Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN, RUKUN, DAN HIKMAH PUASA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah : FIQIH 1(IBADAH)

Dosen pengampu : Dr. RUSLI HALIL NASUTION, MA

OLEH:

KELOMPOK 11

 Abdul Rahman
 Muhammad Fauzan
 Nabila Cahyarani BR Malau

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TEBING TINGGI DELI

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah
Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“Pengertian Rukun, dan Hikmah Puasa” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim
penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca saat ini. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, Kepada dosen pengampu mata kuliah: FIQIH 1(IBADAH),
yaitu: Dr. RUSLI HALIL NASUTION, MA. dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Kami sangat berharap
makalah ini membantu melengkapi Wawasan dan pengetahuan kita.Juga, Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat
ketidaksempurnaan dan jauh dari kata sempurna. jadi kami berharap adanya Kritik
dan saran untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Tebing Tinggi, OKTOBER 2023

KELOMPOK 11

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2
A. Pengertian Puasa.................................................................................................. 2
1. Pengertian Puasa Menurut Imam Madzhab ....................................................... 2
2. Pengertian puasa menurut Yusuf al- Qardhawi ................................................. 3
B. Dasar Hukum Ibadah Puasa ................................................................................. 3
1. Al- Quran ........................................................................................................ 3
2. Hadist .............................................................................................................. 4
C. Rukun dan Syarat Puasa ...................................................................................... 4
1. Rukun Puasa .................................................................................................... 4
2. Syarat Puasa .................................................................................................... 5
D. Hikmah Berpuasa ................................................................................................ 6
BAB III ........................................................................................................................... 8
PENUTUP ...................................................................................................................... 8
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 8
B. SARAN ............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ibadah puasa bukanlah ajaran baru yang diterima oleh Nabi Muhammad
SAW. Umat-umat sebelumnya juga telah melaksanakan ibadah tersebut dengan
cara yang berbeda-beda. Dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya, ibadah
puasa dapat dikategorikan sebagai ibadah yang berat untuk dilaksanakan, karena
dalam pelaksanaan ibadah ini diharuskan menahan diri dari makan dan minum
yang merupakan al-ḥājah al-udwiyah (kebutuhan anggota badan), melakukan
hubungan suami-istri yang merupakan garizat alnau‟ (naluri lawan jenis), 1 dan
hal-hal lainnya yang dapat membatalkan ibadah puasa dari terbit fajar sampai
terbenamnya matahari. Melalui puasa, perilaku umat muslim diubah dari
ketidaksadaran menuju kesadaran, dari kecerobohan menuju kehati-hatian. Puasa
adalah proses pembiasaan yang ditempuh untuk mencapai jiwa yang lebih bersih
dan tenang.

Puasa sebagai salah satu rukun Islam, adalah suatu bentuk ibadah yang
mempunyai hikmah sangat dalam dan merupakan tugas yang diwajibkan oleh
Allah di bulan Ramadhan dan dilaksanakan pada siang hari. Bila puasa tidak
mengandung hikmah, tentu tidaklah terdapat perbedaan antara puasa di waktu
siang dan di waktu malam, di bulan Ramadhan ataupun bukan bulan Ramadhan.
Kalau puasa hanya untuk menahan lapar dan haus, maka seharusnya hanya makan
dan minum saja larangannya, dan yang lain dari itu tidak perlu dilarang.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan masalahnya:

1. Apa pengertian puasa menurut para ahli?


2. Bagaimana rukun puasa tersebut?
3. Apa sajakah Hikmah dalam Berpuasa?

1
Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 65.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Secara bahasa, pengertian puasa adalah menahan. Sebab dalam bahasa Arab,
puasa disebut ash Shiyam (‫ )الصيام‬yang berarti al imsaaku anisy syai’i (‫عن اإلمساك‬
‫ )الشيئ‬yakni menahan dari sesuatu. Menurut istilah agama Islam yaitu menahan
diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar
sampai dengan terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat. Puasa secara
bahasa artinya menahan.

1. Pengertian Puasa Menurut Imam Madzhab

 Menurut Mazhab Hanafi: pengertian puasa adalah menahan diri dari


sesuatu yang tertentu yaitu makan, minum, jima', dan sesuatu yang
membatalkan puasa dengan persyaratan tertentu, yaitu niat.

 Menurut Mazhab Maliki: puasa adalah menahan diri dari hawa nafsu
yang ditimbulkan perut dan kemaluan, atau sesuatu yang mempunyai
kedudukan yang sama dengan ke dua jenis hawa nafsu tersebut, karena
mentaati Allah diseluruh waktu siang dengan berniat sebelum fajar
atau diwaktu fajar selama dia tidak haidh, nifas dan bukan pada hari
raya.

 Menurut Mazhab Syafi'i: puasa adalah menahan diri (mencegah diri)


dari mulai terbit fajar sampai maghrib dengan niat dari sebelum fajar
dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan cara tertentu.

 Menurut Mazhab Hambali: puasa adalah menahan diri (mencegah diri)


dari hal-hal yang membatalkan puasa yaitu segala sesuatu yang masuk
kedalam perut, tenggorokan dan otak melalui mulut, termasuk
didalamnya adalah jima' dan hal-hal yang mendorong untuk
melakukan jima' seperti bercumbu jika sampai keluarnya mani sejak
terbit fajar sampai terbenam matahari."

2
Dari definisi tersebut berkaitan dengan waktu imsak (menahan diri dari perkara-
perkara yang membatalkan puasa) menurut Imam Mazhab mereka sependapat
bahwa akhir waktunya adalah terbenamnya matahari.2

2. Pengertian puasa menurut Yusuf al- Qardhawi


Menurut Yusuf al-Qardhawi puasa adalah Menahan dan meninggalkan.
Dengan kata lain, menahan dan meninggalkan sesuatu yang mubah(halal), seperti
hawa nafsu perut dan nafsu sex dengan nilai mendekatkan dirikepada Allah swt.
Adapun makna puasa secara terminology adalah menahan diri dengan sengaja dari
makan, minum, bersetubuh, selama sehari penuh yakni dari terbit fajar sampai
terbenam matahari dengan niat menjalankan perintah Allah swtdan mendekatkan
diri kepadaNya.3

B. Dasar Hukum Ibadah Puasa


1. Al- Quran

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
{QS. Al- Baqarah ayat 183}

2
Abu Sari Muhammad Abdul Hadi, Shaum Dan I'tikaf (Perbandingan Antar Madzhab
Berdasarkan Dalil-Dalil Shahih), Jakarta: Al-Amanah, 1993. Cet ke 1, hal 2-3
3
Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh shiyam ”puasa menurut Al- Quran dan Sunnah”, (Jakarta: Islamuna
pres, 2004), cet. ke2, h.2

3
Artinya: “Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan
istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan diri sendiri, tetapi Dia
menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan
carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga
jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu
campuri mereka, ketika kamu beriktikaf di dalam masjid. Itulah ketentuan Allah,
maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.” {QS. AL BAQARAH AYAT 187}

2. Hadist

 Hadist Al-Bukhâry dan Muslim dari hadits Anas bin Malik r.a, dan
diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Jâbir bin Abdillah r.huma.
“Islam adalah bahwa engkau bersaksi bahwa tiada yang berhak untuk
diibadahi kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul
Allah, engkau menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa
Ramadhan, serta berhaji ke rumah (Allah) bila engkau sanggup
menempuh jalan untuk itu.”

 Hadits riwayat Abdullah bin Umar riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi
SAW., menerangkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang
agung dan mulia, “Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi):
Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu,
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan
berpuasa Ramadhan.”

C. Rukun dan Syarat Puasa


Pada hakikatnya dalam pelaksanaan setiap ibadah pasti ada syarat dan rukun.
Seperti halnya ibadh sholat, zakat haji dan sebagainya begitu juga dengan ibadah
puasa. Syarat dan rukun puasa ramadhan sebagai berikut:

1. Rukun Puasa
Rukun-rukun puasa adalah sebagai berikut:

a. Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramdhan. Yang
dimaksud dengan malam puasa adalah malam yang sebelumnya. Sabda
Rasulullah SAW: ”Barang siapa yang tidak berniat puasa pada
malamnya sebelum fajar terbit, maka tiada puasa baginya.” (Riwayat

4
lima orang ahli hadis). Kecuali Puasa sunat, boleh berniat pada siang
hari, asal sebelumzawal (matahari condong ke barat).
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari.

Rukun-rukun puasa dalam mazhab syafi’i yang dikutip oleh abbas Arfan
ada tiga yaitu:

a. Niat,
b. Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa,
c. Puasa. 4

Rukun (fardu)nya puasa menurut Syekh Syamsudin Abu Abdillah adalah


sbagai berikut : 5

a. Niat di hati, untuk puasa wajib misalnya: puasa ramadhan, puasa nazar
maka niatnya di malam hari.
b. Mengekang nafsu (menahan diri) dari segala yang merusak puasa,
termasuk didalamnya nafsu birahi, nafsu sex, nafsu menyerang sejuta
nafsu yang akibatnya seseorang (manusia) enggan kembali pada fitrahnya.

2. Syarat Puasa

a. Syarat sah puasa:


1) Islam. Orang yang bukan Islam tidak sah puasa.
2) Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik)
3) Suci dari darah haid(kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan).
4) Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. Dilarang puasa pada
dua hari raya dan hari tasyriq(tanggal 11-12-13 bulan haji).

Syarat-syarat sahnya puasa dalam Mazhab Syafi’i yang dikutip oleh Abbas
Arfan ada empat yaitu: a. Islam, b. Berakal sehat, c. Suci dari haid dan nifas, d.
Mengetahui bahwa sudah wajib sunnah berpuasa pada saat itu (tahu sudah masuk
puasa).6

4
H. Abbas Arfan, Op. Cit., h.129
5
Syehk Syamsudin Abu Abdillah, Terjemah Fathul Qarib: Pengantar Fiqih Imam Syafi’i,
penerjemah Abu H.F Ramadhan B.A, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2010) , h.137
6
H. Abbas Arfan, Op. Cit., h. 129

5
D. Hikmah Berpuasa
Berikut ini enam rahasia puasa menurut Imam al Ghazali yang ditulis dalam
kitab karyanya Ihya’ Ulum ad Din7:

1. Menundukkan mata dan mencegahnya dari memperluas pandangan ke


semua yang dimakruhkan, dan dari apapun yang melalaikan hati untuk
berdzikir kepada Allah.
2. Menjaga lisan dari igauan, dusta, mengumpat, fitnah, mencela, tengkar,
dan munafik.
3. Menahan telinga dari mendengar hal-hal yang dimakruhkan. Karena
semua yang haram diucapkan, haram pula didengarkan. Allah
menyamakan antara mendengar dan memakan perkara
haram,“sammaa’uuna lil kadzibi akkaaluuna lis suht”.
4. Mencegah bagian tubuh yang lain seperti tangan dan kaki dari
tindakantindakan dosa, juga mencegah perut dari makan barang syubhat
ketika berbuka. Mana mungkin bermakna, orang berpuasa dari makanan
halal lalu berbuka dengan makanan haram. Ibaratnya seperti orang yang
membangun gedung tetapi menghancurkan kota. Nabi Muhammad pernah
bersabda, “Banyak sekali orang yang berpuasa namun yang ia dapat hanya
lapar dan haus. Ia adalah orang yang berbuka dengan haram. ”Wa qiila, “Ia
yang berpuasa lalu berbuka dengan memakan daging sesama, yaitu dengan
ghibah.”
5. Tidak memperbanyak makan ketika berbuka, mengisi perut dan mulut
dengan tidak sewajarnya. Maka, apalah arti puasa jika saat berbuka
seseorang mengganti apa yang hilang ketika waktu siang, yaitu makan.
Bahkan, justru ketika Ramadhan makanan akan lebih beragam. Apa yang
tidak dimakan di bulan-bulan selain Ramadhan malah tersedia saat
Ramadhan. Padahal, maksud dan tujuan puasa ialah mengosongkan perut
dan menghancurkan syahwat, supaya diri menjadi kuat untuk bertakwa.
6. Supaya hati setelah berbuka bergoncang antara khouf (takut) dan roja’
(mengharap). Karena, ia tidak tahu apakah puasanya diterima dan ia
menjadi orang yang dekat dengan Allah, ataukah puasanya ditolak dan ia
menjadi orang yang dibenci. Dan seperti itulah adanya di seluruh ibadah
ketika selesai dilaksanakan.

7
http://www.gomuslim.co.id/read/panduan/2017/06/02/keutamaan-dan-rahasia-hikmah-puasa-
ramadhan.html

6
Menurut S. Azainal Abidin hikmah puasa diantaranya sebagai berikut 8:

1. Orang yang berpuasa tentulah timbul perasaan dalam hatinya ingin


menolong fakir miskin.
2. Menanam sifat sabar.
3. Mendidik diri bersifat amanah.
4. Mendidik diri bersifat Shidiq (pembenar).
5. Menjaga Kesehatan.

Menurut Zakiah Darajat hikmah puasa sebagai berikut:

1. Puasa meningkatkan Iman.


2. Puasa meningkatkan taqwa.
3. Puasa meninkatkan kesehatan mental sebagai pengobatan terhadap
gangguan jiwa, rasa dendam dapat diatasi dengan puasa, rasa tertekan
sirna dengan puasa, puasa sebagai mencegah ganguan kejiwaan
(kebutuhan jasmani dan kebutuhan jiwa/rohani).

Sedangkan menurut Maskur Khoir hikmah puasa diantaranya sebagai berikut:

1. Membentuk manusia yang taqwa.


2. Mengendalikan syahwat.
3. Melembutkan hati.
4. Membentuk jiwa raga sehat.
5. Membentuk manusia yang disiplin.
6. Membentuk manusia yang bersih lahir batin.
7. Membangkit rasa syukur.

Berpuasa mendidik kita untuk belajar sehat karena kesehatan merupakan


nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Puasa yang mensyaratkan
untuk tidak makan, minum dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan lain yang
membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat
bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

8
S.Azainal Abidin, Kunci Ibadah, (Semarang: Toha Putra. 2010), h.93-

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
puasa adalah ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan,
minum, dan segala sesuatu yang membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari. Puasa juga merupakan salah satu rukun Islam yang wajib
dilaksanakan oleh umat Islam. Terdapat tiga rukun puasa, yaitu niat dan menahan
diri dari makan, minum, dan perbuatan buruk lainnya. Puasa memiliki berbagai
hikmah, antara lain meningkatkan ketaqwaan, melatih disiplin waktu,
mengajarkan solidaritas, melatih kesabaran, menumbuhkan syukur,
menumbuhkan kasih sayang sosial, meningkatkan kesehatan, menumbuhkan
kepribadian, menumbuhkan kasih sayang terhadap lingkungan, dan
menumbuhkan kasih sayang terhadap sesama. Oleh karena itu, puasa memiliki
manfaat yang meliputi aspek kesehatan, interaksi sosial, keagamaan, ekonomi,
budaya, dan sebagainya.

B. SARAN
Dalam mengimplementasikan pengertian, rukun, dan hikmah puasa dalam
kehidupan sehari-hari, beberapa saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Memperkuat niat dan kesungguhan dalam menjalankan puasa, dengan


mengingat tujuan utama puasa sebagai ibadah kepada Allah SWT
2. Meningkatkan kualitas ibadah selama bulan Ramadhan, seperti
memperbanyak membaca Al-Quran, berdoa, dan berzikir.
3. Menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa, baik
secara lahir maupun batin.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama, terutama kepada orang yang
membutuhkan, dengan berbagi rezeki dan berbuat kebaikan.
5. Memperkuat ikatan silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan teman-
teman, dengan saling mengunjungi dan berbagi kebahagiaan selama bulan
Ramadhan.

Dengan menghayati pengertian, rukun, dan hikmah puasa, diharapkan umat Islam
dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan mendapatkan
manfaat spiritual serta moral yang lebih besar.

8
DAFTAR PUSTAKA

ANGGRAINI, N. (2019). NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM IBADAH PUASA


RAMADHANMENURUT AL-GHAZALI DAN IMPLIKASINYA. Institut Agama
Islam Negeri Curup.: e-theses.iaincurup.

Annisa, F. (2021, Maret 18). Hikmah Puasa Ramadhan, Syarat Wajib, Rukun dan
Hukumnya. Retrieved Oktober 10, 2023, from Dompet Dhuafa :
https://zakat.or.id/hikmah-rukun-puasa-ramadhan/

BK, M. (n.d.). Pengertian puasa dala kitab fikih terkemuka. Retrieved oktober 9, 2023,
from bersamadakwah.net: https://bersamadakwah.net/pengertian-puasa-dalam-
kitab-fikih-terkemuka/

Gustani. (2020, April 24). Pengertian Puasa Menurut Imam Empat Mazhab. Retrieved
Oktober 10, 2023, from gustani.id: https://www.gustani.id/2020/04/pengertian-
puasa-menurut-imam-empat.html

Muttaqin, T. (2017, april 3). PUASA DALAM PERSPEKTIF HIKMAH. Retrieved


Oktober 9, 2023, from staialanwar.ac.id: https://staialanwar.ac.id/puasa-dalam-
perspektif-hikmah/

NURDIN, A. (2010). Keringanan Puasa Bagi Penerbang Dibulan Ramadhan. 13.

Anda mungkin juga menyukai