Anda di halaman 1dari 9

TAFSIR DAN HADITS DAKWAH

PUASA

Disusun oleh :
M. Avrvi Sutansyah
Haikal Robbana
Prodi : Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Dakwah

Insitut Pesantren Sunan Drajat Lamongan


2023
KATA PENGANTAR

Assallamualaikum wr.wb

Alhamdullihah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Institut Sunan Drajat.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Tafsir
dan Hadits Dakwah.Ucapan Terima kasih kami haturkan kepada Bapak Dr. H. Ainur
Rofiq, M.pd.I selaku dosen mata kuliah Tafsir dan Hadits Dakwah yang telah
mengajar dan memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini,dan
Terima kasih juga untuk teman teman yang membantu menyelesaikan penulisan
makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi
mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,


khususnya bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih.

wassalamu’ alaikum.

Banjaranyar,14-Maret-2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Puasa................................................................................................................5
2.2 Tata cara berpuasa....................................................................................................................5
2.3 Jenis-jenis puasa dan haditsnya................................................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi umat muslim, salah satu hikmah melaksanakan puasa adalah untuk


mendekatkan diri kepada Allah Swt dan memperoleh derajat yang agung di
hadapan Allah Swt berupa ketakwaan. Hal ini seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya, ”Hai orang-orang yang beriman telah
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkannya atas orang-orang
sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Selain puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, umat muslim
mengenal puasa lain yang sifatnya sunah. Karena sifatnya puasa sunah, maka  tidak
ada kewajiban dan paksaan dalam pelaksanaannya. Puasa bukanlah sekadar
menahan rasa lapar dan haus atau sebuah tindakan yang seolah-olah menunjukkan
sikap empati terhadap orang-orang yang sedang mengalami kelaparan, sehingga
pada saat waktu puasa berakhir, terkadang kita jadi sedikit berlebihan dalam hal
makan dan minum.
Selain itu, berlebihan juga untuk menunjukkan bahwa berpuasa adalah suatu
tindakan untuk menunjukkan sikap empati kita kepada orang-orang yang kelaparan.
Puasa kita memiliki batas akhir waktu dan kita punya makanan untuk mengakhiri
puasa. Namun, puasa orang-orang yang sedang kelaparan tidak memiliki kejelasan
akan batas akhir waktu. Begitu pula dengan persediaan makanan untuk
mengakhirkan puasanya.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa itu puasa?


2.      Bagaimana cara berpuasa?
3.      Apa saja macam-macam puasa dan haditsnya?
1.3 Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian puasa?


2.      Untuk mengetahui tata-cara berpuasa?
3.      Untuk megetahui macam-macam puasa dan haditsnya?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puasa

Pengertian puasa dalam bahasa diartikan sebagai menahan. Menahan di sini,


Dimaksudkan menahan dari hal-hal yang masuk ke dalam mulut dalam bentuk
makanan dan minuman, bahkan juga diartikan menahan dari perbuatan dan
bicara.
Sementara Pengertian puasa menurut syariah Islam disepakati para ulama,
yaitu menahan dari apa pun yang membatalkan puasa, disertai niat untuk
berpuasa dari terbit fajar sampai tenggelam matahari. Puasa bagi umat Islam
adalah menahan diri dari makan dan minum, serta menahan segala sesuatu yang
dapat membatalkan puasa. Waktunya dimulai dari terbit fajar sampai
terbenamnya matahari. Itu pun harus disertai niat dan syarat-syarat tertentu..
Pengertian puasa yang pertama adalah komitmen bahwa kita akan belajar
jujur pada diri sendiri. Seseorang yang menjalani puasa secara ikhlas akan
bersikap enggan untuk membohongi diri sendiri. Sekalipun tidak ada orang yang
melihat, dia tidak akan mencuri-curi kesempatan untuk makan dan minum atau
melakukan hal lain yang dapat membatalkan puasanya..
Pengertian puasa yang kedua adalah pengendalian diri. Ketika menjalani
puasa, kita akan berhadapan dengan hal-hal yang sebenarnya dihalalkan bagi
kita. Namun, karena kita sedang berpuasa, hal-hal yang halal tersebut untuk
sementara waktu diharamkan bagi kita. Kita pun dengan suka rela menerima
ketentuan ini

2.2 Tata cara berpuasa

Sebelum melalukan berpuasa setiap umat islam diharuskan untuk mengetahui


tata-cara berpuasa mulai dari niat, waktu berpuasa, dan hal-hal yang
membatalkan puasa.

1. Niat
Sebelum melakuan puasa kita wajib berniat dahulu, dan di niatakan sebelum
terbitnya fajar. Khusus untuk puasa yang sunnah boleh di niatkan setelah fajar
terbit apabila sebelumya kita belum makan atau sahur.

5
2. Waktu
Puasa dimulai sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, dengan kata
lain dari sebelum subuh hingga magrib.

3. Hal-hal yang membatalkan puasa


Perbuatan yang dapat membatalkan puasa diantaranya:1.Makan dan minum di
sengaja, 2.Muntah dengan sengaja, 3.Melakukan hubungan suami istri di siang
hari, 4.Haid atau nifas bagi perempuan, 5.Keluar madi dengan disengaja bagi laki-
laki.

2.3 Jenis-jenis puasa dan haditsnya

Puasa di bagi menjadi dua yaitu puasa wajib yang dilaksanakn pada bulan
Ramadhandan puasa sunnah yang terdiri dari berbagai macam yaitu:

1.Puasa senin-kamis
Puasa senin kamis ini dapat dilakukan setiap minggu sebanyak 2 kali dan
dijelaskan pada hadits yang berbunyi

َ ‫ِيس َف ُأحِبُّ َأنْ يُعْ َر‬


َ ‫ض َع َملِي َوَأ َن ا‬
‫ص ِاب ُم‬ ِ ‫ُتعْ َرضُ اَأْلعْ َم ا ُل َي ْو َم ااِل ْث َني‬
ِ ‫ْن َو ْال َخم‬

Artinya: “Amal-amal dilaporkan pada hari Senin dan Kamis, Dan aku ingin
amalku dilaporkan ketika aku tengah berpuasa.” (Dari Abu Hurairah, HARI
Tirmidzi)

2.Puasa Arafah
Puasa arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah, yang bertepatan dengan
orang-orang yang melaksanakan haji sedang berkumpul di arafah dan
diterangkan pada hadits yang berbunyi:

‫صالةُ اللَّي ِْل‬


َ ‫ض ِة‬ َ ‫ َوَأ ْف‬، ‫ان َش ْه ُر هَّللا ِ الم َُحرَّ ِم‬
َ ‫ض ُل الصَّال ِة َبعْ دَ ال َف ِر ْي‬ َ ‫ض‬َ ‫ص َي ِام َبعْ َد َرم‬ َ ‫َأ ْف‬
ِّ ‫ض ُل ال‬
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah pada bulan Allah,
Muharram. Dan sholat yang paling baik setelah fardhu ialah sholat malam." (Dari
Abu Hurairah, HR Muslim)

3.Puasa di bulan Syawal

6
Puasa dibulan Syawal dilakukan setelah hiri raya idul fitri dan dilakukan
selama 6 hari boleh dilakuan secara berurutan maupun tidak dan diterangkan
pada hadits yang berbunyi:

ٍ ‫ان ُث َّم َأ ْت َب َع ُه سِ َّنا مِنْ َش َّو‬


َ ‫ال َف َذا‬
‫ك صِ َيا ُم ال ِّدهْ ِر‬ َ ‫ض‬ َ ْ‫َمن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
Artinya: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa
enam hari di bulan Syawal, maka itu setara dengan puasa sepanjang tahun."
(Dari Jabir bin Abdullah, HR Ahmad)

4.Puasa Daud
Sesuai dengan Namanya puasa ini pernah di lakukan oleh Nabi Daud AS.
Puasa ini dilakukan secara selang-seling atau sahari puasa sehari tidak dan
diterangkan pada hadits yang berbunyi:

ِّ ‫ َوه َُو َأعْ دَ ُل ال‬- ‫ َعلَ ْي ِه ال َّساَل ُم‬- ‫ص ْم َي ْومًا َوَأ ْفطِ رْ َي ْومًا َو َذل َِك صِ َيا ُم دَاوُ َد‬
‫ص َي ِام‬ ُ
Artinya: "Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itulah puasa Daud, dan itu
adalah puasa." (Dari Abdullah bin Amr, HR Muslim)

5.Puasa Asyura
Puasa asyura adalah puasa yang di lakukan setiap tanggal 10 dibulan Muharam
dipenanggalan tahun hijriyah dan diterangkan pada hadits yang bebunyi:

‫صالةُ اللَّي ِْل‬


َ ‫ض ِة‬ َ ‫ َوَأ ْف‬، ‫ان َش ْه ُر هَّللا ِ الم َُحرَّ ِم‬
َ ‫ض ُل الصَّال ِة َبعْ دَ ال َف ِر ْي‬ َ ‫ض‬َ ‫ص َي ِام َبعْ َد َرم‬ َ ‫َأ ْف‬
ِّ ‫ض ُل ال‬
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah pada bulan Allah,
Muharram. Dan sholat yang paling baik setelah fardhu ialah sholat malam."
(Dari Abu Hurairah, HR Muslim)

6.Puasa Ayyamul bidh


Puasa ini di lakukan setiap tengah bulan yakni pada tanggal 13,14, dan 15 di
penggalan tahun hijriyah dan diterangkan pada hadits yang berbunyi:

َ ْ‫الث َع ْش َر َة َوَأر‬
َ ْ‫بع َع ْش َر َة َو َخم‬
‫س‬ َ ‫ص ْم َث‬ ‫َأ‬
ٍ ‫ت م َِن ال َّشه ِْر َثال َث ِة ي‬
ُ ‫ َف‬، ‫َّام‬ ُ ‫ ِإذا‬، ‫َيا َأ َبا َذ َر‬
َ ‫ص ْم‬
‫َع ْش َر َة‬
Artinya: "Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari setiap bulan,
berpuasalah pada hari ketiga belas, keempat belas, dan kelima belas." (Dari Abu
Dzar, HR Tirmidzi & Baihaqi)

7
.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Kesimpulan Yang Dapat Diambil Dari Pembahasan Diatas


 Puasa adalah aktifitas menahan hawa nafsu mulai dari terbtnya fajar hingga
tenggelamnya matahari.
 Puasa di bagi menjadi 2 yaitu puasa wajib dan sunnah.
 Puasa wajib hanya dilakuakan pada bulan Ramadhan yaitu bulan ke 9 di
penggalan Hijriyah.
 Ada berbagai macam puasa sunnah diantaranya: puasa senin kamis, Puasa
arafah, Puasa asyura, Puasa Ayyamul bidh, dan masih banyak lagi.

3.2 Saran

Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari bahan makalah ini jadi penulis
menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka saran –
saran kritik dari kalian adalah penutup dari semua kekurangan makalah kami dan
akan menjadi acuan untuk kita sebagai motivasi menyempurnakan makalah kami.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6523803/11-hadits-tentang-puasa-
sunnah-dalam-islam-cari-tahu-yuk
Di Akses pada tanggal 12 Maret 2023
https://id.wikipedia.org/wiki/Puasa
Di akses pada tanggal 11 Maret 2023
https://muslim.or.id/4097-syarat-dan-rukun-puasa.html
Di akses pada tanggal 11 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai