“PUASA”
DISUSUN OLEH :
Halim Ardiansyah/ 604001210
Dian Rizky Wulandari K/ 60400121032
Nur Fitri Aningsih/ 604001210
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menuntaskan tugas dari mata kuliah ilmu fiqih dengan judul
“Puasa” sholawat dan salam kita curahkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad
Saw beserta para sahabatnya. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimah kasih
terhadap pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Adapun Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah ilmu fiqih. Selain itu makalah juga ini di buat untuk berbagi ilmu dan
menambah wawasan bagi pembaca dan dari pada diri kami selaku penyusun.
Diluar itu kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Pengertian Puasa...........................................................................................................4
B. Rukun dan Syarat Puasa................................................................................................4
1. Rukun puasa..............................................................................................................4
2. Syarat puasa..............................................................................................................4
C. Macam- macam Puasa..................................................................................................5
1. Puasa wajib atau fardu, yaitu puasa pada bulan ramadhan........................................5
2. Puasa sunnah (mandub)............................................................................................5
3. Puasa makruh............................................................................................................7
4. Puasa Haram.............................................................................................................7
D. Hal-hal yang membatalkan puasa dan mengurangi nilai puasa.....................................9
1. Hal-hal yang membatalkan puasa..............................................................................9
2. Hal-hal yanng mengurangi pahala puasa...................................................................9
E. Halangan / uzur pada saat puasa..................................................................................10
F. Qadha, Kifarat, Fidyah................................................................................................11
G. Hal hal yang disunnahkan dalam berpuasa..................................................................12
H. Hikmah puasa..............................................................................................................13
BAB II PENUTUP..................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PEMBAHASAN
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Secara terminologi puasa berasal dari kata bahasa arab yaitu يامBBوم صBBام يصBBص
shaama-yashuumu, yang bermakna menahan atau sering juga disebut al-imsak. Yaitu
menahan diri dari segala apa yang membatalkan puasa.
Secara etimologi, puasa berarti menahan, baik menahan makan, minum, bicara
dan perbuatan. Sedangkan secara terminologi, puasa adalah menahan dari hal-hal
yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama
mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat
kelamin sehari penuh, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari
dengan memakai niat tertentu.
Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan
kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel
dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai
detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh,
meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan
yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan
meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi
alamiah.
B. Rukun dan Syarat Puasa
1. Rukun puasa
Dalam buku fikih ada 2 rukun puasa, yaitu:
a. Niat mengerjan puasa pada tiap- tiap malam di bulan ramadhan
(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunah). Waktu berniat
adalah mulai daripada terbenaamnya matahari hingga terbit fajar.
b. Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga
masuk matahari
2. Syarat puasa
a. Syarat wajib
1) Berragama islam
2) Balig
3) Berakal
4) Berupaya untuk mengerjkannya
5) Sehat
6) Tidak musafir
b. Syarat sah puasa
1) Beragama islam
2) Berakal
3) Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum
wanita
4) Hari yang sah berpuasa.
C. Macam- macam Puasa
Ulama madzhab Maliki, Syafi’I dan Hambali seepakat bahwasanya puasa itu
terbagi menjadi empat macam, yaitu :
1. Puasa wajib atau fardu, yaitu puasa pada bulan ramadhan
Puasa yang dilakukan secara tepat waktu artinya pada bulan Ramadhan secara
ada’ dan demikian pula yang dikerjakan secara qadha’. Termasuk puasa fardhu lagi
ialah puasa kifarat yakni puasa yang diwajibkan oleh suatu sebab (‘illat) dan puasa
yang dinazarkan yakni puasa yang diwajibkan karena seseorang mewajibkan puasa
kepada dirinnya sendiri. Ketentuan ini telah disepakati menurut para imam-imam
madzhab.
Puasa ramadhan adalah fardhu ‘ain bagi setiap orang mukallaf yang mampu
berpuasa. Puasa ramdhan tersebut mulai diwajibkan pada tanggal 10 sya’ban satu
setengah tahun setelah hijrah. Tentang dalil dasarnya yang menyatakan kewajiban
puasa ramadhan ialah Al-qur’an, hadits dan ijma’. Dalil dari Al-qur’an surah Al
baqarah ayat 185 yang berbunyi:
شهر رمضان الذي انزل فيه القران
Artinya : “(bulan yang diwajibkan berpuasa didalamnya) ialah bulan ramdhan,
yang didlamanya diturunkan (permulaan) Al-qur’an”.(Al-baqarah 185).
4. Puasa Haram
Puasa yang diharamkan dalam islam adalah sebgai berikut :
a. Puasa hari tasyrik
Puasa hari tasyrik adalah puasa yang diharamkan dalam Islam. Imam An
Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim memberikan penjelasan mengenai Hari
Mina dalam hadis yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah r.a bahwasanya
Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah agar mengelilingi kota Mina serta
menyampaikan jika, “ Janganlah kamu berpuasa pada hari ini, karena ia
merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.” Hari tasyrik atau hari
Mina, merupakan tiga hari setelah Idul Adha.
c. Puasa wishol
Adalah puasa yang dilakukan 2 hari tampa makan dan minum sama sekali
nabi shallahu ‘Alaihi Wasallam bersamda yang artinya:
“Janganlah kalian berpuasa wishol.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu
engkau sendiri melakukan wishol, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Kalian
tidaklah seperti aku dalam hal ini. Aku selalu diberi kenikmatan makan dan
minum oleh Rabbku. Lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian.”
(HR. Muslim)
Namun, jika dirasa tidak menyulitkan, boleh melakukan puasa wishol
hingga waktu sahur saja. “Janganlah kalian melakukan wishol. Jika kalian ingin,
maka lakukanlah wishol hinga sahur saja.” (HR. Bukhari)
a. Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak
batal puasanya.
b. Melakukan hubungan suami istri disiang hari, Jima’ (bersenggama).
c. Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah
suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang
berpuasa.
d. Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan,
ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja, Adapun keluar mani karena
mimpi tidak membatalkan puasa karena keluamya tanpa sengaja. .
e. Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah
haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari
sebelum terbenam matahari.
f. Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut
melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam . Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib
qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib
qadha. ” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Orang yang sudah lanjut usia tidak berkewajiban meng-qadha’. Sebab sudah tidak
mampu melakukan puasa.
1. Qadha
Qadha adalah mengganti hutang puasa dengan puasa di kemudian hari. Qadha
puasa berlaku bagi mereka yang meninggalkan puasa dan dikemudian hari masih
memiliki kekuatan fisik untuk berpuasa. Misal, karena sakit atau safar, haid, nifas..
Atau alasan lain selain sakit dan safar sehingga seseorang tidak dapat berpuasa.
Waktu qadha bersifat luas hingga sebelum Ramadan berikutnya. Namun semakin
cepat diqadha, lebih baik. Bahkan sebagian ulama berpendapat qadha puasa dahulu
sebelum puasa sunnah syawal. Sebagian lainnya menganggap tidak mengapa
sebaliknya.
2. Kifarat
3. Fidyah
Fidyah, mengganti hutang puasa dengan memberi makan untuk orang miskin.
Fidyah berlaku bagi mereka yang tidak kuat berpuasa dan tidak memiliki kekuatan
fisik untuk berpuasa di hari lainnya. Yang umum disebutkann di sini adalah orang tua
renta, orang sakit yang tidak memiliki harapan sembuh. Cara mengganti puasanya
ialah memberikan makanan pokok sejumlah hari yang di tinggalkan Para ulama
berbeda pendapt terkait takaran yang harus dikeluarkan sbg fidyah.
satu mud, setengah sha atau satu sha. Perlu diingat 1 sha itu adalah 4 raupan
kedua tangan orang dewasa. Nah, 1 raupan kedua tangan itu disebut 1 mud. Jadi 1 sha
adalah 4 mud. Maka 1 sha itu kisarannya 3 kg, setengah sha itu 1,5 kg, 1 mud itu 1 kg
kurang. Banyak ulama yang memakai pendapat setengah sha dalam masalah ini. Saya
memilih pendapat ini. Fidyah juga dapat dilakukan dengan menghidangkan menu
lengkap siap dimakan kepada sejumlah orang sesuai jumlah hari yang ditinggalkan.
Yang sering ditanyakan dlm masalah ini adalah apakah wanita hamil dn
menyusui yang tidak berpuasa, membayar qadha atau fidyah? Yang perlu diketahui,
wanita hamil dan menyusui tidak langsung boleh tidak berpuasa jika dia merasa kuat
berpuasa dan tidak khawatir dengan anaknya. Tapi jika wanita hamil/menyusui
merasa lemah, atau khawatir berdampak buruk bagi janin/bayinya jika dia berpuasa,
dia boleh tidak berpuasa. Dalam perkara ini para ulama berpendapat dia harus
mengqadha puasanya di bulan lainnya sejumlah puasa yang ia tinggalkan tapi ada
juga yang berpendapat cukup dengan membayar fidyah saja. Allahu’alam
H. Hikmah puasa
Puasa memiliki hikmah yang sangat besar terhadap manusia, baik terhadap
individu maupun social, terhadap ruhani maupun jasmani. Terhadap ruhani, puasa
juga berfungsi mendidik dan melatih manusia agar terbiasa mengendalikan hawa
nafsu yang ada dalam diri setiap individu. Puasa juga mampu melatih kepekaan dan
kepedulian social manusia dengan merasakan langsung rasa lapar yang sering di derita
oleh orang miskin dan di tuntunkan untuk membantu mereka dengan memperbanyak
shadaqah.
Sedangkan terhadap jasmani, puasa bisa mempertinggi kekuatan dan
ketahanan jasmani kita, karena pertama, umumnya penyakit bersumber dari makanan,
dan kedua, sebenarnya Allah SWT menciptakan makhluq-Nya termasuk manusia
sudah ada kadarnya. Allah memberikan kelebihan demikian pula keterbatasan pada
manusia, termasuk keterbatasan pada soal kadar makan-minumnya.
Berikut ini hikmah yang kita dapatkan setelah berjuang seharian sacara umum:
1. Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh
hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan
kita makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu
sholat tarawih, iktikaf, baca qur’an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu
disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang
tidak mau ikut latihan ini.
2. Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang
dalam hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-
amal ibadah,
dan amal-amal sunat.
3. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya
arti persaudaraan, dan silaturahmi.
4. Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah.
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam
kehidupan.
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai
nilai ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang
ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah,
membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga
segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam
ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah.
7. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap
perbuatan, terutama yang mengandung dosa.
8. Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan dan
rintangan.
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana.
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas
nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Dan lain sebagainya.
BAB II
PENUTUP
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita untuk
melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan dari orang
lain. Jika kita berpuasa dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian dari orang lain,
maka puasa kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita hanya mendapatkan rasa
lapar dan haus dan tidak mendapat pahala dari apa yang telah kita kerjakan. Puasa ini
hukumnya wajib bagi seluruh ummat islam sebagaimana telah diwajibkan kepada
orang-orang sebelum kita. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”(Q.S Al-Baqarah)
Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah
swt. Allah telah memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan
ibadah puasa ini, jadi jika kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
kami sebutkan diatas, kita sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan
betapa banyak faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini.
Maka dari itu saudara-saudari kami sekalian, janganlah sesekali meninggalkan
puasa, karena puasa ini mempunyai banyak nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan
apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu adalah ibadah.
B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih banyak sekali kekurang terhadap
makah ini, mka dari itu, kami memohon kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
https://mardianaharahap26.wordpress.com/2013/04/02/makalah-tentang-puasa/
https://www.academia.edu/39067438/MAKALAH_BAB_PUASA
https://search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E211US714G0&p=balasan+puasa+arafah
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-puasa-tasua-dan-asyura-beserta-dalil-
dan-tata-cara-melaksanakannya-1wIb5zOwA39/full
https://www.amalanislam.com/2020/11/sejarah-asalal-usul-puasa-ayyamul-bidh.html
- :~:text=Keutamaan%20Melakukan%20puasa%20putih%2C%20atau
%20Puasa%20Ayyamul%20Bidh,adalah%20seperti%20puasa%20sepanjang
%20tahun.%E2%80%9D%20%28HR%20Bukhari%29.%202.
https://search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E211US714G0&p=balasan+puasa+arafah
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5579241/hadist-keutamaan-dan-pahalanya-
berpuasa-6-hari-di-bulan-syawal
https://fimadani.com/keutamaan-puasa-daud/ - :~:text=Keutamaan%20Puasa
%20Dawud%20Puasa%20Dawud%20adalah%20puasa%20terbaik%2C,wa
%20ta%E2%80%99ala%20namun%20tetap%20sesuai%20syariat%20agama
%20Islam.
https://almanhaj.or.id/2072-macam-macam-puasa.html - :~:text=Puasa%20makruh
%20adalah%20puasa%20yang%20oleh%20nash-nash%20syar
%E2%80%99i,yang%20menunaikan%20ibadah%20haji.%20Puasa%20hari
%20Jum%E2%80%99at%20saja.
https://id.berita.yahoo.com/11-puasa-yang-diharamkan-dalam-111523355.html
https://satriamadangkara.com/hal-hal-yang-merusak-pahala-puasa-ramadhan-bahkan-
membatalkan-puasa-ramadhan/ - :~:text=Hal%20%E2%80%93%20Hal
%20yang%20membatalkan%20Puasa%20Ramadhan
%20antara,mengenyangkan%20dan%20transfusi%20darah%20bagi%20orang
%20yang%20berpuasa.
http://manhajuna.com/tentang-qadha-fidyah-dan-kafarat-dalam-puasa-2/
- :~:text=Qadha%20adalah%20mengganti%20hutang%20puasa%20dengan
%20puasa%20di,membatalkan%20puasa%20dengan%20sejumlah
%20ketentuan%20yang%20ditetapkan%20syariat.