Dosen Pendamping:
Disusun Oleh :
(221114007)
TA 2024/2025
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
1. Kesimpulan .................................................................................................... 12
2. Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebanyakan dari mereka yang masih tidak disiplin atau konsisten dalam
mengerjakan shalat Dhuha salah satunya dikarenakan kesibukan dan rutinitas
sehari-hari. Terkadang banyak sekali Ummat muslim yang dengan sengaja
meninggalkan shalat Dhuha hanya karena tidak mau pekerjaan yang mereka
lakukan terganggu, sehingga ia dengan mudahnya meningalkan shalat Dhuha
dan lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam peningkatan nilai-nilai Islam ?
2. Sebutkan penjelasan Shalat Dhuha?
3. Mengapa Ummat Muslim sering meninggalkan shalat Dhuha?
4. Jelaskan secara rinci tentang disiplin?
5. Bagaimana cara peningkatan kedisiplinan dalam melaksanakan shalat
Dhuha?
3. Tujuan
Mengembangkan pengetahuan Ummat Islam tentang nilai-nilai Islam
Meningkatkan wawasan Islam Ummat Islam akan penjelasan mengenai
shalat Dhuha
Membiasakan Ummat Muslim untuk melaksanakan Shalat Dhuha dengan
menyebutkan factor-faktor yang diharapkan menjadi bahan kesadaran
Ummat islam itu sendiri agar tidak lagi melakukannya.
1
Menigkatkan pengetahuan Ummat Muslim tentang disiplin yang dimaksud
dalam melaksanakan ibadah
Menambah wawasan Ummat Muslim tentang cara meningkatakan
kedisiplinan dalam melaksanakan shalat Dhuha
4. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah agar Ummat Islam menyadari
bahwa betapa dianjurkannya menjaga shalat sunnah dalam kehidupan sehari-
hari. Tentu saja dalam pelaksanaan ibadah tersebut harapannya semoga dapat
membuat hidup kita menjadi lebih berkah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(Q.S. Luqman : 14)
Surah Luqman ayat 14 ini menjelaskan tentang nilai-nilai Islam dalam hal
perbuatan yang seharusnya diterapkan oleh Ummat Islam salah satunya yaitu
menaati kedua orang tua. Seperti pada sebuah penafsiran disebutkan(Dan Kami
wasiatkan kepada manusia terhadap kedua orang ibu bapkanya) maksudnya
Kami perintahkan manusia untuk berbakti kepada kedua orang tua yaitu ibu dan
bapaknya (ibunya yang telah mengandungnya) dengan susah payah (dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah) ia lemah karena mengandung, lemah
sewaktu mengeluarkan bayinya, dan lemah sewaktu mengurus anaknya di kala
bayi (dan menyapihnya) tidak menyusuinya lagi ( dalam dua tahun, Hendaknya )
Kami katakan kepadanya (bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua
3
mu yaitu ibu dan bapakmu, hanya kepada Akulah kembalimu) yakni kamu akan
kembali.
Selain menerapkan nilai-nilai Islam dalam hal perbuatan. Ummat Muslim juga
dianjurkan atau diperintahkan untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam hal
ibadah. Hal itu dikarenakan manusia diciptakan di bumi ini hanya karena
diperintahkan untuk menyembah (beribadah) kepada Allah semata. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah yang berbunyi:
َو َم ا ُأِم ُروا ِإاَّل ِلَيْعُبُد وا َهَّللا ُم ْخ ِلِص يَن َلُه الِّد يَن ُح َنَفاَء َو ُيِقيُم وا الَّص اَل َة َو ُيْؤ ُتوا الَّز َكاَة
َو َذ ِلَك ِد يُن اْلَقِّيَم ِة
Artinya : “Padahal mereka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan
ikhlas dalam beragama secara lurus, dan juga agar mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”
(Q.S Al-Bayyinah: 5)
No Nama Uraian/Pendapat
1 Sayyid Sabiq Shalat adalah ibadah yang mencakup
ucapan-ucapan dan perbuatan khusus,
dimulai dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan mengucapkan salam
4
beberapa syarat yang ditentukan
4 Muhammad Abdul Shalat adalah tali hubungan yang kuat
Malik az Zaghabi antara seorang hamba dengan Tuhan-
Nya. Hubungan yang mencerminkan
kehinaan hamba dan keagungan Tuhan
yang bersifat langsung tanpa perantara
segala dari siapa pun
Shalat terbagi menjadi dua macam yaitu Shalat wajib dan shalat Sunnah.
Salah satu yang termasuk dalam shalat sunnah ialah Shalat Dhuha. Shalat
dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan di waktu dhuha, yaitu awal dari
waktu siang. Waktu pelaksanaannya adalah dimulai ketika matahari
meninggi setinggi tombak sampai sebelum zawal, yaitu ketika matahari
tegak lurus. Dari Amr bin Abasah radhiallahu’anhu, ia berkata :
: فقلُت، فدخلُت عليه، فقِدْم ُت المدينَة،قِد م النبُّي صَّلى ُهللا عليه وسَّلم المدينَة
ثم َأقِص ْر عن الَّصالِة حين، صِّل صالَة الُّص بِح: فقال، أخِبْر ني عن الصالِة
وحينئٍذ، تطُلُع الشمُس حتى ترتفَع ؛ فإَّنها تطُلع حين تطُلع بين قرَني شيطاٍن
حتى يستقَّل، ثم صِّل ؛ فإَّن الصالَة مشهودٌة محضورٌة،َيسُجد لها الكَّفاُر
الظُّل بالُّر مح
Artinya : “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu
aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku
berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda:
kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari
sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua
tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari.
Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan
disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil” (HR. Muslim
no. 832).
5
Ulama empat madzhab sepakat bahwa shalat dhuha hukumnya sunnah.
Diantara dalilnya hadits Abu Dzar radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
ُيْص ِبُح َع َلى ُك ِّل ُس َالَم ى ِم ْن َأَح ِد ُك ْم َص َد َقٌة َفُك ُّل َتْس ِبيَح ٍة َص َد َقٌة َو ُك ُّل َتْح ِم يَد ٍة
َص َد َقٌة َو ُك ُّل َتْهِليَلٍة َص َد َقٌة َو ُك ُّل َتْك ِبيَرٍة َص َد َقٌة َو َأْم ٌر ِباْلَم ْعُروِف َص َد َقٌة َو َنْهٌى
َع ِن اْلُم ْنَك ِر َص َد َقٌة َو ُيْج ِز ُئ ِم ْن َذ ِلَك َر ْك َع َتاِن َيْر َك ُعُهَم ا ِم َن الُّض َح ى
Artinya : “Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk
bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan
tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap
bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi
mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan
salat dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no. 720).
في اإلنساِن ثالُث ِم ئٍة وِس ُّتوَن َم فِص اًل ؛ فعليه أن يتصَّد َق عن كِّل َم فِص ٍل منه
، الُّنَخاعُة في المسِج ِد تدِفُنها: وَم ن ُيِط يُق ذلك يا نبَّي ِهللا ؟ قال: قالوا،بصَدقٍة
فإْن لم تِج ْد فركَع تا الُّض َح ى ُتجِز ُئَك،والَّش يُء ُتنِّحيِه عن الَّطريِق
Artinya : “Manusia memiliki 360 sendi, diwajibkan untuk bersedekah
sedekah untuk setiap sendinya”. Para sahabat bertanya, ”Siapa yang
mampu melakukan demikian, wahai Nabi Allah?”. Nabi bersabda, ”Cukup
dengan menutup dahak yang ada di lantai masjid dengan tanah dan
menghilangkan gangguan dari jalanan. Apabila engkau tidak
mendapatinya, maka lakukanlah dua raka’at shalat Dhuha yang itu bisa
mencukupimu” (HR. Abu Daud no.5242, dishahihkan Al Albani
dalam Irwaul Ghalil [2/213]).
Shalat dhuha dikerjakan minimal dua raka’at sebagaimana dalam hadits Abu
Dzar dan Abu Hurairah di atas. Disebutkan dalam hadits dengan kata “dua
rakaat shalat dhuha”.
Namun ulama khilaf mengenai kadar maksimal rakaat shalat dhuha. Jumhur
ulama berpendapat maksimal delapan rakaat. Berdasarkan hadits dari Ummu
Hani’:
6
أَّن النبَّي صَّلى ُهللا عليه وسَّلم عاَم الفتِح صَّلى ثماَن ركعاٍت ُسبحَة الُّض حى
Artinya : “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di tahun terjadinya Fathu
Makkah beliau shalat delapan rakaat shalat dhuha” (HR. Bukhari no. 1103,
Muslim no. 336).
وَيزيد ما شاَء ُهللا،َّلم ُيصِّلي الُّض حى أربًع ا¤كان النبُّي صَّلى ُهللا عليه وس
Artinya : “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dhuha
empat raka’at dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau” (HR. Muslim
no. 719).
ُأ
َيْو َم اْلَفْتِح-صلى هللا عليه وسلم- َع ْن ِّم َهاِنٍئ ِبْنِت َأِبى َطاِلٍب َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا
َص َّلى ُسْبَح َة الُّض َح ى َثَم اِنَى َر َك َع اٍت ُيَس ِّلُم ِم ْن ُك ِّل َر ْك َع َتْيِن
Artinya : “Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan
rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam” (HR. Abu Dawud;
shahih)
Tata caranya sama dengan sholat sunnah dua rakaat pada umumnya, yaitu:
7
Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
Membaca surat Al Fatihah
Membaca surat atau ayat Al Qur’an
Ruku’ dengan tuma’ninah
I’tidal dengan tuma’ninah
Sujud dengan tuma’ninah
Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
Sujud kedua dengan tuma’ninah
Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
Salam
2. Mencegah Penyakit
Dikutip dari buku 'Berkah Shalat Dhuha' karya M Khalilurrahman Al
Mahfani, seorang profesor medis Dr Ha Ali Saboe dan Prof Dr
Vanshreber mengatakan bahwa setiap gerakan sholat memiliki manfaat
kesehatan bagi tubuh yang tak terhingga.
8
4. Dibuatkan istana di Syurga
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Majah bersabda mengenai keutamaan sholat dhuha 12
rakaat. Bagi yang mengerjakan akan diberikan Allah Ta’ala istana di
surga.
4. Pengertian Disiplin
Dalam hal ini, kata disiplin sendiri berasal dari kata latin “discipline”. Artinya
“latihan atau pendidikan dalam pengembangan harkat, spiritualitas, dan
kepribadian”. Disiplin memanifestasikan dirinya sebagai upaya untuk
meningkatkan perilaku individu agar mengikuti prinsip dan selalu mengikuti
aturan atau norma yang berlaku. Sekarang, kata disiplin telah berkembang
maknanya dalam beberapa cara.
9
menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-
bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.”(Q.S.
Ar-Ra’d : 12).
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan diri untuk
melaksanakan shalat dhuha, diantaranya :
1. Niat yang kuat
Ketika hendak melaksanakan shalat dhuha maka mulailah dengan niat yang
sungguh-sungguh untuk melaksanakan shalat dhuha secara rutin setiap hari.
Karena Allah lebih mencintai hamba-Nya yang rutin melaksanakan shalat
dhuha setiap hari walaupun hanya 2 raka’at saja dibandingkan dengan
hamba-Nya yang melakukan shalat dhuha dengan jumlah raka’at yang lebih
banyak akan tetapi jarang melaksankannya atau bahkan hanya sekali saja.
Hal ini disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu’anha, beliau
mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
َأَح ُّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َتَع اَلى َأْد َو ُمَها َو ِإْن َقّل
Artinya : ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan
yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu
amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (HR. Muslim no.
783)
10
2. Mengetahui waktu yang tepat
Cara membiasakan shalat dhuha selanjutnya yaitu hendaknya kita
mengetahui waktu shalat Dhuha yang dimulai setelah terbitnya matahari dan
berakhir sebelum masuk waktu dzuhur. Dan waktu yang paling utama untuk
melaksanakan shalat dhuha adalah setelah terbitnya matahari sekitar 15
hingga 20 menit setelahnya.
5. Langkah kecil
Langkah kecil disini maksudnya ialah mulailah melaksanakan shalat dengan
jumlah yang paling sedikit yaitu 2 raka’at terlebih dahulu, kemudian setelah
rutin melaksanakannya perlahan-lahan tingkatkan menjadi 4 raka’at, 6
raka’at dan seterusnya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan masing-
masing.
6. Konsistensi
Setelah kita mulai terbiasa untuk melaksanakan shalat dhuha maka langkah
selanjutnya yaitu kita harus konsisten dalam menjalankan shalat Dhuha.
Jadikan shalat Dhuha sebagai bagian dari rutinitas atau kebutuhan harian,
agar ketika kita meninggalkannya kita merasa ada yang kurang. Harus tetap
konsisten walaupun dalam keadaan sibuk sekalipun.
11
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah yang telah dibuat oleh peneliti
yaitu shalat Dhuha merupakan shalat sunnah yang dianjurkan oleh Allah Ta’ala
dan merupakan salah satu bentuk peningkatan nilai-nilai Islam. Dan shalat
Dhuha seharusnya dilaksanakan secara disiplin maka dari itu kita sudah
mengetahui arti kata disiplin yaitu latihan atau pendidikan dalam pengembangan
harkat, spiritualitas, dan kepribadian.
Selain itu pula dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa Ummat Muslim
sering meninggalkan shalat Dhuha dikarenakan beberapa alasan ataupun factor
salah satunya adalah kesibukan dalam bekerja. Dan diatas telah dijelaskan ada
beberapa cara untuk meningkatkan atau membiasakan diri untuk melaksanakan
shalat Dhuha agar lebih konsisten.
2. Saran
Makalah ini disarankan kepada seluruh Ummat Muslim yang ingin mengetahui
lebih dalam lagi mengenai shalat Dhuha. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis meminta para pembaca untuk
memberikan saran ataupun kritik guna menyempurnakan makalah yang telah
dibuat oleh penulis.
12
DAFTAR PUSTAKA
13