Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tentang

FIQIH PUASA

Disusun Oleh Kelompok 11 :

AIDA GUSMANITA (23111290)

DUWI SUSILAWATI (23111354)

Dosen Pengampu :

Dr. Merri Yelizza, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ADZKIA PADANG

TAHUN AJARAN 2023/1445 H


KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan dan sehingga kita masih tetap bisa menikmati
indahnya Iman dan Islam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
besar kita, pemimpin umat akhir zaman, Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang yang disinari dengan cahaya
hidayah dan taufiq. Kami dari tim penyusun makalah merasa sangat bersyukur karena
dapat menyelesaikan makalah kami sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
yang dibimbing oleh Ibu Merri Yelizza, M. A.

Kami dari tim penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Lalu, bagaikan sebuah
keretakan yang ada pada setiap gading, kami menyadari bahwa makalah ini memiliki
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki karya-karya lain yang akan kami
susun di lain waktu.

Padang, 2 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................
C. TUJUAN MASALAH........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. DEFENISI PUASA............................................................................................
B. SYARAT-SYARAT PUASA DAN RUKUN PUASA.....................................
C. MACAM-MACAM PUASA.............................................................................
D. WAKTU YANG DIHARAMKAN PUASA.....................................................
E. HIKMAH PUASA..............................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A. KESIMPULAN..................................................................................................
B. SARAN...............................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fikih puasa merupakan cabang ilmu dalam Islam yang membahas aturan,
tata cara, dan hukum-hukum terkait puasa. Dasar fikih puasa bersumber dari Al-
Qur'an dan Hadis, dengan prinsip utama menjalankan ibadah puasa sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Puasa diwajibkan pada bulan Ramadan,
sebagai salah satu rukun Islam yang memiliki nilai ibadah, pengendalian diri, dan
solidaritas sosial. Fikih puasa juga mencakup ketentuan-ketentuan terkait syarat
sah, batal, dan kafarat puasa, serta memberikan pedoman bagi umat Islam dalam
menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Puasa memiliki akar dalam tradisi keagamaan dan spiritualitas di berbagai
kebudayaan dan agama di seluruh dunia. Dalam konteks Islam, puasa memiliki
latar belakang yang kaya sebagai suatu bentuk ibadah yang ditetapkan oleh Allah.
Dasar hukum puasa dalam Islam ditemukan dalam Al-Qur'an, terutama dalam
Surah Al-Baqarah (2:183-187), yang menjelaskan tujuan puasa sebagai sarana
untuk mencapai taqwa (kesadaran kepada Allah) dan pembersihan diri.
Secara historis, puasa juga memiliki peran dalam mengasah disiplin diri,
menumbuhkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung, serta membangun
kekuatan rohaniah dan ketahanan fisik. Tradisi puasa juga dapat ditemukan dalam
agama-agama lain, seperti Ramadan bagi umat Islam, Puasa Yom Kippur bagi
umat Yahudi, dan puasa-puasa ritual di berbagai agama lainnya. Dengan
demikian, puasa tidak hanya menjadi aspek penting dalam praktik keagamaan,
tetapi juga mencerminkan nilai-nilai universal seperti kontrol diri, kasih sayang,
dan refleksi spiritual.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari puasa?
2. Apakah hukum puasa?
3. Apa sajakah macam-macam puasa?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian puasa.
2. Untuk mengetahui hukum dari puasa.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam puasa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Puasa

Puasa (shaum), menurut bahasa, berarti menahan diri. Adapun menurut


terminalogi yaitu menahan diri sejak terbitnya fajar hingga terbenam matahari dengan
niat dan syarat-syarat tertentu.

Dasar Hukum Puasa

Dasar hukum disyariatkannya ibadah puasa adalah berdasarkan Al-qur’an, hadis dan
ijma’ ulama.

Dasar hukum dari al-qur’an adalah qs. Al-baqarah : 183

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

B. Syarat-syarat dan Rukun Puasa

1. Syarat Wajib Puasa


a. Beragama Islam
b. Berakal

Orang gila, pingsan dan tidak sadarkan diri karena mabuk, makatidak
wajib puasa.Jika seseorang hilang kesadaran ketika puasa, maka puasanya
tidaksah. Namun jika hilang kesadaran lalu sadar di siang hari dan iadapati waktu
siang tersebut walau hanya sekejap, maka puasanyasah. Kecuali jika ia tidak
sadarkan diri pada seluruh siang (mulai darishubuh hingga tenggelam matahari),
maka puasanya tidak sah.

c. Baligh (umur 15 tahun keatas)


1)Tanda-tanda Baligh untuk laki-laki :
a) Ihtilam (Keluar mani ketika sadar atau tertidur)
b) Tumbuhnya bulu kemaluan. Namun ulama Syafi’iyah menganggap tanda ini
adalah khusus untuk anak orang yangtidak diketahui keislamannya, bukan
tanda pada muslim dan muslimah.

2) Tanda-tanda Baligh untun wanita :


a) Datangnya Haid
b) Hamil
Jika tanda-tanda diatas tidak didapati, maka dipakai patokan umur.Menurut
ulama Syafi’iyah, patokan umur yang dikatakan balighadalah 15 tahun.

d. Mampu melaksanakan puasa, bagi orang yang tidak mampu seperti sakit, dalam
bepergian atau orang tua yang sudah tidak mampu untuk berpuasa, maka mereka
boleh tidak berpuasa dan wajibmengqodhonya setelah selesai bulan Ramadhan.

2. Syarat Sah Puasa


a. Beragama Islam
b. Mumayiz (dapat membedakan hal yang baik dengan yang tidak baik)Yaitu bisa
mengenal manfaat dan madhorot nya (bahaya) setelah dikenalkan sebelumnya.
c. Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
d. Pada waktu yang diperbolehkan untuk puasa
3. Rukun Puasa
a. Niat
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar
sampai tenggelam matahari.

C. Macam-macam puasa
1. Puasa Wajib
a. Puasa Ramadhan Puasa Ramadhan yaitu puasa yang wajib dilakukan pada bulan
Ramadhan.

Artinya :
“Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain
Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan
zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. (HR
Bukhari dan Muslim).

b. Puasa Nadzar
Nadzar adalah janji tentang kebaikan yang asalnya tidak wajib menurut syara’,
setelah dinadzarkan menjadi wajib. Puasa Nadzar berarti puasa yang dijanjikan
untuk dikerjakan, yang asalnya tidakwajib, setelah dinadzarkan menjadi wajib.
Jadi puasa nadzar itu hukumnya wajib.
Contoh yang wajib berpuasa karena nadzar :
1) Karena mendapat nikmat atau terhindar dari musibah, seperti
ucapan : “Jika saya lulus ujian, maka saya akan puasa selama 3 hari, atau jika
penyakitku sembuh, aku akan berpuasa 5 hari”.
2) Mewajibkan puasa dengan tidak ada sebabnya, tetapi bernadzar akan puasa
misalnya: “Karena Allah saya akan berpuasa bulan ini selama 7 hari”
c. Puasa Kafarat
Puasa Kafarat yaitu puasa yang harus dilaksanakan karena melanggar larangan
Allah atau melanggar janji.

2. Puasa Sunnah
Beberapa puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan bagiseorang muslim,
yaitu :
a. Puasa 6 hari dalam bulan syawal
b. Puasa ‘Arafah yaitu puasa pada tanggal 9/12 Dzulhijjah, kecuali orang yang
sedang ibadah haji
c. Puasa ‘Asyura dan Tasu’a yaitu puasa pada tanggal 10 dan 9 Muharram
d. Puasa Sya’ban yaitu berpuasa pada bulan Sya’ban Rasulullah SAW banyak
berpuasa di bulan Sya’ban. Aisyah meriwayatkan, “Aku tidak pernah melihat
Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain dibulan Ramadhan. Dan aku tidak
pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari
dan Muslim)
e. Puasa pada hari Senin dan Kamis Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi Muhammad
SAW sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, Ketika ditanya mengenai hal
itu beliau menjawab, “Amalan (anak Adam) diserahkan kepada Allah setiap hari
Senin dan Kamis, Dia pun mengampuni setiaporang yang berserah diri dan
beriman kecuali mereka yangberbuat dosa secara terang-terangan”. (HR. Ahmad
dengan sanadyang Shahih)
f. Puasa pada setiap pertengahan bulan Qomariyah yaitu tanggal 13,14, dan 15
g. Puasa daud yaitu berpuasa sehari tidak dan tidak berpuasa sehari
Abdullah bin Umar meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda,
“ Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasanya Nabi Dawud. Dan shalat
(sunnah) yang paling disukai oleh Allahadalah shalat (sunnahnya) Nabi Dawud ia
tidur di setengah malam(pertama), shalat di sepertiga malam,dan tidur (lagi) di
seperenammalamnya. Ia puasa sehari dan tidak puasa sehari”.
(HR. Ahmaddan Ibnu Majjah)
3. Puasa Makruh

Puasa Makruh yaitu puasa yang apabila ditinggalkan lebih baik dan utama.

a. Puasa Arafah bagi orang yang sedang melakukan wukuf disana, karena Nabi
Muhammad SAW melarang puasa Arafah bagi siapa saja yang sedang berada di
Arafah

b. Puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at saja


Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hari Jum’at adalah hari raya kalian
maka janganlah kalian berpuasa pada hari itukecuali bila kalian juga berpuasa
sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya”
c. Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu saja
d. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian berpuasa pada hari sabtu kecuali
puasa yang diwajibkan Allah atas kalian. Jika salah seorang diantara kalian tidak
mendapatkan makanan kecuali kulit pohon kurma atau kayu pohon maka
hendaklah dia menggigitnya”

D. Waktu-waktu Yang Diharamkan Berpuasa

Terdapat waktu-waktu yang diharamkan berpuasa yaitu :


1. Berpuasa pada hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
2. Berpuasa hari Raya Idul Adha ( 10 Dzulhijjah)
3. Berpuasa di hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah)
4. Puasa Wishol (terus – menerus) sepanjang masa

1. Orang – orang yang dibolehkan tidak berpuasa


1. Orang yang sakit apabila tidak kuat berpuasa atau apabila berpuasasakitnya
bertambah atau memperlambat kesembuhan. Kalau sudahsembuh maka
berkewajiban menggantikan puasa sejumlah hari yang ditinggalkan
2. Orang yang dalam perjalanan jauh (80 Km) tetapi ia
berkewajibanmenggantikan puasa sejumlah hari yang ditinggalkan.
3. Orang yang sudah tua atau lemah fisiknya tapi ia wajib membayar fidyah
setiap hari ¾ beras atau memberi makan yang biasa ia makan pada
fakirmiskin
4. Orang hamil dan menyusui wajib mengqadha atau membayar fidyah.
5. Orang yang sedang haid wajib mengqadha

2. Hal – Hal yang Disunnahkan pada saat berpuasa

1. Menyegerakan berbuka puasa, yaitu berbuka pada saat diketahui secara pasti bahwa

matahari sudah tenggelam. Sahl bin Sa’d meriwayatkan , “Orang-orang (yang


berpuasa) akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan
berbuka”.(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Berbuka dengan kurma ruthab atau kurma tamar, atau air. Yang palingAfdhal dari
tiga makanan itu adalah yang pertama, yang paling akhiradalah yang paling
rendah keutamaanya, yakni air. Disunnahkan untuk berbuka puasa dengan
makanan yang ganjil jumlahnya.
3. Berdoa ketika berbuka puasa
4. Sahur, yakni makan dan minum diwaktunya, yakni di akhir malamdengan niat
untuk berpuasa. Mengakhirkan sahur sampai bagian akhirdari waktu malam
5. Bersiwak. Orang yang berpuasa disunnahkan bersiwak di tengah- tengah
puasanya, baik pada waktu siang maupun malam hari
6. Memperbanyak sedekah
7. Shalat Lail. Pada malam bulan Ramadhan kita disunnahkan mengerjakan shalat
lailyaitu shalat tarawih atau shalat malam.

3. Hal – hal yang membatalkan Puasa


1. Masuknya cairan ke rongga perut melalui hidung seperti obat hirup, atauyang
masuk melalui mata atau telinga seperti obat tetes mata atau obattetes telinga, dan
yang masuk melalui dubur atau kemaluan seperti injeksi
2. Adanya air yang masuk ke rongga perut karena terlalu bersungguh – sungguh
didalam berkumur dan memasukkan air ke hidung baik padawaktu berwudhu
maupun pada waktu lainnya
3. Keluarnya mani karena terus menerus melihat isterinya, atau terusmenerus
mengangankan persetubuhan atau karena mencium isteri ataukarena bersentuhan
badan dengan isterinya
4. Memuntah – muntahkan dengan sengaja
5. Orang yang makan dan minum karena menyangka masih berada
diwaktumalam, kemudian dia mengetahui bahwa ternyata saat itu sudah terbit
fajar
6. Orang yang makan dan minum karena menyangka sudah masuk waktumalam
hari, lalu dia mendapatkan kepastian bahwa saat itu masih siang
7. Orang yang makan atau minum karena lupa, kemudian di
tidakmenghentikannya ketika ingat.

E. Hikmah Puasa
1. Dapat menjaga kesehatan
2. Melatih kesabaran dan menahan jiwa
3. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir – miskin
4. Menciptakan umat menjadi disiplin, persatuan dan kesatuan terjaga
5. Mendidik kepercayaan (melaksanakan perintahNya dan
menjauhiLarangannNya)
6. Tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung
artiterima kasih kepada Allah atas nikmat pemberianNya yang tidak terbatas
banyaknya, dan tidak ternilai harganya.
7. Meningkatkan iman dan taqwa
8. Melatih kedisiplinan dan ketelaturan dalam hidup.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fiqih puasa adalah bagian penting dari ajaran Islam yang mengatur praktik
berpuasa selama bulan Ramadan. Kesimpulannya, puasa dalam konteks fiqih
bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melibatkan
pengendalian diri, peningkatan spiritualitas, dan pemahaman akan
penderitaan orang miskin. Prinsip-prinsip fiqih puasa memberikan pedoman
tentang siapa yang wajib berpuasa, aturan-aturan yang membatalkan puasa,
serta tata cara pelaksanaannya. Keseluruhan, fiqih puasa menggarisbawahi
aspek ibadah yang mencakup dimensi fisik, mental, dan spiritual dalam
rangka mencapai ketaqwaan kepada Allah.

B. SARAN
Demikian makalah pendidikan agama islam ini, kami menyadari bahwa
makalah ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu kami menerima saran
maupun kritik yang membangun dan mengembangkan makalah ini. Kami
banyak berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalh ini dan penulisan
makalah dikesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin,Aprilil.“ Pengertian Dasar Hukum dan Macam Puasa Dalam


Islam”.06September2017. http://aprililmuttaqin.blogspot.co.id

Al - jazairi, Abu Bakar J.2006. Fiqih Ibadah.Surakarta:Media Insani


Tuasikal, Muhammad Abduh, M.Sc.,“ Fikih Puasa”. Senin, 9 Oktober
2017https://muslim.or.id/16739-fikih-puasa-1-syarat-wajib-
puasa.html

Fiqih, Tim MGMP. 2012. Fiqih Kelas VIII. Ungaran Timur-


Kab.Semarang:KKM2Tsanawiyah Kab. Semarang

Almanhaj. “Dalil Puasa Ramadhan”.06September2017. https://almanhaj.or.id/2956-


bangunan-islam-syarah-rukun-islam-1.html

Munir,Misbakhul, S.Ag, Dkk.2014. Minhaju Ath-Thullab Fi Al Ibadah.


Salatiga: Man Salatiga

Anda mungkin juga menyukai