Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PUASA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih

Dosen Pengampu : Akip Umar, M.Si

Disusun oleh :
Kelompok : 7
1. Melsi Putri Anggraini (210101051)
2. Putri Nabila (210101065)
3. Winanda Kuncoro Putri (210101096)

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan, karena atas hidayah, karunia serta limpahan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sebagai mana mestinya. Makalah yang berjudul
“Puasa” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu fiqih dengan Dosen Pembimbing
Bapak Akip M.S.I.
Makalah ini tersusun dengan segala keterbatasan ilmu pengetahuan, oleh karenanya kritik saran
serta masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan sebagai bahan perbaikan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat memberikan pencerahan kepada umat Islam dalam beribadah
kepada Allah SWT. Jazakumullahu Khairan Katsiran.

Indralaya, 30 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... .............i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG ...........................................................................................1
2.RUMUSAN MASALAH .........................................................................................2
3.TUJUAN PEMBAHASAN ......................................................................................2
4.BATASAN MASALAH .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3
A. PENGERTIAN PUASA .......................................................................................3
B.PEMBAGIAN PUASA...........................................................................................3
C.SYARAT DAN RUKUN PUASA .........................................................................3
D.CARA PELAKSAAN PUASA .............................................................................4
E.HAL HAL DIPERBOLEHKAN PUASA................................................................5
F.HIKMAH PUASA....................................................................................................6

BAB III PENUTUP .................................................................................................................7


A.KESIMPULAN .......................................................................................................7
B.SARAN ...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta segala hal lain yang
dapat memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang dilakukan pada masa tertentu.
Makna dan tujuannya secara umum adalah untuk menahan diri dari segala hawa nafsu,
merenung, mawas diri, dan meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Salah satu
hikmah puasa ialah melatih manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani. Nafsu
jasmani yang terdapat dalam diri tiap individu harus diredam, dikendalikan, dan
diarahkan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang mulia. Setiap orang
yang menjalankan puasa pada hakekatnya sedang memenjarakan dirinya dari berbagai
nafsu jasmani. Puasa juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf
kehidupan, baik yang duniawi maupun akhirat. Karena puasa telah dilakukan di setiap
syariat agama.
Pada sebuah hadist dikatakan bahwa “Semua amal anak adam itu untuk dirinya sendiri,
kecuali puasa. Karena puasa itu dikerjakan untuk-Ku, maka Aku-lah yang akan member
balasannya”. Puasa merupakan salah satu bentuk ritual agama yang dapat meningkatkan
kualitas spiritual manusia dan sebagai wahana pensucian diri guna mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Pengaruh puasa bagi diri umat islam terutama ketika bulan Ramadhan dapat dirasakan
oleh fisik maupun jiwa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam segi kesehatan,
justru sangat bermanfaat. Kalaupun ada yang menemui permasalahan kesehatan pada
saat berpuasa, maka permasalahan itu muncul akibat yang bersangkutan tidak menjaga
aturan kesehatan dalam mengkonsumsi makanan.
Pembahasan mengenai ibadah puasa menarik untuk dikaji, mengingat ajaran ibadah
puasa terdapat dalam agama islam dan berlaku pada umat-umat terdahulu hingga
sekarang. Berdasarkan uraian di atas dan sebagai salah satu tugas fiqh, maka kami akan
mengkaji permasalahan seputar ibadah puasa.

B. Rumusan Masalah

1
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami bahas adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari puasa ?
2. Bagaimana pembagian puasa menurut agama islam ?
3. Bagaimana syarat dan rukun puasa ?
4. Bagaimana cara pelaksanaan puasa ?
5. Apakah hikmah puasa bagi umat manusia?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan adalah :
1. Untuk menjelaskan pengertian dari puasa
2. Untuk menjelaskan pembagian puasa menurut agama islam
3. Untuk menjelaskan syarat dan rukun puasa
4. Untuk menjelaskan cara pelaksanaan puasa
5. Untuk menjelaskan hikmah puasa bagi umat manusia

D. Batasan Masalah
Makalah ini hanya menulis / membahas tentang masalah yang berkaitan dengan puasa
menurut agama islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Secara umum, puasa berarti ‘menahan’ sebagaimana firman Allah SWT,
“…Aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih…”
Maksudnya adalah menahan diri dari berbicara, sedangkan menurut istilah adalah
menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan disertai niat1.

B. Pembagian Puasa
Puasa menurut agama islam ada empat macam2 :
a. Puasa wajib, yaitu puasa bulan Ramadan, puasa kafarat, dan puasa nazar.

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
b. Puasa sunat, yaitu berpuasa pada hari senin dan kamis, puasa daud, puasa enam
hari pada Bulan Syawwal, dsb.
c. Puasa makruh.
d. Puasa haram, yaitu puasa pada hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, dan tiga hari
sesudah Hari Raya Haji, yaitu tanggal 11-12- dan 13

C. Syarat dan rukun Puasa3


1. Syarat wajib puasa
a. Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
b. Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
c. Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit,
tidak wajib puasa.

1
Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 25.

2
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 220.

3
Ibid., hal. 227
3
2. Syarat sah puasa
a. Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
b. Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
c. Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang
haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar)
puasa yang tertinggal itu secukupnya.
d. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari
raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).

3. Rukun puasa4
a. Niat, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan.
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari.
187. Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu
fajar.

D. Cara Pelaksanaan Puasa


1. Adab-adab berpuasa5
a. Makan sahur
b. Menyegerakan berbuka
c. Berdoa ketika berbuka dan berpuasa
d. Menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan puasa
e. Menggosok gigi pada saat berpuasa
f. Murah hati dan mempelajari Al-Qur’an
g. Giat beribadah pada sepuluh hari terakhir
2. Boleh berbuka6
Orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada bulan Ramadhan adalah sebagai
berikut :
4
Ibid., hal. 229

5
Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 61.

6
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 233.
4
a. Orang yang sakit apabila tidak kuasa berpuasa
b. Orang yang dalam perjalanan jauh (80,640 km) boleh berbuka, tetapi ia wajib
mengqada puasa yang ditinggalkan itu.
185. Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

c. Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya, atau karena
memang lemah fisiknya, bukan karena tuanya.
d. Orang hamil dan menyusui anak

E. Hal-hal Yang Diperbolehkan Ketika Berpuasa7


a. Memakai celak dan meneteskan obat ke dalam mata
b. Mencium, bagi orang yang sanggup menahan dan menguasai syahwat atau nafsu
seksualnya
c. Berbekam, yaitu mengeluarkan darah dari bagian kepala
d. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke rongga hidung dengan syarat tidak
berlebih-lebihan
4. Hal-hal yang membatalkan puasa8
a. Makan dan minum yang disengaja maupun tidak.
b. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam.
c. Bersetubuh.
d. Keluar darah haid dan nifas.
e. Mengeluarkan mani dengan sengaja.
f. Gila. Jika gila itu datang waktu siang hari, batallah puasa.
g. Murtad (keluar dari agama islam).

F. Hikmah Puasa9
7
Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 67.

8
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 230

9
Supiana dkk, Materi Pendidikan Islam (bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), Hal.94
5
- melatih mental
- melatih kedisiplinan (taat pada aturan)
- memupuk keperdulian dan kepekaan social.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian dari puasa ialah :
· Secara umum, puasa berarti ‘menahan’
· Menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.
2. Pembagian puasa menurut agama Islam ada empat macam, yaitu :
· Puasa wajib
· Puasa sunat
· Puasa makruh.
· Puasa haram
3. Syarat puasa terbagi menjadi dua, yaitu :
(a) Syarat wajib puasa :
(i) Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
(ii) Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
(iii) Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak
wajib puasa.
(b) Syarat sah puasa :
(i) Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
(ii) Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
(iii) Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan).Orang yang haid
atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa
yang tertinggal itu secukupnya.
Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari raya dan
hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).
Rukun puasa yaitu niat dan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari.
4. Cara pelaksanaan puasa yaitu dengan niat pada malam sebelum sahur, berdoa
ketika berbuka dan berpuasa, menyegerakan berbuka, selama berpuasa hendaknya

7
menghindari segala hal yang dapat membatalkan puasa, memperbanyak amalan dan giat
beribadah selama berpuasa.
B. Saran
1. Sebagai seorang muslim yang taat kepada ajaran Allah, sebaiknya kita mengetahui
dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan puasa agar tidak keliru ketika
menjalankan puasa nantinya.
2. Kepada para pendidik, hendaknya selalu mengajarkan dan menanamkan
pemahaman tentang puasa kepada anak didiknya.
3. Ketika menjalankan ibadah puasa, sebaiknya selalu berserah diri kepada Allah dan
selalu berdoa kepada-Nya. Karena tantangan dan godaan ketika berpuasa tidaklah
mudah bila dirasakan. Serta selalu menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa
kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqih sunnah Jilid 2. Jakarta: Pena Pundi Aksara
Rasjid, Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Supiana dkk. 2001. Materi Pendidikan Islam. bandung : Remaja Rosdakarya.
[1] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 25.
[2] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal.
220.
[3] Ibid., hal. 227.
[4] Ibid., hal. 229
[5] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 61.
[6] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal.
233.
[7] Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 67.
[8] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal.
230
[9] Supiana dkk, Materi Pendidikan Islam (bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),
Hal.94

Anda mungkin juga menyukai