Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGARUH PUASA DALAM MENINGKATKAN


KUALITAS KETAQWAAN UMAT ISLAM
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Agama I

Dosen Pengampu :

Bapak Ahmad Zainuddin aziz, M.pd

Di Susun Oleh Kelompok 6 ( enam ) :

1. AHMAD AYASI
2. ACHMAD THUFAILY

PRODI TEKNOLOGI INFORMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI


ANNUQAYAH GULUK – GULUK SUMENEP
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, yang telah
memberi rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. sang pilihan dan sang pemilik ukhwah.

Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah materi
Agama Kelas TI A jurusan Teknologi Infomasi Institut Sains Dan Teknologi Annuqayah
Gulu-guluk Sumenep Madura.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak dosen pengampuh , serta


2. Anggota kelompok 6 yang telah bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
karena masih tetap belajar. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka akan menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan. Penulis berharap makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Gulul-guluk, 14 Oktober 2021

Tim Penyusun,

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... I

DAFTAR ISI............................................................................................................................. II

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

1. Apa Pengertian puasa .................................................................................................. 4

2. Apa Landasan hukum puasa Ramadhan...................................................................... 4

3. Apa Hikmah Puasa ...................................................................................................... 4

4. Apa Peran Puasa .......................................................................................................... 4

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................................ 4

1. Memahami pengertian puasa ....................................................................................... 4

2. Memahami Landasan hokum puasa Ramadhan .......................................................... 4

3. Memahami Hikmah Puasa .......................................................................................... 4

4. Memahami Peran Puasa .............................................................................................. 4

BAB II........................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

A. Pengertian Puasa ............................................................................................................. 5

B. Landasan hukum puasa Ramadhan ................................................................................. 5

C. Hikmah Puasa ................................................................................................................. 6

1. Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Allah Swt. ........................................................... 6

2. Hikmah Puasa Ramadhan Bisa Lebih Qanaah ............................................................ 7

3. Latihan Mengontrol Hawa Nafsu ................................................................................ 7

4. Hikmah Puasa Ramadhan Bisa Saling Berbagi........................................................... 7

5. Puasa Baik bagi Kesehatan Jasmani............................................................................ 7

II
6. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik .......................................................................... 8

7. Meninggalkan Kesenangan Dunia .............................................................................. 8

8. Hikmah Puasa Ramadhan Dapat Berhati-Hati Dalam Berbuat ................................... 8

9. Bisa Melatih Hidup Lebih Sederhana ......................................................................... 8

D. Peran Puasa ..................................................................................................................... 8

BAB III .................................................................................................................................... 11

PENUTUP................................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11

B. Saran ............................................................................................................................. 11

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan ibadah agung yang hanya Allah SWT saja yang
mengetahui seberapa besar pahalanya. Seorang yang berpuasa juga akan
mendapatkan dua kebahagiaan yang tidak dirasakan oleh selain mereka, yaitu
kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika mereka bertemu dengan
Rabbnya.
Aktifitas puasa adalah mengendalikan bagian-bagian dari dalam fisik
untuk melakukan pengendapan, sublimasi, diam, tunduk, memasuki „kosong‟,
agar berjumpa dengan „isi yang sejati‟.1 Usus bermeditasi, urat syaraf meraba
bagian dirinya yang terlambat, perut bersabar, keseluruhan organ tubuh juga
ruhani mengerjakan proses peragian.
Orang yang berpuasa, sebagaimana orang yang mendirikan shalat, zakat,
dan haji, pada hakikatnya sedang memperjuangkan keselamatan alam semesta dan
kehidupan seluruh umat manusia. 2Zakat memacu distribusi kesejahteraan sosial,
shalat mengembalikan kewajaran metabolisme kosmologis, sedangkan puasa
menarik kembali kondisi dan harkat hidup umat manusia dari segala hal yang
palsu dan tidak penting menuju nilai dan situasi hidup yang sejati dan berada
dalam rangkuman Sunah Allah. Kemudian ibadah haji adalah pesta ruhaniuntuk
merayakan keselamatan dan kemenangan itu. Ada beribu-ribu fungsi, kandungan
nilai, makna dan hikmat yang dimuat oleh ibadah di dalam Islam, juga puasa.
Kewajiban puasa telah dikukuhkan dalam Al-Qur‟an, Sunah, dan ijmak.
Dalam Al-Qur‟an, Allah SWT. Berfirman:

‫علَى ٱلَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ِ‫ٱلص َيا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ ۟ ُ‫َيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬
َ ‫ب‬
َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬

1
Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani, Terjemahan Fathul Mu‟in, diterjemahkan oleh Bahrun
Abu Bakar, dari judul asli Fathul Mu‟in, (Bandung: Algensindo, 2014).
2
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim (Minhajul Muslim), Terjemahan oleh Fadhli Bahri, dari judul
asli Minhaajul Muslim, (Bekasi: Darul Falah, 2009).

1
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah {2}: 183).3
Ayat ini diturunkan pada bulan Sya‟ban tahun ke-2 H. Umat Islam pada
tahun tersebut secara resmi diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan. Adapun
yang diserukan dalam ayat ini adalah orang-orang mukmin, tidak manusia secara
keseluruhan.4 Hal itu menunjukkan dua makna, pertama puasa hanya diwajibkan
pada orang-orang mukmin saja, karena iman itulah yang menjadi dasar adanya
perintah. Kedua, karena atas dasar imanlah puasa itu sah dalam arti mendapatkan
pahala dari Allah.
Agama Islam itu akan kuat dan kokoh apabila pemeluknya dapat
melakukan kelima rukun Islam tersebut dengan baik.5 Artinya tidak hanya
memilih atau mengerjakan salah satu saja, akan tetapi harus semuanya dikerjakan.
Kaum Muslimin dari semua mazhab dan golongan sejak periode Nabi SAW.
hingga hari ini telah sepakat atas wajibnya puasa Ramadhan. Yakni fardhu „ain
bagi tiap-tiap Muslim yang mukallaf tanpa kecuali, baik pada masa lalu maupun
sekarang, sehingga puasa Ramadhan termasuk kewajiban yang bersifat tawatur
yaqini, yang diketahui sebagai bagian integral dari agama, yang kewajibannya
mengikat orang awam maupun khawas tanpa memerlukan kajian dan dalil lagi.
Disisi lain ada orang-orang yang uzur berpuasa Ramadhan beserta hukum-
hukumnya.6 Pertama, uzur yang mewajibkan pemiliknya berbuka dan haram
berpuasa. Jika ia berpuasa, puasanya tidak sah dan tetap harus mengqadhanya. Ini
ditetapkan berdasarkan ijmak. Inilah uzur yang berkaitan dengan perempuan,
yaitu haid dan nifas. Kedua, uzur yang membolehkan pemiliknya untuk berbuka,
bahkan dalam keadaan tertentu mewajibkan, akan tetapi ia wajib menqadha. Ini
adalah uzur sakit dan safar, sebagaimana yang tertuang dalam kitab Allah. Ketiga,
uzur yang membolehkan pemiliknya untuk berbuka, bahkan terkadang
mewajibkannya, dan tidak perlu mengqadha namun memberi fidyah (menurut
jumhur). Itulah uzurnya orang tua renta dan orang yang sehukum dengannya,

3
https://kumparan.com/berita-hari-ini/surat-al-baqarah-ayat-183-arab-latin-arti-dan-tafsirnya-1vaXLntREGQ
4
Wahbah, Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Jilid 3, (Jakarta: Ruhama, 1998).
5
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Hikmah. 2001).
6
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, Terjemahan M. Abdul Ghoffar, dari judul asli Lubaabut Tafsir min Ibnu
Katsiir, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2004)

2
semisal pengidap penyakit yang tidak ada lagi harapan sembuh. Keempat, uzur
yang masih diperselisihkan ulama tentang jenisnya; apakah ia sejenis dengan uzur
sakit, orang tua renta, atau memiliki hukumnya sendiri? Ini adalah uzurnya
orang hamil dan menyusui. Kelima, uzurnya orang yang berat untuk melakukan
puasa karena jenis pekerjaannya. Misalnya pekerja tambang dan semisalnya.
Tetapi ada beberapa golongan yang mendapat dispensasi dari Allah boleh tidak
berpuasa pada bulan Ramadhan karena uzur, seperti; hamil, menyusui, dipaksa
orang lain, perjalanan (safar), sakit, jihad, lapar, haus, dan usia lanjut.7
Al-Qur‟an menegaskan bahwa orang yang sakit dan musafir boleh berbuka
tetapi harus mengqadha sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari
yang lain. Bepergian atau berpindah tempat adalah bagian dari kehidupan
manusia. Jarang sekali mereka terlepas dari kegiatan ini, baik yang tinggal di desa
maupun di kota. Dibalik perjalanan mereka itu, terdapat berbagai kebutuhan dan
tujuan. Ada yang bersifat keagamaan, keduniaan, individual, maupun sosial.
Mereka ada yang bepergian untuk mencari ilmu, rezeki, keamanan, pengobatan,
pahala, seperti haji, umrah, atau jihad. Ada juga untuk tujuan ilmiah dan sosial,
misalnya bersilaturahmi ke rumah kerabat dan handai taulan, mengenal keindahan
alam negara lain, untuk mengikuti seminar atau konferensi atau boleh jadi
bepergian sekadar untuk rekreasi setelah bekerja keras sekian lama. Semua ini
masyru‟ atau sesuai syariat adanya.
Diantara uzur di atas yang akan penulis bahas adalah salah satu jenis
pekerja berat yakni buruh tani. Pada masa sekarang ini masih banyak masyarakat
ataupun orang-orang yang tidak ataupun kurang mengetahui tentang Hukum
Berpuasa Bagi Pekerja Berat (buruh tani), oleh karena itu makalah ini berjudul :
Meninggalkan Puasa Ramadhan Bagi Buruh Tani Perspektif Fiqih. (Studi Kasus
Desa Andoolo Utama Kecamatan Buke Kabupaten Konawe Selatan)”

7
Muhammad Shaih bin Utsaimin, Syarah Hadits Arba‟in Imam An-Nawawi, Terjemahan Umar Mujtahid, dari
judul asli Syarah al-arba‟in an-Nawawiyah, (Jakarta: Ummul Qura, 2012)

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian puasa
2. Apa Landasan hukum puasa Ramadhan
3. Apa Hikmah Puasa
4. Apa Peran Puasa
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengertian puasa
2. Memahami Landasan hokum puasa Ramadhan
3. Memahami Hikmah Puasa
4. Memahami Peran Puasa

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Puasa merupakan rukun Islam yang ketiga. Puasa adalah salah satu ibadah
umat Islam yang memiliki arti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan
puasa yang dapat berupa memperturutkan syahwat, perut dan farji (kemaluan) sejak
terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat khusus.
Perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan berdasarkan Al-Quran, Hadits
dan kesepakatan ulama. Dalil yang menyatakan kewajiban berpuasa disebut dalam
Al-Quran surat al-Baqarah ayat 183 yang memiliki arti sebagai berikut:

‫علَى ٱلَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ِ‫ٱلصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ ۟ ُ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬
َ ‫ب‬
َ‫تَتَّقُون‬

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa".8

B. Landasan hukum puasa Ramadhan


Hukum Puasa Ramadhan dalam Alquran dan hadits adalah wajib bagi tiap
muslim laki-laki dan perempuan yang sudah balig, sehat dan berakal. Melalui ayat di
atas Allah Swt. ber-khitab kepada orang-orang mukmin dari kalangan umat ini dan
memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum
serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt. Karena di dalam
berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta
membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan
akhlak-akhlak yang rendah.
Allah menyebutkan, sebagaimana puasa diwajibkan atas mereka,
sesungguhnya Allah pun telah mewajibkannya atas umat-umat sebelum mereka.
Dengan demikian, berarti mereka mempunyai teladan dalam berpuasa, dan hal ini
memberikan semangat kepada mereka dalam menunaikan kewajiban ini, yaitu dengan

8
https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-puasa-dan-macam-macamnya-wajib-tahu-kln.html?page=2

5
penunaian yang lebih sempurna dari apa yang telah ditunaikan oleh orang-orang
sebelum mereka.
Dalam hadits Nabi SAW disebutkan Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari
rukun Islam yang lima, disyariatkan pada hari Senin tanggal 2 Sya’ban, tahun kedua
Hijriyah. Nabi SAW, bersabda:

ِ‫ص ََلة‬
َّ ‫َّللا َوإِقَ ِام ال‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ َ ‫َّللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمد‬
ُ ‫ًار‬ َّ ‫ش َهادَةِ أ َ ْن ََل إِلَهَ إِ ََّل‬
َ ‫علَى َخ ْم ٍس‬ ِْ ‫ي‬
َ ‫اْلس ََْل ُم‬ َ ‫بُ ِن‬
َ‫ضان‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫ج َو‬ِ ‫الز َكاةِ َو ْال َح‬
َّ ‫َاء‬ِ ‫َوإِيت‬

“Islam itu ditegakkan atas lima asas yaitu: (1) Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak
ada Tuhan kecuali Allah, dan bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah
utusan Allah. (2) Mendirikan shalat. (3) Menunaikan zakat. (4) Berhaji ke Baitullah.
(5) Berpuasa dalam bulan Ramadhan”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan
Muslim: 19).9

C. Hikmah Puasa
Di bulan puasa Ramadan, setiap umat Islam wajib menjalani ibadah yang satu
ini. Selain meningkatkan kualitas diri serta keimanan, masih banyak hikmah puasa
Ramadhan lainnya. Ibadah puasa sudah ada sejak Nabi Adam As yang kala itu
melakukan puasa Ayyamul Bidh. Salah satu ibadah ini akhirnya diteruskan hingga
Nabi Muhammad saw. dan sampai sekarang seluruh umat Islam di berbagai belahan
dunia tak lupa melaksanakan ajaran ini. Menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan
bukan hanya sekadar menahan haus dan lapar. Namun, lebih dari itu yaitu, terdapat
beragam hikmah puasa Ramadhan apabila dilakukan dengan serius dan sepenuh hati.
Berikut ini adalah sembilan Hikmah Puasa Ramadhan yang Bisa Kamu Dapatkan

1. Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Allah Swt.

Hikmah puasa secara umum yaitu bisa menaikkan derajat takwa seseorang
kepada Allah Swt. dan Rasulullah Saw. Menjalankan ibadah puasa pun tertera
dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

ََ‫تَتَّقُون‬ ‫علَى الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬


َ ‫ب‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬
َ ‫الص َيا ُم َك َما ُك ِت‬ َ ‫َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا ُك ِت‬
َ ‫ب‬

9
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hukum-puasa-ramadhan/

6
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. ”(QS. Al
Baqarah: 183).

Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu dari hikmah puasa di bulan Ramadhan
bagi umat Islam yaitu, telah melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi
setiap larangan-Nya.

2. Hikmah Puasa Ramadhan Bisa Lebih Qanaah


Qanaah adalah rela atau menerima takdir yang diberikan oleh Allah Swt.
Seperti situasi bulan puasa Ramadhan tahun ini yang membuat banyak orang tidak
bisa pulang kampung, salat berjamaah di masjid, dan beraktivitas seperti biasanya
karena wabah virus Corona. Dengan berpuasa maka akan muncul rasa syukur dan
merasa cukup atas segala sesuatu yang diberikan Allah Swt.

3. Latihan Mengontrol Hawa Nafsu


Pelajaran dari puasa Ramadhan berikutnya yaitu, bisa membantu mengontrol
hawa nafsu Ketika sedang menjalankan ibadah puasa, alangkah baiknya
menghabiskan waktu untuk mengerjakan hal-hal positif yang dapat menciptakan
kebaikan dan kebahagiaan dunia serta akhirat. Puasa pun dapat menjadi benteng
bagi diri untuk mencegah melakukan perbuatan maksiat. Selama berpuasa, setiap
orang diminta untuk menjaga hawa nafsu dan melindungi diri dari godaan setan.

4. Hikmah Puasa Ramadhan Bisa Saling Berbagi


Berikutnya, hikmah dari puasa Ramadan adalah belajar berbagi antar sesama.
Dengan merasakan lapar, seperti tidak makan dan minum seharian diharapkan
seseorang dapat berempati dan peka pada orang kurang mampu dan kelaparan.
Sehingga, alangkah baiknya untuk memberikan sembako kepada mereka yang
kurang mampu, menyantuni anak yatim dan piatu, dan masih banyak lagi.

5. Puasa Baik bagi Kesehatan Jasmani


Hikmah puasa Ramadhan yang kelima ialah bisa membantu kesehatan jasmani
sebagaimana rohani. Dengan berpuasa, kebutuhan rohani akan kedekatan dengan
Allah Swt. dapat terpenuhi. Sedangkan secara jasmani, sistem pencernaan dalam
tubuh selama sementara waktu akan istirahat. Puasa juga memberi kesempatan
untuk mengeluarkan semua kotoran serta zat-zat berbahaya di dalamnya.

7
6. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Dalam keadaan berpuasa, secara tidak sadar, kita akan selalu ingin berbuat
baik dan menjauh apa yang dilarang-Nya. Maka hikmah puasa Ramadan
selanjutnya adalah kita ingin selalu berusaha menjadi lebih baik. Lagi pula, jika
kita melakukan maksiat, maka akan sia-sia puasa kita selama satu hari tersebut.
Maka dari itu, saat berpuasa, sibukkan diri dengan memikirkan dan melakukan
hal-hal baik, serta sekuat tenaga menjauhi larangan-Nya.

7. Meninggalkan Kesenangan Dunia


Keutamaan dan hikmah puasa di bulan Ramadhan berikutnya yaitu, mampu
membuat seseorang meninggalkan kesenangan duniawi. Jika seseorang sudah
merasa ada dalam titik tersebut itu berarti dia mampu mengendalikan jiwanya.
Selain itu, saat berpuasa seseorang akan sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk
mengingat Allah Swt. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan
duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap. Hati pun akan menjadi lalai
dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah Swt. Saat diri
dapat meninggalkan kesenangan dunia sejenak, saat itulah dapat dikatakan bahwa
kita telah mampu mengendalikan jiwa kita sendiri.

8. Hikmah Puasa Ramadhan Dapat Berhati-Hati Dalam Berbuat


Puasa di bulan Ramadan akan lebih afdal apabila tak hanya menahan rasa
lapar dan haus saja. Tetapi, bisa menahan dan menghindari keharaman mata,
telinga, perkataan, dan perbuatan.

9. Bisa Melatih Hidup Lebih Sederhana


Apakah kamu merasa di saat bulan puasa uang yang keluar dari dompet lebih
sedikit dari biasanya? Ya, sebab, orang berpuasa akan makan dan minum di waktu
berbuka dan sahur saja. Jika sudah kenyang, pikiran kita tidak akan terpikir untuk
memesan kembali makanan atau minuman. Sebetulnya ngemil setelah waktu
makan yang utama hanyalah hawa nafsu seseorang saja.10

D. Peran Puasa
Ramadhan merupakan bulan istimewa bagi kaum muslimin, di bulan
Ramadaan keimanan kaum muslimin meningkat, jika dibandingkan dengan hari-hari

10
https://www.99.co/blog/indonesia/hikmah-puasa-ramadhan/

8
di luar bulan. Ternyata puasa yang dijalankan umat muslim memiliki makna yang luar
biasa sebagai media pendidikan karakter manusia mengubah pribadinya, menjadi
orang-orang yang berkualitas baik secara pribadi maupun secara sosial.
Ibadah puasa pada Ramadan mempunyai orientasi pada pembentuk karakter
diri seseorang menuju derajat mulia yaitu takwa di hadapan Allah, Tuhan semesta
alam. Bulan Ramadaan merupakan bulan untuk menempa karakter, perilaku kaum
muslimin. Mereka selama satu bulan dilatih baik jiwa maupun raga untuk tunduk dan
patuh pada ketentuan Sang Pencipta, Allah SWT. Dalam Alquran Surat Al Baqarah
ayat 183, Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk
berpuasa di bulan Ramadan, puasa ini diwajibkan sebagaimana orang-orang sebelum
mereka, dengan tujuan agar bertakwa, taat dan patuh pada perintah Allah.
Puasa mengajarkan seseorang untuk selalu bersikap tulus dan jujur. Jujur kepada diri
sendiri dan kepada orang lain. Kejujuran adalah dimensi moral dan akhlak yang
sangat penting. Dan kejujuran merupakan modal utama dalam menjalani segala
aktivitas kehidupan. Adapun kebalikan kejujuran adalah berdusta atau berbohong.
Berbohong adalah, seperti yang diilustrasikan Rasulullah Saw. sikap tak bermoral dan
berakhlak. Itulah sebabnya, dalam kehidupan sehari-hari, orang yang tidak jujur
dikatakan sebagai orang yang tidak bermoral dan berakhlak.
Puasa juga mendidik manusia untuk bertindak sabar dalam melaksanakan
kebaikan dan sabar dalam menahan diri dari berbagai perilaku yang menyimpang
yang tidak dibenarkan agama Islam dan akal sehat. Dengan kata lain, puasa mampu
melahirkan berbagai macam sifat kebaikan yang harus dimiliki oleh setiap manusia
yang beriman, misalnya ikhlas, sabar, dermawan, tolong menolong, tidak
rakus/tamak, toleransi dan lain sebagainya. Sifat-sifat tersebut merupakan cara
berakhlak yang baik dengan Sang Pencipta Alam Semesta, sesama manusia dan
dengan alam. Dengan demikian, tercipta harmonisasi dalam siklus kehidupan. Jika
semua dalam keadaan harmonis, maka akan tercipta kedamaian pada diri seseorang,
sehingga tercipta kedamaian dalam kehidupan bernegara di Indonesia.
Selama satu bulan jiwa dan raga muslim dibina dan ditempa dalam momen
pembinaan Illahi. Berbagai ibadah Ramadan menjadi sarana pembinaan menuju
pribadi muslim mulia. Sejatinya, berpuasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga,
namun menahan dari segala sesuatu yang dilarang Allah SWT. Peran orang tentu
sangat dibutuhkan di bulan yang suci, tidak hanya member pengertian kepada anak,
tapi juga perlu memberikan teladan yang baik bagi anak yang masih tidak terbiasa
9
dengan puasa. Juga perlu kiranya orang tua menjadi role model yang baik sehingga
dapat menjadi inspirasi bagi putra putrinya. Menjalani Ramadan dengan kebersamaan
dalam keluarga bukan berarti mengurangi makna Ramadan, justru kita
mengoptimalisasikan nilai-nilai Ramadan dalam keluarga dengan kegiatan
berorientasi untuk pendidikan karakter.
Bulan Ramadan merupakan bulan untuk membentuk karakter baik, karena di
dalamnya membentuk perilaku baik. Konteks puasa, tidak hanya menahan makan dan
minum saja, akan tetapi menahan untuk tidak berkata bohong, menahan diri untuk
tidak berbuat curang, menahan diri untuk tidak berkata kotor, terlebih lagi adalah
menahan seluruh anggota tubuh untuk senantiasa tunduk dan patuh dalam
menjalankan puasa, seperti mata, dilarang melihat sesuatu yang haram dilihat, tangan
dilarang untuk melakukan tindakan tercela, mulut, hidung dan kemaluan, semuanya
ikut berpuasa atau menahan diri untuk tidak melakukan tidakan buruk. Karena
terdapat korelasi positif antara puasa dengan pendidikan karakter, mari kita
manfaatkan puasa Ramadan sebagai sarana pembentukan karakter bangsa, seiring
dengan hal tersebut kita berupaya meningkatkan puasa sesuai tuntutan syariat,
sehingga rutunitas puasa kita bukan sekedar menahan lapar dan haus sehingga tidak
memiliki dampak dalam hablum minallah dan hablum minannas.11

11
https://www.satelitnews.id/9619/makna-spritual-puasa-dalam-pembentukan-pribadi-berkarakter/

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas mengenai Pengaruh Puasa Dalam
Meningkatkan Kualitas Ketaqwaan Umat Islam setiap orang yang memiliki iman
walau seberat apapun. Redaksi ini tidak menunjuk siapa pelaku yang diwajibkannya
agaknya puasa mengisyaratkan bahwa apa yang akan diwajibkan ini sedemikian
penting dan bermanfaat bagi setiap orang bahkan kelompok sehingga, seandainya
bukan Allah yang mewajibkannya, niscaya manusia sendiri yang akan
mewajibkannya atas dirinya sendiri. Puasa tidak hanya sekedar tradisi, apalagi
sekedar menahan lapar dan dahaga. Puasa merupakan pengabdian yang paling tulus
dari seorang hamba kepada Allah. Puasa tak hanya dilakukan umat Islam, tetapi juga
oleh umat-umat lainnya. Caranya pun bermacam-macam. Puasa memiliki pengaruh
bagi fisik maupun psikis puasa ditinjau dari kesehatan mental, puasa bermanfaat
dalam pengobatan, pencegahan, pembinaan, keikhlasan, kejujuran, kebenaran, dan
pengendalian diri. Puasa juga memiliki pengaruh yang sangat luar biasa. Penyakit
jiwa yang sangat berbahaya adalah terjerumus kedalam kejahatan syahwat dan tidak
bisa mereda hawa nafsu ini akan berakibat patal pada kesehatan mental seseorang dan
salah satu solusi atau obatnya adalah dengan berpuasa. Pengaruh puasa terhadap
kesehatan mental diantaranya, Puasa sebagai pengobatan jiwa, Puasa sebagai pereda
kejahatan syahwat dan pengendalian hawa nafsu, Puasa mampu menumbuhkan
emosional positif dan mampu mengendalikan ucapan, pandangan, pendengaran serta
menahan seluruh tubuh dari kejelekan, Puasa menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi
dan terhindar dari keegoisan. Pengaruh puasa tersebut dapat kita kaji dari ayat-ayat
puasa.

B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari hendaklah segala tingkah laku yang dilakukan
mencerminkan perbuatan-perbuatan yang baik karena kebiasaan yang baik akan
menjadikan kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani, Terjemahan Fathul Mu‟in,


diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar, dari judul asli Fathul Mu‟in, (Bandung:
Algensindo, 2014).
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim (Minhajul Muslim), Terjemahan oleh Fadhli
Bahri, dari judul asli Minhaajul Muslim, (Bekasi: Darul Falah, 2009).
https://kumparan.com/berita-hari-ini/surat-al-baqarah-ayat-183-arab-latin-arti-dan-tafsirnya-
1vaXLntREGQ
Wahbah, Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Jilid 3, (Jakarta: Ruhama, 1998).
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Hikmah. 2001).
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, Terjemahan M. Abdul Ghoffar, dari judul asli
Lubaabut Tafsir min Ibnu Katsiir, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2004)
Muhammad Shaih bin Utsaimin, Syarah Hadits Arba‟in Imam An-Nawawi, Terjemahan
Umar Mujtahid, dari judul asli Syarah al-arba‟in an-Nawawiyah, (Jakarta: Ummul
Qura, 2012)
https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-puasa-dan-macam-macamnya-wajib-tahu-
kln.html?page=2
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hukum-puasa-ramadhan/
https://www.99.co/blog/indonesia/hikmah-puasa-ramadhan/
https://www.satelitnews.id/9619/makna-spritual-puasa-dalam-pembentukan-pribadi-
berkarakter/

12

Anda mungkin juga menyukai