Anda di halaman 1dari 15

REVIEW JURNAL

PENINGKATAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI DISIPLIN


SHALAT DHUHA
Makalah ini diselesaikan guna memenuhi tugas mandiri

Dosen Pendamping:

Dr.(C). K.H. Zainuddin Nur S.H.,ME.,C.NSP

Disusun Oleh :

Nazwa Suhaila Dalimunthe

(221114007)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL WASHLIYAH

TA 2024/2025
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1


2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
3. Tujuan ............................................................................................................ 1
4. Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

1. Penjelasan Nilai-nilai Islam........................................................................... 3


2. Penjelasan Shalat Dhuha............................................................................... 4
a. Pengertian Shalat & Shalat Dhuha........................................................ 4
b. Hukum Shalat Dhuha.............................................................................. 5
c. Jumlah Raka’at Shalat Dhuha................................................................ 6
d. Tata Cara Shalat Dhuha.......................................................................... 7
e. Keutamaan Shalat Dhuha....................................................................... 8
3. Alasan/ Faktor Ummat Muslim Meninggalkan Shalat Dhuha.................. 9
4. Pengertian Disiplin......................................................................................... 9
5. Cara Meningkatkan Kedisiplinan Ummat Muslim Dalam Melaksanakan
Shalat Dhuha.................................................................................................. 10

BAB III : PENUTUPAN............................................................................................ 12

1. Kesimpulan .................................................................................................... 12
2. Saran .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan dalam Islam dipahami sebagai sebuah proses transformasi dan
Internalisasi nilai-nilai ajaran Islam terhadap peserta didik melalui proses
pengembangan fitrah agar memperoleh keseimbangan hidup dalam semua
aspeknya. Dalam pengembangan nilai-nilai Islam ini sangat diperlukan
kesadaran masyarakat yang beragama Islam untuk membiasakan diri untuk
melakukan amalan-amalan yang berpacu pada Islam, salah satu contohnya yaitu
melaksanakan shalat dhuha. Shalat Dhuha merupakan shalat sunnah yang
mungkin semua masyarakat yang beragama Islam sudah mengetahuinya.
Membiasakan shalat Dhuha merupakan salah satu praktek ibadah yang sangat
dianjurkan dalam agama Islam. Shalat Dhuha memiliki banyak keutamaan,
meskipun begitu tak jarang bahkan masih banyak Umat muslim yang belum
konsisten dalam melaksanakan shalat Dhuha ini.

Kebanyakan dari mereka yang masih tidak disiplin atau konsisten dalam
mengerjakan shalat Dhuha salah satunya dikarenakan kesibukan dan rutinitas
sehari-hari. Terkadang banyak sekali Ummat muslim yang dengan sengaja
meninggalkan shalat Dhuha hanya karena tidak mau pekerjaan yang mereka
lakukan terganggu, sehingga ia dengan mudahnya meningalkan shalat Dhuha
dan lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.

2. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam peningkatan nilai-nilai Islam ?
2. Sebutkan penjelasan Shalat Dhuha?
3. Mengapa Ummat Muslim sering meninggalkan shalat Dhuha?
4. Jelaskan secara rinci tentang disiplin?
5. Bagaimana cara peningkatan kedisiplinan dalam melaksanakan shalat
Dhuha?

3. Tujuan
 Mengembangkan pengetahuan Ummat Islam tentang nilai-nilai Islam
 Meningkatkan wawasan Islam Ummat Islam akan penjelasan mengenai
shalat Dhuha
 Membiasakan Ummat Muslim untuk melaksanakan Shalat Dhuha dengan
menyebutkan factor-faktor yang diharapkan menjadi bahan kesadaran
Ummat islam itu sendiri agar tidak lagi melakukannya.

1
 Menigkatkan pengetahuan Ummat Muslim tentang disiplin yang dimaksud
dalam melaksanakan ibadah
 Menambah wawasan Ummat Muslim tentang cara meningkatakan
kedisiplinan dalam melaksanakan shalat Dhuha

4. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah agar Ummat Islam menyadari
bahwa betapa dianjurkannya menjaga shalat sunnah dalam kehidupan sehari-
hari. Tentu saja dalam pelaksanaan ibadah tersebut harapannya semoga dapat
membuat hidup kita menjadi lebih berkah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Penjelasan Nilai-nilai Islam


Nilai-nilai agama Islam pada hakekatnya adalah kumpulan dari prinsip hidup,
ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan
kehidupannya, yang satu prinsip dengan lainnya saling terkait membentuk satu
kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan. Nialai-nilai itu tidak dapat
dipisahkan karena pada dasarnya Islam Suatu system yang satu paket, paket nilai
yang saling terkait satu sama lain, membentuk apa yang disebut sebagai teori-
teori Islam baku. Nilai-nilai ini membentuk landasan moral, etika dan perilaku
Ummat Muslim dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai Islam berpedoman pada Al-Qur’an, sebagaimana yang kita ketahui


bahwa Al-Qur’an merupakan pedoman bagi semua makhluk, dan Islam adalam
agama yang sempurna, sehingga semua ajaran Islam serta pendidikan karakter
memiliki logika yang masuk diakal manusia. Sebagaimana tentang nilai-nilai
Islam yang dijelaskan dalam surah uqman ayat 14 yang berbunyi :

‫َو َو َّص ْيَنا ا ِإْل ْن َس اَن ِب َو ا ِل َد ْي ِه َح َم َلْت ُه ُأُّم ُه َو ْه ًن ا َع َل ٰى َو ْه ٍن َو ِفَص ا ُل ُه ِف ي َع ا َم ْي ِن‬


‫َأ ِن ا ْش ُك ْر ِل ي َو ِل َو ا ِل َد ْي َك ِإ َل َّي ا ْل َم ِص يُر‬

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(Q.S. Luqman : 14)

Surah Luqman ayat 14 ini menjelaskan tentang nilai-nilai Islam dalam hal
perbuatan yang seharusnya diterapkan oleh Ummat Islam salah satunya yaitu
menaati kedua orang tua. Seperti pada sebuah penafsiran disebutkan(Dan Kami
wasiatkan kepada manusia terhadap kedua orang ibu bapkanya) maksudnya
Kami perintahkan manusia untuk berbakti kepada kedua orang tua yaitu ibu dan
bapaknya (ibunya yang telah mengandungnya) dengan susah payah (dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah) ia lemah karena mengandung, lemah
sewaktu mengeluarkan bayinya, dan lemah sewaktu mengurus anaknya di kala
bayi (dan menyapihnya) tidak menyusuinya lagi ( dalam dua tahun, Hendaknya )
Kami katakan kepadanya (bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua

3
mu yaitu ibu dan bapakmu, hanya kepada Akulah kembalimu) yakni kamu akan
kembali.
Selain menerapkan nilai-nilai Islam dalam hal perbuatan. Ummat Muslim juga
dianjurkan atau diperintahkan untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam hal
ibadah. Hal itu dikarenakan manusia diciptakan di bumi ini hanya karena
diperintahkan untuk menyembah (beribadah) kepada Allah semata. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah yang berbunyi:

‫َو َم ا ُأِم ُروا ِإاَّل ِلَيْعُبُد وا َهَّللا ُم ْخ ِلِص يَن َلُه الِّد يَن ُح َنَفاَء َو ُيِقيُم وا الَّص اَل َة َو ُيْؤ ُتوا الَّز َكاَة‬
‫َو َذ ِلَك ِد يُن اْلَقِّيَم ِة‬
Artinya : “Padahal mereka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan
ikhlas dalam beragama secara lurus, dan juga agar mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”
(Q.S Al-Bayyinah: 5)

2. Penjelasan Shalat Dhuha

a. Pengertian Shalat & Shalat Dhuha


Shalat secara bahasa bersal dari bahasa Arab yaitu “Ash-Shalatu” yang
berarti do’a. Shalat merupakan kata benda yang memiliki arti berarti rahmat,
sedangkan shalat dari hamba adalah do’a dan permohonan ampunan.
Beberapa pengertian shalat menurut para ahli Agama (Fiqih ) adalah sebagai
berikut:

No Nama Uraian/Pendapat
1 Sayyid Sabiq Shalat adalah ibadah yang mencakup
ucapan-ucapan dan perbuatan khusus,
dimulai dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan mengucapkan salam

2 Ali As’ad Shalat menurut istilah syara‟ ialah


beberapa ucapan dan perbuatan tertentu
yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam

3 Sulaiman Rasjid Shalat ialah ibadah yang tersusun dari


beberapa perkataan dan beberapa
perbuatan yang dimulai dengan takbir,
disudahi dengan salam, dan memenuhi

4
beberapa syarat yang ditentukan
4 Muhammad Abdul Shalat adalah tali hubungan yang kuat
Malik az Zaghabi antara seorang hamba dengan Tuhan-
Nya. Hubungan yang mencerminkan
kehinaan hamba dan keagungan Tuhan
yang bersifat langsung tanpa perantara
segala dari siapa pun

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa shalat adalah


suatu ibadah yang memiliki hubungan yang kuat antara seorang hamba
dengan Allah sehingga hati hanya berharap kepada Allah, mendatangkan
takut kepada-Nya, dan mendatangkan rasa keagungan atas kekuasaan-Nya
dan kesempurnaan-Nya melalui doa yang disertai ucapan dan perbuatan
dengan beberapa syarat telah ditentukan.

Shalat terbagi menjadi dua macam yaitu Shalat wajib dan shalat Sunnah.
Salah satu yang termasuk dalam shalat sunnah ialah Shalat Dhuha. Shalat
dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan di waktu dhuha, yaitu awal dari
waktu siang. Waktu pelaksanaannya adalah dimulai ketika matahari
meninggi setinggi tombak sampai sebelum zawal, yaitu ketika matahari
tegak lurus. Dari Amr bin Abasah radhiallahu’anhu, ia berkata :

: ‫ فقلُت‬،‫ فدخلُت عليه‬،‫ فقِدْم ُت المدينَة‬،‫قِد م النبُّي صَّلى ُهللا عليه وسَّلم المدينَة‬
‫ ثم َأقِص ْر عن الَّصالِة حين‬،‫ صِّل صالَة الُّص بِح‬:‫ فقال‬، ‫أخِبْر ني عن الصالِة‬
‫ وحينئٍذ‬، ‫تطُلُع الشمُس حتى ترتفَع ؛ فإَّنها تطُلع حين تطُلع بين قرَني شيطاٍن‬
‫ حتى يستقَّل‬،‫ ثم صِّل ؛ فإَّن الصالَة مشهودٌة محضورٌة‬،‫َيسُجد لها الكَّفاُر‬
‫الظُّل بالُّر مح‬
Artinya : “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu
aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku
berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda:
kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari
sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua
tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari.
Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan
disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil” (HR. Muslim
no. 832).

b. Hukum Shalat Dhuha

5
Ulama empat madzhab sepakat bahwa shalat dhuha hukumnya sunnah.
Diantara dalilnya hadits Abu Dzar radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:

‫ُيْص ِبُح َع َلى ُك ِّل ُس َالَم ى ِم ْن َأَح ِد ُك ْم َص َد َقٌة َفُك ُّل َتْس ِبيَح ٍة َص َد َقٌة َو ُك ُّل َتْح ِم يَد ٍة‬
‫َص َد َقٌة َو ُك ُّل َتْهِليَلٍة َص َد َقٌة َو ُك ُّل َتْك ِبيَرٍة َص َد َقٌة َو َأْم ٌر ِباْلَم ْعُروِف َص َد َقٌة َو َنْهٌى‬
‫َع ِن اْلُم ْنَك ِر َص َد َقٌة َو ُيْج ِز ُئ ِم ْن َذ ِلَك َر ْك َع َتاِن َيْر َك ُعُهَم ا ِم َن الُّض َح ى‬
Artinya : “Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk
bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan
tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap
bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi
mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan
salat dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no. 720).

Dari Buraidah Al Aslami radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi


wasallam bersabda:

‫في اإلنساِن ثالُث ِم ئٍة وِس ُّتوَن َم فِص اًل ؛ فعليه أن يتصَّد َق عن كِّل َم فِص ٍل منه‬
،‫ الُّنَخاعُة في المسِج ِد تدِفُنها‬:‫ وَم ن ُيِط يُق ذلك يا نبَّي ِهللا ؟ قال‬:‫ قالوا‬،‫بصَدقٍة‬
‫ فإْن لم تِج ْد فركَع تا الُّض َح ى ُتجِز ُئَك‬،‫والَّش يُء ُتنِّحيِه عن الَّطريِق‬
Artinya : “Manusia memiliki 360 sendi, diwajibkan untuk bersedekah
sedekah untuk setiap sendinya”. Para sahabat bertanya, ”Siapa yang
mampu melakukan demikian, wahai Nabi Allah?”. Nabi bersabda, ”Cukup
dengan menutup dahak yang ada di lantai masjid dengan tanah dan
menghilangkan gangguan dari jalanan. Apabila engkau tidak
mendapatinya, maka lakukanlah dua raka’at shalat Dhuha yang itu bisa
mencukupimu” (HR. Abu Daud no.5242, dishahihkan Al Albani
dalam Irwaul Ghalil [2/213]).

c. Jumlah Raka’at Shalat Dhuha

Shalat dhuha dikerjakan minimal dua raka’at sebagaimana dalam hadits Abu
Dzar dan Abu Hurairah di atas. Disebutkan dalam hadits dengan kata “dua
rakaat shalat dhuha”.

Namun ulama khilaf mengenai kadar maksimal rakaat shalat dhuha. Jumhur
ulama berpendapat maksimal delapan rakaat. Berdasarkan hadits dari Ummu
Hani’:

6
‫أَّن النبَّي صَّلى ُهللا عليه وسَّلم عاَم الفتِح صَّلى ثماَن ركعاٍت ُسبحَة الُّض حى‬
Artinya : “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di tahun terjadinya Fathu
Makkah beliau shalat delapan rakaat shalat dhuha” (HR. Bukhari no. 1103,
Muslim no. 336).

Sebagian ulama berpendapat tidak ada batasannya. Dalilnya hadits dari


Aisyah radhiallahu’anha,

‫ وَيزيد ما شاَء ُهللا‬،‫َّلم ُيصِّلي الُّض حى أربًع ا‬¤‫كان النبُّي صَّلى ُهللا عليه وس‬
Artinya : “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dhuha
empat raka’at dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau” (HR. Muslim
no. 719).

d. Tata Cara Shalat Dhuha


Sholat dhuha dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam. Jumlah
rakaatnya minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan sholat dhuha
empat rakaat, kadang delapan rakaat. Karenanya banyak ulama tidak
membatasi jumlah rakaatnya.

‫ُأ‬
‫ َيْو َم اْلَفْتِح‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن ِّم َهاِنٍئ ِبْنِت َأِبى َطاِلٍب َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا‬
‫َص َّلى ُسْبَح َة الُّض َح ى َثَم اِنَى َر َك َع اٍت ُيَس ِّلُم ِم ْن ُك ِّل َر ْك َع َتْيِن‬
Artinya : “Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan
rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam” (HR. Abu Dawud;
shahih)

Tata caranya sama dengan sholat sunnah dua rakaat pada umumnya, yaitu:

 Niat sholat dhuha


 Takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah
 Membaca surat Al Fatihah
 Membaca surat atau ayat Al Qur’an
 Ruku’ dengan tuma’ninah
 I’tidal dengan tuma’ninah
 Sujud dengan tuma’ninah
 Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
 Sujud kedua dengan tuma’ninah

7
 Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
 Membaca surat Al Fatihah
 Membaca surat atau ayat Al Qur’an
 Ruku’ dengan tuma’ninah
 I’tidal dengan tuma’ninah
 Sujud dengan tuma’ninah
 Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
 Sujud kedua dengan tuma’ninah
 Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
 Salam

e. Keutamaan Shalat Dhuha


1. Diampuni Dosanya
Allah Ta’ala akan mengampuni umat-Nya yang mengerjakan sholat
Dhuha di pagi harinya. Hal itu sesuai dalam hadist Rasulullah dalam
riwayat Tirmidzi,

"Siapapun yang melaksanakan sholat Dhuha dengan langgeng, akan


diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di
lautan."

2. Mencegah Penyakit
Dikutip dari buku 'Berkah Shalat Dhuha' karya M Khalilurrahman Al
Mahfani, seorang profesor medis Dr Ha Ali Saboe dan Prof Dr
Vanshreber mengatakan bahwa setiap gerakan sholat memiliki manfaat
kesehatan bagi tubuh yang tak terhingga.

Ia melihat bahwa gerakan sholat dapat mengurangi, dan bahkan dapat


mencegah penyakit jantung. "Setiap penyimpangan dari gerakan sholat
akan mengubah fungsi dan manfaat yang ada, dan dalam syariat, hal itu
tidak dibenarkan." tulis dia

3. Manfaat Shalat Dhuha Untuk Rezeki


Dalam hadits riwayat Turmudzi, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Wahai anak Adam,
bersholat lah untuk-Ku empat rakaat pada permulaan siang, niscaya akan
Aku cukupi kebutuhannmu pada sore harinya."

8
4. Dibuatkan istana di Syurga
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Majah bersabda mengenai keutamaan sholat dhuha 12
rakaat. Bagi yang mengerjakan akan diberikan Allah Ta’ala istana di
surga.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:


"Barang siapa sholat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya
istana di surga."

3. Alasan / Faktor Ummat Islam Meninggalkan Shalat Dhuha


Ada beberapa factor yang bias menyebabkan seseorang meninggalkan shalat
dhuha diantaranya :

1. Kurangnya kesadaran akan pentingnya shalat dhuha dalam agama Islam


2. Kebutuhan waktu yang padat atau kesibukan yang membuat sulit untuk
melaksanakan shalat dhuha
3. Kebiasaan malas atau kurangnya motivasi untuk melaksanakan shalat dhuha
4. Kurangnya pemahaman tentang tata cara melaksanakan shalat dhuha
5. Kondisi kesehatan yang membatasi seseorang untuk berdiri dalam shalat
dhuha.

4. Pengertian Disiplin
Dalam hal ini, kata disiplin sendiri berasal dari kata latin “discipline”. Artinya
“latihan atau pendidikan dalam pengembangan harkat, spiritualitas, dan
kepribadian”. Disiplin memanifestasikan dirinya sebagai upaya untuk
meningkatkan perilaku individu agar mengikuti prinsip dan selalu mengikuti
aturan atau norma yang berlaku. Sekarang, kata disiplin telah berkembang
maknanya dalam beberapa cara.

Disiplin beribadah dapat mendatangkan ketenangan dalam menghadapi beban


dan masalah yang terjadi di lingkungan akademik. Hal ini sesuai dengan
kepercayaan agama yang tercantum dalam Q.S. Ar-Ra’d ayat 13 : 28, :

‫َو ُي َس ِّبُح الَّر ْع ُد ِب َح ْم ِد ِه َو ا ْل َم اَل ِئ َك ُة ِم ْن ِخ ي َف ِتِه َو ُيْر ِس ُل الَّص َو ا ِع َق َف ُيِص يُب‬


‫ِب َه ا َم ْن َي َش ا ُء َو ُهْم ُي َج ا ِد ُلوَن ِف ي ال َّلِه َو ُهَو َش ِد ي ُد ا ْل ِم َح ا ِل‬
Artinya : “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para
malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu

9
menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-
bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.”(Q.S.
Ar-Ra’d : 12).

5. Cara Meningkatkan Kedisiplinan Ummat Muslim Dalam Melaksanakan


Shalat Dhuha

Ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allah


Ta’ala, dan mendekatkan diri pada Allah Ta’ala. Menurut para ulama, salah satu
ibadah yang sangat penting dalam Islam adalah Shalat. Dengan melaksanakan
shalat, seseorang akan mendapatkan energy baru dalam menjalani kehidupannya
sebagai makhluk sosial. Di lain pihak shalat juga dapat mempengaruhi aspek
psikologis yakni sebagai pembentukan kepribadian dan menjadi karakter
seseorang yang membedakannya dengan yang lainnya, termasuk shalat dhuha.
Shalat dhuha adalah ibadah yang dapat dijadikan perantara untuk mengubah
pengalaman hidup menjadi lebih baik, yang pastinya dibuktikan secara nyata
dengan melaksanakan shalat dhuha secara istiqomah. Shalat dhuha akan menjadi
pengalaman hidup yang terbaik jika di awali dengan keyakinan yang penuh
bahwa ibadah ini akan bermanfaat untuk meningkatkan dan memperbaiki diri
sendiri. Oleh karena itu, Ummat muslim seharusnya dapat membiasakan diri
untuk melaksanakan shalat dhuha.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan diri untuk
melaksanakan shalat dhuha, diantaranya :
1. Niat yang kuat
Ketika hendak melaksanakan shalat dhuha maka mulailah dengan niat yang
sungguh-sungguh untuk melaksanakan shalat dhuha secara rutin setiap hari.
Karena Allah lebih mencintai hamba-Nya yang rutin melaksanakan shalat
dhuha setiap hari walaupun hanya 2 raka’at saja dibandingkan dengan
hamba-Nya yang melakukan shalat dhuha dengan jumlah raka’at yang lebih
banyak akan tetapi jarang melaksankannya atau bahkan hanya sekali saja.
Hal ini disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu’anha, beliau
mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :

‫َأَح ُّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َتَع اَلى َأْد َو ُمَها َو ِإْن َقّل‬

Artinya : ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan
yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu
amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (HR. Muslim no.
783)

10
2. Mengetahui waktu yang tepat
Cara membiasakan shalat dhuha selanjutnya yaitu hendaknya kita
mengetahui waktu shalat Dhuha yang dimulai setelah terbitnya matahari dan
berakhir sebelum masuk waktu dzuhur. Dan waktu yang paling utama untuk
melaksanakan shalat dhuha adalah setelah terbitnya matahari sekitar 15
hingga 20 menit setelahnya.

3. Persiapan tidur yang cukup


Selanjutnya cara yang dapat kita lakukan yaitu dengan mengusahakan diri
untuk tidur lebih awal agar bisa bangun lebih cepat untuk melaksanakan
shalat dhuha, agar ketika shalat tidak terburu-buru. Selain itu, kita juga dapat
memasang alarm agar tidak terlewat waktu dhuha.

4. Motivasi dan ingat tujuan


Cara dalam meningkatkan diri dalam melaksanakan shalat dhuha yaitu
dengan menjadikan manfaat dan pahala dari melaksanakan shalat dhuha
sebagai motivasi untuk diri sendiri.

5. Langkah kecil
Langkah kecil disini maksudnya ialah mulailah melaksanakan shalat dengan
jumlah yang paling sedikit yaitu 2 raka’at terlebih dahulu, kemudian setelah
rutin melaksanakannya perlahan-lahan tingkatkan menjadi 4 raka’at, 6
raka’at dan seterusnya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan masing-
masing.

6. Konsistensi
Setelah kita mulai terbiasa untuk melaksanakan shalat dhuha maka langkah
selanjutnya yaitu kita harus konsisten dalam menjalankan shalat Dhuha.
Jadikan shalat Dhuha sebagai bagian dari rutinitas atau kebutuhan harian,
agar ketika kita meninggalkannya kita merasa ada yang kurang. Harus tetap
konsisten walaupun dalam keadaan sibuk sekalipun.

7. Do’a dan tawakkal


Cara selanjutnya yaitu dengan memohon kepada Allah Ta’ala, mohon diberi
kemudahan dalam melaksanakan shalat Dhuha secara konsisten dan dalam
diri kita sendiri pun harus kita tanamkan untuk tawakkal kepada Allah
Ta’ala.

11
BAB III

PENUTUPAN

1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah yang telah dibuat oleh peneliti
yaitu shalat Dhuha merupakan shalat sunnah yang dianjurkan oleh Allah Ta’ala
dan merupakan salah satu bentuk peningkatan nilai-nilai Islam. Dan shalat
Dhuha seharusnya dilaksanakan secara disiplin maka dari itu kita sudah
mengetahui arti kata disiplin yaitu latihan atau pendidikan dalam pengembangan
harkat, spiritualitas, dan kepribadian.

Selain itu pula dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa Ummat Muslim
sering meninggalkan shalat Dhuha dikarenakan beberapa alasan ataupun factor
salah satunya adalah kesibukan dalam bekerja. Dan diatas telah dijelaskan ada
beberapa cara untuk meningkatkan atau membiasakan diri untuk melaksanakan
shalat Dhuha agar lebih konsisten.

2. Saran
Makalah ini disarankan kepada seluruh Ummat Muslim yang ingin mengetahui
lebih dalam lagi mengenai shalat Dhuha. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis meminta para pembaca untuk
memberikan saran ataupun kritik guna menyempurnakan makalah yang telah
dibuat oleh penulis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Hadits


Ali As‘ad, ‗Terjemah Fathul Mu‘in 1‘ (Kudus: Menara, 1980), p. 9
Hudah, N. (2019). Penanaman Nilai-nilai Islam Dalam Membentuk Akhlak Mulia
Melalui Kegiatan Mendongeng di TK Terpadu Nurul Amal Buyuk
Bringkang Menganti. Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, Vol (12) ; 2,
1-19
Muchlisin,.2020.Niat Shalat Dhuha, Tata Cara, Do’a dan Keutamaannya.
https://bersamadakwah.net/sholat-dhuha/. Diakses pada Mei 2020.
Muchlisin,.2024. Surat Luqman Ayat 14, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan.
https://bersamadakwah.net/surat-luqman-ayat-14/ . Diakses pada 2024.
Muhammad Abdul Malik Az Zaghabi, ‗Malang Nian Orang Yang Tidak Shalat‘
(Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2001), p. 17
Purnama, Yulia. 2022. Fikih Shalat Dhuha. https://muslim.or.id/44198-fikih-shalat-
dhuha.html. Diakses pada 11 Oktober 2022.
Sayyid Sabiq, ‗Ringkasan Fikih Sunnah‘ (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2015), p. 58
Sulaiman Rasjid, ‗Fiqih Islam‘ (Bandung: Sinar Baru, 1990), p. 64
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2022. Amalan Lebih Baik Kontinu Walaupun Sedikit.
https://muslim.or.id/3009-amalan-lebih-baik-kontinu-walaupun-sedikit.html
Diakses pada 20 November 2022.
Yasmin, Puti. 2020. 9 Keutamaan dan Manfaat Sholat Dhuha, Lancar Rezeki Hingga
Urusan Dunia. https://news.detik.com/berita/d-5247302/9-keutamaan-dan-
manfaat-sholat-dhuha-lancar-rezeki-hingga-urusan-dunia. Diakses pada 09
November 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai