Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kimia ialah salah satu bagian dari ilmu sains yang mempelajari tentanng

sifat materi, struktur materi, perubahan materi, energi yang menyertai reaksi. Dalam

memepelajari ilmu kimia kita harus mempelajari atau memahami konsep dasar dalam

pengukuran kimia dengan benar. Pemahaman ialah kemampuan yang dimilki untuk

mengubah, interpretasi dan mengeksplorasi. Dalam memahami konsep kimia tidak

bisa dipisahkan, karena konsepnya saling berkaitan. Salah satunya ialah pengukuran,

dan pengenalan alat- alat laboratorium kimia (Marzuki, 2017: 22).

Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai

suatu besaran, ntuk mengukur di perlukan sebuah alat ukur. Kegiatan pengukuran

mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu pengetahuan. Kehidupan modern

makin di tandai akibat adanya perangkat untuk memperoleh data. Untuk mengukuiur

di perlukan alat ukur, alat ukur yang digunakan tergantung dari besaran yang ingin

diukur, salah satu contoh alat ukur ialah timbangan (Tirtasari, 2017: 152).

Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan

di laboratorium.beberapa kegunaan alat itu dapat di ketahui berdasarkan namanya.

Karena tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui alat-alat yang digunakan pada

laboratorium kimia, serta agar kita dapat mengoprasikan alat alat yang digunakan di

laboratorium kimia dengan baik dan benar (Yunisa, 2014: 1-2). Pengenalan alat dan

bahan penting di lakukan agar meminimalisis kecelakaan kerja ketika melakukan

penelitian. Maka dari itu pentingnya di lakukan pengenalan alat agar kita mengetahui

cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar (Lase, 2021: 107).

1
2

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa saja alat-alat yang terdapat di dalam laboratorium?

2. Apa saja alat-alat yang digunakan untuk percobaan menitrasi larutan di dalam

laboratorium?

3. Apa saja alat-alat yang digunakan untuk percobaan mengukur suatu volume di

dalam laboratorium?

4. Apa saja alat-alat yang digunakan untuk percobaan memanaskan suatu larutan di

dalam laboratorium?

5. Apa saja alat-alat yang digunakan untuk percobaan penyaringan dan

penimbangan di dalam laboratorium?

C. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui macam-macam alat yang terdapat di laboratotium.

2. Mengetahui nama dan penggunaan alat-alat yang digunakan dalam percobaan

menitrasi di laboratorium.

3. Mengetahui nama dan penggunaan alat-alat yang digunakan dalam percobaan

mengukur suatu volume di laboratorium.

4. Mengetahui nama dan penggunaan alat-alat yang digunakan dalam percobaan


memanaskan suatu larutan di laboratorium.

5. Mengetahui nama dan penggunaan alat-alat yang digunakan dalam percobaan

menyaring dan menimbang di laboratorium.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Laboratorium
Ilmu kimia ialah salah satu bagian dari ilmu sains yang mempelajari tentanng

sifat materi, struktur materi, perubahan materi, energi yang menyertai reaksi. Dalam

memepelajari ilmu kimia kita harus mempelajari atau memahami konsep dasar dalam

pengukuran kimia dengan benar. Pemahaman ialah kemampuan yang dimilki untuk

mengubah, interpretasi dan mengeksplorasi. Dalam memahami konsep kimia tidak

bisa dipisahkan, karena konsepnya saling berkaitan. Salah satu nya ialah pengukuran,

dan pengenalan alat- alat laboratorium kimia (Marzuki, 2017: 22).

Laboratorium adalah sebuah fasilitas atau unit penunjang akademik pada

lembaga pendidikan berupa ruangan terbuka ataupun tertutup yang bersifat permanen

atau bergerak,di kelola sistematis untuk keperluan pengujian, untuk melakukan

penelitian atau percobaan yang berhubungan dengan tujuan praktikum atau

percobaan yang ingin kita lakukan, kalibrasi, ataupun produksi tapi dalam skala

terbatas dan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode pendidikan,

penelitian, ataupun pengabdian kepada masyarakat (permempam RB No. 03, 2010),

oleh karena itu laboratorium di kelola oleh teknisi atau yang biasa kita sebut dengan

laboran (Raharjo, 2017: 99).

Laboratorium merupakan jantung dari pembelajaran sains, karena di

laboratoriuum kita dapat melihat, menguji, menilai konsep-konsep sains secara

langsung. Karena untuk mempelajari sains itu tidak hanya membaca, mendengarkan

penjelasan dosen ataupun hanya mempelajari sains seputar teori, tanpa di sertai

dengan dengan melakukan kegiatan sains yang sebagian besar dilakukan di

3
4

laboratorium. Persoalan yang paling mengemuka dalam pembelajaran di

laboratorium yang meliputi proses pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan alat

dan bahan (Wiratrama dkk, 2014: 426).

Laboratorium bisa jadi sebagai sebuah tempat yang berbahaya, terutama bila

kita ceroboh dan kurang nya pengetahuan. Ketika kita berada di laboratorium kehati-

hatian dan tidak tergesa- gesa itu sangat di perlukan untuk menghindari

terjadinyahal- hal fatal. Biasanya kecelakaan yang terjadi adalah kebakaran atau
kerusakan alat- alat laboratorium (Ramadhani, 2020: 46-47).

Sumber- sumber kerusakan alat dan bahan kimia di dalam lingkungannya

dapat digolongkan menjadi 7 golongan: Udara, Cairan; air, asam, basa, cairan

lainnya, Panas/ temperature, Mekanik, Sinar, Api, Sifat bahan Kimia itu sendiri.

Tujuan keamanan laboratorium untuk menciptakan suasana laboratorium sebagai

tempat belajar sains yang aman. Caranya dengan meningkattkan pengetahuan

praktisi sains tentang keselamatan kerja, mengetahui bahaya yang mungkin terjadi

dan cara penanganannya (Budimarwati, 2020: 2-5).

Keselamatan kerja di laboratorium merupakan prioritas bagi indivitu yang

sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja. Bekerja

dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Penyebab


kecelakaan biasanya karena kurangnya pemahamaan tentang alat dan bahan yang di

gunakan (Juvitasari, 2020: 1).

B. Ilmu Kimia

Ilmu kimia merupakan bagian dari sains karena mempelajari tentang susunan,

sifat dan perubahan materi. Ilmu kimia sering di sebut sebagai ilmu pengetahuan

alam. Di dalam ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa atau fenomena yang terjadi
5

di dalam, lebih spesifiknya lagi mempelajari tentang materi beserta perubahan yang

menyertainya (Mania, 2020: 1).

Ilmu yang berlandaskan eksperimen, maksudnya tidak mungkin belajar kimia

tampa laboratorium, dengan adalanya laboratorium akan membantu kita untuk

mempermudah untuk memehami konsep konsep ilmu kimia dengan baik.

Pembelajaran ilmu kimia itu melibatkan kemampuan penelaran dan dan

keterampilan, kita bukan hanya di tuntut untuk memahani teori saja tapi kita di tuntut
untuk mengembangkan keterampilan proses kerja ilmiahnya. Oleh karena itu

pentingnya pengetahuan alat- alat kimia untuk pengetahuan sekaligus untuk

keselamatan kerja agar memperlancar kegiatan praktikum yang memerlukan

penguasaan atau pemahaman tentang alat dan bahan (Juvitasari dkk, 2020: 1-3).

Kegiatan praktikum itu berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran,

karena kita mengamati secara langsung proses kimia yang terjadi, melatih

kemampuan untuk berfikir secara ilmiah. Dengan adanya kegiatan praktikum itu

dapat mempermudah kita untuk memahami konsep kimia, kita lebih mudah

mengingat karena di lakukan secara langsung. Adanya motivasi juga sangat penting

karena memberikan kita dorongan agar mendapatkan hasil belajar yang optimal

(Hendrawan, 2021: 3386).


Sebelum melakukan praktikum kita harus mengetahui dasar- dasar dari

pengenalan alat. kita terlebih dahulu memahami apa yang di maksdu dengan

penimbangan, titrasi, pengukuran volume, penyaringan, dan pemanasan.

1. Penimbangan

Pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari

objek dan kejadian dunia maya. Suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan

untuk menjelaskan prilaku objek yang terlihat disebut massa dan biasanya
6

disinonimkan dengan berat. Berat itu diakibatkan karena adanya interaksi antara

massa dengan gaya gravitasi (Chairunnisa, 2016: 2).

Kegiatan penimbangan bertujuan untuk, mendapatkan nilai suatu besaran

massa. Data- data yang di dapatkan dari hasil penimbangan itu masih mengandung

keragu- raguan. Keragu -raguan ini disebut dengan nilai ketidakpastian.

Ketidakpastian itu dapat di artikan sebagai ukuran reabilitas suatu hasil pengukuran

sehingga ketidakpastian menentukan mutu dari hasil pengukuran


(Tirtasari, 2017: 152).

2. Titrasi

Titasi atau reaksi penetralan, fungsi dari titraai adalah untuk mencari titik

konsentrasi dari suatu larutan. Penambahan larutan baku atau larutan yang telah di

ketahui konsentrasinya dengan bantuan indikator disebut titrasi. Reaksi antara asam

dan basa disebut reaksi penetralan,biasa juga disebut reaksi penggaraman. Tetapi

pada reaksi asam dan basa yang konsentrasinya sama itu tidak selamanya

menghasilkan larutan netral, dan untuk menetralkannya dilakukan titrasi. Hal – hal

penting pada titrasi yakni ; titik ekivalen saat jumlah mol H sama dengan mol OH,

titik akhir titrasi saat indikator berubah warna (Kusumaningrum, 2020: 7-8).

3. Pengukuran volume
Pada saat pipetting harus dilakukan secarra teliti agar tidak terjadi kesalahan

pada saat pengukuran atau pengambilan reagen. Sering terjadi kesalahan yang sering

terjadi dalam pipetting adalah ketika lupa menekan second top dan terdapat

gelambung udara pada saat memipet.karena di dalam melakukan percobaan

perbedaan hasil sedikit saja itu memberikan dampak yang berarti pada penelitian

(Moda, 2019: 11).


7

4. Penyaringan
Penyaringan adalah teknik pemisahan antara filtrrat dan residu.

5. Pemanasan

Tujuan pemanasan untuk membuat sampel mencapai suhu yang tepat secara

tepat. Menurut Mahan (1987: 269), cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi

yaitu :

a. Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi kepada teman atau diri sendiri.

b. Jepitlah tabung di dekat mulutnya.

c. Miringkan ke arah yang aman, panaskan sambil sesekali digoyang.

d. Goyang terus tabung reaksi beberapa saat setelah api dijauhkan /tidak

dipanaskan lagi.

e. Memanaskan cairan dalam gelas kimia atau erlenmeyer harus

menggunakan batang pengaduk atau batu didih. Untuk erlenmeyer, bisa

dilakukan dengan cara memanaskan langsung di atas api (untuk pelarut

yang tidak mudah terbakar) sambil cairannya digoyangkan, sekali-kali

diangkat apabila sudah akan mendidih.


BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Tempat dan Waktu


Percobaan ini dilakukan pada hari rabu, 10 november 2021 pukul 15.00-17.00

wita dilaksanakan di Laboratorium Organik Jurusan Kimia Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca digital, gelas

ukur, gelas arloji, buret asam, buret basa, statif, klem, Erlenmeyer, gelas ukur, bulp,

corong, pipet skala, pipet volume, kertas saring, gunting,botol semprot, hot plate,

Bunsen, tabung reaksi, penjepit/ geget, tabung reaksi, labu takar, tissue, dan kawat

kasa.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada adalah aquades (H2O), Natrium

Hidroksida (NaOH), Kalium Permanganat (KMnO4), dan Larutan Sampel.

C. Posedur Kerja

1. Penimbangan

Prosedur kerja pada penimbangan yakni menyiapkan alat dan bahanyang akan

di gunakan, kemudian menyalakan neraca analitik den gan cara mencolokkan nya ke

stop kontak terdekat, kemudian mengkalibrasi terlebih dahulu, kemudian menyimpan

gelas kimia yang masih kosong ke dalam neraca analitik, kemudian mencatat massa

dari gelas kosong tersebut, kemudian mengisi gelas kimmia tersebut menggunkan

sampel, kemudian mentar neraca tersebut, kemudian mencatat hasiul penimbangan

8
9

menggunakan sampel tersebut, kemudian hasil dari penimbangan awal

dikurang dengan penimbangan menggunakan sampel.

2. Titrasi

Prosedur kerja pada penimbangan yakni menyiapkan alat dan bahan yang

akan di gunakan, kemudian memasang klem pada statif, kemudian memasang buret

basa atau buret asam pada klem, kemudian menyimpan Erlenmeyer di bawah keran,

kemudian menuangkan larutan sampel ke dalam buret dengan di bantu dengan


corong, kemudian membuka keran buret secara pelan hingga keluar sedikit cairannya

sambil menggoyang-goyangkan dengan perlahan Erlenmeyer yang berada di bawah

buret agar larutan yang turun dapat di lihat perubahannya,

3. Pengukuran volume

Prosedur kerja pada pengukuran volume yakni menyiapkan alat dan

bahannyang digunakan, kemudian kempeskan bulp kemudian memasangkan bulp ke

pipet, kemudiian memipet larutan cair ke dalam pipet dengan menekan tombol “S”,

kemudian mengeluarkan cairan ke labu takar dengan cara memencet tombol “E”

pada bulp.

4. Penyaringan

Prosedur kerja pada penyaringan yakni, yang pertama menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunkan, kemudian menggunting dan melipat menjadi empat

bagian kertas saring yang akan digunakan, kemudian letakkan kertas saring di atas

corong, kemudian letakkan corong di atas labu Erlenmeyer, kemudian membasahi

pinggiran kertas saring dengan menggunakan botol semprot yang berisi aquades,

kemudian menuangkkan l.arutan yang akan disaring.


10

5. Pemanasan
Prosedur kerja pada pemanasan langsung yakni, langskah pertama

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian nyalakan Bunsen

menggunakan korek api, kemudian menjepit tabung reaksi menggunakan geget,

kemudian mengarahkan tabung reaksi tersebut ke atas Bunsen yang telah menyala.

Prosedur kerja pada pemanasan tidak langsung yakni, langkah pertama

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian mengisi gelas kimia

menggunakan air kemudian diletakkan di atas hot plat, kemudian menyalakan hot

plate dengan cara mencolok hot plate tersebut ke colokan terdekat, kemudian

meletakkan tabung reaksi yang berisi cairan ke dalam gelas kimia yang berisi air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Penimbangan
Tabel 4.1 Alat yang digunakan pada penimbangan

No Nama Gambar Fungsi

Neraca digital (4 Untuk mengukur massa


1.
digit) pada

Untuk menyimpan
2. Gelas kimia sampel yang akan di
timbang

Digunakan untuk
3. Gelas arloji menyimpan sampel
yang akan ditimbang

11
12
12

2. Titrasi
Tabel 4.2 Alat yang digunakan pada titrasi

No Nama Gambar
Fungsi

Di gunakan untuk
1 statif
menempelkan klem

Di gunakan untuk
2. klem
menjepit buret

Digunakan untuk
3. Buret asam
mentitrasi larutan asam

Digunakan untuk
4. Buret basa
mentitrasi larutan basa
13

Digunakan sebagai
wadah larutan yang di
5. Labu Erlenmeyer
titrasi. Diletakkan di
bawah buret

Digunakan sebagai
6. Gelas kimia
wadah larutan

Di gunakan sebagai
alat perantara untuk
7. Corong
menuangkan larutan ke
lubang yang kecil

Digunakan untuk
Tissue
8. melapisi buret agar
tidak mudah pecah

3. pengukuran volume
Tabel 4.3 Alat yang digunakan pada Pengukuran Volume.

No Nama Gambar Fungsi


14

Digunakan untuk
mengukur volume
1. Gelas ukur
cairan.

Digunakan untuk
2. Pipet volume memindahkan sebuah
volume larutan

Digunakan untuk
3. Pipet skala memindahkan sebuah
volume larutan

Digunakan untuk
mengisap volume
4. Bulp
larutandi gunaakan
pada pangkal pipet

Digunakan untuk
mengukur cairan atau
5. Labu takar larutan secara spesifik
dengan ketelitian yang
tinggi
15

Digunakan sebagai
6. Labu erlenmenyer wadah larutan/ cairan
yang aka di pindahkan

Digunakan sebagai
7. Gelas kimia
waddah larutan

4. penyaringan
Tabel 4.4 Alat yang digunakan pada Penyaringan.

No Nama Gambar Fungsi

Digunakan untuk
1. Corong memudahkan
pemisahan larutan

Digunakan untuk
memissahkan
2. Kertas saring
larutan dengan
residunya.
16

Digunakan sebagai
Labu
3. wadah untuk
Erlenmeyer
menampung filtrat

Digunakan untuk
4. Botol semprot membasahi kertas
saring

Di gunakan untuk
5. Gunting memotong kertas
saring

5. pemanasan
Tabel 4.5 Alat yang digunakan pada pemanasan.

No Nama Gambar Fungsi

Digunakan uuntuk
1. Bunsen memanaskan tabung
reaksi
17

Digunakan untuk
2. Penjepit atau geget menjepit tabung
reaksi.

Digunakan untuk
3. Tabung reaksi
mereaksikan larutan

Digunakan untuk
memanaskan tabuung
Hot plate/ kompor
4. reaksinpada
listrik
pemanasan tidak
langsung

Digunakan sebagai
perantara antara api
5. Kawat kasa
dari hot plate dengan
gelas kimia

Digunakan untuk
6. Korek gas
menyalakan bunsen

B. Pembahasan
18

Pengenalan alat dan bahan penting di lakukan agar meminimalisis kecelakaan

kerja ketika melakukan penelitian. Alat- alat laboratorium biasanya rusak atau

bahkan dapat membayakan jika penggunaanya tidak tepat atau tidak sesuai dengan

prosedur. Maka dari itu pentingnya di lakukan pengenalan alat agar kita mengetahui

cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar (Lase, 2021: 107).

Penimbangan. Alat yang digunakan pada penimbangan adalah Neraca

Analitik/ Neraca Digital, neraca digital ialah alat ukur massa yang memiliki
keteliitian tinggi, kemudian menggunkan wadah yakni gelas kimia yang digunakan

sebagai wadah untuk menyimpan sebuah sampel. Adapun wadah lain yang

digunakan ialah gelas Arloji yang fungsinya hampir sama dengan gelas kimia.

Titrasi. Alat yang digunkann pada titrasi adalah statif dan klem, dimana statif

berfungsi sebagai tempat untuk menempelkan klem, berfungsi untuk menjepit buret,

kemudian alat yang selanjutnya ialah buret dimana buret terdiri atas dua jenis yakni

buret asam yang digunakan unuk larutan asam dan butret basa digunakan untuk

larutan basa, kemudian alat yang selanjutnya ialah labu Erlenmeyer yang digunnakan

sebagai wadah titrat, kemudian gelas kimia, corong digunakan untuk menuangkan

larutan ke lubang yang kecil, sebelum menjepiitkan buret ke klem henddaknya

dilapisi oleh tissue terlebih dahulu agar buret tak mudah pecah.
Pengukuran volume. Alat yang digunakan untuk mengukur volume adalah

gelas ukur digunakan untuk mengukur volume cairan, kemudian pipet volume dan

pipet skala digunkan untuk mengukur volume larutan yang lebih teliti, kemudian

bulp di pasangkan di pangkal pipet skala atau volume.kemudian labu takar digunakan

untuk mengukur cairan atau larutan secara spesifik dengan ketelitian yang tinggi,

kemudian juga menggunakan labu Erlenmeyer dan gelas kimia.


19

Penyaringan. Alat yang digunakan pada penyaringan adalah corong, kertas

saring berfungsi untuk memisahkan residu dan filtrate, kemudian labu Erlenmeyer,

botol semprot yang berisi aquades digunakan untuk menyiram kertas saring agar

tidak kaku. Kemudian gunting digunakan untuk memotonng kertas saring.

Pemenasan. Alat yang diguunakan pada pemanasan adalah hotplat/ kompor

listrik pada pemanasan tidak langsung, Bunsen pada pemanasan langsung, penjepit

atau geget digunakan untuk menjepit tabung reaksi, tabung reaksi berfungsi untuk
mereaksikan larutan, kemudian kawat kasa digunakan untuk memisahkan antara

kompor litrik dan gelas kimia, gelas kimia, kemudian korek digunakan untuk

membakar sumbu pada Bunsen.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Adapun alat yang terdapat di dalam laboratorium adalah neraca digital, gelas

ukur, gelas arloji, buret asam, buret basa, statif, klem, Erlenmeyer, gelas ukur,

bulp, corong, pipet skala, pipet volume, kertas saring, gunting,botol semprot, hot

plate, Bunsen, tabung reaksi, penjepit/ geget, tabung reaksi, labu takar, tissue,

dan kawat kasa.

2. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan titrasi seperti Buret

Asam dan Buret Basa, Erlenmeyer, Corong Gelas, dan juga Statif dan Klem

3. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan pengukuran seperti

Gelas Ukur, Erlenmeyer, Pipet Tetes, Pipet Volumetrik, Pipet Skala, Bulp atau

Filler serta Labu Takar;

4. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan pemanasan seperti

Hot Plate, Labu Bunsen, Gelas Beker, Tabung Reaksi, Penjepit Tabung, dan

Kawat Kasa;

5. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan penyaringan

seperti Corong Gelas, Erlenmeyer, Botol Semprot yang Berisi Aquadest, Gelas

Ukur, Kertas Saring. Alat- alat yang diguakan pada proses penimbangan seperti

neraca analitik, gelas kimia, gelas arloji.

19
20

B. Saran

Saran pada percobaan ini adalah pada proses titrasi selanjutnya disarannkan

menggunakan larutan yang bening tetapi berwarna atau larutan yang berwarna pekat

agar kita dapat membedakan secara langsung yang mana miniskus bawah dan atas.
DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti. “Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia”. Kimia 1 no.


1(2021): h. 1-13.
Chairunnisa, “Pengukuran Massa Bahan Dengan Menggunakan Neraca Analiti dan
Ohaus”. Fisika 1, no. 1 (2016): h.1-10
Hendrawan, dkk. “Deskripsi Pengetahuan Alat-alat praktikum Kimia Peserta Didik”.
Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 5 (2021): h. 3385-3396.
Juvitasari, dkk. “Deskripsi Pengetahuan Alat Praktikum Kimia dan Kemampuan
Psikomotorik Siswa MAN 1 Pontianak”. Jurnal kimia1, no. 1 (2021): h. 1-13.
Kusumaningrum Wiwik Indah. “Modul Pembelajaran”. Semarang: Direktorat Jendral
PAUD,DIKDAS, dan DIKMEN, 2020.
Lase Kristiani Natalia, “Analisis Pengetahuan Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi
IKIP Gunungsitoli Tentang Peralatan Laboratorium dan Fungsinya”. Jurnal
Pendidikan MINDA 2, no. 2 (2021): h. 104-115.
Mahan “University Chemistri”. publisher: Cumming Publishing Company:
Massachusetts. 1987.
Mania. “Ilmu Kimia menurut para ahli”. Hasil riset 1, no. 1 (2013): h. 1.
Marzuki dan Astuti. “Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Pada Materi Titrasi
Asam Basa Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan Kimia. 1, no. 1 (2017): h. 22-27.
Raharjo. “Pengelolaan Alat dan Bahan”. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 20, no. 2
(2017): h. 99-104
Ramadhani Puteri Sulistyani. “Penghelolaan Laboratorium”. Jawa Barat: penerbit.
Yiesa Rich Foundation, 2020.
Tirtasari. “Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di
Laboratorium ”. Journal of chemical 6, no. 2 (2017): h. 151- 155.
Wiratrama, dkk. “Pengelolaan Laboratorium Kimia Pada SMA Negeri di Kota
Singaraja”. Jurnal pendidikan Indonesia 3, no. 2 (2014): h. 425-436.
Yunisa Zahra. “pengenalan alat”. Jurnal Biologi 1, no. 1 (2014).

LAMPIRAN
DOKUMENTASI PERCOBAAN

menimbang Titrasi. Cara memasang penguuran Volume


menggunakan Neraca buret pada klem. menggunakan pipet
Analitik volume dan pipet skala

Penyaringan. Residu
menempel pada kertas pembakaran. Cara
saring sedangkan filtrat pembakaran langsung.
mengalir ke Erlenmeyer.

Anda mungkin juga menyukai