhlak MA
kelas XII. Sragen: CV Akik Pustaka Aqidah Akhlak MA kelas XI.
Sragen: CV Akik Pustaka. 7

Anda mungkin juga menyukai